Ringkasan dan Hasil Analisis Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Kelompok 1
Nama : Ahlil Ilma Affan Bachtiar
OFF/NIM : F/180421621528 1. Pengertian Ekonomi Makro Secara etimologi tentunya sebagaian besar dari kita sudah bisa membedakan antara ekonomi mikro dan makro, yaitu mikro yang berarti kecil atau sempit dan makro berarti luas atau besar. Secara definisi ekonomi makro adalah ilmu ekonomi yang mempelajari perekonomian secara keseluruhan atau agregatif dalam sebuah negara. Seperti pengangguran, inflasi, pedapatan nasional dan masih banyak lagi. Dari definisi tersebut bisa ditarik kesimpulan tentang perbedaan dari ekonomi mikro dan makro yakni pada skup yang kecil (indivdu) dan besar (negara). 2. Tujuan Kebijakan Ekonomi Makro Meningkatkan Kapasitas Produksi Nasional Menjaga stabilitas produksi nasional sangatlah penting dalam sebuah negara, lebih- lebih dalam memperbanyak kapasitas produksi dalam sebuah negara. Sebuah negara akan menjaga jumlah barang atau jasa yang dihasilkan negara tersebut. Tentunya jika produksi nasional berjalan baik dan sesuai rencana maka hal itu akan berdampak pada pertumbuhan dan pembangunan ekonomi dalam sebuah negara. Sebuah negara harus bisa memaksimalkan kamampuan yang dimilikinya seperti sumber daya alam maupun manusia, modal, skill untuk meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor. Hal sebaliknya pun terjadi apabila produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri maka akan dilakukan impor. Kebijakan yang bisa dilakukan oleh pemerintah diantaranya adalah dengan mempermudah investasi dan memberikan subsidi kepada perusahaan yang potensial untuk ekspor. Meningkatkan Kesempatan Kerja Sebuah hal yang dilematis bagi seorang pembuat kebijakan dalam meningkatkan lapangan pekerjaan ini. Karena jika berhasil membuka lapangan pekerjaan baru sebanyak-banyaknya maka jumlah barang atau jasa meningkat sehingga itu akan meningkatkan juga biaya produksi seperti upah tenaga kerja, bisa jadi hal itu akan memicu inflasi. Si pembuat kebijakan tentunya harus sigap dengan hal tersebut. Pemerintah dengan kekuasaannya diharapkan mempunyai jawaban untuk masalah ini, seperti dengan yang sedang in dengan menembitkan kartu prakerja. Meningkatkan Pendapatan Nasional Kriteria pendapaan nasional yang meningkat ditandai dengan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan domestik atau bahkan lebih yang digunakan untuk orientasi ekspor. Hal ini juga mengindikasikan kemakmuran dari sebuah negara. Peranan pemerintah dalam hal ini adalah dengan menyusun RAPBN yang efektif dan efisien. Menjaga Stabilitas perekonomian Stabilitas perekonomian yang dimaksud adalah dengan menjaga kondisi perekonomian agar tetap aman, dan dalam kondisi yang normal, seperti tingkat pendapatan tenaga kerja dan juga harga barang dan jasa supaya terciptanya lingkungan yang kondusif bagi para pelaku ekonomi. Pemerintah juga harus memperhatikan titik keseimbangan antara permintaan dan penawaran supaya terciptanya harga-harga kebutuhan yang adil bagi produsen dan konsumen secara keseluruhan. Jangan sampai perhatian dalam masalah ini hanya terfokus pada pulau jawa saja. Menyeimbangkan Neraca Pembayaran Luar Negeri Hal yang sering berkaitan dengan neraca pembayaran luar negeri adalah kegiatan ekspor dan impor, karena merupakan ringkasan dari transaksi pembelian dan penjualan antara penduduk didalam negeri maupun luar negeri. Peran pemerintah dalam hal ini adalah dengan menjaga neraca supaya tidak mengalami defisit dengan cara meningkatkan ekspor produk dalam negeri. Memeratakan Distribusi Pendapatan Distribusi pendapatan adalah dengan melakukan penyebaran atau pemerataan pendapatan pada setiap wilayah, dengan hal ini akan mengurangi tingkat kemiskinan, pengangguran, bahkan inflasi. Banyak faktor yang menyebabkan distribusi pendapatan yang tidak tersalurkan dengan baik, salah satunya dengan sistem ekonomi yang digunakan negara tersebut tidak cocok dengan karakteristik negara itu sendiri. Contoh konkretnya dalam sistem kapitalis yang saya sedikit pahami adalah jika orang yang mempunyai modal yang besar akan semakin kaya, sedangkan para buruh pekerja mereka akan tertindas tidak menikmati jerih payah mereka. Maka Karl Max mempunyai pendapat marxisme guna menyamaratakan mereka, supaya tidak terjadi gap atau jarak yang signifikan antara sikaya dan simiskin. 