Anda di halaman 1dari 68

STIKES KARYA HUSADA

SEMARANG
Entrepreneur Campus

MODUL
NATURAL BASIC THERAPY
REGULER A
SEMESTER VII

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

1. MARGARETA NITA NOVIANTI(1904261)

2. NURPADILAN(1904265)

3. NURTINA(1904266)

4. NUR HAMIDA SISLIYADA(1904262)

5. NURFITRI AKBAR RISQI()

6. NURUL NOVITASARI(1904267)

7. PUJI ABRI ARIANI USMAN(19042681904264)

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


STIKES KARYA HUSADA SEMARANG
2020

1
JUDUL:TERAPI MUSIK PERSALINAN

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup diluar
uterus melalui vagina kedunia luar. Proses persalinan tidak harus melalui
persalinan normal (pervaginan) tetapi dapat juga melalui persalinan anjuran yaitu
persalinan dengan pemberian pitocin dan prostaglandin sebagai ransangan,
sedangkan persalinan buatan yaitu persalinan yang berlangsung dengan bantuan
tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forceps atau dilakukan dengan operasi
sectio caesarea.

Persalinan yang berlangsung dalam waktu lama dapat menyebabkan nyeri,


kecemasan, dan stress yang tinggi pada ibu saat pe rsalinan. Hal ini ibu dapat
merasakan nyeri yang cukup hebat karena akan berpengaruh buruk pada fisiologis
persalinan, meskipun nyeri salah satu mekanisme pertahanan tubuh yaitu suatu
tIbu bahaya atau peringatan selama persalinan

Ketakutan akan rasa sakit saat melahirkan normal membuat para peneliti mencari
tahu hal yang menyebabkan rasa sakit agar bisa menemukan cara untuk
mengatasinya. Mereka kemudian menemukan bahwa penyebab rasa sakit itu
ketegangan dan rasa sakit. Oleh karena itu, untuk mengurangi rasa sakit tersebut,
seorang ibu hamil harus merasa rileks dan santai saat persalinan.

Salah satu cara untuk menjadi lebih tenang saat akan melahirkan adalah dengan
mendengarkan musik. Metode ini dinamakan dengan terapi musik. Musik yang
biasa digunakan adalah musik yang musik meditasi yoga. Saat musik didengarkan,
sistem saraf dan kelenjar otak akan mengolahnya. Hal inilah yang kemudian akan
membuat metabolisme tubuh meningkat dan menjadi lebih baik. Jika kekebalan

2
tubuh meningkat, maka tubuh akan menjadi lebih kuat untuk menghadapi rasa
sakit yang akan dialami oleh ibu hamil

Dewasa ini musik telah menjadi bagian yang tidak terlepas dari kehidupan kita
sehari-hari. Hampir semua tempat-tempat umum seperti mall-mall besar dan
restoran memutarkan alunan musik yang dapat di nikmatipengunjungnya. Namun
ternyata musik tidak hanya sekedar untuk di nikmati tetapi mempunyai efek
positif terhadap kesehatan. Banyak study terakhir menunjukkan perkembangan
terapi musik antara lain sebagai terapi saat kehamilan, persalinan, dan untuk
stimulasi perkembangan otak anak.

Penggunaan Terapi Musik atau music therapy di dunia medis sebagai bagian dari
perawatan holistik terhadap pasien, bukan sesuatu yang baru. Di negara maju
seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia dan Jepang, Terapi Musik
lazim diberikan sebagai tindakan klinis tambahan kepada pasien, misalnya pada
penderita kanker, demensia, alzheimer dan kepada pasien autistik.

Musik diperdengarkan kepada pasien yang tengah menjalani perawatan radiologi


untuk mengurangi level stress, kepada pasien pascaoperasi transplantasi sel induk
sumsum tulang belakang untuk membantu mengatasi rasa sakit dan mual, kepada
lansia untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan, kepada bayi
baru lahir untuk membantu proses adaptasi, dan kepada bayi prematur untuk
meningkatkan kemampuan menyusu, tidur dan mempertahankan tIbu-tIbu vital
normal.

Di dunia kebidanan, dalam 25 tahun terakhir ini, para peneliti dan klinisi telah
mulai mengeksplorasi penggunaan Terapi Musik bagi pasien kebidanan, baik ibu
hamil maupun ibu bersalin. Hal ini juga sejalan dengan semakin maraknya tren
natural birth, sebuah filosofi persalinan yang meyakini bahwa dengan persiapan
matang, ibu sesungguhnya dapat menjalani proses persalinan tanpa harus
mendapat intervensi medis berupa pemberian obat-obatan pengurang rasa nyeri.
Maka dari itu dalam penyusunan makalah ilmiah ini penulis akan sedikit
memaparkan masalah mengenai terapi musik pada saat persalinan.

3
TUJUAN & MANFAAT

A. TUJUAN
1. UMUM
Untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap penurunan tingkat nyeri
persalinan
2. KHUSUS
1. Untuk mengetahui definisi dari terapi musik ?
2. Untuk mengetahui jenis terapi musik ?
3. Untuk mengetahui manfaat terapi musik ?
4. Untuk mengetahui Efektivitas Terapi Musik Dalam Managemen Nyeri
Persalinan?
5. Untuk mengetahui Pengaruh terapi Musik Pada Persalinan?
6. Untuk mengetahui menggunakan terapi musik untuk mengurangi rasa sakit saat
melahirkan ?
7. Untuk mengetahui cara melakukan terapi musik ?

B. MANFAAT
1. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas kelompok
2. Sebagai wadah untuk mengaplikasikan ilmu khususnya mata kuliah natural basic
terapi persalinan
3. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa dan pembaca

4
URAIAN MATERI

A. Definisi persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi (janin dan plasenta) yang telah

cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui

jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba,

2013 : 164).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang

dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan

lain(Mochtar, 2015 : 69).

Persalinan adalahproses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari

uterus ibu(JNPK-KR, 2017 : 37).

B. Sebab Sebab Mulainya Persalinan


Lima sebab mulainya persalinan, yaitu sebagai berikut :

1. Teori Keregangan. Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas

tertentu. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan

dapat dimulai

2. Teori Penurunan Progesteron. Proses penuaan plasenta terjadi saat usia

kehamilan 28 minggu, karena terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah

mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesterone mengalami

penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap oksitosin. Akibatnya

otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterone

tertentu.

3. Teori Oksitosin Internal. Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars

posterior. Perubahan keseimbangan esterogen dan progesterone dapat mengubah

5
sensitifitas rahim, sehingga terjadi kontraksi Braxton Hicks. Dengan

menurunnya konsentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan maka oksitosin

dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat dimulai.

4. Teori Prostaglandin. Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak usia kehamilan

15 minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil

dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.

5. Teori hipotalamus-hipofisis dan glandula suprarenalis. Teori ini menunjukkan

pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi kelambatan persalinan karena

tidak terbentuk hipotalamus. Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan

maturitas janin, induksi (mulainya) persalinan. Dari percobaan tersebut

disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus-hipofisis dengan mulainya

persalinan. Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan

(Manuaba, 2013 : 168).

C. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan


Faktor-faktor penting dalam persalinan adalah power (His/kontraksi otot rahim,
kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan
mengejan, keregangan dan kontraksi ligamentum rotundum), pasanger (janin
dan plasenta), passage (jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang) (Manuaba,
2013 : 169).
1. Power (kekuatan)
Kekuatan yang mendorong janin saat persalinan adalah his, kontraksi otot-
otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, diantaranya:
a. Kontraksi bersifat simetris
b. Fundal dominan, artinya bagian fundus uteri sebagai pusat dan mempunyai
kekuatan yang paling besar Involunter artinya tidak dapat diatur oleh
parturient
c. Intervalnya makin lama makin pendek

d. Kekuatannya makin besar dan pada kala II diikuti dengan refeks

mengejan

6
e. Diikuti retraksi artinya panjang otot rahim yang telah berkontraksi tidak

akan kembali ke panjang semula

f. Setiap kontraksi mulai dari pace maker yang terletak sekitar insersi tuba,

dengan arah penjalaran ke daerah serviks uteri dengan kecepatan 2

cm/detik

g. Kontraksi rahim menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut, dan

dapat menjalar ke paha (Manuaba, 2013 : 170)

2. Pasanger

Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin.Posisi dan

besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.Kepala janin banyak

mengalami cedera pada saat persalinan sehingga dapat membahayakan

kehidupan janin.Beberapa istilah berkaitan dengan letak janin :

a. Situs (letak)

Hubungan sumbu panjang ibu dangan sumbu panjang janin sehingga

dijumpai kedudukan membujur atau lintang.Hubungan sumbu panjang janin

dan sumbu panjang rahim dua bentuk Membujur (letak kepala, letak

sungsang) dan letak lintang.

b. Habitus (sikap)

Letak bagian janin satu terhadap yang lainnnya.Hubungan antara kepala,

bokong, tangan dan kaki satu dengan lainnya. Letak janin fisiologis adalah :

1. Badan melengkung, mnyesuaikan diri dengan rahim

2. Kepala fleksi, dimana dagu menempel pada dada

3. Kaki melipat pada paha, dan lutut rapat pada badan

4. Kepala janin berada di atas panggul

7
a. Posisi

Letak salah satu bagian terhadap janin.

b. Presentasi

Apa yang menjadi bagian terendah janin dalam rahim. Yang dimaksud dengan

dudukan bagian janin adalah kedudukan terhadap jalan lahir, dimana bagian

tersebut akan menentukan posisi bagian terendah janin (Manuaba, 2013 : 130)

3. Passage ( jalan lahir)

Jalan lahir terdiri atas bagian keras tulang-tulang panggul (rangka

panggul)dan bagian lunak (otot-otot,jaringan-jaringan dan ligament-ligamen)

D. Tanda-Tanda Persalinan

1. Tanda-Tanda Persalinan Sudah Dekat

a. Lightening

Pada minggu ke-36 pada primigravida terjadi penurunan fundus karena

kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul.

b. Terjadinya His Permulaan

Makin tua usia kehamilan, pengeluaran estrogen dan progerteron makin

berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi, yang lebih

sering disebut his palsu.

2. Tanda-Tanda Persalinan

a. Terjadinya His Persalinan

His persalinan mempunyai sifat :

1) Pinggang terasa sakit, yang menjalar kedepan

2) Sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin

besar

3) Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan uterus

8
4) Makin beraktivitas (jalan) kekuatan makin bertambah

b. Bloody Show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina)

Dengan his persalinan, terjadi perubahan pada serviks yang

menimbulkan pendataran dan dan pembukaan, lendir yang terdapat di

kanalis servikalis lepas, kapiler pembuluh darah pecah, yang menjadikan

perdarahan sedikit.

c. Pengeluaran cairan terjadi akibat dari ketuban pecah yang menimbulkan

pengeluaran cairan yang menjelang pembukaan lengkap dengan

pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24

jam(Manuaba, 2013 : 172).

E. Tahapan persalinan

1. Kala I (satu)

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan

meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10

cm).maka kala I dibagi menjadi 2 fase :

a. Fase laten :

1) Di mulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan

pembukaan serviks secara bertahap.

2) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.

3) Pada umumnya, fase laten berlangsung antara 6 hingga 8 jam.

b. Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase.

1) Periode akselerasi. Berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4.

2) Periode dilatasi maksimal. Selama 2 jam, pembukaan berlangsung cepat

mejadi 9 cm.

9
3) Periode deselerasi. Berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan

menjadi 10 cm (Mochtar, 2015:71).

2. Kala II (dua)

Kala II (dua) persalinan dimulai dari pembukaan lengkap serviks (10 cm),

dilanjutkan dengam upaya mendorong bayi keluar dari jalan lahir dan berakhir

dengan lahirnya bayi. Kala dua persalinan disebut juga sebagai kala pengeluaran

bayi

a. Gejala dan tanda kala dua persalinan :

1) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.

2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan/atau vaginanya.

3) Perenium menonjol.

4) Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.

5) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah

b. Persiapan penolong persalinan :

1) Sarung tangan

2) Perlengkapan pelindung diri

3) Persiapan tempat persalinan, peralatan dan bahan

4) Persiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi

5) Periapan ibu dan keluarga

6) Amniotomi

c. Penatalaksanaan Fisiologis Kala Dua

1) Membimbing ibu untuk meneran

2) Posisi ibu saat meneran

3) Cara meneran

d. Menolong Kelahiran Bayi :

10
1) Posisi ibu saat melahirkan

2) Pencegahan laserasi

3) Melahirkan kepala

4) Melahirkan Bahu

5) Melahirkan seluruh tubuh

e. Pemantauan selama kala dua persalinan :

1) Nadi setiap 30 menit

2) Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit

3) DJJ setiap selesai meneran atau setiap 5-10 menit

4) Penurunan kepala bayi setiap 30 menit melalui pemeriksaan abdomen

(periksa Luar) dan periksa dalam setiap 60 menit atau jika ada indikasi, hal

ini dilakukan lebih cepat.

5) Warna cairan ketuban jika selaputnya sudah pecah (jernih atau bercampur

mekonium atau darah)

6) Apakah ada presentasi majemuk atau tali pusat di samping atau terkemuka

7) Putaran paksi luar segera setelah kepala bayi lahir

8) Kehamilan kembar yang tidak diketahui sebelum bayi pertama lahir

9) Catatkana semua pemeriksaan dan intervensi yang dilakukan pada catatan

persalinan(JNPK-KR,2017 : 73)

3. Kala III (tiga)

Kala III (tiga) persalinan dimulai setelah bayi lahir dan berakhir dengan

lahirnya plasenta dan selaput ketuban.

a. Tanda – tanda lepasnya plasenta

1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus.

2) Tali pusat memanjang.

11
3) Semburan darah mendadak dan singkat.

b. Manajemen aktif kala III

Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus

yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan

dan mengurangi kehilangan darah kala tiga persalinan jika dibandingkan dengan

penatalaksanaan fisiologis.Sebagian besar kasus kesakitan dan kematian ibu di

Indonesia disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan dimana sebagian besar

disebabkan oleh atonia uteri dan retensio plasenta yang sebenarnya dapat

dicegah dengan melakukan manajemen aktif kala tiga.

c. Keuntungan-keuntungan manajemen aktif kala tiga :

1) Persalinan kala tiga yang lebih singkat

2) Mengurangi jumlah kehilangan darah

3) Mengurangi kejadian retensio plasenta

d. Manajemen aktif kala tiga langkah utama :

1) Pemberian oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir

2) Melakukan penegangan tali pusat terkendali

3) Masase fundus uteri (JNPK-KR, 2017: 90).

4. Kala IV (empat)

Kala IV (empat) persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2

jam setalah itu

a. Asuhan dan pemantauan kala empat. Setelah plasenta lahir :

1) Lakukan rangsangan taktil (masase) uterus untuk merangsang uterus

berkontraksi dengan baik dan kuat.

2) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara melintang

dengan pusat sebagai patokan. Umumnya, fundus uteri setinggi pusat atau

12
beberapa jari di bawah pusat. Sebagai contoh hasil pemeriksaan ditulis : “dua

jari di bawah pusat”.

3) Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.

4) Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau episiotomy)

perineum.

5) Evaluasi keadaan umum ibu.

6) Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalinan kala empat di

bagian belakang partograf, segera setelah asuhan diberikan atau setelah

penilaian dilakukan(JNPK-KR,2017 : 90)

13
INOVASI YANG DIBERIKAN (NATURAL THERAPY)
A. Definisi Terapi Musik

Terapi musik sebagai teknik yang digunakan untuk penyembuhan suatu

penyakit dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu. Jenis musik yang

digunakan dalam terapi musik dapat disesuaikan dengan keinginan, seperti

musik klasik, instrumentalis, dan slow musik. Terapi musik adalah suatu proses

yang menggabungkan antara aspek penyembuhan musik itu sendiri dengan

kondisi dan situasi baik fisik atau tubuh, emosi, mental, spiritual, kognitif dan

kebutuhan sosial seseorang.

Terapi musik adalah penggunaan musik untuk relaksasi, mempercepat

penyembuhan, meningkatkan fungsi mental dan menciptakan rasa sejahtera.

Musik dapat mempengaruhi fungsifungsi fisiologis, seperti respirasi, denyut

jantung dan tekanan darah. Alunan musik lembut yang menenangkan dan

stimulasi gelombang otak dengan frekuensi deep delta untuk merangsang

kondisi relaksasi yang dalam. Pada kondisi deep delta, akan terjadi pelepasan

endorfin yang merupakan zat anestesi alami. Terapi musik klasik dapat

membantu menghilangkan atau meringankan berbagai rasa sakit misalnya

meredakan nyeri akibat suatu penyakit, nyeri punggung, rematik arthritis, luka

bakar, luka kecelakaan, nyeri penderita kanker, nyeri persendian, nyeri pada

otot, nyeri pasca operasi dan jenis nyeri lainnya.

Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan

ransangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan

gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat

untuk kesehatan fisik dan mental. Musik memiliki kekuatan untuk mengobati

14
penyakit dan meningkatkan kemampuan pikiran seseorang. Musik diterapkan

menjadi sebuah terapi dan musik dapat meningkatkan, memulihkan, memelihara

kesehatan fisik,n mental, emosional, sosial dan spiritual. Hal ini disebabkan

musik memiliki beberapa kelebihan, yaitu karena musik bersifat nyaman,

menenangkan, membuat rileks, berstruktur, dan universal. Terapi musik adalah

terapi yang universal dan bisa diterima oleh semua orang karena kita tidak

membutuhkan kerja otak yang berat untuk menginterpretasi alunan musik.

Terapi musik sangat mudah diterima organ pendengaran kita dan kemudian

melalui saraf pendengaran disalurkan ke bagian otak yang memproses emosi

(sistem limbik).

B. Jenis Terapi Musik

Dalam dunia penyembuhan dengan musik, dikenal 2 macam terapi musik, yaitu:

a. Terapi Musik Aktif.

Dalam terapi musik aktif pasien diajak bernyanyi, belajar main menggunakan

alat musik, menirukan nada-nada, bahkan membuat lagu singkat. Dengan kata

lain pasien berinteraksi aktif dengan dunia musik. Untuk melakukan Terapi

Musik katif tentu saja dibutuhkan bimbingan seorang pakar terapi musik yang

kompeten.

b. Terapi Musik Pasif.

Inilah terapi musik yang murah, mudah dan efektif. Pasien tinggal

mendengarkan dan menghayati suatu alunan musik tertentu yang disesuaikan

dengan masalahnya. Hal terpenting dalam Terapi Musik Pasif adalah pemilihan

jenis musik harus tepat dengan kebutuhan pasien.

15
C. Manfaat terapi music
Ada banyak sekali manfaat terapi musik. Jika disebutkan satu per satu
semuanya, tentu saja butuh banyak waktu. Di bawah ini adalah sepuluh manfaat
utama terapi musik menurut para pakar terapi musik.
a. Relaksasi, Mengistirahatkan Tubuh dan Pikiran
Manfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan terapi musik adalah perasaan
rileks, tubuh lebih bertenaga dan pikiran lebih fresh. Terapi musik memberikan
kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk mengalami relaksasi yang sempurna.
Dalam kondisi relaksasi (istirahat) yang sempurna itu, seluruh sel dalam tubuh
akan mengalami re-produksi, penyembuhan alami berlangsung, produksi
hormon tubuh diseimbangkan dan pikiran mengalami penyegaran.
b. Meningkatkan Kecerdasan
Sebuah efek terapi musik yang bisa meningkatkan intelegensia seseorang
disebut Efek Mozart. Hal ini telah diteliti secara ilmiah oleh Frances Rauscher
et al dari Universitas California. Penelitian lain juga membuktikan bahwa masa
dalam kandungan dan bayi adalah waktu yang paling tepat untuk menstimulasi
otak anak agar menjadi cerdas. Hal ini karena otak anak sedang dalam masa
pembentukan, sehingga sangat baik apabila mendapatkan rangsangan yang
positif. Ketika seorang ibu yang sedang hamil sering mendengarkan terapi
musik, janin di dalam kandungannya juga ikut mendengarkan. Otak janin pun
akan terstimulasi untuk belajar sejak dalam kandungan. Hal ini dimaksudkan
agar kelak si bayi akan memiliki tingkat intelegensia yang lebih tinggi
dibandingkan dengan anak yang dibesarkan tanpa diperkenalkan pada musik.
c. Meningkatkan Motivasi
Motivasi adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan dan mood
tertentu. Apabila ada motivasi, semangat pun akan muncul dan segala kegiatan
bisa dilakukan. Begitu juga sebaliknya, jika motivasi terbelenggu, maka
semangat pun menjadi luruh, lemas, tak ada tenaga untuk beraktivitas. Dari
hasil penelitian, ternyata jenis musik tertentu bisa meningkatkan motivasi,
semangat dan meningkatkan level energi seseorang.
d. Pengembangan Diri
Musik ternyata sangat berpengaruh terhadap pengembangan diri seseorang.
Hati-hati, karena musik yang Ibu dengarkan menentukan kualitas pribadi Ibu.
Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa orang yang punya masalah perasaan,

16
biasanya cenderung mendengarkan musik yang sesuai dengan perasaannya.
Misalnya orang yang putus cinta, mendengarkan musik atau lagu bertema putus
cinta atau sakit hati. Dan hasilnya adalah masalahnya menjadi semakin parah.
Dengan mengubah jenis musik yang didengarkan menjadi musik yang
memotivasi, dalam beberapa hari masalah perasaan bisa hilang dengan
sendirinya atau berkurang sangat banyak. Dan jika Ibu mau, Ibu bisa
mempunyai kepribadian yang Ibu inginkan dengan cara mendengarkan jenis
musik yang tepat.
e. Meningkatkan Kemampuan Mengingat
Terapi musik bisa meningkatkan daya ingat dan mencegah kepikunan. Hal ini
bisa terjadi karena bagian otak yang memproses musik terletak berdekatan
dengan memori. Sehingga ketika seseorang melatih otak dengan terapi musik,
maka secara otomatis memorinya juga ikut terlatih. Atas dasar inilah terapi
musik banyak digunakan di sekolah-sekolah modern di Amerika dan Eropa
untuk meningkatkan prestasi akademik siswa. Sedangkan di pusat rehabilitasi,
terapi musik banyak digunakan untuk menangani masalah kepikunan dan
kehilangan ingatan.
f.Kesehatan Jiwa
Seorang ilmuwan Arab, Abu Nasr al-Farabi (873-950M) dalam bukunya ''Great
Book About Music'', mengatakan bahwa musik membuat rasa tenang, sebagai
pendidikan moral, mengendalikan emosi, pengembangan spiritual,
menyembuhkan gangguan psikologis. Pernyataannya itu tentu saja berdasarkan
pengalamannya dalam menggunakan musik sebagai terapi. Sekarang di zaman
modern, terapi musik banyak digunakan oleh psikolog maupun psikiater untuk
mengatasi berbagai macam gangguan kejiwaan, gangguan mental atau
gangguan psikologis.
g. Mengurangi Rasa Sakit
Musik bekerja pada sistem saraf otonom yaitu bagian sistem saraf yang
bertanggung jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung dan fungsi otak,
yang mengontrol perasaan dan emosi. Menurut penelitian, kedua sistem tersebut
bereaksi sensitif terhadap musik. Ketika kita merasa sakit, kita menjadi takut,
frustasi dan marah yang membuat kita menegangkan otot-otot tubuh, hasilnya
rasa sakit menjadi semakin parah. Mendengarkan musik secara teratur
membantu tubuh relaks secara fisik dan mental, sehingga membantu

