Anda di halaman 1dari 45

Halaman Sampul

“PROBLEM BASED LEARNING”

BLOK ENDOKRIN, METABOLISME DAN NUTRISI

KELOMPOK I

Tutor : dr.Irjani Korwa

1. ADE INDRA SETIAWAN (20170811014010)


2. IRABU SOLMIN WENDA (20170811014016)
3. JHON JEFRI MOTE (20170811014005)
4. LICHENS P.H RUMPERIAI (20170811014030)
5. RONI RONALD YOGI (20170811014042)
6. SITI NUR AZIZAH (20170811014047)
7. TERBIN WENDA (201708110140
8. YUDITHA E.P KREY (20160811014004)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2019
Kata Pengantar

Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan Laporan
Diskusi Tutorial Blok Endokrin, Metabolik, dan Nutrisi.

Tujuan pembuatan Laporan Diskusi Tutorial Blok Endokrein, Metabolik,


dan Nutrisadalah untuk mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan yang
diberikan, sekaligus memenuhi tugas Blok Endokrin, Metabolik, dan Nutrisi.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa dalam pengerjaan laporan ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen
guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa
yang akan datang.

Jayapura, 5 Maret 2019


Daftar Isi
SKENARIO 2

Gode Tapi Balap Apa...

Tinus dan Berto sedang jalan jalan di taman sambil bercerita :

Tinus : bos,saya macam lihat ko badan tambah gode kah ? ko makan apa saja ?

Berto : sa juga bingun ini, sekarang su 96 kg , sa tinggi badan 170 cm, su tra ideal

Skali, dokter su bilang kalo sa harus kurangi makan nasi karena itu karbohidrat tinggi

Tinus : hahaha pantas..bos, itu karbohirat juga seharusnya bos makan yang banyak protein sama buah
buahan.

Tiba – tiba dari belakang seeokar anjing mengejar mereka, mereka pun lari ketakutan.

Berto lari lebih cepat dari Tinus dan segera memanjat pohon.

Tinus : Bos, badan bokar begitu tapi bisa lari balap sampe!!

Berto : sa juga tratau kenapa, mungkin ini yg dorang bilang adrenalin kapa e...

Tiuns : itu lagi, sampe ko bisa panjat pohon ini..hahahahaha


STEP I

KLARIFIKASI KATA SULIT

1. ADRENALIN
Hormon epinefrin ( adrenalin ) adalah sebuah hormon yang memicu reaksi terhadap
tekanan dan kecepatan gerakan tubuh dan merupakan salah satu hormon yang meningkat
selama kehamilan. Lokasi sintesisHormon epinefrin ini disintesis pada kelenjar adrenal
bagian medulla oleh sel-sel kromafin.Sel target epinefrin adalah sel saraf dari semua
reseptor simpatis di seluruh tubuh.

2. KARBOHIDRAT
karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom Karbon, Hidrogen dan
Oksigen, dan pada umumnya unsur Hidrogen clan oksigen dalam komposisi
menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam
amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh
dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari- hari, terutama sumber bahan makan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan.

3. PROTEIN
Protein adalah zat yang terdiri dari satu atau beberapa residu asam amino. Protein memegang
peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu organisme, yaitu sebagai pembantu reaksi
metabolisme organ tubuh, membantu mengatur fungsi DNA, menanggapi rangsangan , serta
membantu mengangkut molekul dari satu organ tubuh ke organ yang lainnya.
STEP II

MEGINDENTIFIKASI MASALAH

1. Apa itu adrenalin ?


2. Apa itu karbohidrat ?
3. Apa itu protein ?
4. Cara menghitung berat badan dan rentang berat badan ?
5. Pengertian diet karbo ?
6. Penyebab obesitas ?
7. Berdasarkan usia beban kerja aktivitas dangan asupan makanan ?
8. Metabolisme karbohidrat ?
9. Makanan yang mengandung karbohidrat ?
10. Berapa karbohidrat yang di butuhkan tubuh 1 hari ?
11. Makanan yang mengandung protein ?
12. Anatomi dan fisiologi superenal ?
13. Bagaimana sekresi dan sintesis hormon adrenalin ?
14. Hubungan adrenalin dan lari cepat ?
STEP IV

MENGENALISA MASALAH
STEP V

MENFORMULASIKAN TUJUAN BELAJAR

1. Untuk mengetahui definisi adrenalin


2. Untuk mengetahui definisi karbohidrat
3. Untuk mengetahui definisi protein
4. Untuk mengetahui Cara menghitung berat badan dan rentang berat badan
5. Untuk mengetahui Pengertian diet karbohidrat
6. Untuk mengetahui Penyebab obesitas
7. Untuk mengetahui Berdasarkan usia beban kerja aktivitas dangan asupan makanan
8. Untuk mengetahui Metabolisme karbohidrat
9. Untuk mengetahui Makanan yang mengandung karbohidrat
10. Untuk mengetahui Berapa karbohidrat yang di butuhkan tubuh 1 hari
11. Untuk mengetahui Makanan yang mengandung protein
12. Untuk mengetahui Anatomi dan fisiologi superenal
13. Untuk mengetahui Bagaimana sekresi dan sintesis hormon adrenalin
14. Untutk mengetahui Hubungan adrenalin dan lari cepat
STEP VI

BELAJAR MANDIRI

1.1 KARBOHIDRAT

1.1.1 Pencernaan Karbohidrat


Makanan yang kita makan sehari-hari dipecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam
saluran pencernaan untuk diabsorbsi dan ditransport ke berbagai sel-sel di dalam tubuh. Sel-sel
tubuh mentransformasi kedalam energi kimia dalam bentuk sederhana yang dapat dipergunakan
segera atau sebagai cadangan makanan (Mihardja, 2012).

Dalam tahap persiapan ini, reaksi reaksi yang tejadi merupakan proses pencernaan diluar
sel,dimana senyawa-senyawa kompleks (polimer) diubah oleh enzim ekstra sel menjadi
senyawa-senyawa lebih sederhana sehingga senyawa-senyawa monomer tersebut dapat masuk
kedalam sel melalui membran sitoplasma. Pada manusia, reaksi-reaksi persiapan ini berlangsung
pada sistem pencernaan.

Pencernaan karbohidrat dimulai dari dalam mulut oleh enzim dari air liur. Enzim ini
merupakan endo enzim α-1,4 glikosidik sehingga produk akhir enzim ini adalah campuran
dektrin an monosakarida. Polisakarida yang mempunyai glikosakarida ikatan selain α-1,4
glikosidik, misalnya selulosa dengan ikatan β-1,4 glikosidik tidak akn dipecah oleh enzim
ini.Selanjutnya produk enzim ini akan disempurnakan pemecahannya ketika memasuki lambung
(dengan asam lambung) dan oleh enzim α-amilase dari usus halus menjadi monomer-
monomernya (Arbianto, 1998).

1.1.2 Metabolisme Antara Karbohidrat


Setelah proses penyerapan melalui dinding halus, sebagian besar monosakarida diabawa
oleh aliran darah ke hati. Didalam hati, monosakarida mengalami proses sintesis menghasilkan
glikogen, oksidasi menjadi CO2 dan H2O, atau dilepaskan untuk dibawa dengan aliran darah ke
bagian tubuh yang memerlukannya. Sebagian lain monosakarida dibawa langsung ke sel jaringan
organ tertentu dan mengalami proses metabolisme lebih lanjut. Karena pengaruh berbagai faktor
dan hormon insuln yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas, hati dapat mengatur kadar glukosa
dalam darah. Bila kadar gukosa dalam darah meningkat sebagai akibat naiknya proses
pencernaan dan penyerapan karbohidrat, sintesi glikogen, dari glukosa ke hati akan naik.
Sebaliknya bila kadar glukosa menurun, umpamanya akibat latihan olah raga, glikogen diuraikan
menjadi glukosa untuk selanjutnya mengalami proses katabolisme menghasilkan energi (dalam
bentuk energi kimia, ATP) yang dibutuhkan oleh kegiatan olahraga tersebut (Wirahadikusumah,
1985).
1.1.3 Penguraian dan pembentukan glukosa
Proses penguraian glukosa menjadi piruvat, alkohol, laktat, atau CO2 dan air dapat
berlangsung melalui beberapa jalan metabolisme, tergantung dari keadaan lingkungan, keadaan
dalam sel, atau macam jasadnya. Satu macam jasad hidup dapat melakukan satu atau lebih jalur
metabolisme penguraian glukosa tergantung pada diperlukan atau tidaknya proses penguraian
tersebut. Dalam hal ini tiap jasad hidup mempunyai sistem kontrolnya sendiri.

