Anda di halaman 1dari 9

KAJIAN POTENSI DAN ARAHAN PENGGUNAAN AIRTANAH UNTUK

KEBUTUHAN DOMESTIK DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN

Andri Yudistira
yudistiraclan@gmail.com

Tjahyo Nugroho Adji


adji@geo.ugm.ac.id

Abstract
The objectives of this study were: (1) to determine the distribution and groundwater potential
at Depok District, (2) to understand the Depok District of domestic water needs, and (3) to
determine the recommendation of the use of groundwater for domestic water needs in the Depok
District. The survey method was used and total of 116 wells and 100 respondents have been surveyed
to determine depth of groundwater table, groundwater fluctuation, the fluid electrical conductivity,
aquifer permeability and the amount of domestic water needs. Analysis of the data used was
quantitative, descriptive, and spatial analysis. The results showed that the potential groundwater in
the study area is divided into two classes, namely (1) very high groundwater potency, and (2) high
groundwater potency. The number of total domestic water demand is approximately 18,332.48
m3/day, where this amount does not exceed the safe yield recommendation of groundwater
extraction, which is divided into groundwater extraction zones I and II.

Keyword: groundwater, groundwater potention, domestic water requirements, groundwater


utilizing direction.

Abstrak
Penelitian ini dilakukan di wilayah administrasi Kecamatan Depok, kabupaten Sleman,
Propinsi DIY. Tujuan dari penelitian ini adalah:1) mengetahui sebaran dan potensi airtanah di
Kecamatan Depok; 2) mengetahui kebutuhan air domestik Kecamatan Depok, dan 3)
menentukan arahan penggunaan airtanah untuk kebutuhan air domestik di Kecamatan Depok.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survai dengan melakukan
pengukuran lapangan. Sebanyak 116 sumur telah disurvai untuk mengetahui parameter
airtanah berupa kedalaman muka airtanah, fluktuasi muka airtanah, Daya Hantar Listrik
airtanah dan permeabilitas akuifer. 100 responden juga telah disurvai untuk mengetahui
jumlah kebutuhan air domestik. Analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif,
deskriptif dan spasial. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa potensi airtanah di wilayah
penelitian terbagi menjadi dua kelas, yaitu potensi airtanah sangat tinggi, dan tinggi,. Jumlah
kebutuhan air domestik total adalah sebesar 18.332,48 m3/hari, di mana kebutuhan air
tersebut tidak melampaui hasil aman penurapan airtanah yang terbagi menjadi zona
penurapan I dan zona penurapan II.

Kata kunci: airtanah, potensi airtanah, kebutuhan air domestik, arahan penggunaan airtanah