17
menyembuhkan dan mencegah rasa sakit. Dalam proses persalinan, terapi musik
berfungsi mengatasi kecemasan dan mengurangi rasa sakit. Sedangkan bagi
para penderita nyeri kronis akibat suatu penyakit, terapi musik terbukti
membantu mengatasi rasa sakit.
h. Menyeimbangkan Tubuh
Menurut penelitian para ahli, stimulasi musik membantu menyeimbangkan
organ keseimbangan yang terdapat di telinga dan otak. Jika organ keseimbangan
sehat, maka kerja organ tubuh lainnya juga menjadi lebih seimbang dan lebih
sehat.
i. Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Dr John Diamond dan Dr David Nobel, telah melakukan riset mengenai efek
dari musik terhadap tubuh manusia dimana mereka menyimpulkan bahwa:
Apabila jenis musik yang kita dengar sesuai dan dapat diterima oleh tubuh
manusia, maka tubuh akan bereaksi dengan mengeluarkan sejenis hormon
(serotonin ) yang dapat menimbulkan rasa Nikmat dan senang sehingga tubuh
akan menjadi lebih kuat (dengan meningkatnya sistem kekebalan tubuh) dan
membuat kita menjadi lebih sehat.
j. Meningkatkan Olahraga
Mendengarkan musik selama olahraga dapat memberikan olahraga yang lebih
baik dalam beberapa cara, di antaranya meningkatkan daya tahan, meningkatkan
mood dan mengalihkan Ibu dari setiap pengalaman yang tidak nyaman selama
olahraga.
D. Efektivitas Terapi Musik Dalam Managemen Nyeri Persalinan
Saat-saat persalinan selalu menjadi momen yang ditunggu ibu hamil. Perasaan
bahagia, takut, dan gelisah bercampur-aduk. Kontraksi persalinan yang
sebenarnya adalah kontraksi yang intensitasnya makin lama makin kuat,
durasinya makin lama makin panjang, intervalnya makin lama makin pendek
(makin sering), dan disertai his (rasa nyeri). Rasa nyeri ini menjalar dari
pinggang bagian belakang ke perut, dan terasa mulas seperti orang sakit perut.
Pembukaan satu hingga tiga belum masuk tahapan inpartus (persalinan).
Karena, waktu yang dibutuhkan pada pembukaan 1 menuju pembukaan 4
berbeda tiap orangnya. Ada yang 1 jam, ada yang 1 hari dan dapat pula terjadi
dalam beberapa hari. Biasanya pada pembukaan timbul rasa nyeri,

18
Intervensi non farmakologi yang dapat diberikan pada ibu menjelang persalinan
adalah membuat ibu siap secara fisik dan mental dalam menghadapi persalinan,
seperti diantaranya dengan terapi musik. Terapi musik pada managemen
persalinan adalah suatu bentuk kegiatan yang mempergunakan musik dan
lagu/nyanyian secara terpadu dan terarah didalam membimbing ibu selama
menghadapi persalinan untuk mencapai tujuan relaksasi bagi ibu saat nyeri
kontraksi yang dirasakan.
Mekanisme pengalihan nyeri dengan terapi musik adalah sebagai berikut : saat
uterus berkontraksi (his dirasakan) akan mengirimkan transmisi rangsang nyeri,
jika ibu diberikan terapi musik dengan cara mendengarkan musik melalui
earphone sesuai dengan musik yang disukai ibu seperti lagu rohani, alunan ayat
Al-Qur’an atau musik alam seperti suasana air terjun dengan gemericik air yang
turun, atau dengan musik klasik maka mekanisme pintu yang terdapat
disepanjang system saraf diantaranya talamus akan mengirimkan impuls untuk
menutup pintu sehingga impuls nyeri tidak sampai pada korteks cerebri dan
nyeri dapat teralihkan sehingga ibu akan merasa lebih tenang saat kontraksi
dirasakannya. Perasaan relaks akan dialami oleh ibu ketika merasakan alunan
musik, hal ini disebabkan karena irama dan vibrasi yang ditangkap oleh indera
pendengaran akan ditransmisikan ke pusat otak yang diterjemahkan oleh korteks
cerebri untuk kemudian mempengaruhi ritme internal untuk berespon dengan
cara mengembangkan gerak otomatisnya mengikuti irama musik yang disukai
oleh ibu.
E. Pengaruh Terapi Musik Pada Persalinan

Studi yang di lakukan oleh Wiand (1997) menunjukkan bahwa wanita hamil yang

mendapat terapi musik dan relaksasi jauh lebih rileks saat menjalankan proses

persalinan. Studi lain menyebutkan ibu hamil yang mendengarkan musik selama

3 jam sebelum melahirkan secara signifikan lebih rileks di banding kelompok ibu

yang tidak terpapar musik. Relaksasi dapat di nilai dari 3 hal yaitu posisi tubuh,

pola pernapasan dan kemampuan komunikasi verbal. Pada ibu yang rileks akan

terlihat posisi tubuh yang tenang dan tidak gelisah. pola pernapasanpun menjadi

19
teratur sehingga komunikasi verbal dapat di lakukan (ibu dapattetap menjawab

pertanyaan yang di berikan).

Beberapa penelitian menemukan musik yang dapat menurunkan rasa cemas atau

stress adalah musik instrumental (non vokal) yang beralunan lambat dan tenang.

Selain manfaat relaksasi, dengan mendengarkan musik membuat ibu lebih

berkonsentrasi saat proses melahirkan dan dapat mengurangi rasa sakit. Untuk

bayi sendiri, ternyata proses di lahirkan juga menimbulkan rasa stress. Stress di

timbulkan karena bayi harus beradaptasi dari kehidupan dalam kandungan keluar

kandungan. Proses adaptasi ini berlangsung hingga 4-6 jam pertama kehidupan.

Dengan mendengarkan musik yang rutin di dengarkan sebelumnya, dapat

membuat bayi lebih nyaman dan tenang karena terasa seperti suasana saat ia

dalam kandungan. Pada bayi prematur yang memerlukan perawatan NICU, dari

penelitian di sebutkan musik Lullaby sangat bermanfaat untuk membuat bayi

tenang, menurunkan hormon stress, meningkatkan kadar oksigen, mempercepat

kenaikan berat badan sampai mengurangi rasa sakit (terlebih pada saat dan

sesudah di lakukan tindakan invasif).

F. Menggunakan Terapi Musik Untuk Mengurangi Rasa Sakit Saat

Melahirkan

Ketakutan akan rasa sakit saat melahirkan normal membuat para peneliti

mencari tahu hal yang menyebabkan rasa sakit agar bisa menemukan cara untuk

mengatasinya. Mereka kemudian menemukan bahwa penyebab rasa sakit itu

ketegangan dan rasa sakit. Oleh karena itu, untuk mengurangi rasa sakit

tersebut, seorang ibu hamil harus merasa rileks dan santai saat persalinan.

20
Salah satu cara untuk menjadi lebih tenang saat akan melahirkan adalah dengan

mendengarkan musik. Metode ini dinamakan dengan terapi musik. Musik yang

biasa digunakan adalah musik yang musik meditasi yoga. Saat musik

didengarkan, sistem saraf dan kelenjar otak akan mengolahnya. Hal inilah yang

kemudian akan membuat metabolisme tubuh meningkat dan menjadi lebih baik.

Jika kekebalan tubuh meningkat, maka tubuh akan menjadi lebih kuat untuk

menghadapi rasa sakit yang akan dialami oleh ibu hamil. Selain itu, terapi ini

juga akan membuat Ibu bisa mengekspresikan perasaan Ibu, membuat suasana

hati Ibu lebih baik, menghilangkan stres, mengurangi rasa sakit serta membuat

Ibu bisa berpikir positif. Semua hal ini pasti akan membuat Ibu merasa lebih

rileks saat melahirkan sehingga rasa sakit bisa berkurang. Musik yang Ibu

dengarkan saat melahirkan juga akan membuat perhatian Ibu teralihkan. Dengan

begitu, maka Ibu tidak akan mengingat dan merasakan lagi rasa sakit yang

mungkin akan Ibu rasakan jika tidak mendengarkan musik. Musik juga akan

membuat Ibu lebih rileks serta membuat kondisi tubuh berfungsi dengan

sempurna. Saat melahirkan, Ibu pasti akan merasakan takut, gelisah namun

senang. Perasaan itulah yang akan menyebabkan rasa sakit. Selain itu, kontraksi

yang terjadi saat Ibu akan melahirkan juga akan menyebabkan rasa sakit. Saat

masa persalinan semakin dekat, kontraksi akan semakin kuat, semakin lama dan

juga semakin sakit. Rasa sakit ini terjadi pada pinggang bagian belakang hingga

ke perut. Hal lain yang juga menyebabkan rasa sakit pada persalinan adalah

terjadinya pembukaan. Salah satu cara untuk mengurangi rasa sakit tersebut

adalah dengan melakukan terapi musik. Terapi musik akan membantu seorang

ibu hamil untuk menyiapkan mental dan fisiknya saat akan melahirkan. Ibu bisa

mengkonsultasikannya hal ini kepada dokter.

21
G. Cara Melakukan terapi musik
1. Musik memiliki unsur akustik, suara, vibrasi, harmoni dan sebagainya.
Unsur-unsur musik itu sangat dekat dengan tubuh manusia sebab ditemukan
juga di dalam tubuh manusia.
2. Tubuh manusia sangat kaya bunyi-bunyian. Proses biologis yang
dilakukan organ-organ tubuh, misalnya gerakan peristalstik usus, kontraksi
jantung, kontraksi-kontriksi paru-paru, aliran darah, gerakan otot, proses
kimiawi dan enzim, juga menghasilkan berbagai macam bunyi-bunyian. Jika
setiap organ tubuh berfungsi dengan baik, maka yang dihasilkan adalah
“musik yang indah”, artinya, tubuh itu sehat.
3. Terapi Musik dimaksudkan untuk menyelaraskan kembali kinerja
organ tubuh yang terganggu, agar dapat berfungsi normal kembali. Dalam
pelaksanaannya, musik yang diterima telinga disalurkan ke otak sebagai data
digital sehingga otak merespon sesuai dengan "isi data digital" tersebut. Otak
adalah pengendali dan mempengaruhi kinerja seluruh organ tubuh. Artinya,
ketika otak distimulasi, organ-organ di tubuh juga ikut terpengaruh.

22
PENATALAKSANAAN

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY. A UMUR 23 TAHUN G1P0A0


UMUR KEHAMILAN 39 MINGGU DENGAN MENGGUNAKA
TEHNIK TERAPI MUSIK DI PMB TUTIK SEMARANG

I. PENGKAJIAN
Dilaksanakan pada
Hari / Tanggal : Jumat, 8 Mei 2020
Jam : 10:00 WIB
Tempat : PMB Tutik Semarang

A. Data Subyektif
1. Biodata
a. Biodata Pasien
Nama : Ny. F
Umur : 23 Tahun
Alamat : Bangetayu Kulon RT 2 RW 3
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan swasta
b. Biodata Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 24 Tahun
Alamat : Bangetayu Kulon RT 2 RW 3
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan swasta
Hubungan dengan Pasien : Suami

2. Keluhan Utama dan Alasan Datang


2.1 Keluhan Utama : Ibu mengatakan perut kencang-kencang sejak
pukul 06.00 WIB keluar lendir darah lewat

23
jalan lahir dan nyeri semakin bertambah. Ibu
mengeluh tidak nyaman dengan keadaannya,
ibu mengatakan masih cemas dengan proses
persalinan.
2.2 Alasan Datang : Ibu mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya, Ibu ingin bersalin dan Ibu
mengatakan ingin sekali melakukan persalinan
dengan tehnik terapi musik untuk mengurangi
rasa sakit, ketidak nyamananya dan cemas yang
ia rasakan. Ibu sudah pernah mengikuti latihan
kelas ibu hamil sejak memasuki usia kehamilan
TM III.
3. Riwayat Kesehatan
3.1 Riwayat Kesehatan Dahulu
 Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
hepatitis, TBC, AIDS, dll
 Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti
DM, Tekanan darah tinggi, Jantung dll
3.2 Riwayat Kesehatan Sekarang
 Ibu mengatakan bahwa saat ini tidak sedang menderita penyakit
menular seperti hepatitis, TBC, AIDS, dll
 Ibu mengatakan bahwa saat ini tidak sedang menderita penyakit
keturunan seperti : DM, Tekanan darah tinggi, Jantung dll
3.3 Riwayat Kesehatan Keluarga
 Ibu mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit menular seperti Hepatitis, TBC, AIDS, dll.
 Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menurun seperti DM, Hipertensi, Jantung dll.
 Didalam keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat kembar
 Didalam keluaraganya tidak ada yang memiliki riwayat kecacatan
4. Riwayat Perkawinan
4.1 Menikah pada Usia : 22 Tahun
4.2 Menikah : 1 kali

24
4.3 Lama Menikah : ±1 tahun
5. Riwayat Obstetri
5.1 Riwayat Menstruasi
 Menarche : 12 Tahun
 Siklus/lama : 26 hari/ 7 hari
 Perdarahan : Banyak (5-6 kali/sehari ganti pembalut)
 Dysmenorrhea : Tidak ada
 Keputihan : Tidak ada
5.2 Riwayat Kehamilan Sekarang
Umur kehamilan menurut pasien : 9 Bulan
HPHT : 9-08-2019
HPL : 15-5-2020
Ibu mengatakan periksa kehamilan sudah 7 kali di bidan, mendapat
terapi asam folat, tablet Fe, mendapat penyuluhan tentang tanda
bahaya kehamilan.
Ibu mengatakan mendapatkan TT 2 kali.
Minum Jamu : Tidak
Merokok : Tidak
Obatan-obatan tertenu : Tidak
Berat Badan sebelum hamil : 65 Kg
Gerakan janin mulai dirasakan pertama kali usia kehamilan 20
minggu. Dan ibu merencanakan persalinan di Bidan
5.3 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu.
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama
6. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan kontrasepsi jenis apapun dan
akan menggunakan kontrasepsi IUD
7. Pola kebutuhan sehari-hari
Pola Saat Hamil Menjelang persalinan

Pola Nutrisi Makan 3 kali sehari, porsi Makan nasi dengan lauk
sedang  dengan nasi, lauk pauk dan sayur dalam
pauk, sayur,  buah, Minum porsi sedang dan minum
air putih dan susu   ± 6-7 susu,
gelas/hari.

