Penyusun
Drs. Iswahyudi Tejo Yuwono, M.Sn.
Irma Yuliana, S.T., M.M., M.Eng.
Kholqillah Ardhian Ilman S.T., M.Eng.
Alimatun Nashira, S.T., M.Eng.Sc.
Pungki Indarto, S.Pd.,M.Or.
Penyusun
Drs. Iswahyudi Tejo Yuwono, M.Sn.
Irma Yuliana, S.T., M.M., M.Eng.
Kholqillah Ardhian Ilman S.T., M.Eng.
Alimatun Nashira, S.T., M.Eng.Sc.
Pungki Indarto, S.Pd.,M.Or.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 2
CAPAIAN PEMBELAJARAN 3
1. DASAR-DASAR PRODUKSI VIDEO 3
1.1 KAMERA 4
1.1.1 Komposisi 4
1.1.2 Type of shot 5
1.1.3 Camera Angle 7
1.1.4 Camera Movement / Pergerakan Kamera 10
1. 2 PENCAHAYAAN 12
1.3 AUDIO 13
2. PRODUKSI VIDEO PEMBELAJARAN 13
Unsur Unsur Video Pembelajaran 13
2.1 PRAPRODUKSI 13
2.1.1 Materi kuliah dan konsep video 13
2.1.2 Naskah / skenario / Storyline 14
2.1.3 Merencanakan tempat / setting 15
2.1.4 Merencanakan peralatan 16
2.2 PRODUKSI 20
2.2.1 Produksi dengan Format Pemateri Tampil di Depan Kamera 20
2.2.2 Produksi Video dengan Format Presenter Tidak Tampil di
Depan Kamera 24
2.3 PASKAPRODUKSI 26
2.4 INFORMASI LAIN-LAIN 26
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Capaian pembelajaran pada pelatihan pembuatan konten video
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
A. Peserta pelatihan memahami dasar dasar teknis produksi video
B. Peserta pelatihan memahami tahapan proses produksi video
pembelajaran
C. Peserta latihan dapat melaksanakan produksi video pembelajaran
secara mandiri
D. Peserta latihan dapat melakukan proses editing sendiri
VIDEO adalah hasil dari seperangkat komponen atau media yang mampu
menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu bersamaan. Tampilan
gambar dan suara dihasikan melalui proses perekaman dengan
menggunakan kamera dan audio. Agar hasil perekaman tersebut dapat
dilihat dan dipahami harus dilakukan sebuah perancangan yang matang,
mulai dari suatu ide atau gagasan menjadi sebuah tayangan gambar dan
suara.
1.1 KAMERA
Ada 4 hal terkait dengan kamera yang perlu dipahami, yaitu:
1. Komposisi
2. Type of shot
3. Camera angle
4. Camera movement / Pergerakan Kamera
1.1.1 Komposisi
Rule of Third
Framing atau pembingkaian shot dengan membuat garis bantu vertikal dan
horizontal hingga membagi frame menjadi 9 kotak
Obyek ataupun subyek apabila ditempatkan di kiri atau kanan frame akan
terkesan dinamis. Sementara apabila ditempatkan di tengah maka
terkesan statis.
Rule of third hanyalah suatu panduan saja, bukan aturan baku. Jika
penerapannya dilakukan terlalu dipaksakan (diukur secara akurat), maka
ia akan membatasi kreatifitas. Karena masalah komposisi adalah masalah
rasa, sehingga tidak ada aturan yang boleh membatasinya.
Head room
Jarak antara bagian paling atas subjek dengan bagian paling atas frame.
Group Shot
High Angle
Posisi kamera lebih tinggi daripada obyek
Hasil pada gambar menunjukkan orang terlihat pendek dan kecil.Makna
psikologis dari gambar orang tersebut adalah lemah, rendah, dan inferior.
Low Angle
Posisi kamera lebih rendah dari pada obyek
Hasil pada gambar menunjukkan orang terlihat tinggi dan besar.Makna
psikologis dari orang tersebut adalah kuat, dominan, dan superior. Selain
itu untuk obyek arsitektur; rumah, gedung bertingkat, menara, monumen,
dan lain-lain.
b. Perspektif / Horisontal
Ada 5 tipe yaitu Frontal, ¾ Front, Profile, ¾ Rear, dan Rear
Frontal
Kamera ini diarahkan langsung ke bagian depan gambar dalam bidikan.