104
PENDAHULUAN lam akuifer tertekan disebut sebagai per-
Airtanah sebagai salah satu bagian mukaan piezometrik.
dari sumberdaya air merupakan sumberdaya Potensi airtanah pada dasarnya me-
yang paling diminati oleh manusia. Kebe- rupakan jumlah air yang ada perkapita da-
radaan airtanah sangat melimpah serta kua- lam kurun waktu tahunan (Purnama dkk,
litas yang baik menjadi salah satu faktor 2007). Penentuan potensi airtanah selalu
tingginya minat manusia menjadikan air- mengacu pada kuantitas yang mengacu pada
tanah menjadi salah satu sumber air bersih. ketersediaan airtanah dan kualitas airtanah
Airtanah terdapat pada formasi (Hidayat, 2008).
geologi yang dapat menyimpan dan mela- Peningkatan jumlah penduduk ber-
lukan air dalam jumlah yang besar, yang di- dampak pada peningkatan jumlah
kenal sebagai akuifer (Purnama, 2000). kebutuhan air. Kebutuhan air domestik
Todd (1980) mengklasifikasikan beberapa (Sutikno (1980)) adalah bentuk penggunaan
formasi yang tidak dapat menyimpan dan air untuk kebutuhan perseorangan,
mengalirkan airtanah secara sempurna, apartemen, ataupun rumah untuk minum,
anta-ra lain sebagai berikut: mandi, memasak, menyiram tanaman, dan
 Akuiklud, merupakan formasi yang dapat sanitasi. Besarnya kebutuhan air antara satu
menyimpan (Walton (1970), dalam Pur- wilayah dengan wilayah lain bervariasi
nama, 2007); menurut tempat, waktu, dan kondisi sosial
 Akuitard merupakan formasi batuan penduduk.
yang tersusun sedemikian rupa, sehingga Hal tersebut berdampak pada
ha-nya dapat melalukan air dalam jumlah peningkatan kegiatan eksploitasi airtanah,
terbatas, dan biasanya tampak seperti sehingga tidak seimbang dengan potensi
rembesan; airtanah yang ada pada suatu daerah, yang
 Akuifug, merupakan material yang tidak dapat mengakibatkan penurunan potensi
dapat menyimpan dan melalukan air airtanah yang ada pada suatu daerah.
(Fetter, 1988). Kecamatan Depok merupakan ke-
Berdasarkan ada atau tidaknya muka camatan dengan jumlah penduduk tertinggi
airtanah, maka akuifer dibedakan menjadi 2 di Kabupaten Sleman (BPS 2010). Lokasi
jenis (Todd, 1980), yaitu: Kecamatan yang berbatasan langsung
 Akuifer bebas umumnya banyak ditemu- dengan Kotamadya Yogyakarta merupakan
kan pada kedalaman yang relatif salah satu faktor utama tingginya jumlah
dangkal, dimana tinggi muka airtanah penduduk di kecamatan tersebut. Hal
bervariasi tergantung pada lokasi akuifer, tersebut berimplikasi pada kebutuhan air
apakah berada pada daerah recharge yang besar, sehingga tekanan penduduk
maupun discharge, debit penurapan, terhadap sumber air, khususnya sumber
serta ke-mampuan akuifer melalukan air airtanah akan semakin besar pula. Maka
(Todd ,1980); diperlukan arahan penggunaan airtanah
 Akuifer tertekan merupakan jenis akuifer guna melestarikan potensi airtanah yang
yang berada di antara dua strata/lapisan ada.
yang bersifat impermeabel terhadap air Tujuan dari penelitian ini adalah:
(Seyhan, 1977). Batas muka airtanah da-

105
1. Mengetahui sebaran dan potensi airtanah dom sampling. Penentuan jumlah sampel
di Kecamatan Depok; dilakukan dengan rumus :
2. Mengetahui kebutuhan air domestik di
Kecamatan Depok; .......................(3)
3. Menentukan arahan penggunaan airtanah Di mana n adalah jumlah sampel dan N adalah
untuk kebutuhan domestik di Kecamatan jumlha populasi, sehingga di dapat jumlah
Depok. sampel tiap Desa. Sehingga di dapat jumlah
sampel sebanyak 100 responden.
METODE PENELITIAN Data sekunder yang digunakan pada
Pengumpulan Data penelitian kali ini adalah berupa data jumlah
Penelitian dilakukan di Kecamatan penduduk untuk perhitungan kebutuhan air
Depok, yang berlokasi pada bagian selatan domestik, dan data log sumur bor untuk
Kecamatan Sleman. Letak secara geografis mengetahui tebal dan material a-kuifer yang
dari Kecamatan Depok adalah adalah 49M ada di daerah penelitian.
430435 mT hingga 439164 mT dan 49M Analisis Data
9137269 mU hingga 9145437 mU. Data karakteristik airtanah hasil dari
Data karakteristik airtanah yang survey lapangan kemudian diklasifikasikan
diperlukan pada penelitian ini diperoleh berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
dengan survey lapangan dengan sumur Kriteria untuk tiap karakteristik airtanah
sebagai objek utama. Penentuan sampel tersaji pada Tabel 1.2, Tabel 1.3, Tabel 1.4,
sumur dilakukan dengan metode sistematis, dan Tabel 1.5.
dengan jarak antar titik sebesar 500 meter . Tabel 1.2. Kriteria Kedalaman Muka Airtanah
Kedalaman
Parameter airtanah yang diambil adalah
No muka Klas Kode Skor
kedalaman muka airtanah, fluktuasi muka airtanah
airtanah, dan Daya Hantar Listrik airtanah. Sangat D1
1. <3m 9
Data konduktivitas hidrolik dipe- Dangkal
roleh dengan uji pompa, yaitu dengan 2. 3m–6m Dangkal D2 6
metode pengambilan sampel berupa metode 3. >6m Sedang D3 3
stratified purposive sampling, dengan tanah (Sumber : Hasil perumusan (2012))
sebagai dasar dalam penentuan sampel. Uji Tabel 1.3. Kriteria Fluktuasi Muka Airtanah
Fluktuasi Skor
pompa dilakukan dengan metode Slugtest, No. Klas Kode
muka airtanah
dan nilai konduk-tivitas hidrolik hasil uji 1. <2m Rendah F1 6
pompa diperoleh dengan rumus: 2. 2m–4m Sedang F2 4
rc 2 ln(Re/ rw ) 1 So 3. >4m Tinggi F3 2
K  . . ln ..........(1) (Sumber : Hasil perumusan (2012))
2L t St
Tabel 1.4. Kriteria Daya Hantar Listrik Airtanah
dengan ln Re/rw:
1
Harga DHL
 1,1 A  B ln[( D  b) / rw]  No. (ɱmhos/cm Klas Kode Skor
 ln(b / rw)  
 ( d / rw)  ..........(2) )
Sangat
Data kebutuhan air domestik 1. <200
Baik
D1 6
diperoleh dengan melakukan wawancara. 2. 200 - 400 Baik D2 4
Penentuan responden dilakukan dengan 3. >400 Sedang D3 2
metode sampling yaitu proporsional ran- (Sumber : Hasil perumusan (2012))
Tabel 1.5. Kriteria Konduktivitas Hidrolik Akuifer