Pola Eliminasi BAB ±1kali/hari BAB 1x


BAK ±3-4 kali
BAK ±7-8 kali/hari

Pola Aktivitas lbu bisa melakukan Ibu berbaring dan


pekerjaan rumah tangga
25
(mencuci, menyapu, masak). terkadang berjalan-jalan.

Pola tidur Tidur siang hari ± 1 jam Ibu tidak bisa tidur karena
merasakan nyeri.
Tidur malam hari ±6-7 jam

Personal Mandi 2x/hari, gosok gigi Ibu sebelum datang ke


Hygiene 2x/hari dan ganti baju tiap PMB sudah mandi gosok
habis mandi gigi dan kramas.

Pola Seksual Ibu mengatakan 1 kali Tidak melakukan


seminggu

8. Psikososiospiritual
1) Ibu mengatkan sangat menginginkan kehamilan ini karena
merupakan anak yang pertama.
2) Ibu mengatakan takut dan kawatir jika terjadi robekan pada saat
persalinan.
3) Hubungan dengan suami ataupun keluarganya baik.
4) Ibu tinggal di rumahnya sendiri dengan suaminya.
5) Dikeluarga ibu pengambilan keputusan dominan adalah suami.
6) Pemecahan masalah didiskusikan terlebih dahulu dengan keluarga.
7) Lingkungan ibu baik, bersih.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36,6º C
Nadi : 80 kali/menit
RR : 22 kali/menit
Antropometri
Berat badan hamil : 75 kg
Tinggi Badan : 158 cm
LILA : 25 cm

2. Status Present
 Kepala : Mesochepal
 Rambut : warna hitam, bersih, tidak rontok

26
 Mata : Tidak ikterik, konjungtiva tidak pucat
 Hidung : Simetris, tidak ada pembesar polip
 Mulut : Keadaan mulut bersih
 Telinga : Keadaan bersih, fungsi pendengaran baik
 Muka : Tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum
 Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
 Payudara : Mamae membesar, jika ditekan nyeri, terlihat memerah,
putting menonjol, pengeluaran ASI sedikit
 Perut : Tidak ada bekas operasi, tidak ada nyeri tekan
 Genetalia : Terdapat bekas jahitan, ada lochea rubra
 Ekstremitas atas & bawah : Simetris, tidak oedema, kuku bersih, tidak ada
varises
 Anus : Tidak ada hemoroid
3. Status Obstetri
1. Inspeksi
Muka : Tidak odema, Tidak pucat, Tidak ada closma gravidarum
Mammae : Areola mammae menghitam, papila mammae menonjol, ASI
sudah keluar
Perut : Terdapat strie gravidarum
Genetalia : Terdapat cairan lendir darah yang keluar.
2. Palpasi
Leopold I : TFU 28 cm TBJ (28-11) x 155 = 2.635 gr.
Teraba besar lunak tidak melenting (bokong)
Leopold II : Teraba keras, memanjang, datar seperti papan pada sisi kiri
perut ibu dan teraba bagian-bagian terkecil dari janin pada sisi
kanan perut ibu (punggung kiri).
Leopold III : Teraba keras, bundar dan melenting serta masih dapat
digerakkan (presentase kepala).
Leopold IV : Sudah masuk PAP (Divergen)
3. Auskultasi
DJJ : 148 x/menit
His : 1x / 10’/ 40’’
4. Perkusi
Reflek Patella kanan dan kiri : +/+
5. Pemeriksaan dalam/ Vagina Toucher (VT)
Jam : 10:15 WIB

27
Pembukaan: 7 cm, effecement 50%, ketuban utuh, presentasi belakang
kepala, dominator UUK, letak membujur, penurunan 4/5 hodge II.
6. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 12 gr/dl.
II. INTERPRETASI DATA
Diagnosa:
Ny.F usia 23 Tahun G1P0A0, UK 39 Minggu,
Janin tunggal , Hidup, Intra uterin,
Letak membujur, Presentasi kepala, Sudah masuk PAP, Puka, Inpartu kala 1 fase Aktif
dengan tehnik terapi musik
Dasar
Data Subyektif
1. Ibu mengatakan bernama Ny.F
2. Ibu mengatakan usianya 23 tahun
3. Ibu mengatakan ini kehamilan pertama, belum pernah melahirkan tidak pernah
keguguran
4. HPHT : 9-8-2019
5. Ibu mengatakan perut kencang-kencang sejak pukul 05.00 WIB keluar lendir
darah lewat jalan lahir dan nyeri semakin bertambah. Ibu mengeluh tidak nyaman
dengan keadaannya, ibu mengatakan masih cemas dengan proses persalinan
Data Obyektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36,6º C
Nadi : 80 kali/menit
RR : 22 kali/menit
Antropometri
Berat badan hamil : 75 kg
Tinggi Badan : 158 cm
LILA : 25 cm
Palpasi
Leopold I : Bokong
Leopold II : Puki
Leopold III : Kepala
Leopold IV : Divergen
Auskultasi
DJJ : 148 x/menit
His : 1x / 10’/ 40’’

28
Pemeriksaan dalam/ Vagina Toucher (VT)
Jam : 10:15 WIB
Pembukaan Ф 7 cm, effecement 50%, ketuban utuh, presentasi belakang
kepala, dominator UUK, letak membujur, penurunan 4/5 hodge III.
Masalah : .Ibu mengeluh kesakitan , tidak nyaman dan ibu mengatakan
cemas dengan proses persalinan
Kebutuhan : Tehnik terapi musik

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL


Tidak Ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Tidak Ada

V. INTERVENSI
Hari/Tanggal : Jumat/ 8 Mei 2020 Pukul: 10.15 WIB

1. Beritahu kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaannya.


2. Ajarkan kepada ibu teknik napas dalam.
3. Anjurkan suami atau keluarga terdekat membantu ibu untuk tetap memenuhi
kebutuhan nutrisi.
4. Tanyakan ibu apakah sebelumnya pernah mengikuti latihan kelas ibu hamil dengan
menggunakkan terapi musik
5. Jelaskan kepada ibu tentang pengertian tehnik terapi musik
6. Jelaskan pada ibu tentang tujuan dan manfaat tehnik terapi musik.
7. Lakukan tindakan tehnik terapi musik.
8. Ajarkan dan damping ibu hypno bithing
9. Anjurkan pada suami/keluarga untuk memberikan dukungan dan semangat pada
ibu dalam menghadapi proses persalinan.
10. Beritahu ibu bahwa akan dilakukan pemantauan setiap 30 menit dan VT setiap 4
jam.
11. Dokumentasi.

VI. IMPLEMENTASI
Hari/Tanggal : Jumat/ 8 Mei 2020 Pukul: 10:20 WIB

29
1. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaannya, Keadaan
Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36,6º C
Nadi : 80 kali/menit
RR : 22 kali/menit
2. Mengajarkan kepada ibu teknik napas dalam yaitu dengan tenang menarik nafas
perut dalam lewat hidung (perut mengembang), pelan-pelan buang lewat mulut
(dada mengempis).
3. Menganjurkan suami atau keluarga terdekat membantu ibu untuk tetap memenuhi
kebutuhan nutrisi dan cairan, makan makanan sumber energi seperti telur rebus, roti,
makanan berat, dan air putih, teh hangat manis, dll karena untuk persiapan tenaga
untuk proses persalinan.
4. Menanyakan ibu apakah sebelumnya ibu pernah mengikuti latihan kelas ibu hamil
dengan tehnik terapi musik dan ibu mengatakan sudah pernah mengikuti latihan
kelas ibu hamil dengan tehnik terpi musik sejak memasuki usia kehamilan TM III.
5. Menjelaskan kembali kepada ibu tentang pengertian bahwa tehnik terapi musik
merupakan salah satu tehnik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri menjelang
persalinan. Terapi musik dipergunakan untuk ibu hamil agar bisa melakukan
persalinan normal dengan rileks dan meminimalisir rasa nyeri..
6. Menjelaskan pada ibu tentang manfaat dilakukannya tehnik tera[i musik.
Manfaatnya antara lain adalah
 Memberikan kenyamanan, relaksasi, dan bantuan selama persalinan.
 Mengurangi stres dan ketakutan saat melahirkan.
 Memungkinkan calon ibu untuk tetap waspada dan terjaga selama persalinan.
 Mengurangi kebutuhan akan obat untuk mempercepat proses persalinan dan obat
penghilang rasa sakit selama proses persalinan.
 Sakit saat persalinan berkurang atau bahkan tidak ada.
 Memberikan ketenangan dan rasa rileks saat persalinan, memberikan berbagai
pengaruh yang positif pada suasana hati serta emosi
 Mampu menurunkan tingkat kelahiran prematur secara signifikan
 Menurunkan tekanan darah ibu bersalin

30
 Membantu mengekspresikan semua perasaan
 Mengajarkan bayi berkomunikasi
7. Melakukan serangkaian tindakan tehnik terapi musik untuk mengalihkan rasa nyeri
saat timbunya kontraksi.
Tindakan tehnik terapi musik:
a. menetapkan perubahan pada perilaku dan atau fisiologis yang diinginkan, seperti
relaksasi, stmulasi, konsentrasi dan mengurangi sakit
b. menetapkan ketertarikan terhadap musik
c. identifikasi pilihan music klien
d. berdiskusi dengan klien dengan tujuan berbagi pengalaman dalam music
e. pilih pilihan music yang mewakili pilihan music klien
f. bantu klien untuk memilih pasien yang nyaman
g. batasi simulasi eksternal seperti cahaya, suara, pengunjung, panggilan telepon
selam mendengarkan musiC
h. dekatkan CD music dan perlengkapan dengan klien
i. pastikan CD music dan perlengkapan dalam kondisi baik
j. dukung dengan headphone jika diperlukan
k. nyalakan CD music dan lakukan terapi
l. pastikan volume music sesuai dan tidak terlalu keras
m. hindari menghidupkan music dan meniggalkannnya dalam waktu yang lama
n. fasilitasi jika klien ingin berpartisipasi aktif seperti memainkan alat music atau
bernyanyi jika diinginkan dan memungkinkan saat itu.
o. hindari stimulasi music setelah nyeri/ luka kepala hebat
p. menetapkan perubahan pada perilaku dan atau fisiologi yang diinginkan seperti
relaksasi, stimulasi, konsentrasi dan mengurangi sakit
q. menetapkan ketertarikan klien terhadap music
r. identifikasi pilihan musik.
s. Pastikan ibu mendapatkan posisi yang nyaman ketika melakukan terapi musik,
bebaskan dari faktor yang menggangu ibu.
t. Mengatur nafas dan lakukan dengan pelan pelan dan lambat..
u. Observasi KU ibu dan DJJ janin dan kontraksi.
8. Mendamping ibu saat tehnik terapi musik.
9. Menganjurkan pada suami/keluarga untuk selalu memberikan dukungan dan
semangat kepada ibu saat timbulnya kontraksi dalam menghadapi proses persalinan.

31
10. Memberitahukan ibu dan keluarga bahwa bidan akan melakukan pemeriksaan
setiap 30 menit dan VT setelah 4 jam VT pertama untuk mengetahui kemajuan
proses persalinan.
11. Mendokumentasikan hasil.