1. Glikolisis
Glikolisis adalah proses katabolisme glukosa ( memiliki 6 atom karbon ) secara enzimatik
melalui 10 tahap reaksi enzimatik, untuk menghasilkan 2 molekul piruvat ( memiliki 3 atom C)
(Simorangkir, 2016).

Glikolisis merupakan suatu lintas pusat universal dari katabolisme glukosa, tidak hanya
di dalam hewan dan tumbuhan, tetapi juga di dalam banyak mikroorganisme. Urutan reaksi
glikolitik pada setiap spesies berbeda hanya dalam cara pengaturan kecepatan reaksi, dan dalam
jalur metabolik selanjutnya dari piruvat yang terbentuk (Lehninger, 1982).

Reaksi – reaksi jalur glikolisis

Dengan adanya oksigen (dalam suasana aerob), glikoslis berlangsung menghasilkan


piruvat, atau tanpa oksigen (glikolisis anaerob) menghasilkan laktat. Berikut adalah tahap-tahap
proses glikolisis :

- Reaksi tahap pertamanya adalah pemasukan satu gugus fosfat kedalam molekul glukosa
menghasilkan glukosa 6-fosfat. Reaksi ini dikalisis oleh glukokinase yang memerlukan ion Mg 2+
sebagai kofaktornya. Sedangkan gugus fosfat dan energi yang diperlukannya didapat dari
penguraian ATP menjadi ADP.

Gambar 2.1 Reaksi tahap pertama jalur glikolisis (Admin, 2016).

- Reaksi glikolisis tahap 2 merupakan isomerisasi glukosa 6-fosfat menjadi fruktosa 6-fosfat,
dikatalisis oleh fosfoheksoisomerisase yang juga mengkatalisis kebalikannya. Dalam reaksi ini
tidak terjadi penguraian maupun pembentukan ATP
Gambar 2.2 Reaksi tahap kedua jalur glikolisis (Admin, 2016).

- Reaksi tahap ketiga adalah memasukkan gugus fosfat dari ATP, dikatalisis oleh
fosfofruktokinase dengan ion Mg 2+sebagai kofaktornya menghasilkan 1,6- difosfat
- Gambar 2.3 Reaksi tahap ketiga jalur glikolisis (Admin, 2016).
- Reaksi tahap keempat adalah pemecahan senyawa karbohidrat beratom enam menjadi dua

senyawa beratom tiga, gliserida 3-fosfat dan dihidroksiaseron fosfat. Reaksi ini dikatalis oleh
aldolase yang juga bekerja untuk reaksi berkebalikannya. Selanjutnya terjadi isomerasi bolak
balik antara kedua senyawa beratom tiga ini dikatalisis oleh triosafosfat isomerase.

- Reaksi tahap 5 ini,dihidroksiaseton fosfat diubah seluruhnya menjadi gliseraldehida 3-fosfat


sehingga kemungkinan hilangnya setengah dari energi molekul glukosa dapat dicegah. Dapat
dikatakan disini pemecahan satu molekul fruktosa 1,6-difosfat menghasilkan dua molekul
gliserldehida 3-fosfat.

Gambar 2.4 Reaksi tahap keempat dan lima jalur glikolisis (Admin, 2016).
- Reaksi tahap keenam merupakan perubahan gliseraldehida 3-fosfat menjadi asam 1,3-
difosfogliserat, yang melibatkan reaksi pemasukan satu gugus fosfat dari asam fosfat (bukan
dari ATP), dan oksidasi molekul aldehida menghasilkan asam karboksilat. Raksi oksidasi ini
dikatalisis oleh gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase dan dirangkaikan dengan reaksi reduksi
pembentukan NADHdari NAD+.

Gambar 2.5 Reaksi tahap keenam jalur glikolisis (Admin, 2016).

- Reaksi tahap ketujuh dikatalisis oleh fosfogliserat kinase (dengan ion magnesiumsebagai
kofaktor), menghasilkan asam 3-fosfogliserat, reaksi tahap keenam ini merupakan reaksi
pertama yang menghasilkan energi. Tahap reaksi sebelumnya memerlukan energi dan gugus
fosfat dari penguraian ATP menjdi ADP.

Gambar 2.6 Reaksi tahap ketujuh jalur glikolisis (Admin, 2016).

- Reaksi tahap kedelapan adalah isomerisasi asam gliserat 3-fosfat menjadi asam gliserat 2-
fosfat, dikatalisis oleh fosfogliserat mutase
Gambar 2.7Reaksi tahap kedelapan jalur glikolisis (Admin, 2016).
- Reaksi tahap kesembilan, enzim enolase melepaskan satu molekul H2O dari asam fosfoenol
piruvat. Kedua enzim ini memerlukan adanya ion magnesium (atau ion mangan) sebagai
kofaktor.

Gambar 2.8Reaksi tahap kesepuluh proses glikolisis (Admin, 2016).

- Reaksi tahap akhir glikolisis adalah pembentukan asam piruvat dari asam fosfoenolpiruvat
melalui senyawa antara asam enolpiruvat. Dalam reaksi yang dikatalisis oleh piruvat kinase ini
(dengan ion magnesium sebagai kofaktor) gugus fosfat yang dilepaskan oleh fosfoenolpiruvat
dipakai untuk mensintesis ATP dari ADP. Perubahan enolpiruvat ke asam piruvat terjadi secara
spontan

Gambar 2.9 Reaksi tahap kesepuluh jalur glikolisis (Admin, 2016).


Adapun Reaksi glokolisis tersebut dapat dirangkai sebagai berikut :

Gambar 2.10Rangkaian proses glikolisis secara lengkap(Admin, 2016).

2. Glikolisis anaerob
Dalam keadaan tanpa oksigen respirasi terhenti karena proses pengangkutan elektron
yang diuraikan dengan fosfolisasi bersifat oksidasi melalui rantai pernafasan yang
menggunakan molekul oksigen sebagai penerima elektron terakhir, tidak berjalan. Akibatnya,
jalan metabolisme lingkar asam trikarboksilat (daur krebs) akan terhenti pula sehingga piruvat
tidak lagi masuk ke dalam daur krebs melainkan dialihkan pemakaiannya yaitu diubah menjadi
asam laktat oleh laktat dehidrogenase dengan NADH yang dihasilkan oleh reaksi tahap kelima
dalam glikolisis tidak dipakai untuk membentuk ATP melainkan digunakan untuk reaksi
reduksi 2 molekul asa piruvat menjadi asam laktat. Jadi pada glikolisis anaerob ini energi yang
dihasilkan hanya 2 molekul ATP saja. Jumlah ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan
energi yang dihasilkna oleh glikolisis aerob, yaitu 8 ATP.
Berikut adalah reaksi glikolisis anaerob yakni perubahan piruvat ke laktat dalam proses
fermentasi asam laktat.

Gambar 2.11 Reaksi perubahan piruvat menjadi asam laktat dalam proses fermentasi asam
laktat (Wirahadikusumah, 1985).

3. Fermentasi Alkohol

Dalam beberapa jasad renik seperti ragi, glukosa dioksidasi menghasilkan etanol dan
CO2 dalam proses yang disebut fermentasi alkohol. Jalur metabolisme proses ini sama
dengan glikolisis sampai terbentuknya piruvat.Dua tahap reaksi enzim berikutnya adalah
reaksi perubahan asam piruvat menjadi asetaldehida, dan reaksi reduksi asetaldehida menjadi
alkohol. Dalam reaksi yang pertama piruvat didekarboksilase diubah menjadi asetaldehida
dan CO2oleh piruvat dekarboksilase,suatu enzim yang tidak terdapat pada hewan.

Gambar 2.10 Reaksi keseluruhan fermentasi alkohol (Wirahadikusumah, 1985).