Subyek seolah memandang ke kamera, kamera sebagai lawan bicara.
Dalam program berita, pembaca berita memandang kamera sebagai
penonton
¾ front
Shot ¾ untuk menunjukkan bahwa subyek sedang melihat sesuatu atau
berkomunikasi dengan lawan bicara. Penonton hanya sebagai pengamat.
Shot ini bertujuan untuk memunculkan kontur dan kedalaman struktur
wajah (mata, hidung, mulut, tulang pipi, alis, rahang, telinga, dll.)
Profile
Sudut pengambilan gambar dari samping
¾ rear
Pengambilan gambar ¾ dari belakang
Rear
Pengambilan gambar kamera frontal dari belakang
a. Panning
b. Tilting
Tilting adalah gerakan kamera secara vertikal. Jenis gerakan Tilt ada dua:
Tilt Up (mendongkak ke atas) dan Tilt Down (menunduk ke bawah).
Gerakan Tilt dilakukan untuk keperluan berikut:
~ Untuk mengikuti gerak vertikal obyek (peluncuran roket, jatuhnya cairan
dalam viskometer, dan sebagainya)
~ Untuk menciptakan efek dramatis, mempertajam situasi. Seperti halnya
dengan gerak panning, tentukan dulu titik awal dan titik akhir shot.
c. Dolly, Track
Dolly atau track adalah gerakan kamera di atas tripod. Ada 2 jenis gerakan
dolly: Dolly In (mendekati obyek) dan Dolly Out (menjauhi obyek).
Secara teknis, pergerakan ini mengunakan perangkat tambahan, yaitu
kereta yang berjalan di atas rel
d. Crab
Crab merupakan gerakan kamera secara lateral atau menyamping, yaitu
berjalan sejajar dengan obyek yang sedang bergerak. Ada 2 macam gerakan
crab: Crab left (ke kiri) dan Crab right (ke kanan). Secara teknis sama
dengan dolly track, yaitu menggunakan kereta dan rel.
e. Crane
Adalah gerakan kamera di atas katrol naik atau turun. Katrol ini adalah
yang kita kenal dengan jimi jib.
g. Handheld
Pergerakan dengan menggunakan bahu operator kamera. Hasil gambar
yang dihasilkan akan terasa shaking/ kasar dalam film bias digunakan
untuk adegan yang keributan, kekacauan dll
1. 2 PENCAHAYAAN
Dasar pencahayaan dalam sinematografi dikenal dengan istilah Three Point
Lighting. Tiga point lighting ini adalah Key light, Fill light dan Back light.
Key light adalah sumber cahaya utama, intensitas cahayanya lebih terang.
Lampu ini diatur ke sisi kamera, miring antara 15 hingga 45 derajat. Dari
samping, naikkan lampu tombol di atas kamera. Cahaya mengenai subjek
15 hingga 45 derajat lebih tinggi dari sudut kamera.
Fill light adalah cahaya untuk penyeimbang key light yang menimpa
obyek. Fill light diletakkan berlawanan dengan Key light.
1.3 AUDIO
Audio adalah bagian terpenting dalam sebuah produk video. Dalam produk
video, audio terdiri dari suara subyek, ilustrasi musik, dan efek suara
(sound effect). Dalam modul ini yang akan kita bahas adalah bagaimana
menghasilkan suara dosen yang sedang berbicara dapat dihasilkan dengan
baik.
Merekam Suara
Perangkat yang dibutuhkan dalam merekam suara adalah microphone dan
alat perekam suara. Banyak microphone yang dapat digunakan dalam
produksi video. Diantaranya adalah Clip on wireless maupun kabel, dan
Shotgun mic. Microphone Clip on dengan ukuran kecil dapat dipasang di
baju atau bahkan disembunyikan dibalik baju. Shot gun mic digunakan
untuk back up.