VII. EVALUASI
Hari/Tanggal : Jumat / 8 Mei 2020 Pukul: 10:30 WIB

1. Telah disampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaannya bahwa ibu dan janin dalam keadaan sehat dan baik-baik saja, KU
ibu, DJJ janin, kontraksi, dll.
2. Ibu telah diajarkan teknik napas dalam untuk relaksasi.
3. Suami atau keluarga terdekat sudah di minta untuk membantu ibu tetap memenuhi
kebutuhan nutrisi.
4. Telah menanyakan ibu apakah sebelumnya pernah mengikuti latihan kelas hamil
dengan tehnik terapi musik atau belum.
5. Telah menjelaskan kepada ibu tentang pengertian tehnik terapi musik.
6. Ibu telah paham manfaat dari tehnik terapi musik.
7. Telah dilakukan tindakan tehnik terapi musik .
8. Ibu telah didampingi saat dilakukan tehnik terapi musik. Respon ibu setelah
dilakukan tehnik terapi musik. Ibu merasa lebih tenang dan rileks, rasa nyeri ibu
berkurang dan rasa sakit teralihkan karena mendengarkan musik.
9. Suami/keluarga sudah memberikan dukungan dan semangat pada ibu dalam
menghadapi proses persalinan.
10. Ibu paham bahwa akan dilakukan pemeriksaan setiap 30 menit dan VT setelah 4
jam kemudian setelah VT pertama untuk mengetahui kemajuan proses persalinan.
11. Tindakan telah didokumentasikan.

DATA PERKEMBANGAN

32
KALA II
Tanggal : Jumat/ 8 Mei 2020 Pukul : 13:00 WIB
DATA SUBJEKTIF
1. Ibu Mengatakan merasa kenceng kenceng semakin sering dan semakin teratur
2. Ibu mengatakan seperti ada tekanan pada anus
3. Ibu mengatakan ingin meneran seperti ingin BAB
DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital
Tekan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,60C
Pernafasan : 22x/menit
Kontraksi : 5x/10’/40’’
DJJ : 145x/menit, Teratur
Tanda gelaja kala II
Dorongan ingin meneran
Tekanan pada vulva dan anus
Perenium menonjol
Vulva dan spingterani membuka
Vagina Toucher (VT)
Pembukaan 10 cm, kk (-) Effecemnt: 100 % presentasi belakang kepala turun di hodge
IV
ASSESMENT
Ny.F 23 Tahun G1P0A0, UK 39 Minggu,
Janin tunggal , Hidup, Intra uterin,
Letak membujur, Presentasi kepala, Sudah masuk PAP, Puka, Inpartu kala II

PLANNING
1. Melihat tanda-tanda pasti persalinan, seperti dorongan untuk meneran, tekanan pada
anus, perineum menonjol, vulva membuka, dan adanya lendir bercampur darah.
2. Memastikan kandung kemih ibu dalam keadaan kosong.
3. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu makan minum disaat tidak ada his untuk
mempersiapkan tenaga ibu.
4. Membimbing ibu untuk meneran saat ada his dan diselingi nafas panjang meneran
seperti ingin BAB, (Sudah dilakukan) dengan cara kepala ibu di angkat mengarah
bagian dada dan membuka mata melihat pada perut ibu dan gigi menggeram
33
5. Pimpin persalinan
a. Meletakan kain bersih diperut ibu ( untuk mengeringkan bayi) jika kepala bayi sudah
ada didepan kepala vulva dengan diameter 5-6 cm.
b. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 dibagian bawah bokong ibu.
c. Memkai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
d. Setelah kepala bayi tampak dengan tangan kanan yang dilapisi dengan kain bersih
dan kering. Tangan kiri berada di vertek untuk mencegah difleksi maksimal dan
membantu lahirnya kepala. Menganjurkan ibu untuk menenran secara perlahan atau
bernafas cepat dan dangkalsetelah kepala bayi lahir.
e. Memerikasa kleher bayi apakah ada lilitan tali pusat atau tidak dan hasilnya tidak
ada lilitan tali pusat.
f. Menunggu bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
g. Melakukan biparetal dengan tangan terkuat (kanan) berada diatas dan tangan kiri
berada dibagian bawah kepala bayi lalu menganjurkan ibu untuk meneran saat
kontraksi. Dengan lembut mengerakan kepala bayi kearah bawah hingga bahu depan
lahir. Kemudian menggerakan kearah atas hingga bahu belakang lahir.
h. Menyangga kepala dan lengan bawah bayi
i. Memindahkan tangan kiri untuk menyusui pada lengan bayi, dada, punggung,
bokong, sampai kedua kaki, kemudian memegang kedua kaki ( memasukan tekunjuk
diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari
lainnya).
j. Memposisikan kepala bayi 150 lebih rendah dari badan bayi untuk menilai sepintas
tangisan, gerakan bayi dan warna kulit.
k. Meletakan bayi diatas perut ibu dan keringkan.
Bayi lahir spontan Pada hari Jumat, 8 Mei 2020 Jam 13:30 WIB, Jenis kelamin
perempuan , menangis kuat, Gerakan Aktif, Warna kulit Kemerahan, BB: 2600gram
PB: 48cm.

KALA III
Hari/Tanggal : Kamis/ 30 Januari 2020 Pukul : 14:30 WIB
DATA SUBJEKTIF

34
Ibu mengatakan lelah dan Ibu mengatakan perutnya terasa mules

DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
Tekan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,50C
Pernafasan : 22x/menit
Palpasi
Kontraksi uterus baik
TFU sepusat
Tidak ada bayi kedua
Tanda-tanda pelepasan plasenta ada yaitu: semburan darah, tali pusat memanjang,  bentuk
uterus dari diskoid menjadi globular

ASSESMENT
Ny. W P1A0 umur 22 tahun dalam persalinan kala III

PLANNING
1. Melakukan manajemen aktif kala III
 Memerikasa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi janin dalam uterus.
 Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi lebih
baik.
 Menyuntikan oksitosin 10 IU secara IM pada 1/3 paha atas lateral dengan sudut 900
 Pada proses persalinan gantel birth tali pusat dalam keadaan utuh atau menunda
pemotongan tali pusat.
 Mengeringkan bayi dengan kain bersih kemudian dilakukan IMD dan kepala bayi
diberi topi. Sesegera munggkin diberikan kepada pelukan ibu.
 Memindahkan klem 5-10 cm didepan vulva.
 Meletakan tangan kiri diatas sympisis
 Tangan kanan meregangkan talipusat sejajar dengan lantai dengan cara
meregangkan klem diantar jari telunjuk dan jar trngah dengan posisi tangan
mengenggam dan telapak tangan menghadap keatas. Saat uterus berkontraksi,
menegangkan talipusat terkendali kearah kearah bawah sambil tangan kiri

35
mendorong uterus kearah belakng atas ( dorsocranial) secara hati-hati hingga
plasenta terlepas dari implantasi.
 Meminta ibu sedikit meneran sambil menarik talipusat dengan arah sejajar lantai,
kemudian kearah mengikuti poros jalan lahir ( tetap melakukan dorso cranial)
 Memindahkan klem 5-10 cm dari vulva setelah tali pusat nampak memanjang.
 Setelah plasenta tampak di vulva, menangkap dan memegang plasenta dengan kedua
tangan, memutar plasenta searah jarum jam, kemudian memilin selaput ketuban
hingga plasenta dan selaput ketuban lahir.
 Segera setlah plasenta lahir, melakukan massase dengan telapak tangan searah
dengan jarumjam selama 15 detik sampai uterus terasa keras.
 Memeriksakan kelengkapan plasenta dan selaput ketuban, kemudian dimasukan
dalam wadah yang sudah disediakan dan plasenta dicuci bersih. Pastikan sekitar ibu
dan bayi dalam keadaan bersih dan steril. Untuk menghindari terjadinya infeksi.

Plasenta lahir lengkap pukul 14:35 WIB kotiledon lengkap selaput ketuban utuh berat
plasenta 500panjang tali pusat 50 cm pengeluaran pervaginam 50cc kontaksi keras terdapat
laserasi derajat 1 dan TFU 2 jari dibawah pusat.
KALA IV
Hari/Tanggal : Kamis/ 30 APRIL 2020
Pukul : 14:35 WIB
DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan perutnya terasa mules

DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
Tekan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,50C
Pernafasan : 22x/menit
Palpasi
Kontraksi uterus baik
TFU 2 Jari di bawah pusat

ASSESMENT
Ny. A P1A0 umur 22 tahun dalam persalinan kala IV

36
548

PLANNING
Pengawasan Kala IV

PEMANTAUAN KALA IV
Jam Waktu Tekanan Suhu TFU Kontraksi Kandung Penda
ke Darah rahan
Kemih

14:50 110 / 80 36,70 C 2 jari dibwh pst Keras Kosong 60CC


1.
15:05 110 / 80 2 jari dibwh pst Keras Kosong 60 CC
2.
15:20 110 / 80 2 jari dibwh pst Keras Kosong 50 CC
3.
15:35 100 / 80 2 jari dibwh pst Keras Kosong 30 CC
4.

PEMBAHASAN

37
Pembahasan bertujuan untuk merumuskan kesenjangan antara teori dan kasus nyata
pada asuhan kebidanan “ Ibu Bers alin P ada N y. A U mur 23 Tahun G1p0ap
U mur K ehamilan 39 M inggu D engan M enggunakan Tekhnik Terapi M us ic ”
dengan menggunakan standart asuhan kebidanan yang terdiri dari pengkajian,
merumuskan diagnose kebidanan, melaksanakan asuhan kebidanan, dan melakukan
evaluasi serta pendokumentasian asuhan kebidanan dengan metode SOAP.

Pada tanggal 08 Mei 2020 pukul 10.00 WIB Ny. A datang ke PMB mengatakan
kencang-kencang sejak pukul 06.00 WIB. Pada pemeriksaan dalam, didapatkan ibu sudah
masuk kala I fase aktif yaitu pembukaan 7. Sesuai dengan teori bahwa persalinan dimulai
(inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika
kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks (Jannah, 2017).

Pada kala 1 fase aktif, penulis melakukan beberapa asuhan kebidanan seperti
menganjurkan ibu untuk didampingi oleh pendamping persalinan dan ibu memilih untuk
didampingi oleh suami, membimbing Ny. A melakukan teknik relaksasi, dan membimbing
suami untuk melakukan pijatan ringan kepada ibu, dam memberikan terapi musik pada ibu
untuk mengurangi kecemasan dan rasa nyeri. Sesuai dengan kasus bahwa pendamping
persalinan memiliki pengaruh yang cukup dominan terhadap keberhasilan persalinan yang
aman, sangat kecil kemungkinan gangguan emosional dan fisiknya, komplikasi pada bayi
yang akan dilahirkan, serta akan memudahkan persalinan. Teknik relaksasi nafas dalam dan
terapi pijat dapat mengurangi tingkat nyeri persalinan. Sesuai dengan teori bahwa untuk
membuat ibu jadi tenang, dan mengurangi sakit yaitu dengan mendengarkan music. Metode
ini dinamakan dengan terapi musik. Secara khusus tujuan dilakukannya terapi ini adalah
untuk memberikan pengaruh positif terhadap kondisi suasana hati dan emosi, menyediakan
kesempatan unik untuk berinteraksi dan membangun kedekatan emosional, membantu
mengurangi stres, mencegah penyakit dan meringankan rasa sakit.

Menganjurkan ibu untuk makan dan minum agar tetap memiliki tenaga yang
akan digunakan saat ibu memasuki kala II. Serta mempersilahkan ibu untuk tidak menahan
BAK dan BAB demi lancarnya proses kala 1 fase aktif. Asuhan kebidanan yang penulis
lakukan sesuai dengan asuhan kebidanan kala I yang dianjurkan (Prawirohardjo, 2014).

