Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Secara global pada tahun 2016 terdapat 10, 6 juta kasus tuberkulosis (TB) setara dengan
120 kasus per 100.000 penduduk. Lima negara dengan kasus TB terbanyak yaitu India,
Indonesia, China, Philipina dan Pakistan. 1

Badan kesehatan dunia mendefinisikan negara dengan beban tertinggi/ high burden
countries (HBC) untuk TB dibagi menjadi 3 indikator yaitu TB, TB HIV dan MDR HIV.
Terdapat 48 negara yang masuk dalam daftar tersebut. Indonesai bersama 13 negara lainnya
masuk dalam daftar HBC untuk ketiga indicator tersebut.artinya Indonesia memiliki
permasalahan besar dalam menghadapi TB. 1

Jumlah kasus baru TB di Indonesia sebanyak 420.994 pada tahun 2017. Angka notifikasi
kasus / Case notification report (CNR) pada tahun 2008 hingga 2017 sangat bervariatif. Pada
tahun 2008 angka CNR sebanyak 131 dalam 100.000 penduduk. Pada tahun 2009 127 kasus
dalam 100.000 ribu penduduk. Tahun 2010 129 kasus dalam 100.000 ribu penduduk. Tahun
2011, 136 kasus dalam 100.000 ribu penduduk. Tahun 2012 138 kasus dalam 100.000 ribu
penduduk. Pada tahun 2013 dan 2014 terdapat penurunan terdapat 135 dan 125 dalam 100.000
penduduk. Kasus meningkat lagi pada tahun 2015 hingga 2017 sebanyak 130, 139 dan 160 kasus
dalam 100.000 penduduk. 2

Provinsi Jawa Timur pada tahun 2015 menempati ururan kedua di Indonesia setelah
jawa barat dalam jumlah penemuan penderita TB BTA + kasus baru. Angka penemuan kasus
baru BTA + sebanyak 23.183 penderita. Pada Tahun 2016, jumlah semua kasus TB diobati
3
sebanyak 47.478 kasus dari perkiraan jumlah kasus sebesar 123.414.

Terdapat lima kota di Jawa Timur yang memiliki kasus TB Paru tertinggi antara lain
Surabaya (4.739) kasus, Jember (3.128) kasus, Bojonegoro (2.287) kasus, Pamekasan (1.233)
kasus, dan Sidoarjo (918) kasus. 4

Tingginya angka kejadian TB di Indonesia, Indonesia mempunya starategi untuk


mengendalikan TB. Strategi tersebut di kenal dengan Directly Observed Treatments, Short-
course (DOTS). Komponen utama strategi DOTS adalah regimen kemoterapi anti TB standar
jangka pendek yang mengharuskan secara kontinu untuk mengkonsumsi obat kombinasi seperti
Isoniazid (H), Rifamopicin (R) Pyrazinamid (Z), Ethambutol (E) dan streptomicyn (S) setiap hari
selama 6-9 bulan. 5

Meskipun obat anti TB (OAT) memiliki kemampuan bakteriosidik dan bakteriostatik


terhadap Mycobacterium tuberculosis, namun OAT juga menginduksi berbagai efek samping,
termasuk hepatotoksis, reaksi kulit, gastrointestinal dan gangguan neurologis. Anti-tuberculosis
drug induced liver injury (ATLI) merupakan salah satu efek samping utama yang penting dan
serius yang hampir mencapai angka 7% dibandingkan efek samping yang lain. Insiden ATLI
dilaporkan bervariasi dari 2% hingga 28% berdasarkan populasi yang berbeda . Selain itu, ATLI
dapat menurunkan efektivitas terapi TB, menyebabkan penurunan kepatuhan minum obat, dan
akan mengarah pada kegagalan terapi, timbulnya kekambuhan, dan timbulnya resistensi obat.
Keseluruhan dampak negatif tersebut secara signifikan akan mengganggu pengendali epidemi
kasus TB. 5

Anda mungkin juga menyukai