PENDAHULUAN
Tn.S Terdapat dua masalah kesehatan yaitu Balita Tidak Mau Makan Sayuran dan
Terpapar Asap Rokok dari Tn.S Dari masalah tersebut akan dilakukan
1.3 Tujuan
1
4. Untuk mengetahui apa saja peran dalam keluarga
keluarga
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu
rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, dimana
antara satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah
1. Keluarga inti (Nuclear Familly), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan
sebagainnya.
3. Keluarga berantai (Serial Familly), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan
pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
3
5. Keluarga berkomposisi, adalah yang perkawinannya berpoligami dan hidup
secara bersama-sama.
6. Keluarga kabitas (Cabitation), adalah dua orang yang menjadi satu tanpa
sedarah suami.
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
4
1. Peranan ayah
Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, pecari nafkah, pendidik,
2. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anak, mengurus rumah tangga, mengasuh dan
pendidik, pelindung dari salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta
dalam keluarga.
3. Peranan anak
1. Fungsi biologis
keluarga.
2. Fungsi psikologis
5
3. Fungsi sosial
4. Fungsi ekonomi
5. Fungsi Pendidikan
Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental maupun sosial. Cepat
meminta bantuan tenaga kesehatan atau unit pelayanan kesehatan bila timbul
masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga. Di rumah tersedia kotak
6
berisi obat-obatan sederhana untuk P3K. Tinggal di rumah dan lingkungan yang
adat kebiasaan, kehidupan beragama, status kesehatan serta masalah ibu dan anak
Sasaran umum kebidanan komunitas asalah ibu dan anak dalam keluarga.
kehamilan, persalinan, pasca persalinan dan masa di luar masa kehamilan (masa
interfal) serta persalinan. Upaya kesehatan ibu dan anak dilakukan melalui
peningkatan kesehatan anak dalam kandungan, masa bayi, masa balita dan masa
pra sekolah.
suatu metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari
7
Langkah-langkah kebidanan komunitas:
a) Identitas masalah
subyektif) dan secara tidak langsung (data obyektif). Data subyektif didapat
Data obyektif adalah data yang diperoleh dari hasil obserfasi pemeriksaan
yang dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data ini adalah pengumplan
data tentang keadaan kesehatan desa dan pencatatan data keluarga sebagai
sasaran pemeriksaan.
b) Data Desa
1. Wilayah desa (Luas, keadaan geografi, jarak desa dan fasilitas kesehatan
pemeriksaan).
3. Status kesehatan (angka kematian, jenis dan angka kesaktan ibu, anak dan
balita).
8
5. Sosial ekonomi (pendidikan, pendapatan perkapita, organisasi dari
masyarakat).
6. Data keluarga
1. Analisis
kesehatan.
2. Perumusan Masalah
masalah potensial.
9
d) Rencana dan Tindakan
1. Rencana
keluarga.
b) Frekuensi penyuluhan.
2. Tindakan
tujuan juga tidak tepat, bila hal ini terjadi, maka perlu dilakukan
10
modifikasi dan juga menyebabkan perubahan dalam melaksanakan
e) Evaluasi
tujuan yang akan dicapai. Bila tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji
Tn.S pada anak balitanya yang berusia 3 tahun memiliki kebiasaan yang
kurang baik yaitu belum mampu menerapkan cuci tangan sebelum makan,
jajan masih sembarangan dan masih sering bermain di kali atau halaman yang
anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS
terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan
aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu tatanan rumah
tangga sehat dapat diwujudkan dengan perilaku sehat dan lingkungan sehat,
11
dan kurangnya pengetahuan keluarga mengenai bahaya asap rokok untuk
12
3.2 Landasan Teori :.
Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah kesehatan
bagi perokok pasif. Berhenti merokok atau setidaknya tidak merokok di dalam
Anak usia balita merupakan masa bermain. Pada masa ini, anak-anak
sayuran dan buah. Perlu kiat khusus mengatasi anak yang susah makan
sayur dan buah-buahan. Apa saja yang harus dilakukan oleh Ibu agar bayi
mau makan:
1. Beri contoh
Pola makan anak biasanya mengikuti orang tua. Jika sayuran dan buah-
buahan tidak ada dalam menu keseharian di rumah, jangan harap anak Ibu
Dan mereka tidak akan meminta satu makanan khusus jika mereka tidak
mengenalnya.
Mereka juga suka permainan. Brokoli bisa mengintimidasi seorang anak yang
13
lebih suka makarani atau keju. Tapi jika mereka berpura-pura menjadi seekor
dinosaurus yang harus memakan lima miniatur pohon agar bisa mengejar
miniatur pohon.
mereka ikut menyiapkan makanan itu. Ibu bisa mencoba membawa si Kecil
ke pasar tradisional. Setelah itu biarkan mereka memilih satu atau dua
sayuran untuk dimasak. Hal itu akan membuat si Kecil lebih tertarik untuk
memakan sayuran yang dia pilih. Ibu juga bisa mengajak si Kecil belajar
membuat si Kecil bangga dan lebih tertarik untuk makan sayuran dan buah-
buahan.
Salah kaprah terbesar yang dilakukan orang tua adalah memaksakan si Kecil
untuk mengkonsumsi makanan yang dia tidak suka agar dia menjadi suka.