4. Pernafasan atau respirasi


Respirasi adalah proses reaksi kimia yang terjadi bila sel menyerap oksigen,
menghasilkan CO2 dan air. Sumber karbon yang dipakai dalam proses ini tidak khusus.
Pernafasan dala arti yang lebih khusus adalah proses penguraian glukosa dengan
menggunakan oksigen, menghasilkan CO2, air, dan energi (dalam bentuk energi kimia, ATP)
yang melibatkan jalan metabolisme glikolisis, daur krebs, dan fosforilasi bersifat oksidasi

- Daur asam trikarboksilat atau daur asam sitrat :

Siklus asam sitrat (Siklus Krebs atau siklus asam trikarboksilat) merupakan lints umum
terakhir bagi oksidasi gugus asetil, tempat bertemunya molekul bahan bakar organik sel,
karbohidrat, asam lemak, dan asam amino, selama katabolisme (Lehninger, 1990).

Gambar 2.11 Tahap – Tahap respirasi sel (Lehninger, 1990).


Berikut ini adalah tahap-tahap siklus asam sitrat,yang terdiri dari 8 tahapan :

-Pembentukan asam sitrat

Reaksi pertama siklus krebs adalah kondensasi asetil Ko-A dengan oksalasetat membentuk
sitrat, dikatalisis oleh sitrat sintase. Pada reaksi ini, karbon metil gugus asetil dari asetil Ko-A
berkondensasi dengan gugus karbonil pada okasloasetat: secara serentak ikatan tioester
dipecahkan untuk membebaskan koenzim A bebas ( Simorangkir, 2016).

-Sitrat diubah menjadi isositrat melalui sis-Akonitat

Enzim akonitase mengkatalisis pengubahan dapat balik sitrat menjadi isositrat, melalui
pembentukan senyawa antara asam trikarboksilat sis-akonitat yang biasanya tidak terdisosiasi
dari sisi aktif enzim. Akonitase mengkatalisis penambahan H2O secara dapat balik kepada ikatan
ganda pada sis-akonitat yang terikat oleh enzim dalam dua cara yang berbeda, yang satu menuju
ke pembentukan sitrat, dan yang lain ke pembentukan isositrat

-Isositrat mengalami dehidrogenasi menghasilkan α-ketoglutarat dan CO2

Pada tahap ini, isositrat terhidrogenasi menjadi α-ketoglutarat dan CO2oleh


isositratdehidrogenase. Terdapat dua jenis isositrat dehidrogenase, yang satu memerlukan NAD+
sebagai penerima elektron, dan yang lain NADP+ yang lainnya. Reaksi keseluruhan yang
dikatalisis oleh kedua isositrat dehidrogenase selain perbedaan diatas, bersifat sama.

-α-ketoglutarat Dioksidasi menjadi suksinat dan CO2

Pada tahap ini, α-ketoglutarat mengalami dekarbosilasi oksidatif, membentuk suksinil-KoA


dan CO2 oleh kerja kompleks α-ketoglutarat dehidrogenase, yang mengkatalisis reaksi

- Pengubahan suksinil Ko-A menjadi subsinat

Suksinil Ko-A, produk dari tahap sebelumnya merupakan senyawa berenergi tinggi. Seperti
asetil Ko-A, suksinil Ko-A. Didalam sel, suksinil Ko-A tidak kehilangan gugus Ko-A nya
melalui hidrolisis sederhana, yang akan membuang energi bebas. Sebaliknya suksinil Ko-A
melangsungkan reaksi berkaitan yang menyimpan energi, yaitu pemecahan ikatan tioester yang
terjadi bersamaan dengan fosforilasi guanosin difosfat (GDP) menjadi guanosin trifosfat (GTP)

-Dehidrogenasi Suksinat menjadi fumarat

Suksinat yang dibentuk dari suksinil Ko-A didehidrogenasi menjadi funarat oleh suatu flavo-
protein suksinat dehidrogenasi yang mengandung flavin adenin dinukleotida yang terikat secara
kovalen
-Fumarat terhidrasi membentuk malat

Hidrasi dapat balik fumarat menjadi L-malat, dikatalisis oleh fumarat hidratase. Enzim ini
yang lebih umum disebut fumarase.

-Malat mengalami dehidrogenasi membentuk oksaloasetat

Pada reaksi terakhir siklus asam sitrat, L-malat dehidrogenase yang mengikat NAD, yang
terdapat didalam matriks mitokondria, mengkatalisis dehidrogenase L-malat menjadi
oksaloasetat. ( Lehninger, 1990)

5. Glukoneogenesis

Pada dasarnya glukoneogenesis ialah sintesis glukosa dari senyawa yang bukan
karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses glukoneogenesis
berlangsung terutama di hati, dan diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian reaksi
dalam proses yaoitu glukoneogenesis

Gambar 2.12 Rangkaian reaksi glukoneogenesis (Djakani, 2013).


Glukoneogenesis terkait dengan banyak enzim yang sama dengan glikolisis, tetapi
glukoneogenesis bukan kebalikan dari proses glikolisiskarena terdapat tiga tahap reaksi dalam
glikolisis yang tidak reversibel, artinya perlu enzim lain untuk kebalikannnya, yaitu glukokinase,
fosfofruktokinase, dan piruvatkinase. Glukagon meransang glukoneogenesis dengan meransang
enzim-enzim tersebut terutama fosfoenol piruvat karboksikinase. Biosintesis enzim-enzim
tersebut juga dipengaruhi oleh insulin dan hormon glukokortiroid. Defek enzim glikoneogenesis
menimbulkan hipoglikemia dan asidosis laktat.

Enam ikatam fosfat berenergi tinggi digunakan untuk pembentukan glukosa dalam reaksi
ini. Hubungan antara glikoneogenesis dengan jalur gliokitik dapat diperlihatkan pada Gambar
2.12 tersebut.

Glukokortikoid disekresikan oleh korteks adrenal dan juga disintesis di jaringan adiposa
tanpa diregulasi. Hormon ini bekerja dengan meningkatkan glukoneogenesis melalui
peningkatan katabolisme asam amino di hati akibat induksi pada aminotransferase (dan enzim
lain, misalnya triptofan dioksigenase) serta enzim-enzim kunci pada glukoneogenesis. Hal ini
menunjukkan mengapa resistensi insulin sering dijumpai pada obesitas (Djakani dkk.,2013).

6. Pembentukan Glikogen (Glikogenesis) dan penguraian glikogen (Glikogenolis)


Sintesis dan pemecahan glikogen tidak hanya merupakan pembalikan serangkaian reaksi.
Masing-masing proses merupakan suatu jalan metabolisme yang sama sekali terpisah dan
dikatalisis oleh enzim- enzim yang berlainan. Pembentukan glikogen terjadi pada hampir setiap
jaringan tubuh, tetapi terutama dalam hati dan otot. Pada manusia, hati mengandung sebanyak
6% berat basahnya sebagai glikogen bila dianalisis segera setelah makan banyak karbohidrat.
Setelah 12-18 jam puasa, hati hampir tidak mengandung glikogen. Glikogen otot jarang
meningkat lebih dari 1% dan hanya berkurang dengan bermakna setelah kerja keras yang
berlangsung lama. Fungsi glikogen otot bertindak ebgai sumber unit-unit heksosa untuk
glikolisis dalam otot itu sendiri. Glikogen hati sebagian vbesar berurusan dengan ekspor unit-unit
heksosa untuk mempertahankan glukosa darah, khususnya diantara waktu makan.
7. Glikogenesis
Pada saat orang berpuasa atau sedang melakukan aktivitas (latihan olahraga, bekerja dll.)
yang berlebihan akan menyebabkan turunnya kadar glukosa dalam darah menjadi 60 mg/100 ml
darah. Keadaan ini (kadar gula darah turun) akan memacu hati untuk membebaskan glukosa dari
pemecahan glikogen yang disebut proses glikogenesis. Glikogenesis diransang oleh hormon
glukagon dan andrenalin (Baret dkk.,1986)

Mekanisme reaksi glikogenesis,gugus fosfat dan energi yang diperlukan dalam reaksi
pembentukan glukosa 6-fosfat dari glukosa diberikan oleh ATP yang berperan sebagai senyawa
kimia berenergi tinggi, sedang enzim yang mengkatalisisnya adalah glukokinase. Selanjutnya,
dengan fosfoglukomutase, glukosa 6-fosfat mengalami reaksi isomerisasi menjadi 1 glukosa 1-
fosfat.

Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP), dikatalisis oleh glukosa 1-fosfat
uridil transferase menghasilkan uridin difosfat glukosa (UDP-glukosa) dan pirofosfat (PPi). Pada
tahap terakhir glikogenesis terjadi reaksi kondensasi antara UDP-glukosa dengan unit glukosa
nomor satu dalam rantai glikogen primer menghasilkan rantai glikogen baru dengan tambahan
satu unit glukosa. Dalam reaksi yang dikatalisis oleh glikogen sintase ini, terjadi ikatan α( 1-4)
glikosida baru antara glukosa yang dilepaskan dari UDP-glukosa dengan unit glukosa nomor satu
pada rantai glikogen primer (Wirahadikusumah, 1985)..

8. Glikogenolisis
Deretan reaksi hidrolisis glikogen menjadi glukosa merupakan proses katabolisme
cadangan sumber energi. Enzim utama yaitu glikogen fosforilase, memecah ikatan 1-4 glikogen.
Selanjutnya, enzim transferase akan memindahkan tiga residu glukosil dari cabang terluar ke
cabang lain. Pemindahan ini menyebabkan titik cabang 1-6 terpapar. Ikatan 1-6 akan diputus
oleh debranching enzyme ( amino 1-6 glukosidase). Transferase dan debranching enzyme akan
mengubah struktur bercabang glikogen menjadi lurus, yang membuka jalan untuk pemecahan
selanjutnya oleh fosforilase dan menghasilkan glukosa 1 fosfat. Glukosa 1 fosfat secepatnya
diubah menjadi glukosa 6 fosfat di hepar dan ginjal. Glukosa 6 fosfate mengeluarkan fosfat dari
glukosa 6 fosfat sehingga glukosa berdifusi dari sel ke darah yang berakibat kenaikan gula darah
(Djakani dkk., 2013).
1.1.3 ORGAN-ORGAN YANG TERLIBAT DALAM METABOLISME KARBOHIDRAT

1. Hati
Hati (Hepar/liver) merupakan organ homeostatik yang berperan dalam menjaga kadar
gula darah (KDG) agar tetap berada pada posisi serasi dan seimbang(hemeostatis). Glukosa (juga
fruktosa dan galaktosa) dalam darah masuk lewat vena porta hepatica, sinusoid, kemudian sel
hati, selanjutnya oleh sel hati akan diubah menjadi glikogen (Glikogenesis).

Selain itu hati juga berfungsi sebagai berikut ini :

- Sintesi protein dan degradasi serta pembentukan urea dari nitrogen


- Sintesis, penyimpanan dan penggunaan lipid
- Pembentukan empedu untuk digesti lemak
- Inaktivasi senyawa kimia, detoksifikasi racun oleh sel retikuloendothelial (SER)
- Absorpsi dan penyimpanan zat anti-anemik yang penting untuk pematangan (maturasi)
eritosit

2. Pankreas
Pankreas merupakan organ yang memiliki kemampuan sebagai eksokrin maupun
endokrin. Bagian endokrin kelenjar pankreas yakni bagian pulau langerhans tersusun atas sel α
dan sel β yang berperan menghasilkan hormon yang mengontrol metabolisme karbohidrat, yaitu :

- Glukagon, disekresikan oleh sel α pankreas, berperan sebagai faktor hiperglikemik


artinya sebagai faktor yang menyebabkan meningkatnya kadar glukosa darah
- Insulin, disekresikan oleh sel β pankreas, merupakan faktor hipoglikemik artinya sebagai
faktor yang menyebabkan penurunan kadar glukosa darah. Insulin berperan untuk
meningkatkan sintesis glikogen.

3. Medulla adrenal
Tersusun atas sel kormafin yang berperan menghasilkan hormon epinerfrin (andrenalin)
atau disebut juga katekolamin. Sekresi epinerfin diransang oleh saraf simpatis sebagai respon
terhadap turunnya kadar glukosa darah. Epinerfin berperan meningkatkan kadar glukosa darah
dan asma laktat karena meransang glikogenesis pada hati dan otot sehingga terjadi
hiperglikemik.

Mekanismenya sebagai berikut:

- Glukosa dibebaskan dari timbunan (cadangan) glikogen melalui mekanisme


glikogenolisis di hati
- Sekresi inslin dihambat
- Penurunan kadar gula darah secara langsung meransang saraf sympatis yang
menginervasi medulla andrenal untuk mensikresikan epinerfin
- Epinerfin akan meningkatkan glikogenolisis pada otot dan hati sehingga meningkatkan
kadar gula darah
- Apabila kebutuhan glukosa telah tercapai, maka akan terjadi hiperglikemi, kemudian
akan terjadi glikogenesis, sekresi insulin meningkat dan sekresi epinerfin terhambat

4. Kelenjar tiroid (thyroid)


Kelenjar tiroid mensekresikan hormon tiroksin yang berperan untuk menungkatkna
metabolisme teruama oksidasi seluler (Baret dkk., 1986).

.1.1.4 KARBOHIDRAT YANG TERSEDIA DI DALAM MAKANAN.

Asupan makanan yang berasal dari karbohidrat pada berbagai makanan dapat dilihat pada tabel. 1
dan 2. Sumber utama karbohidrat yang dapat di cerna berasal dari nabati. Makanan yang berasal dari
tanaman ini juga merupakan satu-satunya sumber ser
Makanan yang berasal dari hewan yang mengandung karbohidrat dalam jumlah cukup banyak
adalah susu, tiram dan hati.
1.1.5 Fungsi karbohidrat
Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan
makanan, seperti rasa, warna dan tekstur.

1.1.6 Fungsi karbohidrat di dalam tubuh adalah:


1. Fungsi utamanya sebagai sumber enersi (1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori) bagi kebutuhan
sel-sel jaringan tubuh. Sebagian dari karbohidrat diubah langsung menjadi enersi untuk aktifitas
tubuh, clan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan di otot. Ada beberapa jaringan
tubuh seperti sistem syaraf dan eritrosit, hanya dapat menggunakan enersi yang berasal dari
karbohidrat saja.
2. Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil enersi.
Kebutuhan tubuh akan enersi merupakan prioritas pertama; bila karbohidrat yang di
konsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan enersi tubuh dan jika tidak cukup terdapat lemak
di dalam makanan atau cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh, maka protein akan
menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil enersi. Dengan demikian protein akan
meninggalkan fungsi utamany

sebagai zat pembangun. Apabila keadaan ini berlangsung terus menerus, maka keadaan
kekurangan enersi dan protein (KEP) tidak dapat dihindari lagi.

3. Membantu metabolisme lemak dan protein dengan demikian dapat mencegah terjadinya ketosis dan
pemecahan protein yang berlebihan.
4. Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.
5. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh. Laktosa rnisalnya berfungsi
membantu penyerapan kalsium. Ribosa merupakan merupakan komponen yang penting dalam asam
nukleat.
6. Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna, mengandung serat (dietary fiber)
berguna untuk pencernaan, memperlancar defekasi.
1.2 PENGERTIAN DIET DAN DIET KARBOHIDRAT

1.2.1 Pengertian Diet

Dalam kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga 2009 keluaran Persatuan Ahli Gizi
Indonesia (Persagi), Diet memiliki arti sebagai pengaturan pola dan konsumsi makanan serta
minuman yang dilarang, dibatasi jumlahnya, dimodifikasi, atau diperolehkan dengan jumlah
tertentu untuk tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan berat badan .

Oleh karena itu Diet dapat di defenisikan sebagai usaha seseorang dalam mengatur pola
makan dan mengurangi makan untuk mendapatkan berat badan yang ideal .

Sekarang diet memiliki banyak jenis dari diet rendah kalori, diet rendah protein, diet jantung,
diet rendah gula, diet rendah garam, hingga diet rendah purin (untuk penderita gout atau asam
urat).Adapun demikian macammacam diet dan definisinya akan dirangkum dibawah ini :

1.2.2 Diet berdasarkan asupan makanan / gizi :

- Diet rendah kalori rendah karbohidrat .

