Askep Osteoporosis
Askep Osteoporosis
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan dan rahmat karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN OSTEOPOROSIS”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas Mata
Kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2. Karena makalah ini tidak mungkin dapat diselesaikan
tanpa bantuan dari pihak-pihak tertentu, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang ikut membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kami selaku Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun ke arah perbaikan
dikemudian hari.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan rekan-rekan
semua. Akhir kata semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaik bagi kita semua
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
Latar Belakang............................................................................................... 1
Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
Definisi Osteoporosis..................................................................................... 4
Klasifikasi Osteoporosis dan Penyebab......................................................... 4
Pathway ......................................................................................................... 7
Tanda dan Gejala............................................................................................ 7
Komplikasi..................................................................................................... 8
Pemeriksaan Diagnostik................................................................................. 9
Penataksanaan................................................................................................ 10
BAB III ASKEP
Pengkajian...................................................................................................... 10
Diagnose Keperawatan................................................................................... 13
Intervensi Keperawatan.................................................................................. 13
BAB VI PENUTUP..................................................................................................
Kesimpulan.................................................................................................... 25
Saran............................................................................................................... 26
DAFTARPUSTAKA
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Osteoporosis adalah salah satu masalah kesehatan di dunia. Pada orang yang menderita
penyakit ini, tulang menjadi tipis dan rapuh yang pada akhirnya bisa menyebabkan patah.
Penyakit ini ditandai hilangnya masa tulang, sehingga tulang menjadi mudah patah dan tidak
tahan tekanan dan benturan. Osteoporois memerlukan serangkaian tindakan untuk proses
terapinya. Berbagai pencegahan bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya pengeroposan
tulang.
Perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan yang harus mengetahui kondisi pasien, harus
mengetahui konsep dasar penyakit sekaligus mengetahui teori asuhan keperawatan pada
pasien osteoporosis. Makalah ini dibuat untuk membantu memahami konsep penyakait
osteoporosis dan sebagai gambaran dalam memberikan asuhan keperawatan yang profesional
dan tepat sesuai respon masing-masing individu.
B. Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
A. Definisi Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai dengan penurunan densitas
massa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan
mudah patah. (setiyohadi, 2006)
Osteoporosis adalah kondisi terjadinya penurunan densitas/matriks/massa tulang,
peningkatan porositas tulang, dan penurunan proses mineralisasi disertai dengan
kerusakan arsitektur mikro jaringan tulang yang mengakibatkan penurunan kekokohan
tulang sehingga tulang menjadi mudah patah (buku ajar asuhan keperawatan klien
gangguan system musculoskeletal).
Osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang
menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan
fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat. Jika tubuh tidak mampu mengatur
kandungan mineral dalam tulang, maka tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh,
sehingga terjadilah osteoporosis.
Osteoporosis dibagi menjadi 3, yaitu osteoporosis primer (involusional) dan
osteoporosis skunder dan osteoporosis ideopatik. Osteoporosis primer adalah
osteoporosis yang tidak diketahui penyebab, sedangkan osteoporosis sekunder adalah
osteoporosis yang di ketahui penyebabnya dan osteoporosis ideopatik adalah osteoporosis
yang rendahnya kadar IGF-I atau IGF-I binding protein 3 (IGFBP-3)
Osteoporosis primer bisa juga dibagi menjadi dua Tipe I dan II :
Osteoporosis Tipe I : disebut juga osteoporosis pasca menopause, yang disebabkan
oleh defisiensi estrogen akibat menopause.
Osteoporosis Tipe II: disebut juga osteoporosis sinelis, disebabkan oleh gangguan
absorpsi kalsium di usus sehingga menyebabkan hiperparatioridisme skunder yang
mengakibatkan timbulnya osteoporosis.
C. Patofisiologi Osteoporosis.
Remodeling tulang normal pada orang dewasa akan meningkatkan massa tulang
sampai sekitar usia 35 tahun. Genetic, nutrisi pilihan gaya hidup (misalnya merokok,
konsumsi kafein dan alkohol) dan aktifitas fisik mempengaruhu puncak massa tulang.
Kehilangan karena usia mulai segera setelah tercapainya puncak massa tulang.
Menghilangnya estrogen pada saat menopause dan pada oofrektomi mengakibatkan
percepatan resorpsi tulang dan berlangsung terus secara tahun-tahun pascamenopause.
