ANALISIS DATA DALAM

AUDIT ENERGI
Oleh :
Parlindungan Marpaung
Himpunan Ahli Konservasi Energi (PT.KEnSI)
2018
Audit Energi :
Proses evaluasi pemanfaatan energi dan identifikasi peluang
penghematan energi, serta rekomendasi peningkatan efisiensi
energi pada pengguna energi & sumber energi dalam rangka
regulasi konservasi energi (PP70).

Systematic ‘inspection and analysis’ of energy use and energy

consumption of a audited object(s), with the objective of identifying
energy flows and the potential opportunities for improving energy
performance and reporting them.(ISO 50002)
 Yaitu :
Knowledge, Skills and Attitudes yang
diperlukan oleh Auditor energi agar sukses
melakukan pekerjaannya.

Key Points:
KOMPETENSI  Knowledge: know why
AUDITOR  Skills: know how
ENERGI  Attitude: how should
 Dengan dikuasainya standar kompetensi
(Auditor Energi), maka yang bersangkutan akan
mampu:
bagaimana mengerjakan suatu
tugas/pekerjaan audit energi
bagaimana mengorganisasikannya agar
DIMENSI pekerjaan audit energi dapat dilaksanakan
KOMPETENSI apa yang harus dilakukan bilamana terjadi
sesuatu yang berbeda dengan rencana
AUDITOR semula
ENERGI bagaimana menggunakan kemampuan yang
dimiliki untuk memecahkan masalah atau
melaksanakan tugas dengan kondisi yang
berbeda.
bagaimana menyesuaikan kemampuan yang
dimiliki bila bekerja pada kondisi dan
lingkungan yang berbeda.
 Energy Data Analysis to find :
How did we perform in the past ?
Where are we now ?

ANALISIS
DATA

Analisis data dimaksudkan untuk mendapatkan

potret kinerja pemanfaatan energi sebelumnya
dan status pemanfaatan energi saat ini.
 Tujuan Analisis Data

 Mengetahui kinerja pengelolaan energi.

 Menentukan faktor dominan yang
mempengaruhi kinerja/intensitas energi.
 Menentukan potensi penghematan energi
TUJUAN  Mengetahui manfaat peluang penghematan
ANALISIS DATA energi jika diimplementasikan.
 Menentukan arah perbaikan kinerja dan
efisiensi energi.

6
 Output Analisis Data Antara Lain :

 Intensitas energi (efisiensi)

 Kecendrungan intensitas energi,
 Faktor (parameter operasi) yang mempengaruhi
OTPUT intensitas energi.
 Neraca energi (jika data tersedia)
ANALISIS  Potensi penghematan energi
DATA  Tekno ekonomi (cost benefit ratio) penghematan
energi
 Daftar rekomendasi
  Data primer & sekunder :
o Matrik manajemen energi
o Benchmarking
o Energy loss
o Neraca energi

 Data historis konsumsi energi :

o Statistik (trend, regresi)
METODE o Komperasi (intensitas energi
ANALISIS DATA dengan refrensi yang
relevan)
 Potensi penghematan energi :
o Benchmarking (aktual dan best
practice), optimasi, menganti
peralatan.

 Ekonomi (pay back period)

8
 Aktifitas 1:
Sortir, Tabulasikan Data

AKTIFITAS
ANALISIS
DATA
 Aktifitas 2 :
Gambarkan data berdasarkan jenis sumber energi,
pengguna energi/biaya energi.

Jenis sumber energi

AKTIFITAS
ANALISIS
DATA

Pengguna energi
 Aktifitas 3 :

Hitung intensitas energi dan gambarkan

kecendrungannya.
Intensitas energi Kecendrungan Intensitas energi

AKTIFITAS
ANALISIS DATA

Tingkat tebar data menggambarkan pengelolaan energi.