2.1 PRAPRODUKSI
Tahap ini merencanakan produksi. Tahap ini akan menentukan
keberhasilan pada tahap selanjutnya. Dalam tahap ini ada beberapa hal
yang perlu kita persiapkan:
3 Text: Fade to
Prodi dan
Fakultas
4 Black Fade
ini
SINEMATO Fade
GRAFI II ini
OPENING Dosen Text: Green
Assalamualaikum wr wb, hari ini kita kembali Nama Dosen Screen
bertemu dalam mata kuliah Sinematografi Nama MK
Pertemuan
Materi/topik
Deskripsi
5 MATERI Musik Dosen
Hari ini kita akan membahas tentang Shot,
Scene dan Squence
PEMBAHASAN Dosen text SHOT Cut to
Gambar
Shot adalah
LCD
Shot adalah bagian terkecil dalam struktur monitornya
terbuka
video. Shot adalah gambar yang muncul
dilayar tanpa interupsi.
Yang dimaksud tanpa interupsi adalah, Dosen Gambar lCD
gambar yang direkam dimulai tombol record monitornya
di tekan ON sampai ditekan OFF, peristiwa terbuka
Note:
Istilah dalam naskah dapat dibuat sendiri, yang penting bisa dipahami oleh
siapa saja yang membacanya. Pada kolom speech dapat diisi ringkasan
materinya saja atau mencantumkan poin-poinnya saja.
Kamera
DSLR atau Mirrorless sebenarnya adalah kamera fotografi, sekarang
kamera ini juga dilengkapi dengan perekam video dengan hasil yang bagus.
Namun secara bentuk tidak compact apabila digunakan untuk kebutuhan
jurnalistik televisi.
Camcorder
Adalah kamera untuk merekam video dan sangat compact dan banyak
digunakan untuk liputan televisi.
1 2 3
Kamera Handphone
Kamera handphone pada era ini sudah mempunyai kualitas yang bagus.
Bahkan untuk handphone dengan type tertentu sudah dilengkapi fasilitas
setara kamera Camcorder maupun DSLR/Mirorrless. Namun untuk
Memori Card
Persiapkan memori yang cukup untuk penyimpan file hasil perekaman
video maupun audio. Sebaiknya disiapkan memori tambahan untuk
cadangan.
Tripod
Tripod adalah alat pendukung yang mutlak dipergunakan dalam produksi
video pembelajaran. Dalam video pembelajaran dibutuhkan gambar yang
stabil. Kebutuhan tripod untuk kamera DSLR/Mirorrless dengan kamera
camcorder tidak berbeda jauh, harus mempunyai kekuatan yang cukup
untuk menyangga beban kamera yang cukup berat.
Tripod Handphone
Untuk tripod kamera handphone banyak jenis beredar dipasaran dan
sudah dilengkapi dengan holder handphone. Untuk harga sangat
terjangkau. Harga tripod ini berada di kisaran Rp 60.000 sampai Rp
200.000, dapat dibeli online shop atau di toko toko kamera maupun
aksesoris handphone.
Peralatan Pencahayaan
Banyak lampu yang dapat kita pergunakan untuk pencahayaan. Sekarang
adalah era lampu LED. Berdaya rendah namun menghasilkan intensitas
yang terang.
Perangkat Audio
Perangkat audio untuk merekam suara berupa microphone dan/atau
audio recorder. Berupa mic clip on atau mic shot gun.
Mic clip on sangat layak untuk digunakan merekam orang yang berbicara
karena dapat ditempatkan dekat dengan sumber suara. Sebagian besar
earphone saat ini sudah dilengkapi dengan microphone dan dapat
digunakan sebagai mic clip on.
Shot gun juga dapat digunakan untuk merekam suara orang berbicara
dengan menempatkannya tepat di depan sumber suara dengan jarak yang
cukup jauh. Kelemahan mic ini adalah karena masih berjarak dengan
sumber suara maka terkadang masih dapat menerima suara suara diluar
sumber suara utama.
2.2 PRODUKSI
2.2.1 Produksi dengan Format Pemateri Tampil di Depan Kamera
Pada format ini sebaiknya dilengkap dengan materi materi pendukung
untuk memperkuat, memperjelas dan tampilan video juga menarik dan
dapat dipahami. Materi pendukungnya dapat berupa gambar/foto, video,
text dan suara yaitu musik atau efek suara. Proses penggabungan
rekaman presentasi dengan materi pendukung dilakukan pada tahap
paskaproduksi.