Akibatnya, insiden osteoporosis lebih rendah pada pria.
Factor nutrisi memengaruhi pertumbuhan osteoporosis. Vitamin D penting untuk
absorbs kalsium dan untuk mineralisasi tulang normal. Asupan kalsium dan vitamin D
yang tidak mencukupi selama bertahun-tahun mengakibatkan pengurangan massa tulang
dan pertumbuhan osteoporosis.
Bahan katabolik endogen (diproduksi oleh tubuh) dan eksogen (dari sumber luar)
dapat menyebabkan osteoporosis. Kostikosteroid berlebihan, sindrom Cushing,
hipertiroidise, dan hiperparatiroidisme menyebabkan kehilangan tulang. Derajad
osteoporosis berhubungan dengan dursi kortikosteroid. Ketika terapi dihentikan atau
metabolism telah diatasi, perkembangan osteoporosis akan berhenti namun retorasi
kehilangan massa tulang biasanya tidak terjadi.
Keadaan medis penyerta (misalnya sindom malabsobsi, intoleransi laktosa,
penyalahgunaan alcohol, gagal ginjal, gagal hepar, dan gangguan endokrin)
mempengaruhi pertubuhan osteoporosis. Obat-obatan (mis. Isoniazid, heparin, tetraksilin,
antasida yang mengandung aluminium, forusemide, antikonvulsan, kostikosteoid, dan
suplemen tiroid) mempengaruhu penggunaan tubuh dan metabolisme kalsium. Imobilitas
penyumbang dan perkembangan osteoporosis. Pembentukan tulang dipercepat dengan
adanya stress berat badan dan aktifitas otot. Ketika diimobilisasi dengan gips, paralisis,
atau inaktifitas umum, tulang akan diresopsi lebih cepat dari pembentukannya dan
terjadilah osteoporosis.
A. PENGKAJIAN
1. POLA FUNGSI KESEHATAN GORDON
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Klien tidak mengetahui tentang penyakitnya.
b. Nutrisi/ metabolic
Klien mengatakan klien makan 3 x sehari, namun untuk konsumsi makanan yang mengandung
kalsium sangat rendah.
c. Pola eliminasi
Klien mengalami masalah dalam BAB yaitu mengalami konstipasi.
d. Pola aktivitas dan latihan
Semenjak sakit aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan sebelum klien sakit klien jarang
berolahraga.
e. Pola tidur dan istirahat
Klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri pinggang yang dialami oleh klien
f. Pola kognitif-perseptual
Tidak dapat dikaji
g. Pola persepsi diri
Tidak dapat dikaji
h. Pola seksual dan reproduksi
Wanita yang sudah mengalami menopause.
i. Pola peran-hubungan
Klien sudah menikah dan hubungan klien dengan keluarga baik begitu juga dengan orang
disekitar lingkungan rumahnya .
j. Pola manajemen koping stress
Setiap masalah yang ada mampu dipecahkan karena mekanisme koping mereka yang baik.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
v DIAGNOSA PRIORITAS
1. Nyeri kronis bd ketidakmampuan fisik kronis dd menyatakan nyeri secara verbal, focus pada diri
sendiri, keletihan, tampak melindungi bagian tubuh yang sakit.
2. Hambatan mobilitas fisik bd gangguan muskuloskletal dd postur tubuh yang tidak stabil,
pergerakan lambat, keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik kasar dan
halus.
3. Risiko cedera bd gangguan mobilitas.
4. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga bd kerumitan manajemen regimen
terapeutik dd kegagalan untuk melakukan tindakan untuk mengurangi faktor risiko,
mengungkapkan keinginan untuk menangani penyakit.
v DIAGNOSA LAIN
1. Gangguan pola tidur bd restrain fisik akibat nyeri dd perubahan pola tidur, klien mengatakan
ketidakpuasan dalam tidur , jam tidur klien kurang dari kebutuhan klien.
2. Pola napas tidak efektif bd deformitas dinding dada, hiperventilasi dd perubahan tekanan inspirasi,
penggunaan otot bantu napas, napas cuping hidung.
3. Fatigue bd faktor fisiologis: perubahan kondisi fisik dd perubahan persepsi terhadap pola aliran
energi seperti pergerakan.
4. Intoleransi aktivitas bd ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen dd dispena saat
beraktivittas, menyatakan meras lemah, respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
(hipotensi).
5. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer bd defisit pengetahuan tentang proses
penyakit:osteoporosis dd nadi lemah, perubahan karakteristik kulit( warna, kuku, sensasi dan
suhu), perubahan tekanan darah ekstremitas.
6. Deficit perawatan diri: berpakaian bd gangguan musculoskeletal dd ketidakmampuan mengenakan
pakaian pada bagian atas dan bawah tubuh, ketidakmampuan melepas pakaian, hambatan
kemampuan untuk mengambil pakaian.
7. Deficit perawatan diri: mandi bd gangguan musculoskeletal dd ketidakmampuan mengakses
kamar mandi, ketidakmampuan dalam membersihkan tubuh, ketidakmampuan dalam
mengeringkan tubuh.
8. Deficit perawatan diri: makan bd gangguan musculoskeletal dd ketidakmampuan dalam
mengunyah makanan, ketidakmampuan dalam menyuap makanan.
9. Deficit perawatan diri: eliminasi bd gangguan musculoskeletal dd ketidakmampuan naik ke toilet,
ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi dengan tepat.
10. Bersihan jalan napas tidak efektif bd obstruksi jalan napas: peningkatan mucus dd perubahan
RR, perubahan ritme pernapasan, terdapat suara napas tambahan, dipnea.
11. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit dd perubahan actual pada struktur tubuh,
perasaan negatif tentang tubuh, menyatakan perasaan yang menggambarkan gangguan pada
tubuh(struktur, fungsi).
12. Gangguan eliminasi urine bd infeksi saluran kemih dd disuria, sering berkemih nokturia, retensi
urine.
13. Konstipasi bd faktor fisiologis: penurunan motilitas gastrointestinal dd penurunan frekuensi
BAB, bising usus hipoaktif, distensi abdomen, penurunan volume feses.
14. Risiko kerusakan integritas kulit bd faktor eksterna: faktor mekanisme(tekanan), imobilisasi
fisik.
15. Penurunan curah jantung bd perubahan kontraktilitas dd takikardi, palpitasi, penurunan CVP,
penurunan nadi perifer.
16. Risiko jatuh bd hipotensi ortostatik, gangguan mobilitas fisik.
17. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Gastrointestinal bd anemia.
18. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan ginjal bd hipoksia.
19. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan jantung bd hipoksia jaringan jantung.
20. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd ketidakmampuan memasukan
makanan dd kurang tertarik terhadap makanan, kehilangan berat badan dengan intake makanan
yang tidak adekuat, BB 20% atau lebih di bawah BBI.
21. Defisit volume cairan bd kehilangan cairan aktif dd penurunan turgor kulit, penurunan urine
output, membrane mukosa kering, kulit kering.
22. Ansietas bd perubahan status kesehatan dd klien tampak gelisah, cemas, penurunan kontak mata,
focus pada diri sendiri.
23. Gangguan berjalan bd gangguan musculoskletal dd hambatan kemampuan berjalan dengan jarak
yang di butuhkan, hambatan kemampuan dalam berjalan miring, hambatan kemampuan dalam
berjalan turun, hambatan kemampuan naik tangga.
24. PK batu ginjal.
25. PK hipertensi.
26. PK fraktur patologis.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Nyeri kronis bdSetelah dilakukan<<NIC LABEL : Pain
ketidakmampuan fisikasuhan keperawatanManagement>>
kronis dd menyatakanselama 3x8 jam,
Lakukan pemeriksaan terhadap nyeri,
nyeri secara verbal,diharapkan nyeri klienseperti : Lokasi, karakteristik, onset,
focus pada diri sendiri,berkurang denganfrekuensi, dll.
keletihan, tampakcriteria hasil : Observasi tanda-tanda ketidaknyamanan
melindungi bagian<<NOC LABEL : Painnon verbal.
tubuh yang sakit. Control>> Pastikan pasien mendapatkan terapi
Klien mampu mengenalianalgesic.
onset nyerinya (Skala 5).
Ajarkan teknik manajemen nyeri.
Klien melaporkan nyerinya<<NIC LABEL : Progressive muscle
terkontrol (Skala 5). relaxation >>
Klien mampu
Pilihkan lingkungan yang nyaman.
mendeskripsikan Lakukan tindakan untuk mencegah
nyerinya (Skala 5). gangguan .