Semakin pendek tingkat sebaran semakin baik.
Ukuran tingkat tebat adalah koefisien regressi R2. (R2 > 0.7 dianggab baik).
 Aktifitas 4 :
Tentukan Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Energi

Ada 2 (dua) komponen utama dari konsumsi energi, yakni :

 Energi yang terkait langsung dengan produksi (mP),
 Energi yang tidak terkait langsung dengan produksi (e).
 Konsumsi energi total merupakan jumlah dari kedua komponen tersebut
dan dapat dituliskan sebagai persamaan garis lurus : E = mP + e.
AKTIFITAS
Dengan E : konsumsi energi per bulan,
ANALISIS
DATA P : produksi bulanan,
m : menunjukkan kemiringan (slope) garis
e : perpotongan pada sumbu-y.
Dalam praktek, e adalah energi yang dipakai untuk produksi terrendah.
"mP" adalah energi berguna yang dipakai dalam proses. Sedangkan "e"
energi yang tidak terkait langsung dengan kegiatan produksi, tetapi
energi losses dan untuk pelayanan umum.
Aktifitas 5 :

Gambarkan Trend dan Korelasi Antara Intensitas Energi Energi

dan Faktor Yang Mempengaruhinya (Parameter Tertentu).

Tingkat tebar data menggambarkan pengelolaan energi.

 Semakin pendek tingkat sebaran semakin baik.
 Ukuran tingkat tebat adalah koefisien regressi R2. (R2 > 0.7 dianggab baik).

13
Aktifitas 6 :

Gunakan formula (tools) untuk menghitung kinerja energi

 Boiler
 AC, AHU/FCU
 Motor.
 Cooling tower.
 Pompa. dll

Tentukan Potensi penghematan energi

 No & low cost.
 Medium cost.
 High cost.

3. High cost

2. Medium
cost

1. No cost
(Low hanging
fruits)
Aktifitas 7 :
Buat daftar kemungkinan perbaikan kinerja dan usulan
perbaikan (Rekomendasi).
Aktifitas 8 :

Lakukan kajian cost benefit atas langkah

perbaikan efisiensi yang diusulkan.
 Tabel 1: Konsumsi Listrik Pada Proses Produksi (kWh)
Unit Pengguna Jan Feb Mart Aprl Mei Jun Jul

Unit 1 9,828,552.79 9,055,489.99 9,666,118.09 10,114,139.29 10,465,917.57 9,597,581.19 9,239,810.72

Unit 2 169,953.55 154,193.41 158,930.08 192,062.26 172,645.86 153,717.22 133,140.06

Unit 3 556,693.64 500,062.93 519,669.22 564,104.51 523,756.11 461,178.80 414,432.87

Unit 4 380,792.38 349,612.12 389,631.58 388,462.81 398,886.29 336,718.32 342,716.82

CONTOH : Unit 5 7,206,939.55 7,087,113.79 6,556,771.90 7,546,472.07 8,023,101.71 6,725,828.02 5,626,414.45

TABULASI DATA Unit 6 4,665,486.86 4,022,233.98 4,283,819.46 4,591,060.06 4,710,679.07 4,421,902.09 4,461,829.22

SEKUNDER Unit 7 171,199.24 160,989.44 171,179.29 168,377.26 189,868.30 187,073.25 182,225.37

Tabel 2 : Konsumsi Gas Alam Pada Proses Produksi (Nm3)

Unit
Pengguna Jan Feb Mart Aprl Mei Jun Jul

1,502,840.0 1,593,698.5
Unit1 1,534,471.27 8 6 1,573,464.18 1,827,668.34 1,478,207.51 1,701,745.70

Unit 7 59,031.22 49,013.52 112,025.16 38,351.03 36,164.54 29,567.61 159,308.83

17
 Tabel 3 : Konsumsi Solar Pada Proses Produksi (k.liter)

Unit Pengguna Jan Feb Mart Aprl Mei Jun Jul

Unit 1 23.562 39.923 128.336 6.290238233 12.90246551 13.608 101.23

Unit 3 49.866 89.969 135.591 25.03097964 37.09146444 30.501 171.41

Unit 2 0 0 0 0 0 0 -
TABULASI DATA Unit 8 75.073 68.608 67.248 94.67878213 96.67875204 83.895 71.37
(LANJUTAN)