14
melekat.
akan senang jika ia diberi hadiah saat mencoba satu gigitan sayuran atau
Si Kecil biasanya suka makanan yang beragam warna. Anda bisa mencoba
menghirup udara di area yang sama dengan perokok juga dapat membunuh.
tahunnya. Beberapa di antaranya akibat kanker paru serta puluhan ribu lainnya
dalam kondisi berkembang. Jadi, jika Mama atau Papa merokok di dekat si
15
kecil atau mereka ada di lingkungan perokok pasif di luar rumah, bahaya yang
mengintai mereka lebih besar dari yang Mama ketahui. Anak-anak dengan
orang tua yang hanya merokok saat di luar rumahpun tetap berisiko menjadi
paparan asap rokok merupakan asap yang dikeluarkan oleh perokok ke udara.
melakukan penelitian terhadap efek thirdhand smoke atau bau yang tertinggal
tidak kalah besar dari merokok pasif. Tempat yang sebelumnya ditempati
benda di sekitarnya. Toksin tersebut dapat ditemukan pada dinding bar, kain
pelapis kursi mobil, bahkan tidak terkecuali rambut si kecil setelah berada di
dekat perokok. Jika Mama merokok atau terpapar asap rokok saat hamil, bayi
yang ada di dalam kandungan Mama juga berisiko terpapar bahan kimia
a) Keguguran
16
b) Kelahiran prematur (lahir dengan pertumbuhan yang belum sempurna)
Bayi memiliki tingkat risiko SIDS lebih tinggi jika terpapar asap rokok. Anak-
anakpun memiliki risiko masalah kesehatan yang lebih tinggi. Anak-anak yang
a) Infeksi telinga
d) Kerusakan gigi
Anak-anak dengan orang tua perokok lebih sering batuk dan mengi sekaligus
mengalami pilek parah. Asap rokok bahkan bisa menimbulkan gejala lain, seperti
hidung tersumbat, sakit kepala, radang tenggorokan, iritasi mata, dan suara serak.
Anak-anak dengan asma memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap paparan asap
rokok. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi serangan asma, bahkan mungkin
Anak-anak yang tumbuh dengan orang tua perokok lebih cenderung merokok saat
remaja atau dewasa. Anak-anak dan re maja yang merokok memiliki masalah
17
kesehatan yang sama dengan perokok dewasa. Beberapa masalah kesehatan yang
a) Kanker paru-paru
c) Penyakit jantung
d) Katarak
18
BAB IV
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
A.PENGKAJIAN
19
Umur : 30 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
3. Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki : kembar
: Perempuan :
: Hubungan : cerai
perkawinan
20
: Meninggal : anak angkat
4. Denah Rumah :
WC
TV
Kamar 1 Ruang Kamar
Tamu
21
Pola Eliminasi
BAK : Keluarga Tn.S ± 3-4x/ hari warnanya kuning jernih.
a) Pola Istirahat
Kebiasaan tidur Kelurga Tn.S:
Malam : Tidur pukul 20.30- 05.30 WIB
Siang : Tidur pukul 14.00 – 16.00 WIB
b) Pola Aktivitas
Tn.S : Setiap hari bekerja sebagai pegawai swasta
22
f) Pola Seksual
Tn.S dan Ny.B mengatakan melakukan hubungan seksual sesuai
kebutuhan.
h) Pola Nilai
Keluara Tn.S selalu menjaga sopan santun dan norma- norma , serta
memperhatikan perilaku.
23
11). Lingkungan rumah : Memiliki halaman yang ditanami tumbuhan.
24
d. Data KIA dan KB
a. Data kehamilan Terdahulu :
Ny.B P1A0 hamil 37 minggu 5hari selalu memeriksakan kehamilan ke
bidan,
Data KB : Suntik 3 Bulan
c. Data Spiritual :
Semua anggota keluarga beragama Islam
B. ANALISA DATA
Data Masalah
1. An.K Tidak mau makan Sayur Tidak mau Makan Sayur
Merokok
2. Tn S Merokok di dalam Rumah
1. Prioritas Masalah
a). Masalah 1 : An.K Tidak Mau makan Sayur
Kriteria Perhitungan Skore Pembenaran
25
dengan gangguan pencernanan
26
Menonjolnya masalah 1/2 x 1 ½ Ny.B merasakan masalah
dan harus segera disadari
atau ditangani
C. PERENCANAAN
a) Masalah 1
Pada tanggal : Senin 02 september 2019 direncanakan untuk :
D. PELAKSANAAN
a) Masalah 1
Pada tanggal : Senin 02 september 2019, pukul 16.00 WIB
1. Memberikan Edukasi Kepada Ny.b pentingnya mengkonsumsi sayuran
pada balita
2. Menganjurkan ny.B untuk memasak sayuran dengan varian yang lucu
sehingga an.k tertarik untuk makan sayur
B .Masalah 2
Pada tanggal : selasa 03 september 2019, pukul 16.30 WIB
3. Memberikan penyuluhan kepada suami untuk tidak merokok di dalam
rumah jika sdang ada balita
27
E. EVALUASI
a. Masalah 1
Pada tanggal :rabu 04 september 2019 , pukul 09`00 WIB
1. Ny.B telah mengerti pentingnya mengkonsumsi sayuran pada balita
2. Ny.B sudah memasak sayuran dengan varian yang lucu sehingga An.A
mau makan sayuran
b. Masalah
Pada tanggal: RABU 04 september 2019 pukul 09.00WIB
1. Tn.S mengerti bahaya merokok di dalam rumah terutama jika ada
balita
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
28
Asuhan kebidanan komunitas memfokoskan pemberian pelayanan pada setiap
akhir untuk menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi. Dari berbagai
kesehatan yang ada di lingkungannya. Begitu juga dengan keluarga Tn.A setelah
keluarga Mereka sudah lebih memahami apa dan bagaimana cara mengatasi
masalah kesehatannya.
6.2 Saran
1) Kepada Mahasiswa
2) Kepada Keluarga
29
3) Kepada Institusi Pendidikan
30