Kala I persalinan pada Ny. A berlangsung 7 jam, dihitung dari ibu merasakan kenceng-
kenceng pukul 06..00 wita sampai pembukaan lengkap pukul 13.00 wita. Menurut teori yang

38
ada, fase laten berlangsung hampir 8 jam dan fase aktif berlangsung selama 7 jam. Dalam hal
ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan prektek, hal ini normal karena dipantau melalui
partograf dan tidak melewati garis waspada. (Saifuddin, 2016). Faktor pendukung dalam
proses persalinan yaitu dengan adanya power, pasenger, dan passege ketiga faktor utama ini
sangat mendukung jalannya persalinan ( Manuaba, 2014). Kala II pada Ny.A berlangsung 30
menit dari pembukaan lengkap pukul 13.00 wita dan bayi lahir spontan pukul 13.30 WIB.
Menurut teori yang ada, Kala II berlangsung selama 1 jam pada primi dan ½ jam pada multi.
Dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek hal ini dikarenakan oleh
beberapa faktor seperti paritas (multipara), his yang adekuat, faktor janin dan faktor jalan
lahir sehingga terjadi proses pengeluaran janin yang lebih cepat (Saifuddin, 2016). Setelah
dilakukan pemotongan tali pusat bayi diletakkan di dada ibu dengan posisi tengkurap untuk
IMD. Kala III berlangsung selama 5 menit. Menurut teori yang ada, Kala III berlangsung
selama kurang dari 30 menit, dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek
(Prawirohardjo,2014).
Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama setelah lahir. Masa
ini merupakan masa paling di cegah karena dapat menyebabkan kematian ibu yang
disebabkan oleh perdarahan Selama kala IV dilakukan pemantauan sesuai APN meliputi
mengobservasi tanda-tanda vital, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan
setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan setiap 30 menit dalam 1 jam kedua. Pada Ny. A
didapatkan hasil TFU 2 jari dibawah pusat. Sehingga dapat disimpukan tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek.

HASIL PENELITIAN JURNAL


JUDUL 1. Pengaruh terapi music terhadap intensitas
nyeri persalinan kala 1 fase aktif di klinik
keluarga pisangan baru kelurahan
pisangan baru kecamatan matraman

39
Jakartatimur tahun 2016
2. Pengaruh Terapi Musik Klasik
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
Pada Ibu Bersalin Kala I
3. Pengaruh terapi musik pada persalinan
hamil tunggal nulipara : Sebuah
percobaan klinis acak
4. Terapi Musik Melahirkan Anak di
Amerika Serikat:injauan Literatur Kritis
5. penurunan tingkat stres ibu hamil
dengan terapi musik dan aromatherapy
pada kelas ibu hamil

PENULIS 1. Triana Indrayani, Nuricha Arselina


2. Rista Dian Anggraini
3. Buglione, A., Saccone, G., Mas, M. et
al
4. Sydney Mohr
5. Ananti Setya Primawati, Melyana
Nurul , Admini
NAMA JURNAL 1. Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Nasional
Trianaindrayani21@gmail.com
2. Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION
3. Archives of Gynecology and
Obstetrics (2020) 301:693–698
4. Maternal, Kesehatan Anak dan
Perawatan Bayi Baru Lahir , Commons
Terapi Musik ,Keperawatan Kebidanan
Commons , Commons Studi Feminis,
Gender, dan Seksualitas Lainnya , dan
Commons Kesehatan Mental dan
Sosial Lainnya
5. jurnal kebidanan vol.no.1october 2018
p- issn.2089-7669 e-issn. 2621-2870

40
Screening Menagapa penelitian ini di lakukan?
Mengapa penelitian dilakukan? 1. Untuk menegtahui Pengaruh terapi
music terhadap intensitas nyeri
Apa pertanyaan penelitian ini? (PICO)
persalinan kala 1 fase aktif
Apa pertanyaan penelitian ini?
Populasi:
1. seluruh responden yang terdiri dari
seluruh ibu bersalin normal yang
melahirkan di Klinik Keluarga
Pisangan Baru yang berjumlah 24
orang.Sampel yang peneliti ambil
menggunakan teknik “total
sampling” dimana seluruh populasi
dijadikan sampel.
2. Seluruh ibu bersalin
3. 30 Ibu bersalin nulipara pada usia
kehamilan aterm dengan
kehamilan tunggal pada fase aktif
persalinan.

4. Ibu Bersalin

5. umur ibu, umur kehamilan,


kehamilan keberapa, pendidikan
dan pekerjaan. Kegiatan kelas ibu
hamil dilakukan selama kurang
lebih 30 menit dengan
penyampaian materi sekaligus
pelaksanaan terapi musik dan
aromatherapy lavender.

Intervensi:
1. Terapi Musik
2. Penurunan intensitas nyeri

41
3. Pemberian terapi musik dari fase
aktif persalinan sampai kelahiran
bayi

4. Terapi Musik

5. Pelaksanaan intervensi dilakukan


menggunakan aromatherapy
lavender yang terbuat dari ekstrak
bunga lavender. Terdapat beberapa
penelitian menyebutkan bahwa
lavender dapat memberikan efek
relaksasi dan antispasmodik
dengan kandungan utama asam
linalool asetat dan digunakan
sebagai obat analgesik. Mekanisme
terjadi ketika essential oil lavender
dapat menstimulasi reseptor yang
terdapat dalam indra penciuman
dan merelease hormon endorphin,
encephalin dan serotonin. Hormon
tersebut berfungsi untuk relaksasi
dan menurunkan stress (Najafi and
Tagharrobi, 2014).

Control:
1. Penelitian ini merupakan penelitian
yang bersifat quasy eksperiment
dengan rancangan pretest-postest
only design with controlgroup,
desain ini terdapat dua kelompok.
Kelompok pertama diberi
perlakuan dan kelompok lain tidak.
Kelompok yang diberi perlakuan
disebut kelompok eksperimen dan

42
kelompok yang tidak diberi
perlakuan disebut kelompok
kontrol.
2. –
3. 15 Ibu bersalin diberikan
intervensi terapi musik dan 15 ibu
bersalin sebagai control tidak
diberikan terapi music

4. intervensi musik yang


disukai/akrab

5. preeklampsia pada ibu adalah


solusio placenta, odema paru,
hemolisis, kelainan organ seperti
hati dan ginjal. Sedangkan, pada
janin dapat mengakibatkan
komplikasi intra uterine growth
restriction (IUGR),
oligohidramnion dan resiko
persalinan prematur. Mekanisme
komplikasi disebabkan
penyempitan pembuluh darah
sehingga terjadi penurunan aliran
darah ke placenta(Khayati et al.,
2018). Faktor resiko terjadinya
\preeklampsia salah satunya
disebabkan tingkat stres ibu selama
kehamilan. Stres akan
mengaktifkan hipotalamus,
sehingga terjadi desakan pelepasan
hormon adrenalin dan non
adrenalin di dalam tubuh. Setelah
itu diikuti dengan pelepasan

43
hormon kortisol.

Outcome:
1. Hasil ujicoba ini akan membantu
memperjelas nilai satu jenis terapi
music untuk nyeri punggung.
2. hasil penelitian ini memperlihatkan
apakah ada pengaruh terapi musik
klasik terhadap penurunan
intensitas nyeri pada ibu bersalin
kala I
3. Hasil uji klinis ini Akan
menunjukan pengaruh terapi musik
pada ibu bersalin nulipara pada
usia kehamilan aterm dengan
kehamilan tunggal pada fase aktif
persalinan
4. Hasil dari uji klinis akan
menunjukan bahwa pengaruh
terapi music melahirkan anak di
amerika serikat pada kecemasan
ibu.
5. peneliti menjelaskan mengenai
tujuan dan manfaat kelas ibu
hamil, terapi musik dan
aromatherapy dalam kehamilan.
Kemudian, responden mengisi
lembar kehadiran dan kuesioner
PSS sebelum dilakukan intervensi.
Di dalam kuesioner terdapat kolom
identitas berupa nama.
Validity (keabsahan) 1. Tindakan yang dapat dilakukan
Apakah ada pertanyaan penelitian yang untuk menghilangkan rasa nyeri
jelas? Jelaskan! adalah terapi farmakologi dan

44
terapi non farmakologi.Tindakan
farmakologi adalah tindakan
dengan memberikan obat-obatan
sepeti obat analgesik.Sedangkan
tindakan non farmakologi adalah
tindakan yang terdiri dari teknik
relaksasi, massage effleurage,dan
teknik distraksi. Distraksi adalah
memfokuskan pikiran pasien pada
sesuatu hal atau mengalihkan
perhatian ke hal-hal diluar nyeri.
Distraksi dapat dilakukan dengan
cara distraksi penglihatan (visual),
distraksi intelektual (pengalihan
nyeri dengan kegiatan-kegiatan),
dan distraksi pendengaran (audio).
(Andarmoyo, 2013) Distraksi
bekerja memberi pengaruh paling
baik untuk jangka waktu yang
singkat, salah satu distraksi yang
efektif adalah musik, yang dapat
menurunkan nyeri fisiologis,
stress, dan kecemasan dengan
mengalihkan perhatian seseorang
dari nyeri.Musik terbukti
menunjukkan efek yaitu
menurunkan frekuensi denyut
jantung, mengurangi kecemasan
dan depresi, menghilangkan nyeri
dan menurunkan tekanan
darah.Perawat dapat menggunakan
musik dengan kreatif diberbagai
situasi klinik. (Loise, 2008)
2. Musik dapat menurunkan
45
intensitas nyeri pada saat
persalinan. Musik bekerja pada
sistem saraf otonom yaitu bagian
sistem saraf yang bertanggung
jawab mengontrol tekanan darah,
denyut jantung dan fungsi otak,
yang mengontrol perasaan dan
emosi.
3. Dari hasil penelitian Uji klinis acak
ini menunjukkan bahwa Ibu
bersalin nulipara dengan
kehamilan tunggal aterm, pada saat
mendengarkan musik
menghasilkan tingkat nyeri yang
lebih rendah secara statistik
signifikan daripada tidak ada
musik. Musik selama persalinan
juga dapat menurunan tingkat
kecemasan. Hasil penelitian Uji
klinis acak ini mendukung temuan
sebelumnya dari Cochrane, itu
menunjukkan bahwa ketika
membandingkan musik dengan
kontrol Intervensi ada bukti
intensitas nyeri yang lebih rendah
untuk Ibu bersalin yang menerima
musik.

4. Seperti yang terlihat pada Tabel 1,


manajemen dan pengurangan nyeri,
manajemen dan pengurangan
kecemasan, dan rasa kontrol /
kebebasan adalah tiga domain utama
yang dapat diambil dari akumulasi

46
penelitian. Ketiga domain ini dapat
diatasi menggunakan dua teknik terapi
musik utama. Teknik-teknik ini
termasuk Metode Bonny Gambar
Terpandu (BMGIM) dan pemutaran
musik yang disukai / akrab. Dari
masing-masing teknik ini, seorang
terapis musik dapat memilih untuk
menerapkan intervensi berikut.
Intervensi ini adalah saran umum
untuk bagaimana pendekatan terapis
musik bekerja dengan klien melalui
lensa masing-masing teknik terapi
musik. Dari penelitian dalam literatur
ini Ulasan, saya percaya domain ini
dapat diatasi sebelum, selama, dan
setelah melahirkan / aktif tenaga kerja.

5. peneliti menjelaskan mengenai tujuan


dan manfaat kelas ibu hamil, terapi
musik dan aromatherapy dalam
kehamilan. Kemudian, responden
mengisi lembar kehadiran dan
kuesioner PSS sebelum dilakukan
intervensi Di dalam kuesioner terdapat
kolom identitas berupa nama umur ibu,
umur kehamilan, kehamilan keberapa,
pendidikan dan pekerjaan. Kegiatan
kelas ibu hamil dilakukan selama
kurang lebih 30 menit dengan
penyampaian materi sekaligus
pelaksanaan terapi musik dan
aromatherapy lavender. Pengisian
kuesioner posttest dilakukan setelah

47
dilakukan intervensi. Perubahan yang
dirasakan oleh ibu hamil adalah ibu
merasa tenang dan merasa lebih rileks
dalam beberapa waktu.

Apa tujuan penelitian ini? 1. Untuk Mengetahui pengaruh terapi


musik terhadap intensitas nyeri
persalinan kala I fase aktif di
Klinik Keluarga Pisangan Baru
Kelurahan Pisangan Baru
Kecamatan Matraman Tahun 2016.
2. Penelitian ini bertujuan untuk
untuk menganalisis pengaruh
terapi musik klasik terhadap
penurunan intensitas nyeri pada
ibu bersalin kala I di BPM Siti
Mudrikatin, SST.,M.Kes tahun
2019
3. Untuk menguji bahwa pada wanita
nulipara dengan kehamilan tunggal
pada saat aterm, mendengarkan
musik akan mengurangi tingkat
rasa sakit saat persalinan dan
tingkat kecemasan selama
persalinan.
4. Salah satu tujuan utama dari jenis
perawatan ini adalah pengurangan
rasa sakit. Dan kecemasan yang di
alami ibu
5. Terapi musik merupakan metode
distraksi yang digunakan untuk
mengalihkan perhatian terhadap
rasa sakit dan kecemasan.