Tabel 4: Konsumsi Batubara Pada Proses Produksi (Ton)

Unit Pengguna Jan Feb Mart Aprl Mei Jun Jul

Unit 1 2332.3 1994.72 2369.726 2490.823 2658.63 2674.47 1,337.00

18
 Tabel 5 : Intensitas Energi

CONTOH :
PERHITUNGAN
INTENSITAS
ENERGI
 Berdasarkan Jenis Sumber Energi,

Tabel 6 : Konsumsi energi menurut sumber energi

Energi M.Joule %
Gas alam 756,379,779.30 29.80
Solar 113,371,841.30 4.46
Batubara 616,886,035.80 24.30
PENGELOMPOKAN Listrik 1,051,794,648.00 41.44
DATA Total 2,538,432,304.40 100

Tabel 8. Jenis Energi Significan Ditentukan

 Listrik : 41.44 %
 Gas alam : 29.8 %
 Batubara : 24.3 %
 Berdasarkan Unit Pengguna Energi,

Tabel 9: Konsumsi Energi Menurut Pengguna

PENGELOMPOKAN
DATA

21
 Data sebaiknya ditampilkan dalam bentuk gambar atau
grafik agar secara visual memberi apresiasi lebih baik atas
perubahan yang terjadi pada intensitas energi atau
konsumsi energi atau indikator lainnya.

Gambar : Khirarki Pengguna Energi

PENGGAMBARAN
DATA

Signifikan Energy o Unit 1

Users : o Unit 5
o Unit 6
22
 Tipikal

PENGGAMBARAN
DATA

Contoh Data
pada tabel
sebelumnya

23
 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja pemanfaatan
energi:
 Level produksi
 Parameter operasi kritis
 Pemeliharaan
 Teknologi peralatan/proses yang digunakan
FAKTOR YANG  SDM.
MEMPENGARUHI
KINERJA ENERGI
Parameter operasi kritis :
Faktor dominan yang mempengaruhi kinerja penggunaan energi
peralatan/proses pemaanfaat energi.
Contoh pada sistem pembakaran:
 temperatur stack gas
 komposisi gas buang (O2, CO2).
 Grafik : Intensitas energi vs level produksi ditunjukkan seperti grafik berikut.

Grafik :
Tipikal

Levelproduksi pada
kapasitas disain, maka
intensitas energi (efisiensi
energi) optimum.

GRAFIK :
LEVEL
PRODUKSI

Grafik :
Data tabel
sebelumnya
 (Tipikal)

Konsumsi Energi
VS Produksi

GRAFIK :
KONSUMSI
ENERGI &
INTENSITAS
ENERGI
VS
PRODUKSI

Intensitas
VS Produksi
 Contoh : Data tabel sebelumnya

GRAFIK :
KONSUMSI
ENERGI &
INTENSITAS
ENERGI
VS
PRODUKSI
 Contoh Parameter Operasi Kritis Pada Proses Peleburan.
(Parameter kritis : Suhu tapping)

GRAFIK :
INTENSITAS
ENERGI
VS
PARAMETER
KRITIS

Proses
Steel
Making
 Dengan Mengendalikan Parameter Operasi (Suhu Tapping),
intensitas energi akan berubah sbb:
kWh/Ton = (Ta – Ts) * Cp
Dengan:
o Ta = Temperatur operasi pd heat number tertentu(oC)
o Ts = Temperatur setting yang bisa dicapai (oC)
o Cp = Panas spesifik di atas T = 1500 = 0,2431 kWh/Ton.C
GRAFIK :
PENGARUH
PARAMETER a-2
KRITIS PADA s
T tap (oC)

