Anda di halaman 1dari 4

Menyikapi Haid saat Haji

Guna kekhusyukan ritual ibadah haji bagi jamaah haji perempuan khususnya yang
masih dalam usia subur, diperlukan strategi atau cara untuk mengatur atau bahkan
menunda datangnya haid. Fatwa ulama membolehkan menunda haid selama dalam
tujuan melaksanakan ibadah haji. Saat ini banyak digunakan obat pengatur haid untuk
kaum perempuan. Namun dengan makin banyaknya obat pengatur haid seringkali
kaum perempuan tidak mengindahkan dampak pemakaian obat tersebut jika
digunakan secara berlebih. Pemakaian obat pengatur haid dan dampaknya bagi
kesehatan setiap perempuan tidaklah sama. Seringkali pertanyaan muncul bagi kaum
perempuan, yaitu yang menanyakan tentang cara pemberian obat penunda haid yang
sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan karena menurut pengalaman banyak ibu-ibu
yang gagal menunda menstruasi, dan juga ternyata dari nasehat yang diberikan
teman ke calon jamaah beragam.

Ada beberapa catatan yang perlu diketahui oleh calon jamaah haji perempuan :
1. Minta penundaan tidak bisa mendadak, jika mintanya mendadak misalnya
besok mau pergi haji kemudian dia minta obat penunda haid tentu tidak akan
bisa. Karena dokter tidak mengetahui persis siklus haid yang bersangkutan.
2. Dampak pemakaian obat pengatur haid secara berlebihan dalam arti memakan
dalam waktu lama akan memberikan efek samping kepada pemakainya. Efek
samping ini berbeda-beda setiap orangnya. Harus diatur jadwalnya sebab tidak
bisa minta sekaligus untuk waktu yang lama. Yang baik, jika pemakaian obat
pengatur haid digunakan oleh kaum perempuan sesingkat mungkin waktunya.
Contohnya jika waktu haid kira-kira tanggal berapa, maka obat diminum pada
saat mendekati hari haid, sehingga nanti akan efektif waktunya dan pemakaian
obatnya.
3. Jenis obat yang dapat digunakan untuk mengatur haid diantaranya obat-obat
yang mengandung hormon progesterone atau gabungan/kombinasi dari
hormon estrogen dan progesterone. Contohnya pil KB.
4. Periksakan ke dokter jangan kurang dari satu bulan sebelum tanggal
keberangkatan. Sebab dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi
adanya kelainan pada organ reproduksi atau kondisi lain yang dapat
menimbulkan komplikasi bila diperlukan obat pengatur haid. Pemeriksaan dan
konsultasi, diperlukan untuk mendeteksi adanya kelainan organ reproduksi
atau kondisi lain yang dapat menimbulkan komplikasi bila diperlukan obat
pengatur haid. "Kalau hasilnya bagus, dokter dapat merencanakan pemberian
obat pengatur haid yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang
bersangkutan," Obat yang digunakan untuk mengatur haid berisi hormon
progesteron atau gabungan hormon progesteron dan estrogen. Obat yang
mengandung progesteron, biasanya berupa pil satuan dalam kemasan biasa
yang harus dimakan setiap hari. "Bisa berupa pil KB untuk ibu menyusui
dalam bentuk kemasan untuk 28 hari dengan jenis pil yang sama," atau satu
jenis obat dalam satu kemasan untuk 21 hari yang hanya mengandung pil
aktif.Kemasan 28 hari, berisi 21 tablet pil aktif dengan bentuk dan ukuran
sama serta tujuh tablet berupa pil plasebo (bukan obat) dengan ukuran
berbeda."Selain itu, dapat juga digunakan pil untuk terapi sulih hormon, baik
dalam kemasan satuan maupun dalam kemasan paket untuk 21 hari atau 28
hari,"