Bagi para dosen yang mengajar mata kuliah praktek yang harus
melakukan demonstrasi dengan gerakan atau dengan penggunaan alat
sebaiknya produksi videonya dilakukan terpisah. Video demonstrasi
menjadi materi pendukung. Apabila dilakukan dengan peragaan langsung
oleh peraga dikhawatirkan gerakan maupun penggunaan alat tidak dapat
ditangkap secara detil. Apabila menghendaki seperti itu akan lebih baik
menggunakan operator kamera agar dapat melakukan pengambilan
gambar secara detail pada saat peragaan berlangsung.
Ada dua teknik visual dalam produksi ini yaitu menggunakan latar
belakang Chromakey dan tanpa chromakey.
Chromakey
Tehnik chromakey adalah merubah latar belakang set dengan visual yang
kita inginkan. Baik gambar, text maupun video. Caranya adalah dengan
membuat latar belakang dengan warna yang rata. Warna yang biasa
dipakai adalah warna hijau atau biru. Oleh karena sering kita dengar
istilah green screen atau blue screen. Selain warna tersebut kita dapat
mengunakan warna lain dengan syarat warna pakaian, kulit dan rambut
tidak sama dengan warna chromakey. Layar chromakey bisa menggunakan
bahan kain, atau apa saja yang tidak mengkilat. Layar dipasang di
belakang set tempat presentasi. Proses chromakey bisa kita lakukan secara
langsung atau melalui proses editing. Proses chromakey yang secara
langsung membutuhkan peralatan tambahan yang tidak sederhana dan
membutuhkan biaya.
Tanpa Chromakey
Dalam proses produksi tidak berbeda jauh dengan menggunakan
chromakey, yang membedakan adalah harus memasang layar chromakey.
Produksi tanpa chromakey harus memperhatikan latar belakang set yang
akan dipergunakan. Sebaiknya berupa tembok saja, dan tidak berwarna
warni. Hindari pernak pernik hiasan yang akan mengganggu penonton,
misalnya foto, jam dinding, atau yang lainnya. Karena point interest
penonton bisa terganggu beralih ke hiasan tersebut.
Menata Kamera
Kamera ditempatkan di atas tripod, dengan ketinggian eye level sesuai
tinggi badan saat berdiri atau duduk. Kemudian kamera akan
menyesuaikan agar layar hijau memenuhi seluruh frame dengan type shot
yang ideal medium shot (MS). Tipe shot MS sebaiknya juga diterapkan
apabila tidak menggunakan layar chromakey. Pakailah dengan komposisi
rule of Third dengan berdiri di sisi kiri atau kanan.
https://www.youtube.com/watch?v=z9a15WiiEhk
Bila kita memerlukan panduan naskah gunakan laptop yang berisi poin-
poin materi dan diletakan di samping kamera atau dibawah kamera agar
tidak masuk ke dalam frame.
Satu hal yang perlu diingat adalah memberi jeda beberapa detik apabila
dalam naskah ada materi pendukung yang harus dimunculkan, karena
apabila tidak ada jeda pada saat editing akan kesulitan memotong suara.
Jika terjadi kesalahan bisa di ulang tanpa harus mematikan tombol record.
Beri kode saja dengan kata ‘salah’ ‘diulang’ dengan kode lengan disilang.
Apabila terjadi kesalahan yang cukup fatal maka sebaiknya kamera dan
Merekam suara
Merekam suara Idealnya menggunakan kamera clip on wireless. Apabila
menggunakan clip on kabel konsekwensinya adalah membutuhkan kabel
yang cukup panjang.
1 2
Pada gambar 1 adalah tampilan saat kita merekam suara. Gambar 2 adalah
perbesarannya. Indikator level akan terlihat apabila suara telah terekam.
Indikatornya ditandai dengan grafik ke atas dan ke bawah dengan jarak
yang sama. Semakin tinggi indikatornya semakin besar pula suara yang di
rekam. Kita tidak dapat mengatur level sebelum merekam suara. Hal yang
sama berlaku apabila kita menggunakan voice recorder.