<> Instruksikan pasien untuk menggunakan
Klien mampu melaporkanpakaian yang nyaman.
nyeri (Skala 5) Intruksikan pasien menghirup
Klien mampu melaporkannapas panjang dan
lama nyeri berlangsungmenghembuskannya pelan-pelan.
(Skala 5)
<<NOC LABEL :
Discomfort Level>>
Klien melaporkan nyeri
(Skala 5)
Klien tidak cemas (Skala
5)
2. Hambatan mobilitasSetelah dilakukan<<NIC LABEL : Exercise therapy :
fisik bd gangguanasuhan keperawatanambulation>>
muskuloskletal ddselama 1x8 jam,
Bantu klien untuk memakai alas kaki
postur tubuh yangdiharapkan mobilitasdalam memfasilitasi berjalan dan
tidak stabil,klien tidak terhambatmecegah injury
pergerakan lambat,dengan criteria hasil : menyediakan tempat tidur rendah, jika
keterbatasan <<NOC LABEL :sesuai
kemampuan untukAmbulation >> Instruksikan penggunaan alat bantu
melakukan Klien mampu menyangga
Bantu pasien untuk berpindah, jika
keterampilan motorikberat badan ;skala 5 diperlukan
kasar dan halus. Mampu berjalan dengan
Instruksikan pasien tentang pergantian
benar ;skala 5 yang aman dan teknik ambulasi
Berjalan dengan langkah
Bantu pasien untuk berdiri dan
pelan ;skala 5 menetapkan jarak ambulasi
Berjalan dengan langkah
Bantu pasien untuk menetapkan
sedang ;skala 5 kenaikan jarak untuk ambulasi
<<NOC LABEL Menganjurkan
: ambulasi mandiri dengan
Mobility >> bantuan terbatas
Keseimbangan tubuh ;<<NIC LABEL : exercise therapy:
skala 5 Balance>>
Cara berjalan yang
Tentukan kemampuan pasien untuk
benar ;skala 5 berpartisipasi dalam menuntut
Menggerakan otot ;skalaaktivitas keseimbangan
5 Evaluasi fungsi sensori
Mampu berpindah ;skala
Menyediakan lingkungan aman untuk
5 latihan exercise
<<NOC LABEL Menyediakan
: alat bantu ( seperti
Balance>> tongkat, bantal)untuk mendukung
Mempertahankan pasien dalam latihan
keseimbangan tubuh
Intruksikan tentang bagaimana posisi
saat berdiri ;skala 5 diri sendiri, pergerakan untuk
Mempertahankan memelihara atau meningkatkan
keseimbangan tubuhkeseimbangan selama latihan atau
saat duduk tanpaaktivitas sehari-hari
penyangga punggung
Bantu pasien untuk bergerak untuk
;skala 5 posisi duduk dan stabilisasi tubuh
Mempertahankan dengan menempatkan lengan disisi
keseimbangan tubuhtempat tidur
saat berjalan ;skala 5 Bantu untuk berdiri dari sisi ke sisi
<<NOC LABEL : Bodyuntuk menstimulasi mekanisme
Mechanics keseimbangan
Performance>> Monitor respon pasien dalan latihan
Menggunakan posturkeseimbangan.
berdiri dengan benar
;skala 5
Menggunakan postur
duduk yg benar ;skala 5
Mempertahankan
kekuatan otot ;skala5
<<NOC LABEL : Body
Positioning : Self
Initiated>>
Mampu berpindah dari
posisi tidur ke duduk
;skala 5
Mampu berpindah dari
posisi duduk ke tidur
;skala 5
Mampu berpindah dari
posisi duduk ke
berdiri ;skala 5
<<NOC LABEL :
Transfer
Performance>>
Mampu berpindah posisi
saat berbaring ;skala 5
Berpindah dari tempat
tidur ke kursi ; skala 5
Berpindah dari kursi ke
tempat tidur ;skala 5
3. Risiko cederaSetelah dilakukan<<NIC Label : Fall Prevention>>
berhubungan dengantindakan keperawatan
Identifikasi defisit kognitif atau fisik
gangguan mobilitas. selama 3 x 24 jam,pasien yang dapat meningkatkan
diharapkan tidak terjadirisiko jatuh pada lingkungan tertentu.
cedera dengan kriteria
Identifikasi perilaku dan faktor yang
hasil : dapat mengakibatkan risiko jatuh.
<<NOC Label Kaji
: ulang riwayat jatuh bersama
Mobility>> pasien dan keluarga.