Yang Tidak Boleh menggunakan Obat penunda Haid

Lebih lanjut dijelaskan oleh pakar kandungan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan sebelum menggunakan obat pengatur haid yakni riwayat kesakitan dan
gangguan kesehatan. Calon jemaah yang punya riwayat tromboflebitis atau
tromboemboli, migrain, varises berat, kanker payudara, perdarahan dari vagina yang
belum diketahui penyebabnya, gangguan fungsi hati, penyakit kuning, preklamsi
dalam kehamilan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kencing manis, hipertensi
berat, depresi dan gangguan jiwa, serta harus mengonsumsi obat secara rutin, tidak
diperbolehkan mengonsumsi obat pengatur haid, karena bila kondisinya demikian,
dikhawatirkan malah dapat memperberat gangguan kesehatannya.

Jenis Pengaturan

Pengaturan haid bisa dilakukan dengan menunda masa haid, memajukan masa haid
atau memperbaiki siklus haid yang tidak teratur. Penundaan masa haid merupakan
upaya pengelolaan masa haid yang paling sering dilakukan dan untuk itu biasanya
digunakan pil progesteron saja atau pil kombinasi."Pada penggunaan pil kombinasi,
yang digunakan hanya pil aktif, pil plasebo yang tidak dimakan. Paling ideal pil mulai
digunakan pada hari kedua hingga kelima haid atau selambatnya 14 hari sebelum hari
pertama haid yang ingin ditunda," Penggunaan pil untuk menunda masa haid tersebut,
mesti dihentikan segera setelah penundaan haid tidak diperlukan lagi dan haid akan
datang dua hari atau tiga hari setelah penggunaan pil dihentikan. Sementara
pengelolaan dengan memajukan siklus haid, jarang sekali dilakukan, karena
umumnya hanya diperlukan perempuan yang siklus haidnya lebih dari 35 hari. "Untuk
memajukan siklus haid, digunakan pil progesteron mulai hari kelima haid, dan
dihentikan penggunaannya tiga hari hingga lima hari sebelum masa haid yang
diinginkan atau setidaknya hari ke-19 haid," Sementara untuk memperbaiki siklus
haid yang tidak teratur, umumnya digunakan pil KB atau pil kombinasi. "Untuk ini,
paling baik dimulai tiga sampai enam bulan sebelum tanggal keberangkatan,"

Efek samping Obat.

Gangguan yang dapat muncul pada penggunaan obat pengatur haid, antara lain rasa
mual, muntah, sakit kepala, nyeri payudara (umumnya pada pengunaan pil kombinasi
dengan estrogen), perdarahan bercak (lebih sering pada penggunaan pil yang
mengandung progesteron), dan peningkatan berat badan. Peningkatan berat badan,
bisa dihindari dengan tidak mengonsumsi makanan secara berlebihan sedangkan
untuk menghindari perdarahan pil sebaiknya dikonsumsi pada saat yang sama setiap
hari."Jangan sampai lupa, bila terjadi perdarahan bercak, tambahkan satu pil setiap
hari dan kurangi aktifitas sebanyak mungkin. Konsumsi obat yang membantu
penghentian darah, hentikan tambahan pil satu hari setelah perdarahan bercak
berhenti," Apabila perdarahan bercak tidak juga berhenti, kondisi itu bukan haid tapi
kondisi yang terjadi akibat reaksi hormon yang tidak wajar sehingga perempuan
muslim yang bersangkutan bisa tetap menjalankan semua ritual ibadah haji."Tentunya
setelah membersihkan daerah kewanitaan, mengganti pembalut dan berwudhu
sebelum beribadah,"

Jika Upaya Penundaan gagal, apa yang harus Anda ketahui:

Kegagalan terhadap penggunaan obat penunda haid kemungkinan saja tetap ada,
sehingga Anda perlu antisipasi agar Anda tetap dapat memenuhi syarat pelaksanaan
ibadah haji. Misalnya pada saat mengambil umrah haji (untuk haji tamattu’) terjadi
beberapa kondisi :