106
No. Harga K Klas Kode Skor dilakukan dengan kriteria klasifikasi berda-
(m/hari) sarkan rincian sebagai berikut:
1. < 0,05 Lambat K3 9
a) Zona Penurapan I (potensi airtanah
2. 0,05 - 5 Sedang K2 6
3. >5 Cepat K1 3
tinggi), merupakan kelompok airtanah
(Sumber : Hasil perumusan (2012)) yang dapat diturap tanpa faktor pembatas
Zona potensi airtanah ditentukan atau penghambat tidak ada hingga se-
dengan melakukan overlay pada 4 dang;
parameter airtanah yang ada, dengan b) Zona Penurapan II (potensi airtanah
penentuan hasil zonasi berdasarkan skor sedang), merupakan kelompok airtanah
total dari tiap zona hasil overlay. Hasil yang dapat diturap dengan faktor peng-
overlay dikelaskan men-jadi 3 kelas, yaitu hambat sedang;
zona potensi sangat ting-gi, tinggi, dan c) Zona Penurapan III (potensi airtanah
sedang. Kemudian pada tiap zonasi tersebut sedang), merupakan kelompok airtanah
ditentukan nilai debit dari tiap zona potensi yang dapat diturap terbatas hingga sangat
airtanah. Penentuan debit dilakukan dengan terbatas atau bahkan tidak dapat diturap
rumus Darcy (Todd, 1980), yaitu: dengan faktor penghambat berat atau
Q = K x I x A .........................(4) bahkan sangat berat;
Dengan K adalah Konduktivitas Hidrolik, I d) Zona Tangkapan Hujan dan Resapan,
adalah kemiringan aliran airtanah, dan A merupakan daerah miskin airtanah bebas.
adalah luas penampang akuifer. Hasil dari Penurapan sangat terbatas dan tidak dire-
perhitungan debit kemudian dikelaskan, komendasikan; dan
dengan kriteria yang tersaji pada Tabel 1.6. e) Zona Tangkapan Hujan dan Hutan
Lindung, merupakan daerah miskin air-
Tabel 1.6. Kriteria Klasifikasi Debit Airtanah tanah, dengan tingkat ketersediaan air-
Kriteria Besar Debit tanah bebas yang sangat terbatas hingga
Besar > 10 liter/detik
langka airtanah. (Yogafany, 2008).
Sedang 2,0 – 10 liter/detik
Kecil < 2liter/detik
Hasil aman dihitung guna
(Sumber: Kepmen ESDM No.1451 K/10/ menetapkan batas penggunaan airtanah di
MEM/2000 dalam Yogafany (2008)) daerah penelitian, yang dihitung dengan
Kebutuhan air domestik diperoleh rumus:
dari hasil wawancara, kemudian di rata-rata HA = L x F x Sy .........................(5)
guna memperoleh kebutuhan air do-mestik Di mana L adalah luas akuifer, F adalah
rata-rata per orang. Kemudian hasil dari fluktuasi muka airtanah tahunan rata-rata,
rata-rata kebutuhan air domestik perorang dan Sy adalah Specific Yield. Nilai Sy
dikalikan dengan jumlah penduduk total di diperoleh dari interpretasi material yang ada
daerah penelitian, sehingga di dapat kebu- pada akuifer, dengan merujuk pada
tuhan air domestik total yang ada di daerah klasifikasi oleh Todd (1980).
penelitian.
Arahan penggunaan airtanah diper-
oleh dengan melakukan overlay pada zonasi
debit airtanah dan zonasi DHL airtanah. Pe-
nentuan zonasi arahan penggunaan airtanah
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik airtanah bebas