Keseimbangan tubuh
Monitor gaya berjalan, keseimbangan,
meningkat menjadi skaladan level kelemahan saat pasien
4. (skala 1-5) berpindah.
Gaya berjalan meningkat
Ajarkan pasien untuk beradaptasi
menjadi skala 4. (skaladengan modifikasi cara berjalan yang
1-5) disarankan.
Berjalan meningkat
Bantu ambulasi pasien yang tidak
menjadi skala 4. (skalastabil.
1-5) Anjurkan pasien untuk menggunakan
Berlari meningkattongkat atau alat bantu berjalan.
menjadi skala 4. (skala
Sediakan alat bantu untuk menstabilkan
1-5) cara berjalan.
Melompat meningkat<<NIC Label : Health Education>>
menjadi skala 4. (skala
Identifikasi faktor internal dan eksternal
1-5) yang dapat meningkatkan atau
Bergerak dengan mudahmenurunkan risiko jatuh.
meningkat menjadi skala
Identifikasi sumber-sumber yang
4. (skala 1-5) dibutuhkan untuk pencegahan jatuh.
<<NOC Label Ajarkan
: strategi berpindah yang aman.
Knowledge: Fall
Gunakan metode ceramah untuk
Prevention>> menyampaikan informasi pencegahan
Pengetahuan untuk latihanjatuh dan penggunaan alat bantu
mengurangi resiko jatuhberjalan semaksimal mungkin.
meningkat menjadi skala
4. (skala 1-5)
Pengetahuan tentang
strategi untuk berpindah
dengan aman meningkat
menjadi skala 4. (skala
1-5)
Pengetahuan tentang
penggunaan alat bantu
yang aman meningkat
menjadi skala 4. (skala
1-5)
Pengetahuan tentang
strategi untuk menjaga
permukaan lantai yang
aman meningkat
menjadi skala 4. (skala
1-5)
4. Ketidakefektifan Setelah diberikan asuhan<<Label NIC Case Management>>
manajemen regimenkeperawatan …x24 jam
Membantu pasien dan keluarga dalam
terapeutik keluarga bddiharapkan membuat keputusan tentang
kerumitan manajemenketidakefektifan perawatan pasien
regimen terapeutik ddmanajmen terapeutik
Mengajarkan pasien atau keluarga
kegagalan untukkeluarga teratasi, denganmelewati sistem perawatan kesehatan
melakukan tindakankriteria hasil: Menjelaskan kepada pasien dan
untuk mengurangi<<Label NOC Familykeluarga tentang pnyakitnya
faktor risiko,Coping>> Edukasi pasien atau keluarga dalam
mengungkapkan · Menghadapi masalahpentingnya perawatan diri
keinginan untukkeluarga (pada skala 5)Mengembangkan hubungan
menangani penyakit. · Menangani masalahdenganpasien, keluarga, dan tenaga
keluarga (pada skala 5) kesehatan lain dalam memberikan
· Melibatkan anggotaperawatan.
keluarga dalam<<Label NIC Family Process
pengambilan keputusanMaintenance>>
(pada skala 5) Mendiskusikan strategi untuk
· Menetapkan jadwalmenormalisasikan kehidupn keluarga
untuk rutinitas dandengan anggota keluarga
aktivitas keluarga (pada
Mendiskusikan mekanisme pendukung
skala 5) sosial yang ada untuk keluarga
· Menggunakan system
Mengatur jadwal kegiatan perawatan
dukungan keluarga yangdirumah pasien yang meminimalkan
tersedia (pada skala 5) gangguan dari rutinitas keluarga.
<<Label NOC
Mengajakan keluarga dalam
Knowledge: Treatmentmanagemen waktu/ keterampilan pada
Regimen>> saat melakukan perawatan pasien di
· Mengetahui prosesrumah.
penyakit (pada skala 5) <<Label NIC Teaching Dissease
· Menentukan pengobatanProcess>>
yang rasional (pada
Menilai tingkat pengetahuan pasien
skala 5) mengenai penyakitnya.
· Keluarga dapat
Menjelaskan tentang patofisiologi
mengetahui penentuanpenyakitnya dan bagaimana kaitannya
diet (pada skala 5) dengan anatomy dan fisiologi
<<Label NOC Family
Menanyakan kembali pengetahuan
Function>> tentang penyakitnya.