a-
INTENSITAS 1
ENERGI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

No Heat
  Potensi penghematan energi dapat
diidentifikasi dengan membandingkan
kecendrungan konsumsi energi spesifik atual
(SEC) dengan trend estimasi konsumsi energi
spesifik best practice (SECBP).
 Potensi penghematan energi melalui perbaikan
IDENTIFIKASI efisiensi energi atau dikenal dengan “best
POTENSI practice” performance, cocok digunakan untuk
PENGHEMATAN indikator efisiensi fisik,
ENERGI.  Potensi penghematan energi dapat
diidentifikasi dengan menghilangkan rugi-rugi
energi, daur ulang panas, dan menggunakan
teknologi hemat energi.
 Buat neraca energi dan neraca massa
Hitung kinerja aktual pemanfaatan energi
berdasarkan data survei lapangan.
Bandingkan kinerja aktual dengan acuan/standar
yang berlaku
LANGKAH Bandingkan parameter operasi aktual dengan
IDENTIFIKASI kondisi operasi yang seharusnya.
POTENSI Identifikasi potensi penghematan energi dari hasil
PENGHEMATAN analisis data historis (metode statistik).
ENERGI Lakukan kajian atas setiap potensi penghematan
yang diidentifikasi.
Buat rekomendasi dengan memperhatikan kinerja
dan kondisi saat ini serta rencana pengembangan
ke depan.

31
NERACA
ENERGI

INPUT = OUTPUT + ∑ RUGI-RUGI ENERGI

 Efisien
Adalah nilai maksimal dari perbandingan antara
output dan input energi pada proses/peralatan
pemanfaat energi.

EFISIEN
PEMANFAATAN
ENERGI
NILAI (OUTPUT / INPUT) MAKSIMAL :
 OUTPUT SEBESAR-BESARNYA UNTUK INPUT SAMA
 INPUT SEKECIL-KECILNYA UNTUK OUTPUT SAMA

RUGI-RUGI ENERGI SEKECIL-KECILNYA

 Kriteria Berdasarkan Indikator Kinerja :
Untuk sistem lampu output adalah : cahaya (Lumen),
input energi : Watt
 Indikator efisiensi sistem lampu adalah : Efikasi
(lumen/Watt)
 Nilai tertinggi dari efikasi berbagai jenis lampu (tabel)
EFISIENSI DISAIN adalah 70 (lumen/Watt)
TEKNOLOGI  Untuk contoh ini, lampu LED adalah jenis yang efisien.
PERALATAN
 Karakteristik Operasi Boiler :
Untuk sistem boiler output energi adalah uap, input energi adalah bahan bakar.
Indikator Efisiensi Operasi Boiler : Efisieni = Energi Uap/Energi bahan bakar (%).
 Efisiensi operasi boiler bervariasi mengikuti faktor beban (lihat gambar)
 Nilai maksimal dari efisiensi terdapat pada beban operasi 80 %.
 Pengoperasian yang efisien adalah pada beban 80% (efisiensi maks).
EFISIENSI OPERASI
PERALATAN ENERGI

Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

pemanfaatan energi:
 Level produksi
 Disain -Teknologi yang digunakan

Efisiensi Termal VS Beban Boiler

(Desain)
 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja operasi
pemanfaatan energi:
 Level produksi
 Teknologi peralatan/proses yang digunakan
 Parameter operasi kritis
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI  Pemeliharaan
KINERJA OPERASI  SDM.
PEMANFAATAN
ENERGI

Parameter operasi kritis :

Faktor dominan yang mempengaruhi kinerja
penggunaan energi peralatan/proses pemaanfaat
energi.
 Contoh Parameter Operasi Kritis.
Peralatan Parameter Units Normal set Upper Lower Petugas yang
energi point limit limit perlu tau
Boiler TDS ppm 3500 3800 3300 Operator,
O2 di stack % 3 3.5 2 supervisor
Temp stack C 200 220 180
Chiller Chilled water temp in. C - - - Operator,
Chilled water temp out C 10 12 8 supervisor
Kompressor Temp udara inlet. C Berubah - - Operator,
Tekanan bar Sesuai - - supervisor
PARAMETER kebutuhan