107
Karakteristik airtanah bebas meli- sebaran terluas, diikuti kelas L3 yang me-
puti kedalaman muka airtanah, fluktuasi nunjukkan bahwa secara umum kualitas air-
muka airtanah, daya hantar listrik airtanah, tanah di daerah penelitian tergolong baik
dan konduktivitas hidrolik akuifer. hingga sedang. Tingginya kepadatan permu-
Kedalaman muka airtanah di da-erah kiman menyebabkan beberapa wilayah
penelitian berkisar antara 3 hingga 11 memiliki DHL kelas sedang, yang menan-
meter, sehingga hasil klasifikasi me- dakan sudah terjadi pencemaran.
nunjukkan bahwa kedalaman muka air-
tanah terdiri dari 2 kelas, yaitu dangkal (D2) Potensi Airtanah
yang mendominasi sebagian besar desa Potensi airtanah mengacu hasil
Maguwoharjo dan sedang (D3) yang zonasi potensi airtanah, di mana hasil dari
mendominasi pada wilayah Desa Catur- overlay 4 parameter airtanah yang ada,
tunggal dan Condongcatur. maka di daerah penelitian terbagi menjadi 2
Fluktuasi muka airtanah di daerah zona potensi, yaitu potensi airtanah sangat
penelitian terbagi menjadi 3 kelas, de-ngan tinggi dan potensi airtanah tinggi. Zona
rentang nilai fluktuasi muka air-tanah antara potensi sangat tinggi mendo-minasi
kurang dari 0,5 meter hingga 6 meter. Kelas sebagian besar daerah penelitian, dengan
fluktuasi rendah (F1) men-dominasi di sebaran terluas pada Desa Maguwoharjo
daerah penelitian dengan se-baran hampir dan Desa Con-dongcatur. Pada zona ini
pada semua wilayah, di-ikuti kelas fluktuasi rata-rata memiliki karakteristik airtanah
sedang (F2) yang mendominasi sebagian yang baik, dilihat dari 4 parameter yang ada
wilayah timur, ba-rat dan bagian tengah menunjukkan bahwa rata-rata tergolong
daerah penelitian. Kelas fluktuasi tinggi pada kelas yang baik hingga sedang.
(F3) mendominasi sebagian kecil daerah Zona potensi airtanah tinggi mendo-
penelitian, di mana cenderung mendominasi minasi sebagian besar bagian barat, selatan,
pada wilayah yang dekat dengan sungai. dan bagian tengah dari daerah penelitian.
Konduktivitas hidrolik akuifer di Pada wilayah ini karakteristik airtanah yang
daerah penelitian terbagi menjadi 2 kelas, ada masih cukup baik, namun pada kua-
yaitu sedang (K2) hingga cepat (K1) dengan litasnya sudah menunjukkan adanya potensi
nilai konduktivitas hidrolik berkisar antara tercemar, terlihat dari nilai DHL yang ma-
1,52 m/hari hingga 21,34 m/hari, sehingga suk pada kategori sedang, serta tingkat fluk-
berdasarkan nilai tersebut maka material tuasi muka airtanah yang besar. Secara
akuifer berupa pasir halus hingga kasar. umum potensi airtanah yang ada pada zona
Kelas sedang mendominasi daerah pene- tersebut masih tergolong baik dan aman
litian, dengan sebaran seluruh areal pene- untuk digunakan.
litian. Pada kelas cepat (K1) sebarannya Perhitungan debit dilakukan pada
hanya pada wilayah tanah ordo Inceptisols tiap zona potensi airtanah. Hasil perhi-
yang berada pada wilayah bagian barat tungan menunjukkan bahwa kisaran debit di
Desa Maguwoharjo. daerah penelitian adalah sebesar 2,226 li-
Nilai daya hantar listrik di daerah ter/detik hingga 192,274 liter/detik. Ber-
penelitian terbagi dalam 3 kelas, dengan dasarkan nilai debit tersebut, maka di
rentang nilai antara 195 mmhos/cm hingga daerah penelitian maka klasifikasi debit
614 mmhos/cm, di mana kelas L2 memiliki adalah se-dang hingga besar. Debit besar