1. Ketika tiba di Miqat, ternyata Anda haid. Yang Anda lakukan adalah tetap
berniat umrah haji dan melafadkan ”Labbaika umratan” (menjaga larangan
ihram) dan terus bertalbiyah tanpa masuk kedalam masjid untuk melakukan
sholat sunnah. Selanjutnya menunggu bersih (menunggu di penginapan),
setelah bersih, mandi besar (junub) lalu melanjutkan ritual umrah : Tawaf,
sai’e dan Tahalul..selesai umrah haji Anda
2. Jika selesai tawaf baru kedapatan haid, maka keluarlah dari masjid tanpa
meneruskan sai’e (walaupun sai’e diperbolehkan tanpa bersuci tetapi karena
masai /tempat sai’e berada di dalam masjidil haram maka Anda terhalang
untuk melakukannya akibat hadast besar). Pelaksanaan saie dan tahalul Anda
tunda sampai haid Anda selesai, dan Anda mandi besar/junub baru
melaksanakan saie dan tahalul.
3. Ketika akan berangkat ke Mina (tgl 8 Dzulhijah) atau Anda langsung ke
Arafah, tiba-tiba haid Anda datang, maka Anda tetap berniat haji setelah
membersihkan diri lalu berniat serta melafadzkan ”Labbaik Allahumma
Hajjan” (selanjutnya tetap menjaga larangan ihram) dan teruslah bertalbiyah.
Dalam keadaan belum bersih Anda diperbolehkan dan sah mengerjakan mabit
di Mina, wukuf di Arafah,melontar Jumrah, kemudian menunggu bersih,mandi
besar/junub lalu mengerjakan tawaf dan saie.
4. Selama menunggu pelaksanaan haji atau umrah jika mengalami haid, maka
Anda tetap bisa beraktifitas antara lain : membaca buku-buku manasik haji,
mengulang do'a do'a, menyiapkan makan untuk suami dengan beli sebelum
bubaran sholat di masjid, mencuci. Jika di makhtab sebaiknya kunci pintu
kamar dari dalam, dan jangan membuka pintu jika bukan orang yang anda
kenal atau bisa juga Anda bergabung dengan jamaah wanita lain yang
mungkin ada yang sudah tua atau sakit sehingga Anda bisa mebuat amal
kebaikan dengan membantu menjaga jamaah yang lagi sakit yang mungkin
butuh bantuan Anda. Kalau mau belanja, maka ajaklah teman mahrom Anda
dan jangan sendirian. Jika Anda ingin menunggu suami selesai sholat di
masjid, maka Anda bisa menunggu di Mall (di Madinah sangat dekat dengan
masjid Nabawi nama mallnya Bin Dawood) atau di Mekkah juga didepan
masjid ada banyak Mall besar (contohnya Abraj Al Bait Mall). Anda bisa
nunggu di counter KFC, Starbuck, dll. Kalau di Mall Insya Allah aman karena
penjagaan keamanan juga cukup ketat.

Kesimpulannya,

Bagi wanita yang sedang menstruasi bisa melakukan semua rukun dan kewajiban
dalam Haji atau Umrah kecuali untuk ritual Tawaf (juga larangan yang bukan
termasuk ritual haji seperti memegang Al Qur’an, sholat baik wajib maupun sunnah)
dan tidak boleh wanita itu melakukan Tawaf sebelum menstruasinya berhenti dan ia
melakukan ghusl (mandi besar).
Dasarnya adalah hadist Nabi Muhammad SAW yang pernah berkata kepada istrinya
A’ishah RA yang saat itu sedang dalam keadaan menstruasi:

“Lakukan apa saja seperti para jemaah haji lainnya lakukan. Tapi jangan Tawaf
mengelilingi Ka'bah kecuali kamu sudah suci.”

Anda mungkin juga menyukai