48
Beberapa penelitian dilakukan
pada ibu bersalin dalam
menghadapi persalinan
menggunakan terapi musik. Hal ini
dikarenakan, musik memberikan
respon stimulus terhadap rasa
rileks di dalam tubuh. Penelitian
dilakukan pada 60 ibu bersalin
yang dibagi dua kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol
menunjukkan bahwa terjadi
penurunan tingkat kecemasan dan
nyeri persalinan menggunakan
pengukuran Visual Analogue Pain
Scale (VAS) dan Zung’s Self
Rating Anxiety Scale (Karkal,
Kharde and Dhumale, 2017).
Jelaskan tinjauan pustaka yang mendasari 1. Musik adalah suatu komponen yang
content/ isi dari penelitian tersebut! dinamis yang dapat mempengaruhi baik
psikologis maupun fisiologis bagi
pendengarnya. (Novita, 2012). Terapi
musik adalah suatu proses yang
menggabungkan antara aspek
penyembuhan musik itu sendiri dengan
kondisi dan situasi baik fisik, emosi,
mental, kognitif, spiritual, dan
kebutuhan sosial seseorang. (Natalia,
2013) Nyeri adalah pengalaman sensori
nyeri dan emosional yang tidak
menyenangkan yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual dan potensial
yang tidak menyenangkan yang
terlokalisasi pada suatu bagian tubuh
ataupun sering disebut dengan istilah

49
distruktif dimana jaringan rasanya
seperti di tusuk-tusuk, panas terbakar,
melilit, seperti emosi, perasaan takut dan
mual. (Judha, 2012).
2. Nyeri dalam persalinan merupakan
suatu hal yang fisiologis, rasa nyeri ini
disebabkan karena adanya kontraksi
dan peregangan segmen bawah rahim
dan serviks. Rasa nyeri yang dialami
selama persalinan dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya faktor
usia dan paritas, aktifitas fisik, kondisi
psikologis, budaya, pengalaman dan
pengetahuan tentang persalinan
sebelumnya(Andarmoyo,2013).
Perkembangan terapi musik yang
tergolong masih baru, tentunya tidak
lepas dari berbagai perdebatan yang
masih mempertanyakan efektivitas,
standar prosedur, musik yang
digunakan dan berbagai hal lain yang
menjadi detail dalam terapi. Meski
begitu, popularitass terapi musik
semakin menanjak dari waktu ke
waktu. Jika dahulu terapi musik
banyak dilakukan oleh masyarakat-
masyakat barat, di masa sekarang
Indonesia sudah mulai
mempertimbangkan untuk
menggunakan terapi musik meskipun
penggunaannya masih eksklusif dan
terbatas (Rahardjo, 2016). Manfaat
musik klasik menurut Djohan (2003,
dalam Setyaningsih dan Muis, 2009)
50
yaitu sebagai audioanalgesik atau
penenang, fokus perhatian dan atau
mengatur latihan, meningkatkan
hubungan terapisklien, memperkuat
proses belajar, mengatur kegembiraan
dan interaksi personal yang positif,
sebagai penguat atau penata untuk
kesehatan dalam hal keterampilan
fisiologis, emosi dan gaya hidup,
mereduksi stress pada pikiran
kesehatan tubuh. Penelitian ini
menyimpulkan mengapa ibu bersalin
memilih musik klasik daripada musik
yang lainnya. Terapi musik klasik
mempunyai sifat terapeutik dan
bersifat menyembuhkan.Terapi musik
sendiri merupkan intervensi yang
sedang berkembang belakangan ini
sebagai sebuah intervensi sistematis
dengan terapis yang membantu klien
untuk meingkatkan kesehatan
menggunakan pengalaman musik dan
hubungan yang berkembang
diantaranya sebagai kekuatan dinamis
perubahan (Bruscia, 2014). Alunan
musik lembut yang menenangkan dan
stimulasi gelombang otak dengan
frekuensi deepdelta untuk merangsang
kondisi relaksasi yang dalam. Pada
kondisi deep delta, akan terjadi
pelepasan endorfin yang merupakan
zat anestesi alami.Terapi musik klasik
dapatmembantu menghilangkan atau
meringankan berbagai rasa sakit
51
misalnya meredakan nyeri akibat suatu
penyakit, nyeri punggung, rematik
arthritis, luka bakar, luka kecelakaan,
nyeri penderita kanker, nyeri
persendian, nyeri pada otot, nyeri
pasca operasi dan jenis nyeri lainnya
(Eka, 2009)
3. Pengalaman nyeri wanita selama
persalinan sangat bervariasi, dan
kontrol nyeri adalah masalah
utamanya. untuk manajemen nyeri
dalam persalinan, Dilakukan dengan
intervensi obat maupun non-obat.
Adapun metode manajemen nyeri non-
farmakologis adalah metode invasif
dan aman untuk ibu dan bayi. Uji coba
sebelumnya mengevaluasi efek musik
dalam persalinan Gedde-Dahl et al.
belajar relaksasi, musik, dan citra
terpandu pada trimester ketiga dan
selama persalinan. Mereka
menunjukkan bahwa intervensi
dikaitkan dengan lebih baik skor pada
kesejahteraan total, yang diukur oleh
ESAS Edmonton Skala. Kimber et al.
melakukan uji coba secara acak pada
wanita dalam tiga kelompok: pijat
dengan teknik relxation, musik dengan
teknik relaksasi, dan perawatan biasa.
Mereka menemukan kecenderungan
pandangan yang lebih positif pada
kelompok yang diberikan intervensi,
dibandingkan dengan kelompok
kontrol yang hanya diberikan
52
perawatan biasa. Sebuah meta-analisis
baru-baru ini bertujuan untuk menguji
efek dari teknik relaksasi pikiran-tubuh
untuk manajemen nyeri di persalinan
pada kesejahteraan ibu dan bayi baru
lahir, termasuk relaksasi, yoga,
mindfulness, musik, dan analgesia
audio, menunjukkan bahwa hasil
perbandingkan kelompok pemberian
intervensi dan kelompok kontrol ada
intensitas nyeri yang lebih rendah pada
persalinan.
4. tinjauan pustaka ini adalah untuk
menguji pentingnya dan aksesibilitas
terapi kelahiran anak yang dibantu oleh
terapi music di Amerika Serikat.
Tinjauan literatur ini bertujuan untuk
membantu mengontekstualisasikan
kekuatan sosial politik yang terkait
dengan masalah ini,dan bagaimana
terapis musik dapat melakukannya
hubungan antara berkurangnya rasa
sakit yang dirasakan dan kecemasan
selama persalinan dan penggunaan
terapi musik yang dibantu intervensi
terapi persalinan / musik telah
diidentifikasi. Akumulasi penelitian ini
memberikan para profesional
pemahaman yang lebih baik dari kedua
dasar ilmiah terapi musik, tetapi juga
pertumbuhan dan evolusi metode
penyembuhan holistik. Menurut Keever
dan Shepherd, penelitian lanjutan ini
dapat membantu meningkatkan jumlah
53
keluarga yang diberikan terapi oleh
terapis musik jenis ini. Secara klinis,
penggunaan musik sebagai strategi
pengurangan rasa sakit dalam
pengaturan persalinan dan persalinan
sangat menarik karena tidak
mengganggu, ekonomis, dan umumnya
menyenangkan bagi keluarga usia subur.
Jika musik dapat memberikan manfaat
dari peningkatan relaksasi, dan oleh
karena itu persepsi nyeri berkurang,
penggunaannya bagi mereka yang tidak
dapat menerima manfaat persalinan siap
sangat penting (1991, hal. 36). Bagi
banyak orang, akses ke persalinan yang
dipersiapkan bukanlah pilihan. Ini
mungkin karena lokasi geografis,
ketersediaan layanan kompeten di
dekatnya, atau status ekonomi.
Penggunaan dan penelitian lebih lanjut
dari bidang ini dapat membantu dalam
menjangkau beragam klien untuk terapis
musik.
5. Jenis musik yang digunakan
berpengaruh pada penerimaan ibu
selama perlakuan. Hal ini terbukti dari
penelitian yang menyebutkan bahwa
musik dapat meningkatkan kecerdasan
janin, stimulasi proses pembentukan
organ janin terutama pada trimester
awal. Selain itu, musik Mozart
meningkatkan kemampuan kognitif ibu
serta mengatur kebiasaan tidur ibu
ketika postpartum.
54
Jenis penelitian apa yang digunakan ? 1. Penelitian ini merupakan penelitian
yang bersifat quasy eksperiment
dengan rancangan pretest-postest only
design with controlgroup,
2. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian quasy experiment
menggunakan 2 kelompok yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
3. The randomized pretest posttest group
design
4. Mereka yang mengalami persalinan
tanpa bantuan metode manajemen
nyeri farmakologis tidak hanya akan
mengalami rasa sakit, tetapi berpotensi
cemas, takut, dan depresi (Tinti dan
Businaro, 2011).
5. tinjauan literatur, yaitu menggali
manfaat mengenai terapi musik dan
aromatherapy dalam menurunkan
tingkat stres ibu hamil.

Clinical Importance 1. Penelitian ini penting dilakukan karena


dengan adanya teori-teori baru tentang
terapi musik ini semakin di ketahui
ilmunya atau semakin di perjelaas
sumber, manfaat, dampak dan
pengaruhnya maka akan baik pulah
untuk di implementasikan ke
masyarakat.
2. Penelitian ini penting dilakukan karena
dengan adanya penelitian tentang

55
terapi musik dapat diketahui ilmunya
atau semakin di perjelas sumber,
manfaat, pengaruhnya dan dapat
diimplementasikan ke masyarakat.
3. Penelitian ini Penting dilakukan karena
dengan adanya teori baru tentang
terapi musik ini, maka semakin di
ketahui ilmunya dengan di perjelas
sumber, manfaat, dampak dan
pengaruhnya. Jadi akan lebih baik pula
penerapan atau implementasinya ke
masyarakat.
4. Penelitian yang lebih baru harus
dilakukan pada efektivitas fisiologis
terapi musik yang dibantu persalinan.
Banyak penelitian yang digunakan,
bahkan dalam tinjauan pustaka ini,
berumur satu hingga dua dekade.
Kemajuan teknologi dan ilmu
kedokteran membutuhkan penelitian
yang lebih baru dalam bidang terkait,
termasuk perawatan kesehatan mental.
Selain itu, lebih banyak penelitian
berbasis seni mengenai bidang terapi
musik yang dibantu persalinan harus
ditulis. Banyak literatur yang ada
dalam bidang ini adalah kombinasi
dari penelitian kualitatif dan
kuantitatif. Meskipun penelitian ini
bermanfaat dalam menegakkan
kredibilitas ilmiah dari terapi musik,
ini membutuhkan dasar yang lebih
artistik agar relevan di semua
modalitas dalam profesi terapi
56
ekspresif.
5. Penelitian ini Penting dilakukan karena
dengan adanya teori baru tentang
terapi musik ini, maka semakin di
ketahui ilmunya dengan di perjelas
sumber, manfaat, dampak dan
pengaruhnya. Jadi akan lebih baik pula
penerapan atau implementasinya ke
masyarakat.