108
mendomi-nasi pada zona potensi airtanah Berdasarkan tabel tersebut, dapat
sangat ting-gi, dan debit sedang diketahui jumlah penggunaan air terbesar
mendominasi pada zona potensi airtanah pada penggunaan air untuk mandi, diikuti
tinggi. Sehingga dapat dikatakan potensi untuk penggunaan air untuk mencuci dan
airtanah di daerah peneli-tian masih untuk kebutuhan lain-lain. Untuk kebutuhan
tergolong tinggi, dilihat dari ka-rakteristik memasak dan minum memiliki persentase
airtanah dan kuantitas airta-nahnya. Sebaran paling sedikit, dikarenakan kebanyakan
dari potensi airtanah di da-erah penelitian pen-duduk menggunakan air kemasan untuk
tersaji pada Gambar 1.1. me-menuhi kebutuhan tersebut. Dari hasil
Kebutuhan Air Domestik per-hitungan kebutuhan air tersebut, maka
Perhitungan kebutuhan air domestik dida-pat kebutuhan air total di daerah
didasarkan pada penggunaan air sehari-hari penelitian sebesar 18.832,48 m3/hari.
guna memenuhi kebutuhan rumah tangga Jumlah tersebut tentunya cukup tinggi,
seperti mandi, memasak, untuk minum, mengingat di daerah penelitian memiliki
mencuci, dan beberapa kebutuhan lain yang jumlah penduduk ter-tinggi di daerah
pada dasarnya tidak sama antara satu pen- penelitian. Rincian dari ke-butuhan air
duduk dengan penduduk yang lain. Hasil domestik pada tiap desa tersaji pada Tabel
da-ri penentuan kebutuhan domestik rata- 1.9.
rata perorang perhari dapat dilihat pada Ta-
bel.1.8.
Tabel 1.8. Jumlah kebutuhan air per orang perhari
Kebutuhan Air
(liter/orang/hari)
Masak
Desa Total
Mandi/W / lain-
Mencuci
C Minu lain
m
Caturtunggal 83.31 28.62 7.37 28.09 147.38
Condongcatur 78.89 35.18 6.89 25.61 146.58
Maguwoharjo 79.76 33.97 6.94 24.90 146.01
Rat-rata 81.17 31.79 6.87 26.30 146.38
Persentase 55.45 21.72 4.70 17.97 100
(Sumber : Hasil perhitungan 2012)

Tabel 1.9. Jumlah Kebutuhan Air Domestik Total di Daerah Penelitian


Kebutuhan
Jumlah Kebutuhan Air Persentase
Desa Air Total
Penduduk (liter/orang/hari) (%)
(m3/hari)
Caturtunggal 61602 9017.30 49.19
Condongcatur 35632 5215.81 28.45
146.38
Maguwoharjo 28005 4099.37 22.36
Total 125239 18332.48 100.00
(Sumber: BPS (2011) dan hasil perhitungan (2012))