Pada beberapa audio recorder sudah dilengkapi dengan indikator level. Kita
dapat mengatur terlebih dahulu sebelum merekam seberapa tinggi level
suara yang diterima. Perhatikan kualitas suara kita, apabila suara kita
termasuk kecil maka level indikator kepekaannya dinaikkan.
Konsekuensinya adalah akan dapat menerima suara suara diluar suara
kita, karena kepekaan nya di atur ltinggi. Sebaliknya apabila suara kita
ketika cukup besar maka level indikatornya pun disesuaikan dengan
diturunkan.
Pencahayaan sederhana
Dalam pencahayaan video pembelajaran yang diutamakan adalah cahaya
yang merata. Penataan cahaya di awal telah dijelaskan standar pengaturan
lampu maka yang akan kita bahas adalah trik apabila kita tidak
menggunakan lampu pencahayaan yang sudah direkomendasikan.
1. Screen Recording
2. Papan tulis digital
Screen Recording
Screen Recording adalah teknik pembuatan video dari hasil tangkapan
layar piranti yang digunakan (dapat berupa layar komputer, laptop,
maupun handphone). Format ini cocok digunakan untuk pembuatan video
pembelajaran di materi kuliah yang melibatkan demonstrasi/tutorial
menggunakan software tertentu, contohnya tutorial menggunakan MS
Excel untuk mengolah data statistik. Screen recorder juga dapat merekam
layar saat presentasi Power Point. Meskipun power point sudah memiliki
fitur untuk merekam presentasinya (sebagaimana disampaikan di Webinar
Pembuatan Power Point Bernarasi), screen recorder memiliki fleksibilitas
lebih. Misalnya jika di tengah-tengah presentasi pemateri ingin
menunjukkan dokumen dengan format lain seperti pdf.
Metode ini membutuhkan alat tambahan yaitu software digital board dan
pena digital atau stylus fine tip. Layar piranti di mana software diinstall
juga harus memiliki capacitive touch screen, baik berupa laptop touch
screen maupun tablet. Pada dasarnya, video juga dibuat dengan cara
melakukan tangkapan layar, namun dalam hal ini layar adalah papan
digital. Sehingga bisa dikatakan metode ini termasuk dalam screen
recording juga namun lebih khusus. Mayoritas software papan digital
menawarkan fitur merekam layar/papannya sehingga pengguna tidak
perlu menginstall software screen recorder. Namun kualitas dan
fleksibilitas merekamnya biasanya tidak sebaik jika menggunakan software
khusus screen recording.
2.3 PASKAPRODUKSI
Setelah proses produksi selesai kita dapat menyiapkan materi pendukung
yang berupa gambar, foto, atau text. Sebaiknya kita memutar ulang hasil
rekaman. Tujuannya untuk memeriksa apakah sudah sesuai dengan hasil
rekaman kita dan mengecek apakah materi yang akan dimunculkan sudah
sesuai dengan naskahnya, apakah perlu ditambah atau dikurangi. Bila
sudah selesai maka siap dilakukan proses editing.
Podcast
Video pembelajaran dapat kita lakukan dengan format podcast. Dosen
menyiapkan materinya berikut daftar pertanyaan sesuai materi
perkuliahannya dan dipandu oleh host yang komunikatif. Host bisa siapa
saja sesama dosen, salah satu mahasiswa, atau tamu, asalkan dapat
membawakan diskusinya (baca: kuliah) dengan menarik dan tidak
membosankan. Audio hasil diskusi materi itu bisa kita upload di media
penyimpan suara, seperti spotify. Sehingga mahasiswapun dapat
mendengarkan suaranya saja, tidak perlu menonton videonya. Video
podcast nya dapat di upload di youtube maupun schoology.
Fasilitas Studio
Lembaga Penjaminan Mutu UMS telah menyiapkan dua studio yang dapat
dipergunakan seandainya bapak ibu dosen ingin menggunakan membuat
video pembelajaran. Studio sudah kedap suara dan sudah sangat ideal
untuk melakukan proses produksi.