Diet karbohidrat adalah pola makan yang mengurangi asupan karbohidrat atau menghindari
makanan yang mengandung karbohidrat tinggi, guna menurunkan berat badan. Contoh
makanan berkarbohidrat adalah pasta, roti, beras, sereal, juga buah dan sayur yang
mengandung karbohidrat. Pola makan diet karbohidrat ini biasanya menganjurkan konsumsi
makanan yang tinggi protein dan lemak
Karbohidrat sederhana (misalnya yang ditemukan dalam gula, roti putih, pasta, biskuit, dan
sereal) mengandung indeks glikemik tinggi. Artinya, makanan tersebut menyebabkan
peningkatan gula darah secara mendadak dan tajam. Jika tidak

digunakan, gula darah tersebut akan disimpan sebagai lemak.


Dalam kondisi normal, tubuh membakar karbohidrat untuk dijadikan bahan bakar atau energi.
Ketika asupan karbohidrat dikurangi secara drastis dengan melakukan diet karbohidrat,
metabolisme tubuh akan memasuki proses ketosis, yaitu membakar lemak untuk
mendapatkan sumber energi. Ketika lemak dibakar dan menjadi sumber energi utama, berat
badan pun akan berkurang.

Tidak berarti orang lantas tidak makan semua jenis karbohidrat. Cukup mengurangi asupan
karbohidrat dari biasanya.

Pengurangan karbohidrat harus disesuaikan dengan pola aktivitas, dan dilakukan secara
perlahan dalam hitungan mingguan maupun bulanan. Hindari menurunkan asupan karbo
terlalu banyak
jika Anda aktif beraktivitas dengan intensitas yang cukup tinggi. Terlalu sedikit karbohidrat
akan menurunkan metabolisme dan dapat menghilangkan massa otot. Penurunan asupan
karbohidrat juga harus diimbangi dengan asupan protein dan serat yang mencukupi.

Sebagian besar jumlah karbohidrat yang dikurangi sebaiknya diganti dengan mengonsumsi
berbagai protein yang berasal dari daging, ikan, telur, serta kacang-kacangan. Untuk
mempertahankan rasa kenyang, konsumsilah sayuran dan buah serta sumber lemak yang
sehat dari olahan susu, minyak kelapa, dan mentega.

Diet rendah karbohidrat pada umumnya tidak menurunkan kalori berlebih, hanya
menghindari asupan karbohidrat sederhana terlalu banyak. Dalam menjalankan diet ini,
hindari berbagai minuman manis, makanan mengandung gluten, lemak trans, pemanis buatan,
sirup jagung tinggi fruktosa, makanan “low fat” serta makanan olahan tepung. Pilihlah
berbagai makanan mentah atau yang dimasak terlebih dahulu dibandingkan dengan makanan
kemasan.

Konsumsilah beras merah atau roti gandum. Beras merah merupakan sumber karbohirat yang
baik karena kandungan seratnya sangat tinggi dan juga mengandung zat besi dan vitamin B.
Selain pada beras merah, sumber karbohidrat lain dapat ditemui pada kentang, ubi, roti
gandum, oatmeal dan masih banyak lagi. Asupan protein dan lemak tetap diperhatikan,
namun tidak terlalu tinggi.

1.2.3 Makanan yang mengandung protein

Protein adalah zat yang terdiri dari satu atau beberapa residu asam amino. Protein memegang
peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu organisme, yaitu sebagai pembantu reaksi
metabolisme organ tubuh, membantu mengatur fungsi DNA, menanggapi rangsangan , serta
membantu mengangkut molekul dari satu organ tubuh ke organ yang lainnya.

1.2.4 Jenis Protein

Protein digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :

1.2.5 Protein Nabati

Protein ini biasanya terdapat pada tumbuh-tumbuhan. Kita bisa mendapatkannya dari olahan
kedelai seperti tahu, tempe, tofu, susu kedelai. Selain itu kacang polong, almond, brokoli,
bayam, beras dan beberapa jenis tumbuhan lain dipercaya mengandung protein yang tinggi.
1. Gandum (16.g / 100 gr)
Gandum adalah sereal yang banyak mengandung protein kacang-kacangan. Protein
dalam gandum hampir setara dengan kualitas protein kedelai. Kadar protein dari gandum
berkisar 12 sampai 24 % tertinggi di antara sereal yang lain. Protein yang terkandung dalam
100 g gandum adalah 16,9 g.
Selain protein, gandum juga banyak mengandung karbohidrat, vitamin B1, B2, B3, B5, B9,
kalsium, zat besi, fosfor, magnesium, zinc.

2. Beras (7.13/100 g)
Beras merupakan makanan pokok lebih dari setengah populasi di dunia.  Ini adalah
sumber energi makanan utama untuk 17 negara di Asia dan Pasifik, 9 negara di Amerika
Utara dan Selatan dan 8 negara di Afrika. Beras menyediakan 20% dari pasokan energi
makanan di dunia, sementara gandum memasok 19% dan jagung (corn) 5%.populasi dunia.
Sebuah analisis menyatakan bahwa nilai gizi yang terkandung dalam beras berbeda-beda
tergantung jenisnya.
Sumber protein yang bisa didapat dari 100 g beras adalah sekitar 7,13 g. Sementara
kandungan gizi tertinggi yang dimiliki beras adalah karbohidrat sebanyak 80 g.
Selain kedua nutrisi tersebut, beras juga banyak mengandung vitamin B1, B2, B3, B5,B6,
Magnesium, Kalsium, Fosfor, Potasium, dan Zinc. Namun harus ingat yah, nasi
adalah makanan yang mengandung kalori tinggi.
3. Bayam (2.9 g/ 100 gr)
Bayam banyak mengandung nutrisi yang baik bagi tubuh, dalam 100 gram bayam kita
bisa mendapatkan diantara karbohidrat sebesar 3,6 g protein sebesar 2,9 g  zat besi 2,71 mg.
Dan masih banyak lagi kandungan gizi dalam bayam, seperti Vitamin A, Vitamin B1, B2, B3,
B6, B9, vitamin C, vitamin E, vitamin K, kalsium, fosfor, magnesium, lemak, potasium, dan
zinc.

4. Kacang kedelai (36.49 g / 100gr)


Kedelai dianggap sebagai sumber protein yang lengkap. Protein kedelai setara
dengan protein yang dihasilkan daging dan telur.
Para ahli mengatakan bahwa produk kedelai sangat bagus digunakan untuk menggantikan
produk hewani lainnya karena kedelai memiliki protein yang lengkap, sedang produk hewani
biasanya cenderung mengandung lebih banyak lemak, terutama lemak jenuh.
Protein yang dihasilkan kedelai adalah 36,49 g / 100 g kedelai. Adapun bentuk olahan dari
kedelai itu sendiri adalah seperti tempe, tahu, tofu, serta susu kedelai.

5. Kacang hijau(3.04 g / 100 gr)


Kandungan protein yang lainnya bis kita dapatkan dari kacang hijau. Dimana
setiap 100 g nya bisa menghasilkan protein sebesar 3,04 g.

6. Almond (21.22 g / 100 gr)


Almond adalah makanan padat nutrisi dan merupakan sumber yang kaya vitamin
E, yang mengandung 26 mg per 100 g. Ia juga kaya serat, vitamin B, mineral penting
seperti magnesium, tembaga, mangan, kalsium, dan kalium serta lemak tak jenuh tunggal
dan lemak tak jenuh ganda. Sedangkan kandungan protein yang terdapat dalam 100 g
almond mencapai 21,22 g.  Hal tersebut bisa membuktikan bahwa almond merupakan
jenis kacang-kacangan yang layak dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan gizi pada
tubuh.

7. Biji bunga matahari(20.78 g / 100 gr)


Biji bunga matahari yang biasa kita sebut kuaci, ternyata juga memiliki kandungan
protein yang cukup tinggi. Dalam setiap 100 gramnya bisa menghasilkan 20,78 g protein. 
Biasa kita mengkonsumsi biji bunga ini sebagai camilan / snack.
Selain protein, biji bunga matahari juga banyak mengandung karbohidrat, vitamin, dan zat-zat
berguna lainnya.

8. Kacang polong (25 g / 100 g)


Kacang polong sangat tinggi serat. Selain itu ia juga kaya protein dan vitamin
lainnya. 100 g kacang polong bisa menghasilkan protein sebanyak 25 g.
9. Brokoli (2.82 g / 100)
Brokoli merupakan jenis sayuran hijau yang banyak mengandung vitamin C dan
serat. Brokoli merupakan sumber zat yang sangat berguna untuk perbaikan DNA dalam
sel yang digunakan untuk membunuh sel kanker dalam tubuh.
Dalam 100 gram brokoli, kita bisa mendapatkan manfaat protein sebanyak 2,82 g vitamin
C sebanyak 30 mg.