3. Sejarah Ekonomi Makro Pada awal mulanya tidak dikenal istilah ekonomi mikro dan makro dalam sebuah negara. Terdapat masa waktu pradepresi besar dan pasca depresi besar. Depresi besar sendiri adalah perilaku individudalam rangka mencapai keseimbangan. Nah pada masa pradepresi besar para ekonom itu sangat mempunyai keyakinan bahwa perekonomian akan gemilang apabila pemerintah tidak turut ikut campur, dan harga barang atau jasa itu sendiri dibentuk oleh pasar. Namun asumsi tersebut menjadi mala petaka dimana terjadi pengangguran secara besar-besaran, penurunan produksi barang atau jasa yang signifikan oleh AS. Karena peristiwa itulah maka muncul revolusi Keynes dalam sejarah ilmu ekonomi. Menurutnya pemerintah bisa mengatur dan memopengaruhi perekonomian dalam negara meskipun denagn peran yang kecil tapi itu tetap berpengaruh sehingga terciptanya stabilitas perekonomian yang membaik dan kondusif. 4. Persoalan Ilmu Ekonomi Makro Inflasi dan Deflasi Inflasi adalah peningkatan harga yang terjadi secara terus menerus dan menurunkan nilai mata uang. Faktor yang menyebabkan inflasi adalah karena meningkatnya kebutuhan, peningkayan biaya produksi termasuk upah tenaga kerja, tekana permintaan. Pemerintah harus menjaga kadar inflasi dalam sebuah negara supayya tidak terjadi hiperinflasi. Jika inflasi terjadi dalam kategori inflasi ringan maka hal itu akan positif bagi perekonomian. Sebaliknya jika itu tidak terkendali seperti pada tahun 98 maka akan terjadi situasi yang tidak stabil. Sedangkan deflasi adalah penurunan harga barang atau jasa secara terus menerus. Deflasi juga timbul disebabkan oleh beberapa faktor yaitu turunnya jumlah uang yang beredar dan penawaran yang tinggi sedangkan permintaan yang rendah. Secara general pengaruh deflasi berdampak pada jumlah uang yang beredar dan menghambat beberapa aktifitas ekonomi. Pertumbuhan Output Output merupakan hasil dari sebuah proses ekonomi dalam masyarakat dalam satu periode dalam menghasilkan barang dan jasa. Yang menjadi sebuah indikator adalah output agregat yang artinya kuantitas totak barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian dan waktu tertentu. Pengangguran Tingkat pengangguran dari sebuah negara adalah sebuah tolak ukur pertama tentang kesehatan perekonomian di negara tersebut, karengan pengangguran biasanya terkait dengan output dari keseluruhan perekonomian. Ada beberpa hal yan menyebabkan semakin meingkatnya pengangguran di negara kita yakni ketidakseimbangnya antara kesempatan kerja dengan tenaga kerja, kemajuan teknologi yang tidak diiringi dengan SDM yang mumpuni, kalah bersaing dengan masyarakat negara lain, dan PHK oleh perusahaan. 5. Pemerintah Dalam Ekonomi Makro Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal merupakan kebijakan dalam ekonomi yang berkaitan dengan pemerintah untuk mengarahkan dan mengatur kondisi perekonomian dalam sebuah negara dalam hal pendapatan dan pengeluaran belanja pemerintah salah satunya. Menurut Keynes ia beranggapan bahwa pemerintah seharusnya dapat memotong pajak/meningkatkan belanja yang merupakan kebijakan fiskal ekspansif unuk mengeluarkan perekonomian dari kondisi stagnan. Ia juga berpendapat pemerintah juga meningkatkan pajak/memotong belanja untuk menghadapi inflasi yang disebut kontraktif. Kebijakan Moneter Pihak yang melakukan kebijakan ini adalah bank sentral seperti meningkatkan tingkat suku bunga, menerbitkan surat berharga, menjaga stabilitas mata uang. Kebijakan Penawaran Langkah pemerintah untuk mengendalikan tuntutan kenikan pendapatan tenaga kerja, hal ini dilakukan untuk mencegah kenaikan upah yang tidak terkendali serta guna menghindari kenaikan biaya produksi yang bisa menyebabkan infllasi. Kebijakan ini menekankan pada semangat para pekerja dan meningkatkan efisiensi dalam kegiatan produksi. 6. Hasil Analisis Kasus Kasus yang menjadi topik oleh kelompok terkait adalah tentang inflasi. Permasalahannya adalah tidak terpenuhinya target inflasi dari BI pada Juli 2019 dengan realitas di lapangan. Pada riil nya inflasi pada bulan juli sebesar 0,31% hal ini berbeda dengan target BI sebesar 0,23%, dimana masih terdapat jarak 0,08%. Penyebab utama dari melesetnya target BI tentu berasal dari kenaikan bahan pokok seperti cabai sehingga memicu laju inflasi dibulan Juli 2019. Selaiin itu faktir pendukungnya adalah dengan naiknya harga emas perhiasan yang turut andil dalam hal ini. Meskipun meleset dari perkiraan BI namun inflasi bulan Juli 2019 masih dapat dikendalikan. Kelompok penyaji berpendapat bahwa sebaiknya bank sentral dan pemerintah harus bersinergi untuk bersama- sama konsisten menjaga stabilitas harga dan saling memperkuat koordinasi ditingkat pusat dan daerah untuk memastikan inflasi di setiap daerah teteap terkendali dan stabil.