OPERASI KRITIS Sistem O2 di stack % 3 3.5 2 Operator,

pembakaran CO2 di stack % - supervisor
Temp stack C -
Pompa Head m H2O BEP - - Operator dan
Debet m3/ja BEP supervisor
m
Genset Faktor beban % 75 90 60 Operator,
supervisor
Tturbin Uap Temp uap masuk turbin C
Tek uap masuk turbin Bar
Vakum Kondenser mmHg
 Pembakaran efisien diindikasikan persen (%) O2 gas buang dan suhu stack
.
O2 Optimum untuk berbagai bahan bakar

Bahan Bakar Rasio Udara ( %) O2 pada Stack (%)

Batubara 1.20 -1. 25 4 – 4,5
Biomassa 1.20 – 1.40 4-6
Stoker firing 1.25 – 1.40 4,5 – 6,5

PARAMETER KRITIS BBM 1.05 – 1.15 1-3

Gas bumi/LPG 1.05 – 1.10 1-2
OPTIMUM PADA Black Liquor 1.05 – 1.10 1-2
PEMBAKARAN
Sumber: Courtesy of Combustion Engineering, Inc
TERMAL
  Kecendrungan dan sebaran data konsumsi dan kinerja energi mengindikasikan
pemborosan energi.
 Semakin menyebar data terhadap garis trend line mengindikasikan adanya
pemborosan energi terjaadi akibat pengelolaan energi yang buruk.
 Ukuran tingkat tebar adalah koefisien regressi R2
(R2 > 0.7 dianggab baik).

R2 value
ANALISIS indicates the
STATISTIK level of
confidence we
have in the fit
of the
regression line
to the scatter
of points.
 Intensitas energi vs level produksi ditunjukkan seperti
grafik berikut.

Levelproduksi
pada kapasitas
LEVEL disain, maka
intensitas energi
PRODUKSI (efisiensienergi)
optimum.

Grafik : Tipikal
 (Tipikal)
Konsumsi Energi
VS Produksi

KONSUMSI ENERGI
& INTENSITAS
ENERGI VS
PRODUKSI

Intensitas
VS Produksi
 Contoh
Intensitas energi cendrung naik dengan rentang sebaran data
lebar (R2 < 0.7) mengindikasikan pengelolaan energi yang
buruk. Grafik intensitas energi berikut adalah contoh kinerja
energi dengan pengelolaan yang buruk.

ANALISA
KINERJA
BERDASARKAN
DATA HISTORIS
 Contoh kinerja dengan pengelolaan yang buruk

PENGELOLAAN
YANG BURUK
 Konsentrasi O2 (%) Pada Preheater ..?
 Data konsentrasi O2 (%) pada exit kiln berbeda
dengan konsentrasi O2 pada outlet preheater (lihat
gambar)
 Perbedaan ini mengindikasikan adanya infiltrasi
udara di preheater.
 Infiltrasi udara akan menambah volume alir dan
PEMELIHARAAN daya fan
Flue gases
Raw material = Raw material dust 150 oC
410 TPD collected = 8 TPD

Flue gases Flue gases:

Silo 8.2% O2 10.2% O2 Raw material
dust lost = 2 TPD

ID fan Stack
Electrostatic
precipitator (ESP)
Flue gases:
8% O2
300 oC
Infiltrasi
udara
Preheating

Flue gases:
2% O2
800 oC oC
Average surface T = 200
Furnace oil =
28.2 TPD

Kiln

Direction of flue gas

Direction of material Clinker T = Clinker to
650 oC cool in open
air
Clinker =
400 TPD
 Energi Listrik Tahunan = (motor Full load hp) x (0.746 kW/hp) x
(1/efficiency) x (Jam operasi per tahun) x (load factor).
Load factor menjadi lebih besar jika fan bekerja dengan laju
alir yang lebih besar misalnya karena adanya infiltrasi udara
sebagaimana data diatas.