· Menerima ide-ide baru
Menjelaskan tanda-tnda umum dan
dari angota (pada skalagejala penyakitnya.
5) Mengeksplorasi dengan pasien apa
· Anggota mendukungyang dia siap lakukan untuk
satu sama lainnya (padamenangani gejala penyakitnya.
skala 5) Mengidentifikasi kemungkinan etiologi
· Menunjukkan loyalitasyang sesuai
anggota keluarga (pada
Meberikan informasi kepada pasien
skala 5) tentang konsisinya
8. Mendiskusikan
perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi
berikutnya ataumengontrol
proses penyakit.
D. EVALUASI KEPERAWATAN
No Diagnosa Evaluasi
1. Nyeri kronis bd ketidakmampuan fisik kronis<<NOC LABEL : Pain Control>>
dd menyatakan nyeri secara verbal, focus
Klien mampu mengenali onset nyerinya
pada diri sendiri, keletihan, tampak(Skala 5).
melindungi bagian tubuh yang sakit. Klien melaporkan nyerinya terkontrol
(Skala 5).
Klien mampu mendeskripsikan nyerinya
(Skala 5).
<>>
Klien mampu melaporkan nyeri (Skala 5)
Klien mampu melaporkan lama nyeri
berlangsung (Skala 5)
<<NOC LABEL : Discomfort Level>>
Klien melaporkan nyeri (Skala 5)
Klien tidak cemas (Skala 5)
2. Hambatan mobilitas fisik bd gangguan<<NOC LABEL : Ambulation >>
muskuloskletal dd postur tubuh yang tidak
Klien mampu menyangga berat badan
stabil, pergerakan lambat, keterbatasan;skala 5
kemampuan untuk melakukan keterampilan
Mampu berjalan dengan benar ;skala 5
motorik kasar dan halus. Berjalan dengan langkah pelan ;skala 5
Berjalan dengan langkah sedang ;skala 5
<<NOC LABEL : Mobility >>
Keseimbangan tubuh ; skala 5
Cara berjalan yang benar ;skala 5
Menggerakan otot ;skala 5
Mampu berpindah ;skala 5
<<NOC LABEL : Balance>>
Mempertahankan keseimbangan tubuh
saat berdiri ;skala 5
Mempertahankan keseimbangan tubuh
saat duduk tanpa penyangga punggung
;skala 5
Mempertahankan keseimbangan tubuh
saat berjalan ;skala 5
<<NOC LABEL : Body Mechanics
Performance>>
Menggunakan postur berdiri dengan
benar ;skala 5
Menggunakan postur duduk yg benar
;skala 5
Mempertahankan kekuatan otot ;skala5
<<NOC LABEL : Body Positioning :
Self Initiated>>
Mampu berpindah dari posisi tidur ke
duduk ;skala 5
Mampu berpindah dari posisi duduk ke
tidur ;skala 5
Mampu berpindah dari posisi duduk ke
berdiri ;skala 5
<<NOC LABEL : Transfer
Performance>>
Mampu berpindah posisi saat berbaring
;skala 5
Berpindah dari tempat tidur ke kursi ;
skala 5
Berpindah dari kursi ke tempat tidur
;skala 5
DAFTAR PUSTAKA
Setiyohadi, Bambang. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
McCloskey,Joanne.2004.Nursing Interventions Classification (NIC) Fourth Edition St.Louis
Missouri:Westline Industrial Line
Misnadiarly. 2007. OSTEOPOROSIS Jakarta: Pustaka Obor Populer
Moorhead,Sue.2008. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fourth Edition St.Louis
Missouri:Westline Industrial Line
Price, Sylvia Anderson, Lorraine McCarty Wilson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Rubenstein, David, dkk. 2005. Lecture Notes: Kedokteran Klinis. Alih bahasa, dr. Annisa Rahmalia.
Editor edisi bahasa Indonesia, Amalia Safitri. Ed.6. Jakarta: Erlangga
Smeltzer, Suzanne C & Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk. Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester. Ed.8.
Jakarta : EGC.
Sudoyo W,Aru.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV.Jakarta:Pusat Penerbitan
Depatement Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Sustrani, Lanny, Syamsir Alam, Iwan hadibroto.OSTEOPOROSIS.2007. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Wilkins, Williams, Lippincot. 2011. Nursing : Memahami Berbagai Macam Penyakit. Cerakan I.
PT.Indeks. Jakarta