10. Kentang (2 g / 100 gr)

Kentang merupakan jenis umbi-umbian yang banyak mengandung vitamin dan


mineral. Selain kedua kandungan tersebut,  dalam kentang kita bisa mendapatkan sumber
protein yang sangat berguna bagi tubuh kita. Dalam sajian 100 g kentang kita bisa
mendapatkan manfaat 2g protein kentang. Masih banyak lagi manfaat yang bisa kita temukan
dalam tanaman tersebut karena ia merupakan makanan penambah darah rendah dan makanan
penurun kolesterol jahat super cepat.

1.2.6 Protein Hewani

Protein yang berasal dari hewan, seperti daging, susu sapi, susu kambing, berbagai
jenis ikan, telur, keju dan masih banyak lagi.
1. Ikan Tuna (29 g protein / 100 gr)

Ikan Tuna merupakan jenis ikan laut yang memiliki daging berwarna merah dan putih.
Ikan ini merupakan sumber penghasil yang baik untuk  asam lemak omega 3. Selain itu ikan
tuna juga mengandung banyak protein.  Dari 100 gram ikan tuna bisa menghasilkan 29 g
protein.

Selain omega 3 dan protein dalam diri ikan tuna juga mengandung vitamin A dan D,
kolin, kalsium, fosfos, zat besi, magnesium, serta zinc.

2. Telur (12.6 gr / 100 gr) – Terutama Putih Telurnya

Telur merupakan salah satu sumber protein terbaik di bumi ini. Kandungan protein
dalam telur sangat mudah dicerna. Selain itu, hampir tidak ada lemak tak jenuh di dalamnya,
sehingga kita bisa mendapatkan seluruh protein darinya. Dan juga kandungan kalori dalam
telur juga sangat rendah.

Kandungan protein disetiap 100 gram telur adalah 12,6 gram. Selain protein kita juga
bisa mendapatkan nutrisi lainnya dari telur, diantaranya vitamin dan mineral, termasuk retinol
[31] (vitamin A), riboflavin (vitamin B2), asam folat (vitamin B9) , vitamin B6, vitamin B12,
kolin, zat besi, kalsium, fosfor dan kalium.

3. Keju (21 gr/100gr)

Keju adalah makanan yang berasal dari susu yang diolah dengan berbagai macam rasa
dan bentuk. Nilai gizi dari keju itu sendiri berbeda beda. Kandungan  protein yang terdapat
dalam 100 gram keju adalah sebesar 21 gram dan kalsium sebanyak 200 mg.

Beberapa hasil study menyatakan bahwa keju dapat membantu mencegah kerusakan
pada gigi. Protein, kalsium serta fosfor yang terkandung dalam keju dapat membantu
melindungi email gigi.

4. Susu Sapi (3.20 g / 100 gr)

Susu sapi diketahui memiliki jumlah kalsium paling banyak dan memiliki kandungan
protein dua kali lipat dibanding jenis susu lainnya. Jenis susu sapi ada dua yaitu whole
(lengkap) dengan kandungan kalori dan lemak total yang lebih banyak dibandingkan dengan
susu sapi skim.
Dalam setiap 100 gram sajian susu sapi kita bisa mendapatkan protein 3,20 g dan
kalsium sebanyak 143 mg. Masih banyak kandungan gizi lain dalam susu sapi diantaranya,
lemak, vitamin, karbohidrat, fosfor, dan zat besi. Kandungan zat gizi ini sangat
ampuh  sebagai makanan penambah berat badan.

5. Susu kambing (8.7 g / 100 gr)

Kandungan proteinnya tinggi, susu kambing sangat baik untuk pertumbuhan dan
pembentukan jaringan tubuh. Ia merupakan sumber protein yang murah tetapi bermutu tinggi.
Dalam sajian 100 g mengandung protein 8,7 g.

Rantai asam lemak susu kambing lebih pendek dibanding susu sapi sehingga lebih
mudah dicerna dan diserap sistem pencernaan manusia. Kandungan asam kaprik dan
kapriliknya mampu menghambat infeksi terutama yang disebabkan oleh cendawan candida.
Susu kambing juga tidak mengandung agglutinin yaitu senyawa yang membuat molekul
lemak menggumpal seperti pada susu sapi. Itu sebabnya susu kambing mudah diserap usus
halus.

2. ASUPAN KALORI ?
1.3 OBESITAS

Obesitas menurut kamus kedokteran Dorland (2012), adalah peningkatan berat badan
melampaui batas kebutuhan fisik dan skeletal, akibat penimbunan lemak tubuh yang
berlebihan. Sedangkan menurut World Health Organization (WHO), Obesitas didefinisikan
sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan
(WHO, 2015).

1. Penyebab dan faktor risiko terjadinya obesitas

Terdapat beberapa faktor yang bisa menyebabkan suatu obesitas. Berdasarkan


penyebab, obesitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1) Obesitas primer

Obesitas primer disebabkan terlebih karena asupan gizi yang terlalu berlebihan.
Biasanya pada orang yang sulit mengatur konsumsi makanan

2) Obesitas sekunder

Obesitas sekunder tidak dihubungkan dengan konsumsi makanan. Obesiitas sekunder


merupakan obesitas yang disebabkan oleh karena suatu kelainan atau penyakit

Adapun faktor resiko yang dapat menyebabkan obesitas antara lain :

1) Gaya hidup tak aktif

Saat ini kebanyakan orang menghabiskan waktu didepan televisi (TV) dan komputer
saat bekerja, di sekolah dan di rumah. Selain itu banyak orang yang memiliki kendaraan
pribadi untuk berpergian walau hanya dengan jarak tempuh yang pendek. Orang-orang yang
tidak aktif lebih mungkin untuk menambah berat badan karena mereka tidak membakar kalori
yang mereka ambil dari makanan dan minuman.

2) Faktor Genetika

Banyak gen yang berkaitan dengan terjadinya obesitas, namun sangat jarang yang
berkaitan dengan gen tunggal. Sebagian besar berkaitan dengan kelainan pada banyak gen.
Pada penyebab gen tunggal, diantaranya yang sudah diketahui adalah adanya mutasi pada gen
leptin, reseptor leptin, reseptor melanocortin-4, proopiomelanocortin dan pada gen PPAR-

3) Hormonal

Beberapa masalah hormon dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas,
seperti hipotiroidisme, cushing syndrome, dan polycystic ovarian syndrome.
4) Obat-obatan

Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan resiko terjadinya kegemukan seperti


kortikosteroid dan antidepresan.

5) Faktor emosional

Beberapa orang makan lebih banyak dari biasanya ketika mereka bosan, marah atau
stres. Seiring waktu, makan berlebihan akan menyebabkan penambahan berat badan dan
dapat menyebabkan kelebihan berat badan .

 Pengukuran obesitas
Indeks Masa Tubuh (IMT) adalah metode yang paling sering digunakan sebagai
parameter untuk mendeteksi obesitas. Pendekatan lain yang bisa digunakan untuk
mendeteksi obesitas adalah pendekatan antropometri dengan mengukur skin fold,
densitometri, MRI, Dual Energy 12 X-Ray Absorptiometry (DEXA) dan Bioelectrical
Impendance Analysis (BIA).

Rumus IMT sebagai berikut :

IMT dapat digunakan untuk menunjukan status gizi pada orang dewasa yang dapat dilihat
dalam tabel 1 dan tabel 2.
Tabel 1. Status gizi berdasarkan IMT menurut WHO

Tabel 2. Status gizi berdasarkan IMT menurut Kementerian Kesehatan RI

.
1.3 HORMON EPINEFRIN(ADRENALIN)

Hormon epinefrin ( adrenalin ) adalah sebuah hormon yang memicu reaksi terhadap
tekanan dan kecepatan gerakan tubuh dan merupakan salah satu hormon yang meningkat
selama kehamilan. Lokasi sintesisHormon epinefrin ini disintesis pada kelenjar adrenal
bagian medulla oleh sel-sel kromafin.Sel target epinefrin adalah sel saraf dari semua reseptor
simpatis di seluruh tubuh.