Menurut anda, apa manfaat hasil 1. Mengurangi rasa sakit dimana Musik
penelitian tersebut? bekerja pada sistem saraf otonom yaitu
bagian sistem saraf yang bertanggung
jawab mengontrol tekanan darah,
denyut jantung dan fungsi otak, yang
mengontrol perasaan dan emosi
2. Memberikan pengetahuan dan
informasi baru tentang pengaruh terapi
music yang dapat menurunkan nyeri
pada persalinan kala 1, dan terapi
musik memiliki lebih banyak manfaat
untuk mengurangi tingkat kecemasan.
sehingga ibu yang akan bersalin dapat
menggunakan metode ini karena jika
dilihat metode ini tidak memiliki efek
samping jika dibandingkan dengan
metode menggunakan obat-obatan
3. Untuk mengurangi nyeri dan
kecemasan pada ibu bersalin
4. Terapi musik melahirkan dibantu
terutama bertujuan untuk mengurangi
rasa sakit dan kecemasan selama

57
proses persalinan
5. Untuk mengurangi nyeri dan
kecemasan pada ibu bersalin

Apa kesimpulan anda terhadap 1. Hasil penelitian kelompok kontrol


penelitian tersebut ? pada ibu persalinan kala I fase aktif di
variabel sebelum yang diberikan pada
12 responden menunjukkan rata-rata
intensitas nyeri sebesar 5,08 dan
variabel sesudah yang dilakukan pada
12 responden menunjukkan hasil rata-
rata tingkat nyeri sebesar 5,2.Diperoleh
p-value 0,705 > 0,05, yang berarti
Tidak ada perbedaan atau pengaruh
kelompok kontrol terhadap penurunan
intensitas nyeri persalinan kala I fase
aktif.Kelompok kontrol menunjukkan
tidak ada perubahan atau perbedaan
karena tidak diberikan terapi musik
pada ibu bersalin kala I fase aktif di
Klinik Keluarga Pisangan Baru Tahun
2016. Kelurahan Pisangan Baru
Kecamatan Matraman Tahun 2016
maka dapat disimpulkan bahwa pada
kelompok eksperimen terdapat 8 orang
ibu bersalin yang mengalami nyeri dan
pada kelompok kontrol terdapat 7
orang ibu bersalin yang mengalami
nyeri.
2. Dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan antara kelompok yang
diberikan musik dengan yang tidak
diberikan musik terapi. Dan ini

58
membuktikan bahwa music terapi
dapat menurunkan intensitas nyeri
pada ibu bersalin.
3. Mendengarkan musik berpengaruh
terhadap penurunan nyeri dan
kecemasan pada ibu bersalin.
4. Terapi musik persalinan yang dibantu
harus dianggap sebagai mode yang
berhasil dari manajemen nyeri
nonfarmakologisdan pengurangan
kecemasan untuk wanita dalam
persalinan. Terapi music intervensi
memiliki potensi untuk mencegah
perhatian dari rasa sakit, membangun
mekanisme koping yang positif, dan
digunakan untuk perawatan lanjutan
baik ibu dan bayi. Meskipun bidang
penelitian yang berkembang pada
manajemen nyeri nonfarmakologis
dalam kebidanan, literatur tentang
kesehatan wanita, teori feminis, dan
terapi musik terus terbatas.
5. Berdasarkan kesimpulan tersebut,
diharapkan penelitian miniriset ini
dapat diteruskan dengan penambahan
jumlah responden dan area tempat
penelitian sehingga dapat dianalisa
lebih mendalam.

59
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan
suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang
diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan
fisik dan mental. Terapi musik adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh
semua orang karena kita tidak membutuhkan kerja otak yang berat untuk
menginterpretasi alunan musik. Terapi musik sangat mudah diterima organ
pendengaran kita dan kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan ke bagian otak
yang memproses emosi (sistem limbik).
Terapi musik untuk persalinan ini merupakan sebuah terapi yang dilakukan sebelum
proses persalinan untuk mempersiapkan mental si ibu hamil agar bisa lebih fokus
ketika melalui proses persalinan kelak serta bisa mengurangi stress dan rasa sakit.
Terapi musik pada managemen persalinan adalah suatu bentuk kegiatan yang
mempergunakan musik dan lagu/nyanyian secara terpadu dan terarah didalam
membimbing ibu selama menghadapi persalinan untuk mencapai tujuan relaksasi bagi
ibu saat nyeri kontraksi yang dirasakan atau dengan menggunakan earphone sesuai
dengan musik yang disukai ibu seperti lagu rohani, alunan ayat Al-Qur’an atau musik
alam seperti suasana air terjun dengan gemericik air yang turun, atau dengan musik
klasik.
Metode terapi musik pada ibu yang menjelang persalinan akan sangat bermanfaat bagi
ibu dalam mengalihkan rangsang nyeri saat kontraksi dirasakan, tetapi dengan
ambang nyeri yang berbeda-beda maka seorang ibu dapat mempersepsikan nyeri
tergantung dari mekanisme pertahanan diri ibu. Oleh karena itu perlunya persiapan
ibu secara fisik dan mental yang baik bagi ibu dalam menanti buah cintakasih yang
sehat sehingga nantinya dapat mempererat keharmonisan dalam keluarga.

60
Alasan utama kenapa musik dipakai sebagai media terapi adalah karena musik
tertentu yang menenangkan dapat menghasilkan ritme yang akan ditangkap oleh
indera pendengaran. Dari pendengaran, sinyal suara tersebut akan dibawa menuju
otak dan kemudian otak akan menstimulasi syaraf-syaraf pada tubuh ibu hamil. Musik
memang bisa mempengaruhi mood serta kondisi tubuh. Hal ini bisa dibuktikan ketika
kita mendengarkan musik dengan tempo tinggi maka kita cenderung akan merasa
lebih semangat atau jika kita mendengarkan musik lembut maka tubuh akan terasa
lebih rileks.
B. SARAN
Disarankan bagi ibu yang akan melakukan persalinan untuk mencoba terapi musik
persalinan, maka terapi musik ini bisa menjadi salah satu alternatif terapi yang bisa
anda pilih. Selain unik, terapi yang satu ini juga sangat menyenangkan terutama bagi
ibu yang menyukai atau memiliki hobi mendengarkan lagu atau bermain musik.

61
OS

ER
OP
PR

AT

ST
IN
U
D

A
D
N
A
R

R
E

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)TERAPI


MUSIK
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
.................. Ketua STIKES karyaHusada
STANDAR
Semarang
OPERASIONAL
PROSEDUR
.....................................
Pemanfaatan kemampuan musik dan elemen musik oleh
terapis kepada klien. Musik relaksasi dan stimulasi
gelombang otak untuk membuat memperlancar proses
PENGERTIAN
persalinan dan mengurangi rasa sakit karena otak anda
akan memproduksi endorphin (penghilang rasa sakit
alami ) ketika anda rileks.
Memperbaiki kondisi fisik, Emosional, dan Kesehatan
TUJUAN
spiritual pasien.
1. Pasien yang sedang mengalami gangguan telinga
KONTRAINDIKASI
2. Pasien yang tidak biasa fokus
1. Pasien sebagai subjek
2. Terapis sebagai fasilitator.
PERSIAPAN
3. Bersedia dengan sukarela
PASIEN
4. Memiliki kemampuan untuk focus
5. Memahami komunikasi verbal
KEBIJAKAN Pasien dalam kondisi sehat
PETUGAS Risky Puji Wulandari
1. Cd musik
PERALATAN 2. Hanscoon
3. Alat-alat music yang sesuai
PROSEDUR A. SIKAP
PELAKSANAAN 1. Menyampa dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan prosedur yang akan di lakukan
B. ISI
1. Memberikan kesempatan klien bertanya sebelum
kegiatan dilakukannya keluhan utama
2. Jaga prifasi klien, Memulai kegiatan dengan cara
yang baik
3. Menetapkan perubahan pada perilaku dan atau
fisiologis yang diingatkan. Seperti relaksasi,
stimulasi, mengurangi sakit.
4. Menetapkan ketertarikan terhadap music
5. Identifikasi pilihan music klien

62
6. Berdiskusi dengan klien dengan tujuan berbagai
pengalaman dalam musik.
7. Pilih pilihan music yang mewakili pilihan music
klien.
8. Bantu klien untuk memilih pasien yang nyaman.
9. Batasi simulasi eksternal seperti cahaya, suara,
pengunjung, panggilan telepon selama
mendengarkan music.
10. Dekatkan cd musik dan perlengkapan dengan klien.
11. Pastikan cd musik dan perlengkapan dalam kondisi
baik.
12. Dukung dengan hendphone jika diperlukan.
13. Nyalakan cd music dan lakukan terapi.
14. Pastikan volume music sesuai dan tidak terlalu
keras.
15. Hindari menghidupkan music dan
meninggalkannya dalam waktu yang lam.
16. Pasilitasi jika klien ingin berpartisifasi aktif seperti
memainkan alat music atau bernyanyi jika
diingatkan dan memungkinakan saat itu.
17. Hindari stimulasi music setelah nyeri/luka kapala
hebat.
18. Menetapkan perubahan pada perilaku dan atau
fisiologi yang diingatkan seperti relaksasi,
stimulasi, konsentrasi dan mengurangi sakit.
19. Menetapkan ketertarikan klien terhadap music.
20. Indentifikasi pilihan musik.
C. TEKNIK
1. Teruji melaksanakn secara sistematis dan berurutan
2. Teuji sopan dengan penguji
3. Teruji melakasanakan Tindakan dengan percaya
diri dan tidak ragu ragu
4. Teruji mendokumentasikan hasil.
1. Matilda, 2015, smart baby music- musik untuk
DOKUMEN bayi, janin dan ibu hamil, elex media: jakarta
TERKAIT 2. Ayah bunda. 2020. Easy birthing with musik,
jakarta.

SKILL LABORATORIUM

63
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG

No : ................................ Institusi : ................................

Nama : ............................. Tanggal : ................................

Stase : ............................. Observer: ...............................

JUDUL SKILL

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
YA TIDAK
A FASE ORIENTASI 10%

B FASE KERJA 80%

C FASE TERMINASI DAN PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN 10%

Total 100%

DAFTAR PUSTAKA

64
TES FORMA

Isnanto.Rizaldi Pinzon.2018. Pengaruh terapi musik dan masase punggung terhadap nyeri
kala i fase aktif pada nulipara di rumah sakit bethesda Yogyakarta. stikes bethesda yakkum jl.
johar nurhadi no. 6 yogyakarta 524565 (2) fakultas kedokteran universitas kristen duta
wacana. Jurnal Kesehatan, Volume 5, Nomor 2, Januari 2018, hal. 11-20

Triana Indrayani, Nuricha Arselina. 2018. Pengaruh terapi musik terhadap intensitas nyeri
persalinan kala i fase aktif di klinik keluarga pisangan baru kelurahan pisangan baru
kecamatan matraman jakarta timur tahun 2016. Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Nasional Jurnal Ilmu dan Budaya, Vol. 41, No.58, Maret 2018

Tintu Xavier *1, Lekha Viswanath 2.2016. Effect of Music therapy on Labor Pain among
Women in Active Labor Admitted in Tertiary Care Hospital Kochi. International Journal of
Integrative Medical Sciences, Int J Intg Med Sci 2016, Vol 3(11):444-48. ISSN 2394 - 4137
DOI: http://dx.doi.org/10.16965/ijims.2016.145

Sydney Mohr.2019. Music Therapy Assisted Childbirth in the United States: A Critical
Literature Review. Lesley University DigitalCommons@Lesley Expressive Therapies
Capstone Theses
GraduateSchoolofArtsandSocialSciences(GSASS).https://digitalcommons.lesley.edu/expressive
_theses/131

Rista Dian Anggraini.2020. Pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan intensitas nyeri
pada ibu bersalin kala 1. Program Studi S1 Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Buleleng,Singaraja Indonesia. Jurnal Kesehatan Midwinerslion Vol. 5, No. 1, Maret 2020.
Http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion | 106.

Sule gokyildiz surucu,melikeozturk, burcu avcibay vurget, sultan alan, meltem albas.2017.the
effect of music on pain and anxiety of women during labour on first time pregnancy: A study
from turkey.

Jannah, N. 2017. Asuhan Kebidanan (II) Persalinan Berbasis Kompetensi. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Manuaba, IGB. 2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Mochtar, R. 2015. Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta: EGC

JNPK-KR. 2017. Asuhan Persalinan Normal. Depkes: Jakarta.

65
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN STIKES KARYA HUSADA
SEMARANG

1. Kelompok 3 NBT 2 :

1. MARGARETA NITA NOVIANTI(1904261)

2. NURPADILAN(1904265)

3. NURTINA(1904266)

4. NUR HAMIDA SISLIYADA(1904262)

5. NURFITRI AKBAR RISQI()

6. NURUL NOVITASARI(1904267)

7. PUJI ABRI ARIANI USMAN(19042681904264)


Judul Modul : Terapi Musik

Pembimbing : Risky Puji Wulandari, M. Keb

No Hari/Tanggal Materi Saran Paraf


Konsultasi Pembimbing

66
67
68

Anda mungkin juga menyukai