Energi
Pada
Fan
 Daya Fan Dan Blower :
HP = Volume (cfm) x Head (inches H2O)
6356 x Mechanical Efficiency Fa

HP = Volume (cfm) x Pressure (lb.Per sq.ft)

3300 x Mechanical Efficiency Fan

Dasar HP = Volume (cfm) x Pressure (lb.Per sq.in)

229 x Mechanical Efficiency Fan
Perhitungan
Untuk perhitungan, eff. fan atau blower, dapat diassumsi : 0.65
Daya Fan

46
Cooling Tower

Semakin rendah approach semakin bagus kinerja Cooling

Tower. Sebagai acuan CT approach yang baik adalah
antara: 3-7 C.
47
 Data Operasi Cooling Tower Wet bulb Temp VS Output

Analisis data
Cooling Tower
(Pembangkit)

48
 Kinerja operasi turun karena
parameter operasi kritis tidak
dikendalikan.

POTENSI
PENGHEMATAN
ENERGI VS
PARAMETER KRITIS
 Parameter operasi kritis
mempengaruhi kinerja energi.
 Parameter operasi tidak
dikendalikan mengindikasikan
pengelolaan energi yang
buruk.
 Potensi penghematan energi :

(SECatual - SECBP) / SECatual x 100 %.

Dengan :
SECatual adalah konsumsi energi
Potensi spesifik atual.

Penghematan SECBP adalah konsumsi energi

spesifik best practice.
Energi.
 Pengendalian Parameter Operasi Kritis

POTENSI
PENGHEMATAN
ENERGI

Faktor yang mempengaruhi kinerja pemanfaatan energi:

 Level produksi
 Parameter operasi kritis
 Pemeliharaan
 OPTIMASI PROSES PRODUKSI
Proses produksi yang menggunakan lebih dari satu peralatan
energi atau sumber energi misalnya: listrik dan uap, maka
perbaikan kinerja sebaiknya dilakukan dengan optimasi yaitu
dengan memperhatikan efisiensi seluruh sistem bukan
efisiensi individu peralatan atau sumber energi.

POTENSI
PENGHEMATAN
ENERGI

52
 Trend produksi cendrung naik

TREND
KONSUMSI &
PRODUKSI

Trend konsumsi steam cendrung naik Trend konsumsi listrik cendrung

konstan
53
 Trend konsumsi listrik cendrung konstan

Efisiensi Boiler naik

TREND
KONSUMSI
& PRODUKSI

Trend konsumsi steam cendrung naik (15 %)

54
INTENSITAS
ENERGI

55
 Komponen Biaya Energi :
Biaya energi aktual :

1. Komponen Listrik 2. Komponen Steam

(listrik prod ratio) (Steam prod ratio)

BIAYA
ENERGI Biaya energi optimasi :

= 17.05* Tarif listrik Rp/kWh + 52.16* harga uap/kg

Asumsi : Harga solar (Rp/liter) = 10.000; harga listrik (rp/kWh) = 1000, maka biaya
energi menjadi :
 Aktual (Rp/Ton prod) = 18.87 x 1000 + 54.95 x 10.000 = 63929
 Optimasi (Rp/Ton prod) = 17.05 x 1000 + 52.16 x 10.000 = 59821,2 .

Penghemataan biaya (Rp/Ton prod) = 4107,8 atau sebesar (Rp/Tahun)=

1125512553

56
UNIT
KOMPETENSI - I.

1.Menentuka
MENYIAPKAN n “Scope and
2.Menentukan
Boundaries”
PROSES AUDIT tim, dan
perlengkapan
audit.
Fungsi Apa yang harus
Dasar dilakukan
3.Menentukan
metode
pengumpulan data,
analisis data
UNIT
KOMPETENSI - II.

MELAKUKAN
SURVEI
LAPANGAN

Fungsi Dasar Apa yang harus

dilakukan
 Level Ketrampilan Yang Dibutuhkan
(Menurut SKKNI)

UNIT
KOMPETENSI – III

MELAKUKAN
ANALISIS DATA
Level ketrampilan
dalam analisis data
Utilitas energi