1.3.1 PROSES SINTESIS

Epinefrin disintesis dari norepinefrin dalam sebuah jalur sintesis yang terbagi atas
keseluruhan katekolamin, termasuk L-dopa, dopamine, norepinefrin, danepinefrin.

Epinefrin disintesis melalui metilasi terhadap amina pangkal primer pada norepinefrin
oleh feniltanolamin N-metiltransferase (PNMT) dalam sitosol neuron adrenergik dan sel-sel
medulla adrenal (sel kromafin). PNMT hanya terdapat pada sitosol sel-sel medula adrenal..
PNMT menggunakan S-adenosilmetionin (SAMe) sebagai ko-faktor yang menyumbangkan
gugus metil padanorepinefrin, membentuk epinefrin.

Karena norepinefrin diaktifkan oleh PNMT dalam sitosol, pertama norepinefrin harus
diubah di luar granula sel kromafin. Hal ini bisa terjadi via katekholamin-H+ penukar
VMAT1. VMAT1 juga bertanggung jawab mentransportepinefrin yang baru disintesis dari
sitosol kembali ke dalam granula sel kromafin untuk persiapan pelepasan.

Jalur biosintetik utama : fenilalanin→tirosin→dopa→dopamin→norepinefrin→ epinefrin.

Tirosin dioksidasi menjadi dopa, dan mengalami dekarboksilasi menjadi dopamin,


yang dioksidasi menjadi norepinefrin. Norepinefrin dimetilasi menjadi epinefrin. Hasil akhir
biosintesis epinefrin dan norepinefrin atau disebut katekolamin dapat berupa dopamin pada
jaringan-jaringan tertentu (misalnya paru, usus, hati) di sana zat tersebut bereaksi sebagai
hormon lokal .

Norepinefrin terbentuk melalui hidroksilasi dan dekarboksilasi tirosin, dan epinefrin


melalui metilasinorepinefrin. Feniletanolamin-N-metiltransferase (PNMT), enzim yang
mengkatalisis pembentukan epinefrin/epinefrin dari norepinefrin, ditemukan dalam jumlah
cukup banyak hanya di otak dan medulla adrenal. PNMT medulla adrenal diinduksi oleh
glukokortikoid, dan walaupun diperlukan jumlah relatif besar, konsentrasi glukokortikoid
dalam darah yang mengalir dari korteks ke medula cukup tinggi. Setelah hipofisektomi,
konsentrasi glukokortikoid darah ini turun dan sintesis epinefrin menurun.

Epinefrin yang ditemukan dalam jaringan di luar medulla adrenal dan otak sebagian
besar diserap dari darah dan bukan disintesis in situ. Yang menarik, epinefrin kadar rendah
kembali muncul dalam darah beberapa waktu setelah adrenalektomi bilateral, dan kadar ini
diatur seperti yang disekresi oleh medula adrenal .
1.3.2.FUNGSI / EFEK FISIOLOGIS

Hormon epinefrin berfungsi memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak
tubuh. Tidak hanya gerak, hormon ini pun memicu reaksi terhadap efek lingkungan seperti
suara derau tinggi atau intensitas cahaya yang tinggi. Reaksi yang sering dirasakan adalah
frekuensi detak jantung meningkat, keringat dingin dan keterkejutan/shok.

Fungsi hormon ini mengatur metabolisme glukosa terutama disaat stres. Hormon
epinefrin timbul sebagai stimulasi otak, menjadi waswas dan siaga. Dan secara tidak langsung
akan membuat indra kita menjadi lebih sensitif untuk bereaksi. Stres dapat meningkatkan
produksi kelenjar atau hormon epinefrin. Sebenarnya, jika tidak berlebihan, hormon bisa
berakibat positif, lebih terpacu untuk bekerja atau membuat lebih fokus. Tetapi, jika hormon
diproduksi berlebihan akibat stres yang berkepanjangan, akan terjadi kondisi kelelahan
bahkan menimbulkan depresi. Penyakit fisik juga mudah berdatangan, akibat dari darah yang
terpompa lebih cepat, sehingga menganggu fungsi metabolisme dan proses oksidasi di dalam
tubuh.

Epinefrin selalu akan dapat menimbulkan vasokonstriksi pembuluh darah arteri dan
memicu denyut dan kontraksi jantung sehingga menimbulkan tekanan darah naik seketika dan
berakhir dalam waktu pendek. Hormon epinefrin menyebar di seluruh tubuh, dan
menimbulkan tanggapan yang sangat luas: laju dan kekuatan denyut jantung meningkat
sehingga tekanan darah meningkat, kadar gula darah dan laju metabolisme meningkat,
bronkus membesar sehingga memungkinkan udara masuk dan keluar paru-paru lebih mudah,
pupil mata membesar, kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.

Keadaan stres akan merangsang pengeluaran hormon epinefrin secara berlebihan


sehingga menyebabkan jantung berdebar keras dan cepat. Hormon epinefrin diproduksi dalam
jumlah banyak pada saat sedang marah. Indikasi stres adalah sulit tidur, cepat lelah, mudah
terusik, kepala pusing, dan sebagainya. Penderita stres umumnya juga kehilangan nafsu
makan.

Hormon epinefrin mempengaruhi otak akan membuat indra perasa merasa kebal
terhadap sakit, kemampuan berpikir dan ingatan meningkat, paru-paru menyerap oksigen
lebih banyak, glukogen diubah menjadi glukosa yang bersama-sama dengan oksigen
merupakan sumber energi. Detak jantung dan tekanan darah juga meningkat sehingga
metabolisme meningkat.

Hormon ini berfungsi untuk mencegah efek penuaan dini seperti melindungi dari
Alzheimer, penyakit jantung, kanker payudara dan ovarium juga osteoporosis. Semakin tinggi
tingkat DHEA (dehidroepiandrosteron) dalam tubuh, maka makin padat tulang.

Molekul-molekul epinefrin memiliki fungsi khusus dalam pembuluh vena dan arteri
yang memastikan bahwa organ-organ penting menerima lebih banyak aliran darah di saat
bahaya, dan karena itu, molekul-molekul ini melebarkan pembuluh darah menuju jantung,
otak, dan otot. Sel-sel yang mengelilingi pembuluh merespon epinefrin dan mengalirkan
lebih banyak darah yang dibutuhkan jantung. Dengan cara ini, darah tambahan yang
dibutuhkan oleh otak, otot, dan jantung dapat dipasok.
Secara garis besar, aksi yang ditimbulkan oleh epinefrin antara lain : menambah kadar gula
darah (hiperglikemik), merangsang adenohipofisis untuk pelepasan ACTH, meningkatkan
konsumsi oksigen dan laju metabolisme basal, menaikkan frekuensi (efek kronotropik positif)
dan amplitudo kontraksi jantung, dilatasi pembuluh darah di otot rangka dan hati, keresahan,
kecemasan, perasaan lelah, mengurangi kadar eosinofil, meningkatkan kecepatan tingkat
metabolik yang independen terhadap hati.

1.3.3 MEKANISME PENGATURAN SEKRESI

Epinefrin disekresikan di bawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Dapat


meningkat dalan keadaan dimana individu tidak mengetahui apa yang akan terjadi.
Pengeluaran yang bertambah akan meningkatkan tekanan darah untuk melawan shok yang
disebabkan oleh situasi darurat.

Sekresi hormon ini terjadi dengan meningkatan kerja sistem pernafasan yang
mengakibatkan paru-paru bekerja ekstra untuk mengambil oksigen lebih banyak hingga
meningkatkan juga peredaran darah di seluruh bagian tubuh mulai dari otot-otot hingga ke
otak, dan peningkatan tersebut disebutkan beberapa riset bisa naik mencapai 300% melebihi
batas normal. Akibatnya, bukan jantung saja yang dapat terasa berdebar, namun keseluruhan
sistem tubuh termasuk pengeluaran keringat juga akan meningkat dengan cepat. Aliran darah
di kulit akan berkurang untuk dialihkan ke organ lain yang lebih penting sehingga orang-
orang yang menghadapi stress biasanya gampang berkeringat, dimana dalam pengertian
awam sering disebut keringat dingin. Sekresi ini menaikkan konsentrasi gula darah dengan
menaikkan kecepatan glikogenolisis di dalam liver. Rangsangan sekresi epinefrin bisa berupa
stres fisik atau emosional yang bersifat neurogenik.