109
Gambar 1.1. Peta Sebaran Potensi Airtanah Daerah Penelitian

110
2. Kebutuhan air domestik di daerah
Arahan Penggunaan Airtanah penelitian adalah sebesar 146,38
Arahan penggunaan airtanah diten- liter/orang/hari, dan jumlah kebutu-han
tukan berdasarkan potensi airtanah yang ada air domestik total adalah sebesar
pada suatu daerah dan besarnya pengunaan 18.332.48 m3/hari.
airtanah di daerah penelitian. Berdasarkan 3. Arahan pengunaan airtanah di daerah
dua hal tersebut, maka arahan penggunaan penelitian terdiri dari dua zona, yaitu:
airtanah yang ada di daerah penelitian terba- a) Zona penurapan I;
gi menjadi 2 zona, yaitu zona penurapan I b) Zona penurapan II.
dan Zona Penurapan II. Zona Penurapan I dengan batas penggunaan airtanah total
mendominasi sebagian besar daerah pene- sebesar 35.801,083 m3/hari.
litian, dengan sebaran terbesar pada Desa
Maguwoharjo dan Desa Condongcatur, se- DAFTAR PUSTAKA
dangkan zona penurapan II mendominasi BPS. 2010. Kecamatan Depok dalam
Desa Caturtunggal, di mana pada zona Angka. Sleman: BPS.
tersebut tingginya penggunaan airtanah
menjadi salah satu faktor pembatas yang do- Hidayat, Robi S. 2008. Potensi Air Tanah di
minan. Cekungan Air Tanah Sambas, Provinsi
Batas penggunaan airtanah diten- Kalimantan Barat. Jurnal Geologi
tukan berdasarkan hasil aman yang ada di Indonesia, 3 (4), hal 205-216.
daerah penelitian. Hasil perhitungan me-
nunjukkan bahwa besar hasil aman di Ponce, Victor M. 2006. Groundwater
daerah penelitian sebesar 12.260.768,97 Utilization and Sustainability. http://
m3/tahun, sehingga berdasarkan nilai groundwater.sdsu.edu. Diakses tanggal 2
tersebut maka batas penggunaan airtanah September 2011.
perhari adalah sebesar 35.801,083 m3/hari.
Nilai tersebut masih belum dilampaui oleh Purnama. 2000. Bahan Ajar Geohi-drologi.
kebutuhan domestik total di daerah pene- Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas
litian yaitu sebesar 18.332,48 m3/ hari. Ma- Gadjah Mada.
ka besar penggunaan air masih belum me-
lampaui batas penggunaan airtanah yang Purnama, S., Suyono dan Sulaswono, B.
ada, namun tidak menutup kemungkinan be- 2007. Sistem Akuifer dan Potensi Airtanah
sar dari kebutuhan air domestik akan Daerah Aliran Sungai (DAS) Opak. Forum
terlam-paui. Geografi, Vol. 21, No. 2, Desember 2007:
111 - 122. Diakses 2 September 2011, dari
KESIMPULAN http://eprints.ums.ac.id/719/1/3._SETIAWAN.pdf
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat Seyhan, Ersin. 1990. Dasar-Dasar
disimpulkan bahwa: Hidrologi (terjemahan Sentot Subagyo).
1. Potensi airtanah di daerah penelitian Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
terbagi menjadi 3, yaitu:
a) Potensi airtanah sangat tinggi; Soenarso, Simoen. 2001. Sistem Akuifer di
b) Potensi airtanah tinggi; Lereng Gunungapi Merapi Bagian Timur

111
dan Tenggara. Majalah Geografi Indonesia
15 (1), 1-16.

Todd, D.K. 1980. Groundwater Hydrology.


New York: John Wiley & Sons.

Yogafany, Ekha. 2008. Zonasi Tataguna


Airtanah Bebas di Sub-DAS Kayangan
Kabupaten Kulon Progo. Skripsi. Yog-
yakarta: Fakultas Geografi UGM.

112

Anda mungkin juga menyukai