Faktor yang berfungsi mengatur sekresi epinefrin, antara lain :

a. Faktor Saraf : Bagian medula mendapat pelayanan dari saraf otonom. Oleh karena itu
sekresinya diatur oleh saraf otonom
b. Faktor kimia: Susunan bahan kimia atau hormon lain dalam aliran darah mempengaruhi
sekresi hormon tertentu.
c. Komponen non hormonal
Epinefrin segera dilepaskan di dalam tubuh saat terjadi respon terkejut atau waspada.  Saat
tubuh mengalami ketegangan yang parah, hipotalamus mengirimkan perintah ke kelenjar
pituitari agar melepaskan ACTH (hormon adrenokortikotropis).  Di sisi lain, ACTH
merangsang korteks adrenal, mendorong pembuatan kortikosteroid.  Kortikosteroid ini
memastikan produksi glukosa dari molekul-molekul seperti protein, yang tak mengandung
karbohidrat. Akibatnya, tubuh menerima tenaga tambahan dan tekanan pun berkurang.
Cairan ini mengirimkan lebih banyak gula dan darah ke otak, membuat  orang lebih siaga. 
Tekanan darah dan detak jantungnya meningkat, membuatnya lebih waspada.  Ini hanyalah
beberapa perubahan yang dihasilkan epinefrin pada tubuh seseorang.
Saat ada bahaya, reseptor di dalam tubuh ditekan, dan otak mengirimkan perintah secepat
kilat ke kelenjar adrenal. Sel-sel di bagian dalam kelenjar adrenal lalu beralih ke keadaan
siaga dan melepaskan hormon epinefrin untuk menghadapi keadaan darurat. Molekul-
molekul epinefrin bercampur dengan darah dan menyebar ke seluruh bagian tubuh.

1.3.4 PATHOENDOKRINOLOGI

Berbagai gejala negatif pada aktivitas atau metabolisme organ tubuh karena pengaruh
epinefrin bisa disebabkan karena 2 kemungkinan : sekresi yang berlebihan atau
sebaliknya kekurangan sekresi. Masalah tersebut di antaranya :
a. Palpitasi
Merupakan gejala abnormal pada kesadaran detak jantung, bisa terlalu lambat, terlalu
cepat, tidak beraturan, atau berada dalam frekuensi normal. Gejala ini disebabkan
akibat sekresi epinefrin yang berlebihan. Tapi bisa juga karena konsumsi alkohol,
kafein, kokain, amfetamin, atau obat-obatan yang lain, penyakit (seperti
hipertiroidisme), atau efek panik.
b. Tachychardia
Perningkatan kecepatan aktivitas jantung. Kelainan endokrin seperti feokromositoma
dapat menyebabkan pelepasan epinefrin dan tachychardia bebas dari sistem syaraf.
c. Arrhythmia
Keadaan abnormal pada aktivitas elektrik jantung. Jantung bisa berdetak lebih cepat
atau sebaliknya malah lebih lambat. Sama seperti palpitasi, kelainan ini dipicu oleh
sekresi epinefrin yang berlebihan.
d. Sakit kepala
Kondisi sakit pada kepala, pada bagian leher ke atas. Umumnya disebabkan oleh
ketegangan, migrain, ketegangan mata, dehidrasi, gula darah rendah dan sinusitis.
Beberapa sakit kepala juga karena kondisi ancaman hidup seperti meningitis,
ensephalatis, aneuismecerebral, tekanan darah sangat tinggi, dan tumor otak.
e. tremor
ritme, pergerakan otot melibatkan pergerakan menuju dan dari (osilasi) salah satu
bagian tubuh. Kebanyakan tremor terjadi pada tangan. Pada beberapa orang, tremor
adalah gejala kelainan saraf yang lain. Umumnya disebabkan karena masalah pada
bagian otak atau spinalcord yang mengontrol otot melalui tubuh atau area tertentu,
seperti tangan. Penyebabnya adalah stres yang teralu banyak sehingga sekresi
epinefrin menjadi tidak terkendali
f. Hipertensi
Merupakan suatu kondisi medis dimana tekanan darah naik secara kronis. Hipertensi
adalah karakter khas dari berbagai abnormalitas kortikal adrenal.
g. Edema paru-paru akut
Akumulasi fluida dalam paru-paru, disebabkan kegagalan jantung melepaskan fluida
dari sirkulasi paru-paru, akibat disnormalitas sekresi epinefrin.
h. Alergi
Alergi adalah suatu proses inflamasi yang tidak hanya berupa reaksi cepat dan
lambat tetapi juga merupakan proses inflamasi kronis yang kompleks  dipengaruhi
faktor genetik, lingkungan dan pengontrol internal.Alergi dikaitkan
dengan peningkatan hormone epinefrindan progesterone. Peningkatan hormon
epinefrin menimbulkan manifestasi klinis perubahan suasana hati, dan kecemasan.
1.4 OBESITAS

Obesitas menurut kamus kedokteran Dorland (2012), adalah peningkatan berat badan
melampaui batas kebutuhan fisik dan skeletal, akibat penimbunan lemak tubuh yang
berlebihan. Sedangkan menurut World Health Organization (WHO), Obesitas didefinisikan
sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan
(WHO, 2015).

1.4.1 Penyebab Dan Faktor Risiko Terjadinya Obesitas

Terdapat beberapa faktor yang bisa menyebabkan suatu obesitas. Berdasarkan


penyebab, obesitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1) Obesitas primer

Obesitas primer disebabkan terlebih karena asupan gizi yang terlalu berlebihan.
Biasanya pada orang yang sulit mengatur konsumsi makanan

2) Obesitas sekunder

Obesitas sekunder tidak dihubungkan dengan konsumsi makanan. Obesiitas sekunder


merupakan obesitas yang disebabkan oleh karena suatu kelainan atau penyakit

Adapun faktor resiko yang dapat menyebabkan obesitas antara lain :

1) Gaya hidup tak aktif

Saat ini kebanyakan orang menghabiskan waktu didepan televisi (TV) dan komputer
saat bekerja, di sekolah dan di rumah. Selain itu banyak orang yang memiliki kendaraan
pribadi untuk berpergian walau hanya dengan jarak tempuh yang pendek. Orang-orang yang
tidak aktif lebih mungkin untuk menambah berat badan karena mereka tidak membakar kalori
yang mereka ambil dari makanan dan minuman.

2) Faktor Genetika

Banyak gen yang berkaitan dengan terjadinya obesitas, namun sangat jarang yang
berkaitan dengan gen tunggal. Sebagian besar berkaitan dengan kelainan pada banyak gen.
Pada penyebab gen tunggal, diantaranya yang sudah diketahui adalah adanya mutasi pada gen
leptin, reseptor leptin, reseptor melanocortin-4, proopiomelanocortin dan pada gen PPAR-

3) Hormonal

Beberapa masalah hormon dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas,
seperti hipotiroidisme, cushing syndrome, dan polycystic ovarian syndrome.

4) Obat-obatan
Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan resiko terjadinya kegemukan seperti kortikosteroid
dan antidepresan.

5) Faktor emosional

Beberapa orang makan lebih banyak dari biasanya ketika mereka bosan, marah atau
stres. Seiring waktu, makan berlebihan akan menyebabkan penambahan berat badan dan
dapat menyebabkan kelebihan berat badan .

 Pengukuran obesitas
Indeks Masa Tubuh (IMT) adalah metode yang paling sering digunakan sebagai
parameter untuk mendeteksi obesitas. Pendekatan lain yang bisa digunakan untuk
mendeteksi obesitas adalah pendekatan antropometri dengan mengukur skin fold,
densitometri, MRI, Dual Energy 12 X-Ray Absorptiometry (DEXA) dan Bioelectrical
Impendance Analysis (BIA).

Rumus IMT sebagai berikut :

IMT dapat digunakan untuk menunjukan status gizi pada orang dewasa yang dapat dilihat
dalam tabel 1 dan tabel 2.
Tabel 1. Status gizi berdasarkan IMT menurut WHO

Tabel 2. Status gizi berdasarkan IMT menurut Kementerian Kesehatan RI

.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai