Anda di halaman 1dari 209

PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH,

PEMANFATAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN


DAERAH DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP
KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

SKRIPSI
Ditujukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :
ARLIA SARI ARTANA
NIM :1112082000089

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H/2016 M
PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH,
PEMANFATAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN
DAERAH DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP
KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

SKRIPSI
Ditujukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :
ARLIA SARI ARTANA
NIM :1112082000089

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H/2016

ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Arlia Sari Artana
2. Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 23 Juni 1994
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Anak ke- dari : 1 dari 3 bersaudara
6. Alamat : Pamulang permai II Jl. Benda Timur 6 Blok
F31 No. 3 RT 005/015 Kec. Pamulang, Kel.
Benda Baru, Tangerang Selatan, 15418
7. Telepon : 083899961706
8. Email : arliasari2@gmail.com

II. PENDIDIKAN
1. TK (1999-2000) : TK Pertiwi
2. SD ( 2000-2006) : SDN SERUA 06
3. SMP (2006-2009) : SMPN 3 Serpong
4. SMA (2009-2012) : SMAN 6 Tangerang Selatan
5. S1 ( 2012-2016) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI


1. Ekskul Palang Merah Remaja (PMR) (2006-2007)
2. Ekskul Majalah Dinding (Mading) SMAN 6 Tangerang Selatan
(2009-2010)
3. Humas Komunitas Tari Tradisional (KONTRAS) Akuntansi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta ( 2014-2015)

vii
IV. LATAR BELAKANG ORANG TUA
1. Ayah : Nyoman Artana, SH
2. Tempat, tangal lahir : Singaraja, 05 Oktober 1963
3. Pekerjaan : Pegawai Swasta
4. Ibu : Nurasiah
5. Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 09 Juli 1975
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7. Alamat : Pamulang permai II Jl. Benda Timur
6 Blok F31 No. 3 RT 005/015 Kec.
Pamulang, Kel. Benda Baru,
Tangerang Selatan, 15418
8. Telepon : 081585392194/ 081219935002

viii
THE EFFECT OF UNDERSTANDING SAP, UTILIZATION SIA REGIONAL
FINANCE AND SPI ON THE QUALITY OF LOCAL GOVERNMENT
FINANCE REPORT

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of government


understanding of accounting standards, utilization of local financial information
systems and internal control systems on the quality of financial reports of local
government in Jakarta
Data used this study using primary data obtained from respondents who
worked as an accounting section, finance, or administration. The sampling method
using a convenience sampling method. The data processing methods used multiple
regression analysis.
The results of this study showed that there are significant internal control
system influence on the quality of local government finance report. While,
understanding of Government accounting standards and utilization of financial
accounting information systems area there is no significant influence on the quality
of local government finance report.

Key words : understanding government accounting standards, utilization of


financial accounting information systems, internal control systems
and quality of local government finance report

ix
PENGARUH PEMAHAMAN SAP, PEMANFAATAN SIA KEUANGAN
DAERAH DAN SPI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH DAERAH

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemahaman


standar akuntansi pemerintah, pemanfaatan sistem informasi keuangan daerah dan
sistem pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
di DKI Jakarta
Data yang digunakan penelitian ini menggunakan data primer yang
diperoleh dari responden yang bekerja sebagai pegawai dibagian akuntansi,
keuangan, atau tatausaha. Metode penentuan sampel menggunakan metode
convenience sampling. Metode pengolahan data yang digunakan analisis regresi
berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal yang
ada pengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Sementara, pemahaman standar akuntansi pemerintah dan pemanfaatan sistem
informasi akuntansi keuangan daerah tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Kata kunci : pemahaman standar akuntansi pemerintah, pemanfaatan sistem


informasi akuntansi keuangan daerah, sistem pengendalian internal
dan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

x
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim.

Assalammualaikum Wr.Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul:
“Pengaruh Pemahaman SAP, Pemanfaatan SIA Keuangan Daerah dan SPI
terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada DKI
Jakarta)” dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. teladan bagi insan di muka bumi.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna mencapai


gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orang tua (Papa dan Mama) yang telah menjadi penyemangat terbesar
dan terbaik dalam hidup dan yang telah memberikan dukungan tiada henti baik
berupa doa maupun kasih sayang berlimpah kepada penulis.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Reskino, SE., M.Si., Ak., CA selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah
bersedia meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.
xi
7. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terimakasih atas
bantuan, perhatian dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.
8. Kedua adik saya (Ayu Mutiara D.A dan Almaira Novia A.) yang telah
memberikan doa, motivasi, inspirasi dan bantuan yang tiada hentinya kepada
penulis.
9. Seluruh jajaran SKPD di DKI Jakarta, terima kasih atas bantuan, perhatian dan
pelayanan yang diberikan kepada penulis.
10. Nenek, Engkong, Tante, Om dan sepupu yang telah memberikan semangat dan
senantiasa tidak pernah putus doa yang berikan kepada penulis. Terima kasih
11. Farisi Ilman Shah yang telah memberikan kasih sayang, perhatian dan
semangat kepada penulis serta mendengarkan keluh kesah penulis dalam
proses penulisan skripsi dari awal hingga akhir. Terima kasih.
12. Sahabat tercinta dari SMA hingga sekarang alias Via, Agita, Dede, Sarah,
Wiendi, Ade Irna, Wulan, Syifa, Rangga dan Rizky yang senantiasa
memberikan semangat, dukungan dan doa kepada penulis terutama Agita yang
rela mengorbankan waktunya untuk menemani penulis dalam menyebarkan
kuesioner. Terima kasih banyak.
13. Sahabat tercinta di kampus dari awal semester hingga sekarang alias
Detoakbocor (Andyn, Aniah, Annisa, Dina, Hani, Iha, Indah, Tanti dan Wiwi)
yang selalu bersama-sama berjuang dari semester awal hingga saat ini,
memberikan bantuan, doa, dukungan serta meluangkan waktu untuk penulis
terutama Dina, Indah, Iha, Hani dan Wiwi yang rela mengorbankan waktunya
untuk menemani penulis dalam menyebarkan kuesioner. Terima kasih banyak.
14. Teman satu bimbingan alias Perempuan Tangguh (Dina, Desi, Hani, Inayah
dan Indah) yang berjuang bersama, membantu dan memberikan dukungan
kepada penulis.
15. Seluruh teman Akuntansi 2012 (khususnya Akuntansi C dan Kelas Konsentrasi
Audit) yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis.
16. KKN SIAP (Agita, Ajeng, Adit, Ari, Bang Bedur, Dewi, Eja, Firdha, Ijal,
Indah, Isna, Kiki dan Zein,) yang telah bekerja sama agar sertifikat KKN cepat
keluar serta memberikan dukungan, pencerahan untuk membuat skripsi serta
xii
bantuannya. Terutama Isna dan Dewi yang rela mengorbankan waktunya untuk
menemani penulis dalam menyebarkan kuesioner.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, September 2016

Arlia Sari Artana

xiii
DAFTAR ISI

Keterangan Halaman

COVER DALAM .......................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....................... vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... vii

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

ABSTRAK ..................................................................................................... x

KATA PENGANTAR ................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1


B. Perumusan Masalah ............................................................. 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 10
1. Tujuan Penelitian .......................................................... 10
2. Manfaat Penelitian ........................................................ 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 13
A. Tinjauan Literatur................................................................. 13

xiv
1. Teori Agen .................................................................... 13
2. Teori Sinyal ................................................................... 15
3. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah .......... 17
4. Pemahaman SAP ........................................................... 26
5. Pemanfaatan SIA Keuangan Daerah ............................. 31
6. Sistem Pengendalian Internal ........................................ 34
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ......................................... 39
C. Kerangka Pemikiran ............................................................. 47
D. Perumusan Hipotesis ............................................................ 50
1. Pemahaman SAP dengan Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah ........................................................ 50
2. Pemanfaatan SIA Keuangan Daerah dengan Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ....................... 51
3. Sistem Pengendalian internal dengan Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah ....................................... 52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 54
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 54
B. Metode Penentuan Sampel ................................................... 54
C. Metode Pengumpulan Data .................................................. 55
1. Penelitian Pustaka (Library Research) ......................... 55
2. Penelitian Lapangan (Field Research) .......................... 55
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian.................................... 56
1. Pemahaman SAP (X1) ................................................... 56
2. Pemanfaatan SIA Keuangan Daerah (X2) ..................... 57
3. Sistem Pengendalian Internal (X3) ................................ 58
4. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Y) ... 58
E. Metode Analisis Data ........................................................... 61
1. Statistik Deskriptif ........................................................ 61
2. Uji Kualitas Data ........................................................... 62
a. Uji Validitas ........................................................... 62
b. Uji Reliabilitas ....................................................... 62
xv
3. Uji Asumsi Klasik ......................................................... 63
a. Uji Multikolonieritas .............................................. 63
b. Uji Normalitas ........................................................ 63
c. Uji Heteroskedastisitas........................................... 64
4. Uji Hipotesis ................................................................. 65
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................... 68
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ......................... 68
1. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................... 68
2. Karakteristik Profil Responden ..................................... 69
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................. 71
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ......................................... 71
2. Hasil Uji Kualitas Data ................................................. 72
a. Hasil Uji Validitas.................................................. 73
b. Hasil Uji Reliabilitas .............................................. 75
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................... 76
a. Hasil Uji Multikolonieritas .................................... 76
b. Hasil Uji Normalitas .............................................. 77
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................. 80
BAB V PENUTUP .................................................................................. 94
A. Kesimpulan .......................................................................... 94
B. Saran ..................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 97
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................. 102

xvi
DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Opini dan Temuan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


di DKI Jakarta ...................................................................................... 5
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................... 39

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian .................................................... 60

4.1 Data Sampel Penelitian ......................................................................... 69

4.2 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................ 69

4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ............................... 70

4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Masa

Kerja Sebagai PNS ............................................................................... 71

3.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................ 72


3.8 Hasil Uji Validitas Pemahaman SAP ................................................... 73
3.9 Hasil Uji Validitas Pemanfaatan SIA Keuangan Daerah ..................... 74
3.10 Hasil Uji Validitas Sistem Pengendalian Internal ................................ 74
3.11 Hasil Uji Validitas Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... ...75
3.12 Hasil Uji Reliabilitas............................................................................. 76
3.13 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................... 77
3.14 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov ................ 79
3.15 Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas ................................................... 81
3.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1, X2 dan X3 ........ 82
3.17 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ................................. 82
3.18 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1 X2 dan X3 ...................................... 84

xvii
DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ................................................................. 48


4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot............................... 78
4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ........................ 78
4.3 Grafik Scatterplot ................................................................................. 80

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Data Distribusi Sampel Penelitian .............................................. 103

2 Surat Izin Penelitian Skripsi ........................................................ 105

3 Surat Izin Penelitian Skripsi dari DKI Jakarta ............................ 114

4 Surat Keterangan dari Kantor SKPD DKI Jakarta ...................... 123

5 Kuesioner Penelitian .................................................................... 126

6 Daftar Jawaban Responden .......................................................... 136

7 Output Hasil Pengujian Data ........................................................ 152

xix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemahaman standar

akuntansi pemerintah, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah

dan sistem pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah

daerah. Sebagaimana diketahui bahwa permasalahan mengenai kualitas laporan

keuangan kini semakin hangat untuk diperbincangkan, adanya kasus-kasus

tentang buruknya kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia

khususnya di Provinsi DKI Jakarta menjadi isu hangat yang perlu dikaji lebih

dalam. Hal ini merupakan bukti dari kurangnya memahami standar akuntansi

pemerintah, kurangnya memanfaatkan sistem informasi akuntansi keuangan

daerah serta buruknya sistem pengendalian internal sehingga mampu

menimbulkan pengaruh terhadap kualitas laporan keuangan yang dibuat.

Di Indonesia, salah satu bentuk konkrit untuk mewujudkan transparansi dan

akuntanbilitas pengelolaan keuangan negara adalah dengan diundangkannya

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang

mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD) disusun dan disajikan sesuai dengan Standar

Akuntansi Pemerintah yang ditetapkan (Susilawati & Riani, 2014).

1
Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tersebut,

pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). SAP merupakan prinsip-prinsip

akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan

pemerintah. Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai

kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan

pemerintah di Indonesia (Nugraheni & Subaweh, 2008).

Menurut Sari et al, (2014) Selain pemahaman terhadap standar akuntansi

pemerintah, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah juga

sangat penting dalam menciptakan laporan keuangan yang berkualitas.

Pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah merupakan penerapan

sistem mulai dari pengelompokkan, penggolongan, pencatatan dan pemrosesan

aktivitas keuangan pemerintah daerah ke dalam sebuah laporan keuangan

sebagai suatu informasi yang nantinya dapat digunakan oleh pihak tertentu

dalam pengambilan keputusan oleh masing-masing SKPD dalam proses

penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah.

Sistem pengendalian internal merupakan salah satu tolak ukur yang harus di

gencarkan pemerintah daerah dalam penyusunan laporan keuangan. Karena

sistem pengendalian internal mampu membentuk struktur organisasi, metode

dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan

dipatuhinya kebijakan pemerintah daerah (Udiyanti et al, 2014).

2
Tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat banyak pihak yang akan

mengandalkan informasi dalam laporan keuangan yang disajikan oleh

pemerintah daerah sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu,

informasi tersebut harus bermanfaat bagi para pemakai dan informasi tersebut

harus mempunyai nilai (Pujiswara et al, 2014).

Salah satu kasus mengenai kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

seperti yang dilansir dalam website Viva (www.viva.co.id), adalah pada

semester I tahun 2012, Badan Pemeriksa Keuangan RI telah memeriksa

sebanyak 527 laporan keuangan, yang terdiri atas 91 laporan keuangan di

lingkungan pemerintah pusat, 430 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

(LKPD), serta 6 laporan keuangan badan lainnya, termasuk BUMN. Dalam

pemeriksaan keuangan di lingkungan pemerintah daerah, BPK telah memeriksa

426 LKPD tahun 2011 dari 524 pemerintah daerah dan 4 LKPD tahun 2010.

Hasil pemeriksaan BPK atas LKPD Provinsi selama semester I tahun 2012,

menunjukkan kasus-kasus pemeriksaan yang sering terjadi antara lain

permasalahan pengadaan barang dan jasa berupa kekurangan volume pekerjaan

dan atau barang sebanyak 61 kasus senilai Rp. 21,44 miliar. Kekurangan

penerimaan dari denda keterlambatan pekerjaan sebanyak 39 kasus senilai Rp.

9,09 miliar, serta aset daerah yang dikuasai pihak lain sebanyak 12 kasus senilai

Rp. 108,08 miliar. Sementara itu, hasil pemeriksaan atas LKPD kabupaten/kota

selama semester I tahun 2012 juga menunjukkan kasus-kasus pemeriksaan yang

sering terjadi, antara lain kekurangan penerimaan daerah sebanyak 455 kasus

senilai Rp. 230,55 miliar, kekurangan volume pekerjaan dan/ atau barang

3
sebanyak 322 kasus senilai Rp. 72,82 miliar, serta potensi kerugian daerah akibat

piutang/pinjaman atau dana bergulir tidak tertagih sebanyak 80 kasus senilai Rp.

119,56 miliar. Secara umum, hasil pemeriksaan atas LKPD tahun 2011

menunjukkan perbaikan kualitas penyajian laporan keuangan dibanding LKPD

tahun 2010 yang diperiksa pada semester I tahun 2011. Jumlah LKPD yang

memperoleh opini WTP mengalami peningkatan, namun dibandingkan dengan

jumlah seluruh LKPD, LKPD yang memperoleh opini WTP tersebut relatif

masih kecil, yaitu 16 persen. BPK berharap agar pemerintah daerah perlu

meningkatkan kualitas penyajian LKPD sehingga dapat memperoleh opini yang

lebih baik di masa yang akan datang. BPK juga berharap agar pemerintah daerah

melakukan perbaikan dengan menindaklanjuti rekomendasi BPK, antara lain,

berkoordinasi dengan bank dalam mengelola rekening bendahara pengeluaran,

meningkatkan pengelolaan, penatausahaan, pengendalian, dan pengawasan

persediaan. Selain itu, pemerintah daerah diharapkan menetapkan kebijakan

akuntansi yang diperlukan untuk menyajikan investasi non permanen dana

bergulir berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasikan serta menyusun

kebijakan kapitalisasi aset tetap dan pengamanan aset melalui bukti kepemilikan.

Kasus lain yang ada di Provinsi DKI Jakarta seperti yang dilansir dalam

website Okezone (www.Okezone.com), adalah ada beberapa masalah signifikan

dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban Pemprov DKI, yakni sensus aset

tetap dan aset lainnya kurang maksimal. Pencatatan realisasi belanja operasional

tidak didukung bukti pertanggungjawaban yang lengkap serta permasalahan

lainnya, yakni pengendalian dan pengamanan aset dan kemitraan dengan pihak

4
ketiga sebesar Rp. 3,58 triliun yang belum menandai dan tidak didukung dengan

dokumen, sehingga membuat risiko pada keamanan aset. Selanjutnya, laporan

piutang juga tidak dirinci. Pengendalian belanja modal atas paket lelang 85 paket

senilai Rp. 214,29 miliar pun demikian. Pada semester II 2014 ditemukan ada

2.909 temuan dengan 6.481 rekomendasi senilai Rp. 2,65 triliun. Dari total

tersebut, 4.453 rekomendasi senilai Rp. 565 miliar sudah ditindaklanjuti.

Sementara 1.178 rekomendasi senilai Rp.1,29 triliun belum sesuai rekomendasi

atau dalam proses tindak lanjuti. Daftar opini dan temuan yang terdapat dalam

laporan keuangan pemerintah daerah DKI Jakarta dapat dilihat dalam tabel 1.1

berikut ini.

Tabel 1.1 Opini dan Temuan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah DKI
Jakarta
Tahun Opini Temuan
2011 Wajar Tanpa Pengecualian Hasil Pemeriksaan atas
dengan Paragraf Penjelas Kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan
mengungkapkan terdapat 69
temuan yang ditemukan pada
saat pemeriksaan Laporan
Keuangan Tahun 2011. Selain
itu, terdapat temuan atas
masalah administrasi, aset-aset
yang belum dimanfaatkan,
serta masih belum
terintegrasinya data
penerimaan kas dengan data
SKPD penerima pajak dan
retribusi.
Bersambung pada halaman berikutnya

5
Tabel 1.1 (Lanjutan)
Tahun Opini Temuan
2012 Wajar Tanpa Pengecualian Hasil pemeriksaan atas laporan
dengan Paragraf Penjelas keuangan tahun 2012 BPK
menemukan adanya kelemahan
SPI dalam menyusun laporan
keuangan dan dalam hasil
kepatuhan terhadap perundang-
undangan terungkap ada 65
temuan senilai Rp 154,55
miliar.
2013 WDP (Wajar Dengan Hasil pemeriksaan menjelaskan
Pengecualian) bahwa adanya kelemahan SPI
dalam menyusun laporan
keuangan. dan untuk hasil
kepatuhan perundang-
undangan mengungkapkan
terdapat 86 temuan senilai Rp.
1,54 triliun.
2014 WDP (Wajar Dengan Pengendalian dan pengamanan
Pengecualian) aset dan kemitraan dengan
pihak ketiga sebesar Rp3,58
triliun yang belum memadai
dan tidak didukung dengan
dokumen, sehingga membuat
risiko pada keamanan aset.
Selanjutnya, laporan piutang
juga tidak dirinci. Pengendalian
belanja modal atas paket lelang
85 paket senilai Rp214,29
miliar pun demikian. Pada
semester II 2014, menemukan
ada 2.909 temuan dengan 6.481
rekomendasi senilai Rp2,65
triliun
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
Berdasarkan contoh kasus tersebut, dapat dijelaskan bahwa masih adanya

pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh akuntan dan penyebab terjadinya

hal tersebut adalah kurangnya pemahaman standar akuntansi pemerintah,

pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dan sistem


6
pengendalian internal terhadap laporan keuangan pemerintah daerah di suatu

pemerintahan daerah, dimana kurangnya hal tersebut akan berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Penelitian yang dilakukan oleh Sari et al (2014) menyatakan bahwa unsur

pemahaman akuntansi berperan penting dalam pengelolaan keuangan daerah.

Terkait dengan penyusunan laporan keuangan daerah yang sesuai dengan SAP,

maka perlu diperhatikan kualitas sumber daya manusia yang terlibat dengan

penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah, seperti pemahaman akan

SAP. Pemahaman terhadap SAP ini diperlukan agar hasil laporan keuangan

daerah lebih berkualitas (relevan, andal, dapat dipahami dan dapat

diperbandingkan).

Pujiswara et al (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pemerintah

daerah wajib memperhatikan nilai informasi yang disajikan dalam laporan

keuangan untuk keperluan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan

keputusan. Rendahnya kualitas informasi laporan keuangan dapat disebabkan

oleh sistem informasi akuntansi keuangan yang belum diterapkan secara

maksimal dan pengawasan yang masih lemah. Sehingga perlu adanya

peningkatan dalam pengaplikasian sistem informasi keuangan daerah serta

pengawasan dalam pengelolaan keuangan daerah. Pemerintah perlu

mengoptimalisasi pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk

membangun jaringan sistem informasi manajemen dan proses kerja yang

memungkinkan pemerintahan bekerja secara terpadu dengan menyederhanakan

7
akses antar unit kerja sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam

pengelolaan keuangan.

Susilawati et al (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa fungsi

pengendalian dilakukan oleh kepala daerah melalui sistem pengendalian intern.

Sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan

kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh

pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan

organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan

keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-

undangan.

Berdasarkan uraian di atas, motivasi untuk melakukan penelitian ini adalah

Pertama, ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pemahaman standar

akuntansi pemerintah, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah

dan sistem pengendalian internal dapat mempengaruhi kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah. Kedua, ingin mengetahui sejauh mana

keberhasilan suatu negara dalam menyusun laporan keuangan dengan baik dan

jujur serta dilihat sejauh mana sebuah pemahaman standar akuntansi pemerintah

maupun pemanfaatan sistem informasi keuangan daerah yang dimiliki oleh para

staf accounting di pemerintah daerah di ikuti dengan sejauh mana pengawasan

dalam melakukan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah agar dapat

dikatakan andal dan relevan. Ketiga, karena banyaknya kasus-kasus mengenai

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia salah satunya

didaerah DKI Jakarta ini.


8
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan

oleh Yuliani, Nadirsyah, dan Bakar (2010). Adapun perbedaan penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut :

1. Adanya penambahan variabel independen, penelitian ini menggunakan

variabel independen sistem pengendalian internal. Sedangkan penelitian

sebelumnya tidak menggunakan variabel independen sistem pengendalian

internal.

2. Penelitian ini menggunakan variabel independen pemahaman standar

akuntansi pemerintah sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan

variabel pemahaman akuntansi.

3. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) di Wilayah DKI Jakarta. Sedangkan penelitian sebelumnya

adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Wilayah Kota Banda Aceh.

4. Selain itu, penelitian ini dilakukan pada tahun 2016 sedangkan penelitian

sebelumnya pada tahun 2010.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penelitian ini

berjudul “Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah,

Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem

Pengendalian Internal terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

(Studi Pada Pemerintah DKI Jakarta)”

9
B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan yang

hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah pemahaman standar akuntansi pemerintah berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah?

2. Apakah pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah

berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah?

3. Apakah sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah?

4. Apakah pemahaman standar akuntansi pemerintah, pemanfaatan sistem

informasi keuangan daerah dan sistem pengendalian internal secara simultan

berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

menemukan bukti empiris tentang:

1. Pengaruh pemahaman standar akuntansi pemerintah berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

2. Pengaruh pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah

berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

3. Pengaruh sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah


10
b. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, adapun manfaat penelitian yang diperoleh

adalah sebagai berikut :

1. Kontribusi Teoritis

a. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan

referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk menambah ilmu

pengetahuan.

b. Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah serta menambah pengetahuan akuntansi khususnya

tentang keuangan dengan memberikan bukti empiris tentang pengaruh

pemahaman standar akuntansi pemerintah, pemanfaatan sistem informsi

akuntansi keuangan daerah dan sistem pengendalian internal terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

c. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan

melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.

2. Kontribusi Praktis

a. SKPD di lingkungan Pemda DKI Jakarta, sebagai bahan referensi dan bahan

pertimbangan mengenai sumber daya manusia untuk dapat memiliki

pemahaman standar akuntansi pemerintah, pemanfaatan sistem informasi

akuntansi keuangan daerah dan sistem pengendalian internal, karena hal-hal

tersebut sangat penting dalam menyajikan dan melaporkan laporan keuangan

menjadi berkualitas.

11
b. Pihak lain, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan

yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian

tentang kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Khususnya mahasiswa

yang ingin membuat skripsi. Menambahkan variabel yang diduga dapat

mempengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Jensen dan Meckling (1976) adalah orang pertama yang memasukkan

unsur manusia dalam model yang terpadu tentang perilaku perusahaan.

Paper mengenai teori keagenan pada manajemen keuangan, menunjukkan

hubungan keagenan atau agency relationship, muncul ketika satu atau lebih

individu (majikan) menguji individu lain (agen atau karyawan) untuk

bertindak atas namanya, mendelegasikan kekuasaan untuk membuat

keputusan kepada agen atau karyawannya. Dalam konteks manajemen

keuangan hubungan ini muncul antara: (1) pemegang saham (Shareholders)

dengan para manajer dan (2) shareholders dengan kreditor (bondholders

atau pemegang obligasi).

Masalah keagenan antara pemegang saham (pemilik perusahaan

dengan manajer potensial) terjadi bila manajemen tak memiliki saham

mayoritas perusahaan. Pemegang saham tentu menginginkan manajer

bekerja dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham.

Sebaliknya, manajer perusahaan bisa saja bertindak tidak untuk

memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, tetapi memaksimumkan

kemakmuran mereka sendiri. Terjadilah conflict of interest. Untuk

meyakinkan bahwa manajer bekerja sungguh-sungguh untuk kepentingan

13
pemegang saham, pemegang saham harus mengeluarkan biaya yang disebut

agency cost yang meliputi antara lain: pengeluaran untuk memonitor

kegiatan manajer, pengeluaran untuk membuat suatu struktur organisasi

yang meminimalkan tindakan-tindakan manajer yang tak diinginkan serta

opportunity cost yang timbul akibat kondisi dimana manajer tidak dapat

segera mengambil keputusan tanpa persetujuan pemegang saham (Kodrat &

Herdinata, 2009).

Teori keagenan membahas hubungan antara si agen dengan si prinsipal,

dimana si agen menutup kontrak untuk melakukan tugas-tugas tertentu bagi

si prinsipal, prinsipal menutup kontrak untuk memberi imbalan pada agen.

Dianalogikan antara pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan

(Hendriksen, 2000 dalam Estrini et al, 2013).

Teori keagenan merupakan perjanjian antara satu atau lebih prinsipal

dengan agen. Implementasi dari teori keagenan berupa perjanjian yang

berisi proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak (Jensen and

Meckling, 1976). Namun, dalam prakteknya terdapat kepentingan yang

berbeda antara prinsipal dan agent sehingga menimbulkan konflik

kepentingan atau agency problem. Untuk meminimumkan konflik tersebut

pricipal dan agent sepakat untuk menjembatani konflik tersebut dengan

pihak ketiga dengan menggunakan auditor (Angruningrum et al, 2013).

Teori ini digunakan untuk menjelaskan bahwa adanya hubungan antara

rakyat sebagai prinsipal dan pemerintah sebagai agen. Pemerintah sebagai

kewajiban pihak pemegang amanah (agen) untuk memberikan

14
pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala

aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada rakyat

selaku pihak pemberi amanah (prinsipal) yang memiliki hak untuk meminta

pertanggungjawaban tersebut.

Teori agen berpendapat bahwa dalam prakteknya terdapat kepentingan

yang berbeda antara prinsipal dan agent sehingga menimbulkan konflik

kepentingan atau agency problem. Untuk mengurangi konflik maka

diperlukan monitoring oleh prinsipal atas apa yang dilakukan oleh agen.

Laporan keuangan adalah salah satu bentuk alat memonitoring untuk

mengurangi ada nya agency cost.

2. Teori Sinyal (Signalling)

Hartono (2005) mengungkapkan Teori Sinyal (Signalling Theory)

merupakan bahan perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja

memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat

membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Agar sinyal

tersebut baik maka harus dapat ditangkap pasar dan dipresepsikan baik serta

tidak mudah ditiru oleh perusahaan yang memiliki kualitas yang buruk

(Mengginson dalam Hartono, 2005). Perusahaan yang mempublikasi

laporan keuangan akan memberikan informasi kepada pasar dan diharapkan

pasar dapat merespon informasi sebagai suatu sinyal yang baik atau buruk

(Estrini et al, 2013).

Teori sinyal merupakan tindakan yang diambil oleh manajemen

perusahaan dimana manajemen mengetahui informasi yang lebih lengkap


15
dan akurat mengenai internal perusahaan dan prospek perusahaan di masa

depan daripada pihak investor. Oleh karena itu, manajer berkewajiban

memberikan sinyal kepada pasar mengenai kondisi perusahaan kepada para

stakeholder dengan cara mempublikasikan laporan keuangan perusahaan

(Anggradewi et al, 2005).

Teori Sinyal (Signalling Theory) menjelaskan bahwa pemerintah

sebagai pihak yang diberikan amanah dari rakyat berkeinginan

menunjukkan signal kepada masyarakat. Pemerintah akan memberikan

signal ke masyarakat dengan cara memberikan laporan keuangan yang

berkualitas, peningkatan sistem pengendalian intern, pengungkapan yang

lebih lengkap. Pemerintah daerah dapat juga mengemas informasi prestasi

dan kinerja keuangan dengan lebih lengkap untuk menunjukkan bahwa

pemerintah daerah telah menjalankan amanat yang diberikan oleh rakyat

(Puspita et al, 2010).

Teori ini digunakan untuk menjelaskan bahwa pemerintah selaku

sebagai pihak yang diberikan amanah dan rakyat sebagai pemberi amanah

dan adanya pihak luar selaku auditor yang mengaudit laporan keuangan

sehingga dapat dikemas menjadi laporan keuangan yang berkualitas dengan

memberikan salah satu dari lima opini atas laporan keuangan yang disajikan

oleh pemerintah sehingga dapat memberikan informasi yang andal dan

relevan sehingga mampu dipercaya oleh rakyat.

16
3. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu entitas

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja entitas tersebut. Laporan keuangan disusun untuk menyediakan

informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi

yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan.

Laporan keuangan digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi

yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional

pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan

efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya

terhadap peraturan perundang-undangan (Wulandari & Jalil, 2015).

Laporan keuangan organisasi sektor publik merupakan komponen

penting untuk menciptakan akuntanbilitas sektor publik. Adanya tuntutan

semakin besar terhadap pelaksanaan akuntanbilitas menimbulkan implikasi

bagi manajemen sektor publik untuk memberikan informasi kepada publik,

salah satunya adalah informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan.

Meskipun demikian, informasi keuangan bukan merupakan tujuan akhir

akuntansi sektor publik. Informasi akuntansi berfungsi memberikan dasar

pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Informasi akuntansi

merupakan alat untuk melaksanakan akuntanbilitas sektor publik secara

efektif, bukan tujuan akhir sektor publik itu sendiri. Selama ini akuntansi

identik dengan pelaksanaan akuntabilitas finansial saja. Tantangan yang

dihadapi akuntansi sektor publik adalah mampukah akuntansi menyediakan

17
informasi yang dapat digunakan untuk memonitor akuntanbilitas

manajemen, akuntanbilitas politik, dan kebijakan? Dapatkah akuntansi

dijadikan sebagai alat untuk merencanakan dan memetakan arah

pembangunan dan pertumbuhan sektor publik (Mardiasmo, 2009).

Menurut Nordiawan et al (2008) entitas pelaporan adalah unit

pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih entitas akuntansi yang

menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan

laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan, yang terdiri atas :

a. Pemerintah pusat

b. Pemerintah daerah

c. Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah

d. Organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan

organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.

Dalam penetapan entitas pelaporan, perlu dipertimbangkan syarat

pengelolaan, pengendalian, dan penguasaan suatu entitas pelaporan

terhadap aset, yurisdiksi, tugas dan misi tertentu, dengan bentuk

pertanggungjawaban dan wewenang yang terpisah dari entitas pelaporan

lainnya. Laporan keuangan pemerintah disusun untuk memenuhi kebutuhan

informasi dari semua kelompok pengguna. Beberapa kelompok utama

pengguna laporan keuangan pemerintah adalah:

a. Masyarakat

b. Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa

18
c. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi,

dan pinjaman

d. Pemerintah

Menurut Bastian (2010) Secara spesifik, tujuan khusus pelaporan

keuangan sektor publik adalah menyediakan informasi yang relevan dalam

pengambilan keputusan dan menunjukkan akuntanbilitas entitas atas

sumber daya yang dipercayakan dengan cara:

a. Menyediakan informasi mengenai sumber daya, alokasi dan

penggunaan sumber daya keuangan

b. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mendanai

aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya.

c. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi

kemampuan entitas dalam membiayai aktivitasnya dan memenuhi

kewajiban serta komitmennya.

d. Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu entitas

dan perubahan yang terjadi.

e. Menyediakan informasi secara keseluruhan yang berguna dalam

mengevaluasi kinerja entitas menyangkut biaya jasa, efisiensi, dan

pencapaian tujuan.

Menurut Ratmono & Sholihin (2015) Prinsip akuntansi dalam

pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang harus dipahami

dan ditaati oleh penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan

19
pemerintah daerah serta oleh pengguna laporan keuangan dalam memahami

laporan keuangan pemerintah daerah antara lain meliputi:

1. Basis Akuntansi

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah

adalah basis akrual, untuk pengakuan pendapatan dalam Laporan

Operasional (Pendapatan-LO) beban, aset, kewajiban, dan ekuitas.

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) disusun berdasarkan basis kas,

berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat

kas diterima di Rekening Kas Umum Daerah atau oleh entitas pelaporan

serta belanja, transfer dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas

dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah.

2. Prinsip Nilai Historis

Aset dicatat sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk

memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar

jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk

memenuhi kewajiban di masa yang akan datang dalam pelaksanaan

kegiatan pemerintah. Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada

penilaian yang lain lebih objektif dan dapat diverifikasi. Dalam hal tidak

terdapat nilai historis, dapat digunakan nilai wajar aset atau kewajiban

terkait.

3. Prinsip Nilai Realisasi

Ketersediaan pendapatan daerah yang telah diotorisasikan melalui APBD

selama satu tahun anggaran akan digunakan untuk membiayai belanja

20
daerah dalam periode tahun anggaran dimaksud. Prinsip layak temu

biaya pendapatan (matching-cost against revenue principle) tidak

menjadi penekanan dalam Akuntansi Pemerintah Daerah.

4. Prinsip Substansi Mengungguli Formalitas

Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta

peristiwa lain yang seharusnya disajikan maka transaksi atau peristiwa

lain tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan

realitas ekonomi dan bukan hanya aspek formalitasnya. Apabila

substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda dengan

aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas

dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

5. Prinsip Perioditisitas

Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan daerah dibagi menjadi

periode-periode pelaporan sehingga kinerja pemerintah daerah dapat

diukur dan posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan.

Periode pelaporan keuangan adalah tahunan dan semesteran sesuai

ketentuan yang berlaku.

6. Prinsip Konsistensi

Perlakuan akuntansi yang sama akan diterapkan pada kejadian yang

serupa dan periode ke periode oleh pemerintah daerah. Namun demikian

perubahan metode akuntansi akan dilakukan apabila metode yang baru

diterapkan dinilai dapat menunjukkan hasil yang lebih baik dari metode

21
yang lama. Pengaruh dan pertimbangan atas perubahan penerapan

metode ini diugkapkan dalam laporan keuangan.

7. Prinsip Pengungkapan Lengkap

Laporan keuangan pemerintah daerah menyajikan secara lengkap

informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan baik pada lembar

muka (on the face) laporan keuangan atau Catatan atas Laporan

Keuangan.

8. Prinsip Penyajian Wajar

Laporan keuangan pemerintah daerah menyajikan dengan wajar laporan

realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan Catatan atas Laporan

Keuangan. Pemerintah daerah akan menggunakan prinsip kehati-hatian

dan pertimbangan yang logis pada saat melakukan prakiraan dalam

kondisi ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan

terlalu tinggi serta kewajiban atau belanja tidak dinyatakan terlalu

rendah.

Definisi kualitas menurut KBBI adalah “Tingkat baik buruknya

sesuatu, derajat atau taraf (kepandaian, kecakapan, dan sebagainya) serta

mutu”. Dalam PP No. 71 tahun 2010 mengenai Standar Akuntansi

Pemerintah Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-

ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi

sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini

merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan

pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki:

22
a. Relevan

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang

termuat didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan

membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan

memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil

evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan

keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud

penggunaannya. Informasi yang relevan memiliki karakteristik:

1. Memberikan manfaat umpan balik (feedback value), Informasi

memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi

ekspektasi mereka di masa lalu. Laporan keuangan berkualitas

jika dapat memberikan manfaat untuk evaluasi kinerja masa lalu

dan memberikan umpan balik dalam rangka perencanaan keuangan

dan perbaikan kinerja di masa datang.

2. Memberikan manfaat prediktif (predictive value), Informasi dapat

membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang

berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini. Laporan

keuangan berkualitas jika dapat memberikan manfaat untuk

memprediksi kondisi keuangan, kebutuhan keuangan, dan kinerja

di masa datang.

3. Disajikan tepat waktu (timeliness), Informasi disajikan tepat waktu

sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan

keputusan.

23
4. Lengkap, Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan

selengkap mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan

kendala yang ada.

b. Andal (Reliability)

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang

menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara

jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika

hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan

informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang

andal memenuhi karakteristik:

1. Penyajian jujur (faithfulness of presentation), Informasi

menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya

yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan

untuk disajikan. Laporan keuangan yang berkualitas terbebas dari

salah saji material dan tidak ada manipulasi laporan keuangan.

2. Dapat diverifikasi (verifiability), Informasi yang disajikan dalam

laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan

lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap

menunjukkan kesimpulan yang tidak berbeda jauh. Laporan

keuangan berkualitas jika dapat diverifikasi kebenarannya

melalui proses audit independen.

24
3. Netralitas, Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak

berpihak pada kebutuhan pihak tertentu. Penyajian laporan

keuangan tidak bersifat bias terhadap kepentingan kelompok

tertentu.

c. Dapat dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan akan lebih berguna jika

dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau

laporan keuangan entitas pelaporan lain umumnya. Perbandingan dapat

dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal

dapat dilakukan dengan bila suatu entitas menerapkan kebijakan

akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara

eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan

menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas

pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada

kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut

diungkapkan pada periode terjadi perubahan.

d. Dapat dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami

oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang

disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu,

pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas

kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan

pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

25
Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah merupakan suatu laporan

keuangan yang dapat memberikan manfaat bagi para pemakainya sehingga

laporan keuangan tersebut harus mempunyai nilai informasi yang

berkualitas dan berguna dalam pengambilan keputusan.

4. Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah

Akuntansi pemerintahan merupakan bidang ilmu akuntansi yang saat

ini sedang berkembang pesat. Tuntutan transparansi dan akuntanbilitas

publik atas dana-dana masyarakat yang dikelola pemerintah memunculkan

kebutuhan atas penggunaan akuntansi dalam mencatat dan melaporkan

kinerja pemerintahan. Sebagai salah satu bidang dalam ilmu akuntansi,

definisi akuntansi pemerintahan tidak akan terlepas dari pemahaman tentang

akuntansi itu sendiri, termasuk perkembangannya di Indonesia. Sedangkan

pengertian pemerintahan, meskipun tampaknya konotasi lembaga politik

lebih menonjol, aspek ekonominya tidak dapat dikesampingkan (Nordiawan

et al, 2008).

Akuntansi sektor publik didefinisikan sebagai mekanisme teknik dan

analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di

lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen dibawahnya,

pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM, dan yayasan sosial, maupun

pada proyek-proyek kerja sama sektor publik serta swasta (Bastian, 2010).

Permasalahan yang telah diuraikan di atas memberikan keyakinan

bahwa penyusunan pedoman akuntansi memang sangat diperlukan. Hal

26
tersebut semakin relevan mengingat adanya batas waktu bagi organisasi

publik untuk menyajikan laporan pertanggungjawaban yang berisi laporan

keuangan sudah semakin mendesak. Berdasarkan kebutuhan tersebut,

pedoman akuntansi ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:

a. Menyediakan organisasi sektor publik suatu pedoman akuntansi yang

diharapkan dapat diterapkan bagi pencatatan transaksi keuangan

organisasi sektor publik yang berlaku.

b. Menyediakan organisasi sektor publik suatu pedoman akuntansi yang

dilengkapi dengan klasifikasi renkening dan prosedur pencatatan serta

jurnal standar yang telah disesuaikan dengan siklus kegiatan organisasi

sektor publik, yang mencakup penganggaran, perbendaharaan, dan

pelaporannya.

Standar akuntansi pemerintah merupakan panduan bagi pemakainya

dalam melaksanakan fungsi terkait. Standar merupakan acuan yang telah

disepakati dan ditetapkan oleh organisasi yang berkompetensi serta

berwenang dalam bidang terkait (Bastian, 2010)

Definisi pemahaman menurut KBBI adalah pengertian, pengetahuan

banyak dan kurang, pendapat, pandangan, mengerti benar, tahu benar,

pandai dan mengerti benar (tentang suatu hal).

Untuk memecahkan berbagai kebutuhan yang muncul dalam pelaporan

keuangan akuntansi, dan audit di pemerintahan, baik pemerintah pusat

maupun pemda di Republik Indonesia, diperlukan sebuah Standar

Akuntansi Pemerintah (SAP) yang kredibel yang dibentuk oleh komite SAP.

27
Komite SAP merupakan sebuah cerita panjang seiring dengan perjalanan

reformasi keuangan di Indonesia. Kebutuhan standar dan pembentukan

komite penyusunnya mulai muncul ketika desakan untuk penerapan IPSAS

semakin kuat. (Nordiawan et al, 2008).

Dari proses tersebut dihasilkan Exposure Draft Standar Akuntansi

Sektor Publik yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Sektor

Publik-IAI. Ada enam exposure draft yang dikeluarkan:

1. Penyajian laporan keuangan

2. Laporan arus kas

3. Koreksi surplus defisit, kesalahan fundamental, dan perubahan

kebijakan akuntansi

4. Dampak perubahan nilai tukar mata uang luar negeri

5. Kos pinjaman

6. Laporan keuangan konsolidasi dan entitas kendalian.

Dalam PP No. 71 tahun 2010 mengenai Standar Akuntansi Pemerintah

menjelaskan komponen laporan keuangan terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya

keuangan yang di kelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang

menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam

satu periode pelaporan. Unsur yang dicangkup secara langsung oleh

LRA terdiri dari pendapatan-LRA, belanja, transfer, dan pembiayaan.

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL)

28
Laporan perubahan saldo anggaran lebih menyajikan informasi

kenaikan atau penurunan saldo anggaran lebih tahun pelaporan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

3. Neraca

Menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai

aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup

oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban dan ekuitas.

4. Laporan Operasional (LO)

Menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan

penggunaannya dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan

penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan. Unsur

yang dicakup secara langsung dalam laporan operasional terdiri dari

pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa.

5. Laporan Arus Kas (LAK)

Menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi,

investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal,

penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah

selama periode tertentu.

6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

Menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun

pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

7. Catatan atas Laporan Keuangan (CALK)

29
CALK meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera

dalam LRA, Laporan Perubahan SAL, LO, LPE, Neraca, dan LAK.

CALK juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang

dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan

dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam standar akuntansi

pemerintah serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk

menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

Publikasi tersebut menjadi tantangan bagi pemerintah untuk segera

bergerak mengeluarkan SAP. Sampai kemudian, sebelum UU tentang

Keuangan Negara ditetapkan, Menteri Keuangan RI telah menetapkan

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 308/KMK.012/2002 Tanggal 13 Juni

2002 tentang Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah

(KSAP), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 379/KMK.012/2004 Tanggal 06

Agustus 2004. Komite ini bekerja dengan melibatkan banyak unsur yang

secara formal dinyatakan terdiri atas unsur Departemen Keuangan,

Departemen Dalam Negeri, dan unsur IAI (Nordiawan et al, 2008).

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa

Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan merupakan sebuah proses

untuk mengerti benar tentang prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan

dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dalam

rangka penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

APBN/APBD yang meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus

30
kas dan catatan atas laporan keuangan sehingga, dengan adanya pemahaman

atas aturan atau standar dalam pelaporan keuangan dapat memberikan

laporan keuangan pemerintah yang berkualitas.

5. Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah

Sistem informasi (information system) adalah serangkaian prosedur

formal di mana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan

didistribusikan ke para pengguna. Sistem informasi menerima input yang

disebut transaksi, yang akan dikonversikan melalui berbagai proses menjadi

informasi output, yang akan diberikan ke pengguna. Transaksi terbagi

menjadi dua jenis: transaksi keuangan dan transaksi non keuangan (Hall,

2007)

Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi

nonkeuangan yang secara langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi

keuangan. SIA terdiri dari tiga subsistem: (1) sistem pemrosesan transaksi

(transaction processing system)-TPS), yang mendukung operasi bisnis

harian melalui berbagai dokumen serta pesan untuk para pengguna di

seluruh perusahaan. (2) sistem buku besar/pelaporan keuangan (general

ledger/financial reporting system-GL/FRS), yang menghasilkan laporan

keuangan, seperti laporan laba rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak,

serta berbagai laporan lainnya yang diisyaratkan oleh hukum dan (3) sistem

pelaporan manajemen (management reporting system-MRS), yang

menyediakan pihak manajemen internal berbagai laporan keuangan

bertujuan khusus serta informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan

31
keputusan, seperti anggaran, laporan kinerja, serta laporan

pertanggungjawaban (Hall, 2007).

Definisi pemanfaatan menurut KBBI adalah tetap seperti keadaannya

semula, tidak berubah, bertahan, kekal, melestarikan, menjadikan

(membiarkan) tetap tidak berubah, membiarkan tetap seperti keadaan

semula, mempertahankan kelangsungan (hidup dan sebagainya).

Menurut Wulandari & Jalil (2015) Sistem Akuntansi Pemerintah

Daerah (SAPD) adalah serangkaian prosedur manual maupun

terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran

sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan Pemerintah

Daerah. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah terdiri atas dua bagian utama,

yaitu:

a. Sistem Akuntansi Bendahara Umum Daerah (BUD) pada Satuan

Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD), meliputi :

1. Prosedur Akuntansi Pemerintah Daerah

2. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas

3. Prosedur Akuntansi Aset Tetap

4. Prosedur Akuntansi Selain Kas

b. Sistem Akuntansi Instansi (SAI) pada Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD), meliputi :

1. Prosedur Akuntansi Penerimaan Daerah

2. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas

3. Prosedur Akuntansi Aset Tetap

32
4. Prosedur Akuntansi Selain Kas

SAPD terdiri atas dua subsistem yaitu, pertama sistem pemerintah

daerah yang dilaksanakan di dalam Pemda, yaitu sistem akuntansi yang

dilaksanakan oleh pusat pemerintahan daerah dalam hal ini adalah Satuan

Kerja Perangkat Keuangan Daerah (SKPKD) dan juga bertindak sebagai

Bendahara Umum Daerah. Sistem akuntansi ini sering disebut Sistem

Akuntansi Pemerintah Daerah tingkat pemda (SAPD-PEMDA). Dalam

SAPP, SAPD-PEMDA sama dengan SAP atau akuntansi yang berada di

Departemen Keuangan. Kedua adalah Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

untuk tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SAPD-SKPD). Dalam SAPP,

SAPD-SKPD sama dengan SAI atau akuntansi yang berada di kementerian

atau lembaga (Akbar, 2013).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 tahun 2005

tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) menyebutkan bahwa

Sistem Informasi Keuangan Daerah adalah suatu sistem yang

mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah data

pengelolaan keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi

yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan pengambilan

keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan

pertanggungjawaban pemerintah daerah (Yuliani et. al, 2010).

Menurut Yuliani et. al (2010) sistem informasi akuntansi keuangan

daerah dapat membuka peluang dalam mengakses informasi keuangan dan

33
mengelola informasi tersebut secara cepat dan akurat hal tersebut dapat

diwujudkan apabila dapat memanfaatkan teknologi informasi yang baik.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa

pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan pemerintah daerah

adalah suatu pemanfaatan sistem terpadu yang menggabungkan prosedur

manual dengan proses elektronis dalam pengambilan data pembukuan dan

pelaporan semua transaksi keuangan, aset, utang dan ekuitas seluruh entitas

Pemerintah Daerah.

6. Sistem Pengendalian Internal

IAPI (2011: 319.2) mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu

proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain

entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang

pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan

keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap

hukum dan peraturan yang berlaku (Agoes, 2012).

Pengendalian intern adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan

komisaris, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang

dirancang untuk memberikan keyakinan memadai guna mencapai tujuan-

tujuan berikut:

a. Keandalan pelaporan keuangan

b. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi

c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan

d. Efektivitas dan efisiensi operasi

34
Tujuan pokok struktur pengendalian intern tersebut dapat dipenuhi

dengan pengendalian yang baik. Tujuan pertama dan kedua dapat dipenuhi

dengan pengendalian akuntansi, sedangkan tujuan ketiga dan keempat dapat

dipenuhi dengan pengendalian administrasi yang baik (Rahayu dan

Suhayati, 2010).

Pengendalian internal merupakan suatu proses, yang dipengaruhi oleh

dewan komisaris, manajemen dan personel lainnya dalam suatu entitas yang

dirancang untuk memberikan keyakinan memadai mengenai pencapaian

tujuan yang terdiri dari keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap

hukum-hukum dan peraturan-peraturan, serta efektivitas dan efisiensi

operasi (Boynton & Kell, 1996).

Pengendalian internal klasik tidak terpisahkan dari perkembangan ilmu

manajemen dan menekankan pada sistem pengendalian yang

terdokumentasi dengan baik, mulai dari perencanaan (plan), pelaksanaan

(do), evaluasi (check) dan pengembangan (act) (Kumaat, 2011).

Menurut Rahayu dan Suhayati (2010) didalam bukunya menjelaskan

bahwa alasan pentingnya pengendalian intern bagi manajemen dan auditor

adalah:

1. Luas lingkup dan ukuran entitas bisnis semakin besar dan kompleks.

2. Pemeriksaan dan penelaahan bawaan dalam sistem yang baik

memberikan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan

mengurangi kemungkinan kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadi.

35
3. Pengendalian intern yang baik akan mengurangi beban pelaksanaan

audit sehingga dapat mengurangi biaya audit.

4. Digunakan secara efektif untuk mencegah penggelapan maupun

penyimpangan dalam organisasi.

5. Auditor menggunakan perolehan pemahaman atas struktur

pengendalian intern untuk melakukan penaksiran risiko pengendalian

untuk arsersi dalam saldo akun, golongan transaksi, dan komponen

pengungkapan dalam laporan keuangan.

Sejalan dengan berlalunya waktu, semakin disadari adanya berbagai

faktor yang masih perlu di artikulasikan lebih jauh, seperti faktor manusia

(falsafah hidup, gaya hidup, perilaku, kompetensi) yang saling berinteraksi

dalam lingkungan bisnis yang membentuk tata nilai (budaya) perusahaan,

adanya risiko intrinsik atau risiko potensial yang kurang terbaca pada

historical/current data, dan kelemahan komunikasi internal. Jadi, sejak

tahun 1992 Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway

Commission (COSO) memperkenalkan kerangka pengendalian (Control

Framework) yang terdiri dari 5 unsur sebagai berikut:

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment), Lingkungan

Pengendalian meliputi sikap para manajemen dan karyawan terhadap

pentingnya pengendalian internal organisasi. Lingkungan pengendalian

ini sangat penting karena menjadi dasar bagi efektivitas unsur-unsur

pengendalian internal yang lain.

36
2. Penilaian Risiko (Risk Assesment), Semua organisasi menghadapi resiko,

yaitu dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada dalam suatu

aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non-

profit) maupun non bisnis. Risiko yang telah diidentifikasi dapat

dianalisis/dievaluasi sehingga bisa diperkirakan intensitas dan tindakan

apa untuk meminimalkannya.

3. Prosedur Pengendalian (Control Procedure), Prosedur pengendalian

ditetapkan untuk standardisasi proses kerja, sehingga menjamin

tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya

ketidakberesan serta kesalahan.

4. Pemantauan (Monitoring), Pemantauan terhadap sistem Pengendalian

Internal akan menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas

pengendalian. Pengendalian intrnal dapat dimonitor secara efektif

melalui penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha

pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati

perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh

sistem akuntansi.

5. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication), Informasi

dan komunikasi merupakan unsur-unsur yang penting dari pengendalian

internal perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian,

penilaian risiko, prosedur pengendalian, dan pemantauan diperlukan oleh

manajemen, untuk pedoman operasi, dan menjamin ketaatan dengan

pelaporan hukum serta peraturan-peraturan yang berlaku pada

37
perusahaan. Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan.

Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai

standar eksternal, hukum, peristiwa, dan kondisi yang berpengaruh

terhadap pengambilan keputusan serta pelaporan eksternal (Kumaat,

2011).

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa

sistem pengendalian internal adalah kebijakan dan prosedur yang dirancang

untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam mencapai tujuan

mengenai keandalan suatu laporan keuangan sehingga dapat dipercaya oleh

pengguna laporan keuangan bahwa laporan tersebut telah dirancang sesuai

dengan standar yang berlaku.

B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu

mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel

2.1

38
Tabel 2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
1. M. Ali Fikri Biana Adha Pengaruh Penerapan Penelitian ini sama- Penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukkan
Inapty, RR. Sri Pancawati Standar Akuntansi sama menggunakan menggunakan bahwa pemerintahan penerapan
Martiningsih (2016) Pemerintah, Kompetensi variabel independen: variabel dependen standar akuntansi pemerintah,
Aparatur Dan Peran Audit standar akuntansi kompetensi aparatur kompetensi aparatur, peran
Internal Terhadap Kualitas pemerintah, dan peran audit internal audit memiliki
Informasi Laporan Penelitian ini sama- internal, Penelitian berpengaruh tidak signifikan
Keuangan sama menggunakan ini menggunakan terhadap kualitas informasi
variabel dependen: lokasi di Pemprov laporan keuangan dengan sistem
kualitas laporan NTB dan Analisis pengendalian intern sebagai
keuangan dan data yang digunakan variabel moderating.
Respondennya di penelitian ini
menggunakan sama- menggunakan regresi
sama pegawai yang dengan variabel
bekerja di bagian moderating
keuangan
Bersambung pada halaman berikutnya

39
Tabel 2.1
(Lanjutan)
No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
2. Ida Bagus Pujiswara, Pengaruh Pemanfaatan Variabel independen Variabel dependen yang Hasil penelitian ini menunjukkan
Nyoman Trisna Sistem Informasi Akuntansi yang sama yaitu digunakan adalah Nilai bahwa: Pertama, pemanfaatan
Herawati, Ni Kadek Keuangan Daerah dan Pemanfaatan Sistem Informasi Pelaporan sistem informasi akuntansi
Sinarwati (2014) Pengawasan Keuangan Informasi Akuntansi Keuangan dan keuangan daerah dan
Daerah terhadap Nilai Keuangan Daerah, Akuntabilitas Pemerintah pengawasan keuangan daerah
Informasi Pelaporan Responden nya pada Daerah, Responden yang secara parsial berpengaruh
Keuangan dan Akuntabilitas SKPD, dan Metode digunakan pada SKPD di positif terhadap nilai informasi
Pemerintah Daerah (studi penelitian yang Kabupaten Klungkung pelaporan keuangan pemerintah
pada satuan kerja perangkat digunakan sama-sama dan Jumlah kuesioner daerah. Kedua, pemanfaatan
daerah di kabupaten menggunakan Purposive yang disebar 90 dan sistem informasi akuntansi
klungkung) Sampling yang kembali 88 buah. keuangan daerah dan
pengawasan keuangan daerah
secara simultan berpengaruh
positif terhadap nilai informasi
pelaporan keuangan pemerintah
daerah. Ketiga, pemanfaatan
system informasi akuntansi
keuangan daerah dan
pengawasan keuangan daerah
secara parsial berpengaruh
positif
Bersambung pada halaman berikutnya

40
Tabel 2.1
(Lanjutan)
No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
3. Dian Irma Pengaruh pemahaman Variabel independen yang Pada penelitian ini tidak Hasil penelitian menunjukkan
Diani (2014) akuntansi, pemanfaatan sama yaitu: Pemanfaatan terdapat variabel bahwa: pemahaman akuntansi
sistem Informasi Sistem Informasi independen Pemahaman berpengaruh signifikan positif
akuntansi keuangan Akuntansi keuangan daerah Standar Akuntansi terhadap kualitas laporan
daerah dan peran Internal , Variabel dependen yang Pemerintah dan Sistem keuangan pemerintah daerah,
audit terhadap kualitas sama yaitu Kualitas Pengendalian Internal, Pemanfaatan system informasi
laporan Keuangan Laporan Keuangan Ruang lingkup akuntansi keuangan daerah
pemerintah daerah (Studi Pemerintah Daerah dan pengambilan sampel dalam tidak Berpengaruh signifikan
Empiris pada Satuan Responden yang dipakai penelitian ini adalah SKPD positif terhadap kualitas
Kerja Perangkat Daerah sama-sama SKPD Kota Pariaman dan laporan keuangan pemerintah
di Kota Pariaman) Populasi yang didapat daerah dan Peran internal audit
sebesar 28 SKPD berpengaruh signifikan positif
terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah.
Bersambung pada halaman berikutnya

41
Tabel 2.1
(Lanjutan)
No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
4. Desy Sefri Pengaruh Kompetensi Sumber Variabel independen yang Variabel Hasil penelitian ini dapat
Yensi, Daya Manusia, Penerapan Sistem digunakan sama-sama independen ini disimpulkan bahwa kompetensi
Amir Akuntansi Keuangan Daerah, menggunakan Sistem tidak terdapat manusia sumber daya dan
Hasan, Dan Sistem Pengendalian Intern Pengendalian Intern Pemahaman penerapan keuangan daerah sistem
Yuneita (Internal Audit) Terhadap (Internal Audit), Variabel Standar Akuntansi akuntansi positif berpengaruh
Anisma, Kualitas Laporan Keuangan dependen yang digunakan Pemerintah, Ruang signifikan terhadap kualitas
(2014) Pemerintah Daerah (Studi sama-sama Kualitas Lingkup yang laporan keuangan sementara
Empiris pada SKPD Kabupaten Laporan Keuangan digunakan dalam wilayah variable pengendalian
Kuantan Singingi) Pemerintah Daerah dan penelitian ini internal (internal audit) tidak
Respondennya sama-sama adalah SKPD mempengaruhi kualitas local
memakai pegawai yang Kabupaten Kuantan laporan keuangan pemerintah
bekerja di bagian Singingi dan
keuangan/tatausaha. Responden yang di
dapat sebanyak 85
Bersambung pada halaman berikutnya

42
Tabel 2.1
(Lanjutan)
No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
5. Susilawati, Dwi Standar Akuntansi Variabel independen Ruang lingkup dalam Hasil penelitian menunjukkan
Seftihani Riana Pemerintahan Dan Sistem penelitian ini sama-sama penelitian ini adalah bahwa standar akuntansi
(2014) Pengendalian Intern Sebagai menggunakan variabel menggunakan SKPD pemerintahan dan sistem
Anteseden Kualitas Laporan dependen Standar Akuntansi Jawa Barat, Populasi pengendalian intern secara
Keuangan Pemerintah Daerah Pemerintahan dan Sistem dalam penelitian ini simultan mempunyai pengaruh
Pengendalian Intern dan adalah 17 Dinas Kota yang signifikan terhadap kualitas
menggunakan jenis data Bandung, Teknik laporan keuangan pemerintah
kuesioner penentuan sampel daerah sebesar 52,0%. Standar
dalam penelitian ini Akuntansi Pemerintahan
menggunakan teknik berpengaruh positif terhadap
sampling jenuh atau Kualitas Laporan Keuangan
sensus. Pemerintah Daerah sebesar 13%,
namun tidak signifikan.
Bersambung pada halaman berikutnya

43
Tabel 2.1
(Lanjutan)
No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
6. Ni Putu Yogi Pengaruh Pemahaman Variabel independen Ruang lingkup yang Hasil penelitian ini menunjukkan
Merta Maeka Sari, Standar Akuntansi sama-sama digunakan pada penelitian ini bahwa: 1) Terdapat pengaruh yang
I Made Pradana Pemerintahan (SAP) Dan menggunakan adalah SKPD Kabupaten positif dan signifikan antara
Adiputra, Edy Pemanfaatan Sistem Pemahaman Standar Jembrana, Variabel Pemahaman Standar Akuntansi
Sujana (2014) Informasi Akuntansi Akuntansi independen pada penelitian ini Pemerintahan terhadap Kualitas
Keuangan Daerah Terhadap Pemerintahan (SAP) tidak menggunakan sistem Laporan Keuangan Pemerintah
Kualitas Laporan Keuangan Dan Pemanfaatan pengendalian internal dan Kabupaten Jembrana, 2) Terdapat
Pemerintah Daerah Sistem Informasi Populasi yang digunakan pada Pengaruh Yang Positif Dan
(Studi Kasus Pada Dinas- Akuntansi Keuangan penelitian ini hanya ke dinas- Signifikan Antara Pemanfaatan
Dinas Di Pemerintah Daerah dan Metode dinas nya saja Sistem Informasi Akuntansi
Kabupaten Jembrana) penelitian sama-sama Keuangan Daerah terhadap Kualitas
menggunakan Laporan Keuangan Pemerintah
Purposive Sampling Kabupaten Jembrana, dan 3)
Terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara Pemahaman
Standar Akuntansi Pemerintahan
dan Pemanfaatan Sistem Informasi
Akuntansi Keuangan Daerah
terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Kabupaten
Jembrana.
Bersambung pada halaman berikutnya

44
Tabel 2.1
(Lanjutan)
No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
7. Ijeoma, N. B. The Impact Of International Variabel dependen yang Ruang lingkup yang Hasil menunjukkan bahwa
(2014) Public Sector Accounting digunakan sama-sama tentang digunakan pada penelitian pelaksanaan IPSAS oleh sector
Standard (IPSAS) On laporan keuangan ini adalah di pemerintahan publik di Nigeria tidak hanya akan
Reliability, Credibility pemerintahan daerah. Nigeria berdampak positif pada keandalan,
And Integrity Of Financial kredibilitas dan integritas
Reporting In State pelaporan keuangan namun
Government Administration diperkirakan untuk membuka jalan
In Nigeria bagi seragam grafik pelaporan
keuangan oleh tiga tingkatan
pemerintah di Nigeria
8. Mu’azuSaidu Impact of the Effective Variabel independen yang Ruang lingkup yang Hasil menunjukan bahwa bahwa
Badara dan Internal Control System on digunakan sama-sama tentang digunakan pada penelitian sistem pengendalian internal yang
SitiZabedah the Internal Audit sistem pengendalian internal ini adalah di pemerintahan efektif dapat mempengaruhi
Saidin (2013) Effectiveness at Local didalam pemerintahan daerah Malaysia. efektivitas auditor internal di
Government Level tingkat lokal.

Bersambung pada halaman berikutnya

45
Tabel 2.1
(lanjutan)
No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan
9. Stephen An examination of Variabel dependen yang Variabel independen di Hasil penelitian menunjukkan
Kwamena government internal Audits’ digunakan sama-sama penelitian ini tidak terdapat bahwa secara umum, auditor
Aikins (2011) role in improving financial tentang laporan keuangan Pemahaman Standar Akuntansi pemerintah daerah melakukan audit
Performance pemerintahan Pemerintah, Pemanfaatan lebih dalam wilayah operasional
Sistem Informasi Keuangan yang berhubungan dengan
daerah dan Sistem Pengendalian penerimaan fiscal dan pengeluaran
internal

46
C. Kerangka Pemikiran

Salah satu upaya konkrit yang dilakukan dalam rangka mewujudkan

pengelolaan keuangan negara baik adalah dengan penyampaian laporan

pertanggung jawaban keuangan pemerintah yang baik dan benar dengan

mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum.

Dalam rangka penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah yang

baik dan benar, yaitu yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun dengan

mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan presiden dalam PP

No. 24 Tahun 2005, tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang disingkat

dengan SAP (Wiraputra et. al, 2014)

Tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat banyak pihak yang akan

mengandalkan informasi dalam laporan keuangan yang disajikan oleh

pemerintah daerah sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu,

informasi tersebut harus bermanfaat bagi para pemakai dan informasi tersebut

harus mempunyai nilai (Pujiswara et al, 2014).

Menurut Sari et. al (2014) menyatakan dalam penelitiannya bahwa fakta

yang terjadi di lapangan berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LPKD) tahun

anggaran 2012, Kabupaten Jembrana mendapat opini Wajar Dengan

Pengecualian (WDP) (Sumber :http://metrobali.com/2013/08/28/bpkharapkan-

60-persem-kabupaten-raih-wtp/ diakses pada tanggal 17 Oktober 2013). Hal ini

mencerminkan bahwa pengelolaan keuangan daerah cukup baik, dan diharapkan

kedepannya bisa ditingkatkan lagi melalui pembenahan dan pembinaan di

47
beberapa aspek seperti meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah

mengenai pemahaman terhadap Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan

integrasi sistem informasi akuntansi keuangan daerah yang lebih memadai

melalui peningkatan sarana dan prasarana dalam menunjang pengelolaan

keuangan daerah untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik,

transparan dan akuntabel. Belum tertibnya pengelolaan keuangan daerah

dipengaruhi oleh masih terbatasnya sumber daya manusia yang menguasai dan

memahami tentang ilmu akuntansi dalam pengelolaan keuangan daerah. Dengan

kata lain, unsur pemahaman akuntansi berperan penting dalam pengelolaan

keuangan daerah. Penelitian ini menguji mengenai pengaruh pemahaman

standar akuntansi pemerintah, pemanfaatan sistem informasi akuntansi

keuangan daerah dan sistem pegendalian internal terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah. Berdasarkan kerangka teori yang dikemukakan

dapat disederhanakan dalam bentuk skema sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran


Akuntan Harus Mematuhi Masih Terdapat Akuntan yang Tidak
Standar Pembuatan Laporan Mematuhi Standar Pembuatan
Keuangan Laporan Keuangan

GAP

Pengaruh Pemahaman SAP, Pemanfaatan SIA Keuangan Daerah dan SPI


terhadap Kualitas LKPD

Basis Teori : Teori Agensi dan Teori Sinyal

Bersambung pada halaman berikutnya

48
Gambar 2.1 (Lanjutan)

Basis Teori : Teori Agensi dan Teori Sinyal

Variabel Independen Variabel Dependen


Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah
( X1)
Kualitas Laporan Keuangan
Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Pemerintah Daerah
Keuangan Daerah
(Y)
( X2)

Sistem Pengendalian Internal


( X3)

Metode Analisis :Regresi

Regresi Berganda

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran

49
D. Perumusan Hipotesis

1. Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah dengan Kualitas Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah

Penerapan standar akuntansi pemerintahan menjamin bahwa laporan

keuangan disusun sesuai ketentuan yang berlaku. SAP merupakan standar

yang menjamin laporan keuangan disusun memenuhi kualifikasi informasi

keuangan yang berguna bagi para penggunanya. Informasi yang berguna

merupakan indikator bahwa laporan keuangan memenuhi kualifikasi

informasi (Adhi dan Suhardjo, 2013).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Susilawati dan Riana (2014)

dan Inapty dan Martiningsih (2016) menyatakan bahwa Standar Akuntansi

Pemerintah (SAP) tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan

pemerintah. Namun tidak demikian yang ditunjukkan pada hasil penelitian

Sari et. al (2014) yang menyatakan bahwa pemahaman SAP secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan di

Pemerintah Kabupaten Jembrana. Hasil penelitian tersebut didukung oleh

penelitian Lestari et. al (2014) dan Wiraputra et. al (2014) menyatakan

bahwa pemahaman SAP secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Susilawati dan Riana

(2014), Inapty dan Martiningsih (2016), Sari et. al (2014), Lestari et. al

(2014) dan Wiraputra et. al (2014) maka keterkaitan antara pemahaman

50
standar akuntansi pemerintah dengan kualitas laporan keuangan pemerintah

daerah dapat dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut:

H1: Pemahaman standar akuntansi pemerintah berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

2. Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dengan

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Semakin baik pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan

daerah maka kualitas laporan keuangan yang dihasilkan akan semakin

meningkat. suatu sistem pengelolaan penyusunan laporan keuangan dengan

cara memasukkan data-data keuangan sehingga menghasilkan suatu laporan

keuangan. Dengan adanya pemanfaatan sistem informasi akuntansi ini

pemerintah Kabupaten Jembrana dapat menghasilkan laporan keuangan yang

berkualitas. Teknologi informasi dapat dimanfaatkan secara efektif jika

anggota dalam organisasi dapat menggunakan teknologi tersebut dengan

baik. Oleh karena itu adalah sangat penting bagi anggota organisasi untuk

mengerti dan kegunaan sistem tersebut (Sari et. al 2014).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Diani (2014) menyatakan

bahwa pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah tidak

berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pada pemerintah

Kota Pariaman. Namun tidak demikian yang ditunjukkan pada hasil

penelitian Pujiswara et. al (2014), Sari et. al (2014) dan Yuliani et. al (2010)

menyatakan bahwa pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah

berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

51
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Diani (2014),

Pujiswara et. al (2014), Sari et. al (2014) dan Yuliani et. al (2010) maka

keterkaitan antara pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah

dengan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dapat dirumuskan

dalam hipotesis sebagai berikut:

H2: Pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah

berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah

daerah

3. Sistem Pengendalian Internal

Hal yang paling berpengaruh dalam peningkatkan sistem pengendalian

internal yaitu keandalan pelaporan. Tujuan pengendalian intern yang efektif

terhadap laporan keuangan adalah untuk memenuhi tanggung jawab

pelaporan keuangan ini (Susilawati dan Riana, 2014).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Susilawati dan Riana (2014)

menyatakan bahwa sistem pengendalian intern memiliki pengaruh positif

signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah sebesar

74.6%. Hasil penelitian tersebut mendukung hasil yang dilakukan oleh

Herawati (2014) menyatakan bahwa pengaruh sistem pengendalian intern

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah sebesar 83%. Secara parsial, lingkungan pengendalian,

52
penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan

pemantauan berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah. Tetapi, hanya lingkungan pengendalian, penilaian resiko,

dan informasi dan komunikasi yang berpengaruh signifikan terhadap kualitas

laporan keuangan pemerintah daerah.

Penelitian yang dilakukan oleh Udiyanti et. al (2014) menyatakan

bahwa hasil sistem pengendalian internal berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kualitas laporan keuangan. Namun hasil penelitian tersebut tidak

mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Yensi et. al (2014) yang

menyatakan bahwa pengendalian internal (internal audit) tidak

mempengaruhi kualitas lokal laporan keuangan pemerintah.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut, maka keterkaitan antara

sistem pengendalian internal dengan kualitas laporan keuangan pemerintah

daerah dapat dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut:

H3: Sistem Pengendalian Internal berpengaruh terhadap Kualitas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

53
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas yang

digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu

pemahaman standar akuntansi pemerintah, pemanfaatan sistem informasi

akuntansi keuangan daerah dan sistem pengendalian internal terhadap variabel

dependen, yaitu kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Populasi

penelitian ini adalah Pegawai SKPD dibagian akuntansi/keuangan/tata usaha

yang berada di wilayah DKI Jakarta.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah pegawai SKPD dibagian akuntansi/

keuangan/tata usaha yang berada di wilayah DKI Jakarta. Metode pemilihan

sampel dalam penelitian ini adalah metode convenience sampling, yaitu

anggota sampel yang dipilih atau diambil berdasarkan kemudahan memperoleh

data yang dibutuhkan, atau unit sampel yang ditarik mudah untuk diukurnya

dan bersifat kooperatif (Hamid, 2012). Teknik pengambilan sampel ini dipilih

karena pertimbangan lokasi yang bersedia untuk mengisi kuesioner guna

mendapatkan informasi sehingga dapat memudahkan dalam pengumpulan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini. Sampel yang diambil yaitu

pegawai SKPD dibagian akuntansi/ keuangan/tata usaha yang berada di

wilayah DKI Jakarta.

54
C. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan

dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang

diteliti melalui buku, jurnal, tesis, internet, dan perangkat lain yang

berkaitan dengan judul penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti

memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada penelitian

ini, yang menjadi subyek penelitian adalah pegawai SKPD dibagian

keuangan/akuntansi/tatausaha di wilayah DKI Jakarta. Peneliti memperoleh

data dengan mengirimkan kuesioner kepada kantor SKPD DKI Jakarta baik

secara langsung maupun melalui perantara. Data primer diperoleh dengan

menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk

mengumpulkan informasi dari pegawai SKPD dibagian

keuangan/akuntansi/tatausaha sebagai responden dalam penelitian ini.

Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing indikator

variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan

kepada masing-masing pegawai SKPD dibagian keuangan/akuntansi/tata

usaha yang terlibat dalam pembuatan laporan keuangan daerah di wilayah

DKI Jakarta sebagai responden.

55
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang

digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.

1. Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah (X1)

SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun

dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Namun Roesyanto (2007:3)

menyatakan bahwa rata-rata pemerintah daerah belum dapat menyusun

laporan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan yang ada yaitu PP No. 24

Tahun 2005 yang sekarang sudah berganti menjadi PP No. 71 Tahun 2010

mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Sehubungan dengan

penyusunan laporan keuangan daerah yang sesuai dengan SAP, maka perlu

diperhatikan faktor pemahaman terhadap SAP agar hasil dari laporan

keuangan daerah dapat dipertanggungjawabkan (Wiraputra, 2014)

Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan

Santoso & Pambelum (2008) pengukuran pemahaman standar akuntansi

pemerintah dengan menggunakan skala interval (Likert). Setiap responden

diminta untuk menjawab 10 pertanyaan yang berkaitan dengan 5 poin

penilaian yaitu: (1) TM (Tidak Memahami), (2) HSM (Hanya Sedikit

Memahami), (3) SM (Sedikit Memahami), (4) M (Memahami), (5) SMS

(Sangat Memahami Sekali). Skor (1) diberikan ketika responden

menganggap sama sekali tidak memahami standar akuntansi pemerintah

untuk membuat laporan keuangan menjadi berkualitas. Sedangkan untuk

skor (5) diberikan ketika responden menganggap bahwa dirinya telah sangat

56
memahami standar akuntansi pemerintah untuk membuat laporan keuangan

sehingga menjadi laporan yang berkualitas

2. Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah (X2)

Menurut Sari et al (2014) pemanfaatan sistem informasi akuntansi

keuangan daerah sangat penting dalam menciptakan laporan keuangan yang

berkualitas. Pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah

merupakan penerapan sistem mulai dari pengelompokan, penggolongan,

pencatatan dan pemrosesan aktivitas keuangan pemerintah daerah ke dalam

sebuah laporan keuangan sebagai suatu informasi yang nantinya dapat

digunakan oleh pihak tertentu dalam pengambilan keputusan oleh masing-

masing SKPD dalam proses penyusunan laporan keuangan pemerintah

daerah.

Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan

Yuliani et. al (2010) pengukuran pemanfaatan sistem informasi akuntansi

keuangan daerah dengan menggunakan skala interval (Likert). Setiap

responden diminta untuk menjawab 10 pertanyaan yang berkaitan dengan 5

poin penilaian yaitu: (1) STS (Sangat Tidak Setuju), (2) TS (Tidak Setuju)

(3) N (Netral), (4) S (Setuju), (5) SS (Sangat Setuju).

Skor (1) diberikan ketika responden sangat tidak setuju dengan

pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dapat membantu

dalam pembuatan laporan keuangan menjadi berkualitas. Sedangkan untuk

skor (5) diberikan ketika responden sangat setuju dengan pemanfaatan

57
sistem informasi akuntansi keuangan daerah dapat membantu dalam

pembuatan laporan keuangan menjadi berkualitas.

3. Sistem Pengendalian internal

Pengendalian internal merupakan suatu proses, yang dipengaruhi oleh

dewan komisaris, manajemen dan personel lainnya dalam suatu entitas yang

dirancang untuk memberikan keyakinan memadai mengenai pencapaian

tujuan yang terdiri dari keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap

hukum-hukum dan peraturan-peraturan, serta efektivitas dan efisiensi

operasi (Boynton & Kell, 1996).

Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan

Munawaroh (2010) pengukuran pemanfaatan sistem pengendalian internal

dengan menggunakan skala interval (Likert). Setiap responden diminta

untuk menjawab 20 pertanyaan yang berkaitan dengan 5 poin penilaian

yaitu: (1) TP (Tidak Pernah), (2) JR (Jarang) (3) KK (Kadang-Kadang), (4)

SR (Sering), (5) SL (Selalu).

Skor (1) diberikan ketika responden yang menganggap bahwa tidak

pernah adanya pemantauan/pengawasan terhadap kinerja yang dilakukan.

Sedangkan untuk skor (5) diberikan ketika responden yang menganggap

bahwa selalu adanya pemantauan/pengawasan terhadap kinerja yang

dilakukan.

4. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Y)

Menurut Mardiasmo (2009) laporan keuangan organisasi sektor publik

merupakan komponen penting untuk menciptakan akuntanbilitas sektor

58
publik. Adanya tuntutan semakin besar terhadap pelaksanaan akuntanbilitas

menimbulkan implikasi bagi manajemen sektor publik untuk membetikan

informasi kepada publik, salah satunya adalah informasi akuntansi yang

berupa laporan keuangan. Meskipun demikian, informasi keuangan bukan

merupakan tujuan akhir akuntansi sektor publik. Informasi akuntansi

berfungsi memberikan dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan.

Informasi akuntansi merupakan alat untuk melaksanakan akuntanbilitas

sektor publik secara efektif, bukan tujuan akhir sektor publik itu sendiri.

Kualitas menurut KBBI adalah Tingkat baik buruknya sesuatu, derajat

atau taraf (kepandaian, kecakapan, dan sebagainya) serta mutu. Variabel ini

diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan Yuliani et. al (2010)

pengukuran kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dengan

menggunakan skala interval (Likert). Setiap responden diminta untuk

menjawab 9 pertanyaan yang berkaitan dengan 5 poin penilaian yaitu: (1)

TP (Tidak Pernah), (2) JR (Jarang) (3) KK (Kadang-Kadang), (4) SR

(Sering), (5) SS (Sangat Sering).

Skor (1) diberikan ketika responden yang menganggap bahwa laporan

keuangan yang disajikan tidak relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat

dipahami. Sedangkan untuk skor (5) diberikan ketika responden yang

dipahami menganggap bahwa laporan keuangan yang disajikan benar-benar

relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami.

59
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Butir Skala
X1 1. Neraca 1 Likert
Pemahaman Standar 2. Penyajian laporan realisasi anggaran 2
Akuntansi 3. Laporan arus kas 3
Pemerintah 4. Penyajian CALK 4
5. Penilaian persediaan 5
6. Pengakuan investasi 6
7. Pengakuan aset tetap 7
8. Perlakuan akuntansi kotruksi 8
9. Perlakuan akuntansi kewajiban 9
10. Perlakuan akuntansi koreksi kesalahan 10

X2 a. Tingkat kecepatan 11-20 Likert


Pemanfaatan Sistem b. Tiingkat keamanan
Informasi Akuntansi c. Tingkat efisiensi biaya
Keuangan Daerah d. Tingkat kualitas hasil.
X3 Komponen Pengendalian Internal Likert
Sistem Pengendalian 1. Pengendalian Lingkungan 21-24
Internal a) Nilai integritas dan etika
b) Dewan komisaris dan komite audit
c) Struktur organisasi
d) Pembagian wewenang dan pembebanan
tanggung jawab
2. Penaksiran Resiko 25-28
a) Laju partumbuhan yang pesat
b) Kegiatan – kegiatan luar
c) Keputusan-keputusan akutansi
3. Aktivitas Pengendalian 29-32
a) Dokumen dan catatan yang memadai
b) Pengendalian fisik atas aktiva dan
catatan
c) Performance review

60
Tabel 3.1
(Lanjutan)
Variabel Indikator Butir Skala
X3 4. Informasi dan Komunikasi Likert
Sistem Pengendalian Informasi
Internal a) Mendapatkan informasi 33-36
eksternal dan internal, untuk
menyediakan suatu laporan
b) Menyediakan informasi yang
memadai dan tepat waktu
c) Terdapat keefektifan
komunikasi antara pegawai dan
pengawas
5. Pemantauan 37-40

Relevan 41-43 Likert


Y a. Memiliki umpan balik
Kualitas Laporan Keuangan b. Tepat waktu
Pemerintah Daerah c. Lengkap
Andal 44-47
a. Penyajian jujur
b. Dapat diverifikasi
c. Netralitas
Dapat dibandingkan 48
Perbandingan dapat
dilakukan secara
internal dan eksternal
Dapat dipahami 49
Batas pemahaman para
Pengguna
Sumber: Diolah dari berbagai referensi

E. Metode Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)

(Ghozali, 2013).

61
2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut (Ghozali, 2013). Pengujian validitas dalam penelitian ini

menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi

antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson

Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang

diperoleh adalah valid (Ghozali, 2013).

b. Uji Reliabilitas

Realibilitas adalah untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel

atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013).

Ghozali (2013) menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1) Repeated Measure atau pengukuran ulang: Disini seseorang akan

disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan

kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.

2) One Shot atau pengukuran sekali saja: Disini pengukurannya hanya

sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain

atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Kriteria pengujian

62
dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach Alpha (𝛼). Suatu

variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha

>0,07 (Ghozali, 2013).

3. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian regresi, terlebih dahulu dilakukan

pengujian asumsi klasik yang berguna untuk mengetahui apakah data yang

digunakan telah memenuhi ketentuan dalam model regresi. Pengujian ini

meliputi:

a. Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel independen (Ghozali, 2013). Deteksi ada atau tidaknya

multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran VIF

(Variance Inflation Factor) dan tolerance. Regresi bebas dari

multikolonieritas jika nilai VIF<10 dan nilai tolerance>0,10. (Ghozali,

2013).

b. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model

regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai

distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah

memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini,

uji normalitas menggunakan Normal Probability Plot (P-P Plot). Suatu

63
variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data

yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data

searah mengikuti garis diagonal (Santoso, 2004).

Selain dengan grafik, dalam penelitian ini normalitas data juga dilihat

dengan menggunakan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov

pada alpha sebesar 5%. Jika nilai signifikansi dari pengujian Kolmogorov-

Smirnov lebih besar dari 0,05 berarti data normal.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas

(Ghozali, 2013).

Deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan ada

tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot. Jika ada pola tertentu maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada

pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada

sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).

Penelitian ini juga menggunakan uji Glejser untuk menguji

heteroskedastisitas. Uji statistik ini dapat lebih menjamin keakuratan hasil.

Kriteria dari uji Glejser adalah apabila nilai t statistik dari seluruh variabel

masing-masing memiliki nilai p value> 0,05, sehingga dapat disimpulkan

64
bahwa pengujian variabel tersebut tidak mengalami masalah

heteroskedastisitas dan data tersebut dapat dikatakan bersifat

homoskedastisitas (Ghazali 2013).

4. Uji Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dilakukan melalui analisis regresi berganda:

Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel

dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah

diketahui besarnya (Ghozali, 2013).

Persamaan regresi ganda dirumuskan:

Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+e

Dimana:

Y = Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X1 = Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah

X2 = Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah

X3 = Sistem Pengendalian Internal

e = Error

a. Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghazali, 2013). Hasil

uji koefisien determinasi (R2) menjelaskan seberapa besar kemampuan

model atau interaksi antara Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah,

65
Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem

Pengendalian Internal (variabel independen) dalam menjelaskan

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (variabel dependen).

b. Uji Statistik t

Uji statistik t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen (Ghazali, 2013). Hipotesis alternatif yang hendak

diuji adalah sebagai berikut:

Ha: Masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen

Ada atau tidaknya pengaruh signifikan dari masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen dapat diketahui

dengan membandingkan nilai signifikannya dengan derajat

kepercayaannya. Apabila tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05 maka

Ha diterima. Demikian pula sebaliknya jika tingkat signifikan lebih

besar dari 0,05 maka Ha ditolak. Bila Ha diterima dan Ho ditolak berarti

ada hubungan signifikan antara variabel independen dengan variabel

dependen (Ghozali, 2013).

c. Uji Statistik F

Uji statistik F dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah

semua variabel independen yang dimaksud dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Secara

66
bebas dengan signifikan sebesar 0,05 dapat disimpulkan (Ghozali,

2013).

1) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak. Ini

berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas.

2) mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen

atau terikat.

3) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak dan H0 diterima. Ini

berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen

atau terikat

67
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian menggunakan instrumen angket atau kuesioner yang telah

disebar, dengan objek penelitian adalah Pegawai SKPD yang berada di

seluruh wilayah DKI Jakarta. Pegawai SKPD yang berpartisipasi dalam

penelitian ini meliputi pegawai yang bekerja dibagian

keuangan/akuntansi/tatausaha.

Sampel diambil dengan metode convenience sampling, yaitu anggota

sampel yang dipilih atau diambil berdasarkan kemudahan memperoleh data

yang dibutuhkan, atau unit sampel yang ditarik mudah untuk diukurnya dan

bersifat kooperatif (Hamid, 2012). Teknik pemilihan sampel ini dipilih

karena pertimbangan lokasi yang bersedia untuk mengisi kuesioner guna

mendapatkan informasi sehingga dapat memudahkan peneliti dalam

pengumpulan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini dan

dilakukan dengan penyebaran atau pembagian kuesioner di beberapa SKPD

di wilayah DKI Jakarta yang dilakukan sejak bulan Juli 2016 sampai dengan

September 2016.

Peneliti mengambil sampel sebanyak 9 SKPD dari keseluruhan SKPD

yang berada di wilayah DKI Jakarta. Kuesioner yang disebarkan berjumlah

80 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 70 kuesioner

68
atau 87,5%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 10 kuesioner atau

12,5%. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 70 kuesioner atau 0%.

Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Persentase
1. Jumlah kuesioner yang disebar 80 100%
2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 10 12.5%
3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 0 0%
4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 70 87.5%
Sumber: Data primer yang diolah

2. Karakteristik Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja pada

SKPD di wilayah DKI Jakarta. Berikut ini adalah deskripsi mengenai

identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, dan masa

kerja sebagai PNS Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin.

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.2 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4.2
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis_Kelamin
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid laki-laki 33 47,1 47,1 47,1
Perempuan 37 52,9 52,9 100,0
Total 70 100,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah

69
Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa sekitar 33 orang atau 47,1%

responden didominasi oleh jens kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 37

orang atau 52,9% responden berjenis kelamin perempuan.

b. Deskripsi responden berdasarkan usia

Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan usia.

Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-30 15 21,4 21,4 21,4
31-40 23 32,9 32,9 54,3
41-50 22 31,4 31,4 85,7
51-60 10 14,3 14,3 100,0
Total 70 100,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang bekerja pada SKPD di

wilayah DKI Jakarta sebanyak 10 responden atau 14,3% berusia 51-60

tahun. Responden yang berusia 20-30 tahun sebanyak 15 responden atau

21,4%, yang berusia 41-50 tahun sebanyak 22 responden atau 31,4%, yang

berusia 35-39 tahun sebanyak 6 responden atau 9,5%, Mayoritas responden

yang bekerja di kantor SKPD berusia 31-40 tahun yaitu sebanyak 23

responden atau 32,9%.

70
c. Deskripsi responden berdasarkan Masa Kerja Sebagai PNS

Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan masa kerja sebagai PNS.

Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan masa kerja sebagai PNS
Masa Kerja Sebagai PNS
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1-5 Tahun 8 11,4 11,4 11,4
6-10 Tahun 30 42,9 42,9 54,3
11-20 tahun 17 24,3 24,3 78,6
> 20 Tahun 15 21,4 21,4 100,0
Total 70 100,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas

responden (sebanyak 42,9%) atau sekitar 30 pegawai memiliki masa kerja

sebagai PNS sekitar 6-10 tahun, sedangkan sisanya sebanyak 24,3% atau

sekitar 17 pegawai memiliki masa kerja sebagai PNS sekitar 11 sampai 20

tahun dan 21,4% atau sekitar 15 pegawai memiliki masa kerja sebagai PNS

lebih dari 20 tahun serta sekitar 8 pegawai memiliki pengalaman bekerja 1-

5 tahun.

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi

pemahaman standar akuntansi pemerintah, pemanfaatan sistem informasi

akuntansi keuangan daerah, sistem pengendalian internal dan kualitas

laporan keuangan pemerintah daerah akan diuji secara statistik deskriptif

seperti yang terlihat dalam tabel 4.5


71
Tabel 4.5
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Minimu Maximu
N m m Mean Std. Deviation
T.PSAP 70 20 50 36,66 5,951
T.PSIAKD 70 35 50 43,09 3,505
T.SPI 70 53 100 80,90 10,765
T.KLKPD 70 23 45 36,91 4,162
Valid N
70
(listwise)
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.5 menjelaskan bahwa pada variabel pemahaman standar

akuntansi pemerintah jawaban minimum responden sebesar 20 dan

maksimum sebesar 50, dengan rata-rata total jawaban 36,66 dan standar

deviasi sebesar 5,951. Variabel pemanfaatan sia keuangan daerah

minimum responden sebesar 35 dan maksimum sebesar 50, dengan rata-

rata total jawaban 43,09 dan standar deviasi sebesar 3,505. Pada SPI

minimum jawaban responden sebesar 53 dan maksimum sebesar 100,

dengan rata-rata total jawaban 80,90 dan standar deviasi sebesar 10,765.

Sedangkan pada variabel Kualitas LKPD jawaban minimum responden

sebesar 23 dan maksimum sebesar 45, dengan rata-rata total jawaban 36,91

dan standar deviasi sebesar 4,162.

2. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan Pearson

Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat

signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat

72
dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari

empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

pemahaman standar akuntansi pemerintah (TPSAP), pemanfaatan

sistem informasi akuntansi keuangan daerah (TPSIAKD), sistem

pengendalian internal (TSPI) dan kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah (TKLPD) dengan 70 sampel responden.

Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Pemahaman Standar Akuntansi
Pemerintah
Nomor Butir Pearson Sig (2-
Keterangan
Pertanyaan Corelation Tailed)
1 (PSAP1) 1 0,000 Valid
2 (PSAP2) 0,598** 0,000 Valid
3 (PSAP3) 0,494** 0,000 Valid
4 (PSAP4) 0,573** 0,000 Valid
5 (PSAP5) 0,649** 0,000 Valid
6 (PSAP6) 0,512** 0,000 Valid
7 (PSAP7) 0,564** 0,000 Valid
8 (PSAP8) 0,443** 0,000 Valid
9 (PSAP9) 0,464** 0,000 Valid
10(PSAP10) 0,431** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.6 menunjukkan variabel pemahaman standar akuntansi

pemerintah mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan

dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

73
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan
Daerah
Nomor Butir Pearson Sig (2-
Keterangan
Pertanyaan Corelation Tailed)
11(PSIAKD1) 1 0,000 Valid
12(PSIAKD2) 0,589** 0,000 Valid
13 (PSIAKD3) 0,420** 0,000 Valid
14 (PSIAKD4) 0,421** 0,000 Valid
15 (PSIAKD5) 0,421** 0,000 Valid
16 (PSIAKD6) 0,035** 0,000 Valid
17 (PSIAKD7) 0,232** 0,000 Valid
18 (PSIAKD8) 0,369** 0,000 Valid
19 (PSIAKD9) 0,512** 0,000 Valid
20 0,049** 0,000 Valid
(PSIAKD10)
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.7 menunjukkan variabel pemanfaatan sistem informasi

akuntansi keuangan daerah mempunyai kriteria valid untuk semua

item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05

Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Sistem Pengendalian Internal
Nomor Butir Pearson Sig (2-
Keterangan
Pertanyaan Corelation Tailed)
21 (SPI1) 1 0,000 Valid
22 (SPI2) 0,588** 0,000 Valid
23 (SPI3) 0,534** 0,000 Valid
24 (SPI4) 0,459** 0,000 Valid
25 (SPI5) 0,369** 0,000 Valid
26 (SPI6) 0,448** 0,000 Valid
27 (SPI7) 0,457** 0,000 Valid
28 (SPI8) 0,406** 0,000 Valid
29 (SPI9) 0,470** 0,000 Valid
30 (SPI10) 0,473** 0,000 Valid
31 (SPI11) 0,342** 0,000 Valid
32 (SPI12) 0,168** 0,000 Valid
33 (SPI13) 0,374** 0,000 Valid
34 (SPI14) 0,274** 0,000 Valid
35 (SPI15) 0,350** 0,000 Valid
Bersambung pada halaman berikutnya

74
Nomor Butir Pearson
Sig (2-Tailed) Keterangan
Pertanyaan Corelation
` 36 (SPI16) 0,294** 0,000 Valid
37 (SPI17) 0,418** 0,000 Valid
38 (SPI18) 0,418** 0,000 Valid
39 (SPI19) 0,343** 0,000 Valid
40 (SPI20) 0,603** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.8 menunjukkan variabel sistem pengendalian internal

mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai

signifikansi lebih dari 0,05.

Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Nomor Butir Pearson
Sig (2-Tailed) Keterangan
Pertanyaan Corelation
41(KLKPD1) 1 0,000 Valid
42 (KLKPD2) 0,127** 0,000 Valid
43 (KLKPD3) 0,148** 0,000 Valid
44 (KLKPD4) 0,373** 0,000 Valid
45 (KLKPD5) -0,011** 0,000 Valid
46 (KLKPD6) 0,188** 0,000 Valid
47 (KLKPD7) 0,169** 0,000 Valid
48 (KLKPD8) 0,464** 0,000 Valid
49 KLKPD9) 0,492** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.9 menunjukkan variabel kualitas laporan keuangan pemerintah

daerah mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari

instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan

reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,7. Tabel 4.10

menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk empat variabel penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini.

75
Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach’s
Variabel Keterangan
Alpha
Pemahaman SAP 0,930 Reliabel
Pemanfaatan SIA Keuangan 0,850 Reliabel
Daerah
SPI 0,949 Reliabel
Kualitas LKPD 0,788 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.10 menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas variabel

pemahaman SAP sebesar 0,930, pemanfaatan SIA Keuangan Daerah

sebesar 0,850, SPI sebesar 0,949, dan kualitas LKPD sebesar 0,788.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam

kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih

besar dari 0,7. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan

yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang

berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban

yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Multikolonieritas

Deteksi ada atau tidaknya problem multiko dapat dilakukan

dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF)

serta besaran korelasi antar variabel independen.

76
Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Standardiz
ed
Unstandardize Coefficien Collinearity
d Coefficients ts Statistics
Std. Toleran
Model B Error Beta T Sig. ce VIF
1(Constant 16,29 2,48
6,558 ,015
) 7 5
T.PSAP ,076 ,077 ,109 ,986 ,328 ,974 1,026
T.PSIAK
,109 ,131 ,092 ,833 ,408 ,980 1,021
D
T.SPI 3,81
,162 ,043 ,420 ,000 ,979 1,022
5
a. Dependent Variable: T.KLKPD

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.11 diatas terlihat bahwa nilai tolerance lebih

dari 0,10 dan nilai variance inflation factor (VIF) kurang dari 10 untuk

setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk

pemahaman SAP sebesar 0,328 dengan VIF 1,026, pemanfaatan SIA

Keuangan Daerah sebesar 0,408 dengan VIF 1,021 dan SPI sebesar

0,000 serta VIF sebesar 1,022. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan

dapat digunakan dalam penelitian ini.

b. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau

77
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi

yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

Sumber: Data primer yang diolah

Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan pada

gambar berikut ini.

Sumber: Data primer yang diolah

Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram

78
Gambar 4.1 dan 4.2 memperlihatkan penyebaran data yang berada

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini menunjukkan

bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Selain dengan

melihat grafik, dalam penelitian ini normalitas data juga dilihat dengan

menggunakan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov pada alpha

sebesar 5%. Jika nilai signifikansi dari pengujian Kolmogorov-Smirnov

lebih besar dari 0,05 berarti data normal.

Tabel 4.12
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 70
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 3,68233380
Most Extreme Differences Absolute ,060
Positive ,048
Negative -,060
Test Statistic ,060
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar

0,200; dengan nilai signifikansi di atas 0,05 berarti bahwa nilai residual

terdistribusi secara normal.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah

dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari


79
residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians

dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,

maka disebut homoskedastisitas.

Sumber: Data primer yang diolah

Gambar 4.3
Grafik Scatterplot

Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan bahwa

data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan

tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal

ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan

regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi

kualitas LKPD berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu

pemahaman SAP, pemanfaatan SIA Keuangan Daerah dan SPI.

Analisis grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh

80
karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin

sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterprestasikan grafik

plot. Oleh sebab itu, diperlukan uji statistik yang dapat menjamin

keakuratan hasil, salah satu menggunakan uji glejser.

Tabel 4.13
Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -2,041 4,047 -,504 ,616
T.PSAP ,037 ,048 ,096 ,781 ,437
T.PSIAKD ,083 ,081 ,125 1,023 ,310
T.SPI ,000 ,026 -,002 -,012 ,990
a. Dependent Variable: RES_2
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai signifikansi t sebesar 0,437,

0,310 dan 0,990. Tingkat probabilitas diatas 5% tersebut berarti tidak

ada indikasi heteroskedastisitas dalam model regresi.

4. Hasil Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi (R2)

koefisisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Tabel

4.16 menyajikan hasil uji statistik F variabel Y, X1, X2, dan X3.

81
Tabel 4.14
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1, X2, dan X3
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,466 ,217 ,182 3,765
a. Predictors: (Constant), T.SPI, T.PSIAKD, T.PSAP
b. Dependent Variable: T.KLKPD
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.14 menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,182. Hal ini

menandakan bahwa variasi variabel pemahaman SPI, pemanfaatan SIA

Keuangan Daerah dan SPI dapat menjelaskan 18,2% variasi variabel

kualitas LKPD. Sedangkan sisanya, yaitu 81,8% dijelaskan oleh faktor-

faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini, misalnya

variabel pelatihan, pengalaman kerja dan kompetensi sumber daya manusia.

b. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Hasil uji signifikan simultan (uji statistik F) dilakukan pada

tingkat signifikansi 0,05. Apabila nilai probability F lebih kecil

daripada 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, sebaliknya jika nilai

probability F lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Berikut ini merupakan hasil uji signifikansi simultan (uji statistik F):

Tabel 4.15
Uji Signifikansi Simultan

ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regressi
259,875 3 86,625 6,111 ,001b
on
Residual 935,611 66 14,176
Total 1195,486 69
a. Dependent Variable: T.KLKPD
82
b. Predictors: (Constant), T.SPI, T.PSIAKD, T.PSAP
Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.15 mengenai tabel uji signifikansi simultan

(uji statistik F) atau uji ANOVA dapat diketahui bahwa didapat nilai

F hitung sebesar 6,111 dengan probabilitas 0,001. Karena probabilitas

0,001 lebih kecil dari 0,05 maka model persamaan regresi ini dapat

disimpulkan bahwa secara simultan variabel independen yaitu

pemahaman standar akuntansi pemerintah, pemanfaatan sistem

informasi akuntansi keuangan daerah, dan sistem pengendalian

internal secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen yaitu

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.16, jika nilai

probability t lebih kecil dari 0,005 maka Ha diterima dan menolak H0,

sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,005 maka H0

diterima dan menolak Ha (Ghazali, 2013). Tabel 4.15 berikut ini

menyajikan hasil uji statistik t untuk variabel pemahaman standar

akuntansi pemerintah, pemanfaatan sistem informasi akuntansi

keuangan daerah dan sistem pengendalian internal.

83
Tabel 4.16
Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1, X2, dan X3
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.


1 (Constant) 16,297 6,558 2,485 ,015
T.PSAP ,076 ,077 ,109 ,986 ,328
T.PSIAKD ,109 ,131 ,092 ,833 ,408
T.SPI ,162 ,043 ,420 3,815 ,000
a. Dependent Variable: T.KLKPD

Berdasarkan tabel 4.16, maka diperoleh persamaan regresi

sebagai berikut:
Y = 16,297 + 0,76X1 + 0,109X2 +0,162X3+ 6,558

Dimana:

Y = Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

X1 = Variabel Pemahaman SAP

X2 = Variabel Pemanfaatan SIA Keuangan Daerah

X3 = Variabel SPI

e = Error

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Nilai konstanta sebesar 16,297 dengan nilai positif, berarti bahwa

variabel kualitas laporan keuangan pemerintah daerah akan bernilai

16,297 jika masing-masing variabel pemahaman standar akuntansi

84
pemerintah, pemanfaatan sistem informasi keuangan daerah dan sistem

pengendalian internal bernilai 0.

b) Variabel sistem pengendalian internal memiliki nilai koefisien regresi

sebesar 0,162. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan 1%

variabel sistem pengendalian internal, dengan asumsi variabel lain tetap

maka akan meningkatkan variabel kualitas laporan keuangan pemerintah

daerah sebesar 16,2%.

C. Pembahasan

1. Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah terhadap

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.16, variabel pemahaman

standar akuntansi pemerintah mempunyai tingkat signifikansi 0,328. Hal ini

berarti menolak H1 sehingga dapat dikatakan bahwa pemahaman standar

akuntansi pemerintah belum mampu memperbaiki kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah karena tingkat signifikansi yang dimiliki

variabel pemahaman standar akuntansi pemerintah lebih besar dari 0,05.

KSAP (2005) menjelaskan bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan

sebagaimana diamanatkan dalam pasal 32 ayat (1) Undang-Undang No. 17

tahun 2003. Amanat Undang-Undang seperti disebutkan di atas tidak segera

diikuti dengan terbitnya Peraturan Pemerintah tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan. Ketiadaan Standar Akuntansi Pemerintahan menimbulkan

berbagai permasalahan dalam penyusunan laporan keuangan.

85
Dalam menyikapi hal ini, pemerintah daerah pada umumnya berusaha

menggunakan suatu ketentuan atau acuan tertentu dalam menyusun laporan

keuangan seperti neraca awal. Sebagai hasilnya, neraca pemerintah daerah

beraneka ragam yang penyajiannya belum sesuai dengan ketentuan yang

diatur dalam Standar Akuntansi Pemerintahan. Berbagai ketentuan atau

pedoman yang menjadi acuan dalam penyusunan neraca pemerintah daerah

antara lain: (1) Pernyataan Standar Akuntansi keuangan yang berlaku untuk

komersial, (2) Draf Publikasian Standar Akuntansi Pemerintahan (3)

Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 tahun 2002 tentang Pedoman

Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta

Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (4)

Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan International Public Sector

Accounting Standard (IPSAS).

Selain acuan yang sangat beragam sebagaimana diuraikan di atas,

penyusunan neraca awal ini juga banyak dilakukan oleh pihak-pihak yang

tidak mempunyai kompetensi yang memadai di bidang akuntansi. Banyak

Pemerintah Daerah menggunakan jasa konsultan atau bekerja sama dengan

pihak lain, namun diantara para konsultan atau pihak yang membantu

Pemerintah Daerah belum memahami akuntansi pemerintahan dengan baik.

Pemahaman dan interpretasi terhadap ketentuan yang digunakan sebagai

acuan berbeda-beda antara pihak yang satu dengan yang lainnya. Dengan

86
demikian dari satu acuan atau pedoman dapat dihasilkan neraca yang

berbeda-beda.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010

Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan menyatakan bahwa Kendala

informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah setiap keadaan yang tidak

memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam mewujudkan

informasi akuntansi dan laporan keuangan yang relevan dan andal akibat

keterbatasan (limitations) atau karena alasan-alasan kepraktisan. Tiga hal

yang menimbulkan kendala dalam informasi akuntansi dan laporan

keuangan pemerintah, yaitu: (a) Materialitas, (b) Pertimbangan biaya dan

manfaat, dan (c) Keseimbangan antar karakteristik kualitatif.

Penelitian ini menyatakan bahwa Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah. Hal tersebut mungkin dapat disebabkan karena

perbedaan wilayah yang dijadikan sampel dengan penelitian sebelumnya

dan kemungkinan dapat disebabkan karena responden yang ikut serta dalam

penyusunan laporan keuangan tersebut tidak memiliki kompetensi yang

memadai dibidang akuntansi atau belum bisa memahami akuntansi

pemerintahan dengan baik sehingga dapat menimbulkan pemahaman

terhadap ketentuan yang digunakan sebagai acuan atau pedoman berbeda-

beda. Oleh karena itu, pihak yang belum benar-benar sepenuhnya

memahami standar akuntansi pemerintahan yang berlaku akan dapat

berdampak pada cara menerapkan standar akuntansi pemerintahan itu

87
sendiri yang menjadi tidak maksimal dalam menyajikan dan melaporkan

laporan keuangan. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Inapty &

Martiningsih (2016) yang menjelaskan bahwa penerapan SAP tidak

berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan. Hal tersebut disebabkan

karena penerapan SAP yang belum maksimal dilakukan dan banyaknya

petugas yang bukan berlatar belakang akuntansi, pemahaman tentang

standar akuntansi pemerintahan yang baru masih belum mapan dan peran

pembinaan melalui audit internal yang kurang (belum independen).

Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Inapty &

Martiningsih (2016) yang menyatakan bahwa penerapan standar akuntansi

pemerintah tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.

Penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Susilawati

dan Riani (2014) yang menyatakan bahwa standar akuntansi pemerintah

tidak berpengaruh serta penelitian ini juga mendukung peneltian yang

dilakukan oleh Heriningsih dan Rusherlistyan (2013) yang menyatakan

bahwa Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berdasarkan hasil yang didapat

masih belum ada yang memenuhi Standar akuntansi pemerintah

bersadarkan PP no 71 tahun 2010, hal ini terjadi karena walaupun SAP Full

Akrual mulai disahkan tahun 2010, namun belum berlaku efektif pada tahun

2010.

Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Sari, Adiputra dan Sujana (2014), Lestari, Sulindawati, dan Atmadja

(2014) dan Wiraputra, Sinarwati, Herawati (2014) yang menyatakan bahwa

88
standar akuntansi pemerintah berpengaruh signifikan terhadap kualitas

laporan keuangan pemerintah daerah.

2. Pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah

terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat dilihat pada tabel 4.16, variabel

pemanfaatan sistem informasi keuangan daerah terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah mempunyai tingkat signifikansi 0,408. Hal ini

berarti menolak H2 sehingga dapat dikatakan bahwa pemanfaatan sistem

informasi akuntansi keuangan daerah belum mampu membantu

memperbaiki kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, karena tingkat

signifikansi yang dimiliki variabel pemanfaatan SIA Keuangan Daerah

lebih besar dari 0,05.

KSAP (2005) menjelaskan bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas yang

disajikan di neraca Pemerintah Daerah berasal dari perolehan sejak

pemerintah daerah tersebut berdiri. Pencatatan aset dan kewajiban selama

ini dilakukan melalui sistem pencatatan tunggal yang tidak dapat

menghasilkan neraca secara langsung, di samping itu pencatatan aset pada

umumnya juga dilakukan dalam berbagai subsistem yang terpecah-pecah

dan tidak terintegrasi. Dengan demikian informasi yang dihasilkan kurang

dapat diyakini keandalannya. Oleh karena itu, untuk keperluan penyusunan

neraca pertama kali, pemerintah daerah perlu menyiapkan suatu pendekatan

tertentu dan melakukan inventarisasi terhadap aset dan kewajibannya.

Keandalan informasi tentang aset, kewajiban, dan ekuitas dalam neraca

89
awal sangat penting dalam membangun sistem akuntansi pemerintah

daerah, karena jumlah-jumlah yang disajikan dalam neraca awal ini akan

menjadi saldo awal, yang akan terus terbawa dalam sistem akuntansi pada

periode berikutnya.

Menurut Pujiswara et al (2014) Semakin tinggi pemanfaatan sistem

informasi akuntansi keuangan daerah, maka semakin tinggi nilai informasi

yang dihasilkan. Pemanfaatan teknologi sistem informasi akuntansi yang

meliputi teknologi komputer, internet dan teknologi komunikasi dalam

pengelolaan keuangan daerah akan meningkatkan pemrosesan transaksi dan

data lainnya, keakurasian, serta penyiapan laporan keuangan lebih tepat

waktu sehingga dapat meningkatkan nilai informasi yang dihasilkan dan

mampu untuk memberikan keyakinan bahwa informasi yang disajikan

dalam laporan keuangan tersebut benar atau valid, serta ketersedian

informasi bagi pembuat keputusan pada saat dibutuhkan sebelum informasi

tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan.

Penelitian ini menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi keuangan

pemerintah daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah. Hal terebut mungkin dapat disebabkan karena

wilayah yang digunakan dalam sampel penelitian ini berbeda dengan

penelitian sebelumnya. Hal ini juga menunjukkan bahwa walaupun semakin

modern dalam menyusun laporan keuangan dengan menggunakan teknologi

sistem informasi akuntansi yang disediakan oleh pemerintah daerah untuk

mempermudah para pegawai dalam menyusun laporan keuangan belum

90
tentu akan membuat kualitas laporan keuangan pemerintah semakin baik.

Karena semakin tinggi responden dapat memanfaatkan sistem informasi

akuntansi maka semakin tinggi nilai informasi yang dihasilkan. Sehingga

hasil laporan keuangan dapat dijadikan acuan untuk pengambilan keputusan

dengan baik. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Diani (2014) yang

menjelaskan bahwa pemerintah belum sepenuhnya memanfaatkan sistem

informasi akuntansi keuangan daerah. Padahal SIKD adalah suatu alat yang

digunakan untuk mencapai tujuan pemerintah dalam memberikan informasi

keuangan sebagai bagian dari sistem informasi manajemen pemerintah

daerah.

Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Diani (2014)

menyatakan bahwa Pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan

daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan

pada pemerintah Kota Pariaman.

Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Pujiswara, Herawati dan Sinarwati (2014), Sari, Adiputra dan Sujana

(2014) dan Yuliani, Nadirsyah dan Bakar (2010) yang menyatakan bahwa

pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah berpengaruh

signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

3. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah

Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.16, variabel Sistem

Pengendalian Internal mempunyai tingkat signifikansi 0,000. Hal ini berarti

91
menerima H3 sehingga dapat dikatakan bahwa Sistem Pengendalian Internal

berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah karena

tingkat signifikansi yang dimiliki variabel Sistem Pengendalian Internal

lebih kecil dari 0,05.

Penelitian ini menyatakan bahwa sistem pengendalian internal

berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah

daerah disebabkan karena semakin tinggi penerapan sistem pengendalian

internal maka semakin tinggi tingkat untuk memberikan keyakinan yang

memadai dalam mencapai tujuan mengenai keandalan suatu laporan

keuangan kepada pihak pengguna laporan keuangan sehingga dapat

dipercaya. Hal ini dapat memberikan dampak yang baik terhadap kualitas

laporan keuangannya untuk sebagai peluang dalam pengambil keputusan

dari berbagai pihak. Selain itu, diterapkannya sistem pengendalian internal

yang sudah tersistem dan terancang dengan baik maka dapat membantu

meminimalisir perilaku yang kurang etis yang dilakukan oleh pegawai

pemerintahan khususnya yang ikut serta dalam pembuatan laporan

keuangan yang dapat mempengaruhi laporan keuangan pemerintah melalui

perilaku yang kurang etis tersebut. Seperti pada penelitian yang dilakukan

Udiyanti et al (2014) menyatakan dalam penelitiannya bahwa sistem

pengendalian internal dikatakan dapat mempengaruhi kualitas laporan

keuangan karena dengan diterapkannya sistem pengendalian internal maka

pemerintah daerah akan memiliki otorisasi pemisahan tugas yang jelas.

Tidak ada pegawai pemerintahan yang merangkap fungsi dalam penyusunan

92
laporan keuangan. Karena hal itulah yang menjadi faktor terbesar adanya

tindakan-tindakan kurang etis dari pegawai pemerintahan yang dapat

mempengaruhi kualitas laporan keuangan.

Menurut Riana & Susilawati (2014) menyatakan dalam penelitiannya

bahwa Kualitas laporan keuangan tidak hanya diukur dari kesesuaian

dengan SAP saja, tetapi juga dari sistem pengendalian internnya. Untuk itu,

pemerintah daerah harus mendesain, mengoperasikan dan memelihara

sistem pengendalian intern yang baik dalam rangka menghasilkan informasi

keuangan yang andal.

Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Riana &

Susilawati (2014), Herawati dan Sinarwati (2014) dan Udiyanti et al (2014)

menyatakan bahwa hasil sistem pengendalian internal berpengaruh

signifikan terhadap laporan keuangan pemerintah daerah.

Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Yensi, Hasan dan Anisma (2014) yang menyatakan bahwa Sistem

Pengendalian Intern (Internal Audit) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah tidak mempengaruhi kualitas lokal laporan keuangan

pemerintah

93
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pemahaman standar akuntansi pemerintah (SAP) tidak berpengaruh

terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Hasil penelitan ini

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Inapty dan Martiningsih (2016),

Susilawati dan Riana (2014) dan dan Heriningsih dan Rusherlistyan (2013).

Akan tetapi tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari,

Adiputra dan Sujana (2014), Lestari, Sulindawati, dan Atmadja (2014) dan

Wiraputra, Sinarwati, Herawati (2014).

2. Pemanfaatan Sistem informasi akuntansi keuangan daerah tidak

berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Hasil

penelitan ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Diani (2014). Akan

tetapi tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pujiswara,

Herawati dan Sinarwati (2014), Sari, Adiputra dan Sujana (2014) dan

Yuliani, Nardisyah dan Bakar (2010).

3. Sistem pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap kualitas

laporan keuangan pemerintah daerah. Hasil ini mendukung penelitian yang

dilakukan Susilawati dan Riana (2014), Herawati (2014) dan Udiyanti,

Atmadja, dan Darmawan (2014). Akan tetapi tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Yensi, Hasan dan Anisma (2014)

94
4. Pemahaman standar akuntansi pemerintah, pemanfaatan sistem informasi

akuntansi keuangan daerah dan sistem pengendalian internal berpengaruh

secara simultan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

B. Saran

Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian

yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa

hal diantaranya:

1. Untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah,

sebaiknya dinas lebih memperhatikan pegawainya untuk bisa memahami

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Pemanfaatan sistem informasi

keuangan daerah dan sistem pengendalian intern dengan melakukan

peningkatan kualitas sumber daya manusia yang benar-benar memiliki

kompetensi dan integritas yang tinggi, sehingga mampu membuat laporan

keuangan yang berkualitas

2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel atau

mengganti variabel dengan variabel lain yang lebih berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Misalnya, pelatihan,

pengalaman kerja dan kompetensi sumber daya manusia.

3. Penelitian lebih lanjut disarankan sebaiknya tidak hanya menggunakan

metode survey berupa penyebaran kuesioner, tetapi juga menggunakan

metode wawancara untuk memperoleh hasil yang lebih baik, serta

menambah jumlah sampel penelitian agar hasil penelitian lebih maksimal.

95
4. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mempertimbangkan waktu penelitian

yang tepat, terutama penelitian dengan menggunakan data primer, sebab

untuk meneliti di SKPD menunggu surat di proses cenderung lama.

5. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas daerah survei,

sehingga hasil penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara umum.

96
DAFTAR PUSTAKA

Adhi, Kartika, Daniel dan Yohanes Suhardjo “Pengaruh Penerapan


StandarAkuntansi Pemerintahan dan Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota
Tual)”, Jurnal Stie Semarang, Vol. 5 No. 3. Hal 93-111, 2013.

Agoes, Sukrisno. “Auditing” Edisi keempat, Penerbit Salemba Empat, Jakarta,


2012

Aikins, Kwamena, Stephen. “An Examination of Government Internal Audits Role


In Improving Financial Performance”, Journal Public Finance and
Management, Vol. 11 No. 4. Hal 307-377, 2011.

Akbar, Bahrullah, “Akuntansi Pemerintah”, Penerbit CV. Bumi Metro Raya,


Jakarta, 2013.

Anggradewi, Muflisha, Annurrizky dan Haryanto, “Analisis Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Audit Delay”, Journal Of Accounting, Vol. 3 No 2. Hal 1-10,
2014.

Angruningrum, Silvia dan Made Gede Wirakusuma, “Pengaruh Profitabilitas,


Leverage, Kompleksitas Operasi, Reputasi KAP dan Komite Audit Pada Audit
Delay”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Hal 251-270, 2013.

Badara, Saidu, Mu’azu dan Siti Zabedah Saidin, “Impact of the Effective Internal
Control System on the Internal Audit Effectiveness at Local Government
Level”, Journal of Social and Development Sciences, Vol. 4 No. 1. Hal 16-23,
2013.

Bastian, Indra, “Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar”, Penerbit Erlangga,


Jakarta, 2010.

Boynton, William C dan Kell,G.W, “Modern Auditing” J. Wiley & Sons, c, New
York, 1996.

BPK RI, “Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Dki Jakarta TA 2011 “Wajar
Tanpa Pengecualian – Dengan Paragraf Penjelas” artikel diakses tanggal 26
September 2012, dari http://jakarta.bpk.go.id/wp-
content/uploads/2012/05/press-releaseLHP-2011-20121.pdf 2013.

BPK RI, Hasil Pemeriksaan BPK atas LK Pemerintah Provinsi DKI Jakarta TA
2013, artikel diakses tanggal 26 September 2016, dari
http://jakarta.bpk.go.id/?p=3430, 2014.

97
BPK RI, “Pemeriksaan atas LK Provinsi DKI Telah Sesuai Standar” artikel diakses
tanggal 26 September 2016, dari http:// www.bpk.go.id/news/pemeriksaan-
atas-lk-provinsi-dki-telah-sesuai-standar, 2015.

Diani, Irma Dian, “Pengaruh pemahaman akuntansi, pemanfaatan system Informasi


akuntansi keuangan daerah dan peran Internal audit terhadap kualitas laporan
Keuangan pemerintah daerah (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah di Kota Pariaman)”, Jurnal Akuntansi Vol 2 No. 1. Hal 1-23, 2014

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. “Kamus Besar Bahasa


Indonesia”. artikel diakses pada 26 September 2016, dari
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/

Erna, “Laporan Keuangan DKI Kembali Dapat Opini WTP” artikel diakses tanggal
26 September 2016, dari http:// www.jakarta.go.id/v2/news/2013/05/laporan-
keuangan-dki-kembali-dapat-opini-wtp, 2013

Fakhrizal,“BPK Temukan Kejanggalan Laporan Keuangan Pemprov DKI” dilihat


pada tanggal 26 September 2016 diakses melalui:
news.okezone.com/read/2015/07/06/338/1177294/bpk-temukan-kejanggalan-
laporan-keuangan-pemprov-dki, 2015.

Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS”, Penerbit


Salemba Empat, Jakarta, 2013.

Hall, James A,”System Information Accounting” Penerbit Salemba Empat, Jakarta,


2007.

Hamid, Abdul, “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Universitas Islam Negeri


Syarif Hidayatullah, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Jakarta, 2007.

Herawati, Tuti, “Pengaruh Sistem Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan


Keuangan (Survei Pada Organisasi Perangkat Daerah Pemda Cianjur)”, STAR
– Study & Accounting Research, Vol XI, No. 1. Hal 1-14, 2014.

Heriningsih, Sucahyo dan Rusherlistyani, “Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi


Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah” Jurnal
Ekonomi dan Bisnis, Vol 13 No.2. Hal 11-19, 2013.

Ijeoma, N. B, “The Impact of International Public Sector Accounting Standard


(IPSAS) on Reliability, Credibility and Integrity of Financial Reporting in State
Government Administration in Nigeria” International Journal of Technology
Enhancements And Emerging Engineering Research, Vol 2 ISSUE 3. Hal 1-8,
2014.

Kumaat,Vallery, G. “Internal Audit”, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2011.


98
KSAP, “Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP)” artikel diakses tanggal
10 Oktober 2016, dari http://www.ksap.org/Buletin/bultek02.pdf, 2005.

Kodrat, Sukardi, David & Christian Herdinata,“Manajemen Keuangan Based on


Empirical Research”, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009.

Lestari, Putu, Diah, Ni Luh Gede Erni Sulindawati dan Anantawikrama Tungga
Atmadja “Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP),
Pendidikan dan Pelatihan terhadap Penyajian Laporan Keuangan (Studi Pada
15 Dinas Kabupaten Badung)”, e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan
Ganesha, Vol 2 No 1, 2014.

Mardiasmo, “Akuntansi Sektor Publik” Penerbit C.V Andi Offset, Yogyakarta,


2009.

Manaf, A, Iqlima, Muhammad Arfan dan Darwanis. “Pengaruh Pemahaman


Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Dan Sistem Pengendalian Intern
Terhadap Proses Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Oleh
Inspektorat Dan Implikasinya Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Pada Inspektorat Kabupaten/Kota Di Provinsi Aceh”
Jurnal Magister Akuntansi, Vol. 3 No. 4. Hal 23-35, 2014.

Munawaroh, “Peranan Pengendalian Internal dalam Menunjang Efektivitas Sistem


Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah (Studi Kasus di Koperasi
Pegawai BRI Cabang Kediri”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.13,
No. 1. Hal 76-82, 2010.

Inapty, Biana Adha, M. Ali Fikri dan RR. Sri Pancawati Martiningsih, “Pengaruh
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah, Kompetensi Aparatur Dan Peran
Audit Internal Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan”, Jurnal Ilmu
Akuntansi, Vol 9 No. 1. Hal 27 – 42, 2016.

Nordiawan Dedi, Iswahyudi Sondi Putra, dan Maulidah Rahmawati, “Akuntansi


Pemerintahan”, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2008.

Nugraheni Purwaniati dan Imam Subaweh, “Pengaruh Penerapan Standar


Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan”, Jurnal
Ekonomi Bisnis, Vol. 13 No. 1. Hal 48-58, 2008.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar


Akuntansi Pemerintahan, artikel diakses pada tanggal 10 Oktober 2016,
diakses dari http://www.djpk.depkeu.go.id/attach/post-pp-no-71-tahun-2010-
tentang-standar-akuntansi-pemerintahan/PP71.pdf

Pujiswara, Ida, Bagus, Nyoman Trisna Herawati dan Ni Kadek Sinarwati,


“Pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan
99
Pengawasan Keuangan Daerah terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan
dan Akuntabilitas Pemerintah Daerah (Studi pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah di Kabupaten Klungkung)”, e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan
Ganesha, Vol 2 No. 1, 2014.

Rahayu, Kurnia, Siti & Ely Suhayati, “Auditing Konsep Dasar dan Pedoman
Pemeriksaan Akuntan Publik”, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010.

Ratmono, Dwi, & Sholihin, Mahfud, “Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis


Akrual”, Penerbit UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2015.

Rudi, Alsadad “Mengapa Laporan Keuangan Pemprov DKI 2015 Dapat Opini
WDP?” artikel diakses pada tanggal 26 September 2016 dari
megapolitan.kompas.com/read/2016/06/01/19272801/mengapa.laporan.keuan
gan.pemprov.dki.2015.dapat.opini.wdp.

Santoso, Urip & Yohanes Joni Pambelum, “Pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor
Publik terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dalam Mencegah
Fraud”, Jurnal Administrasi Bisnis, Vol 4 No.1. Hal 14-33, 2008.

Santoso, Singgih, “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”. PT. Alex Media
Komputindo, Jakarta, 2004.

Sari, Maeka, M.YN.P I Made Pradana Adiputra, Edy Sujana, “Pengaruh


Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan (Sap) dan Pemanfaatan Sistem
Informasi Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada Dinas-Dinas di Pemerintah Kabupaten
Jembrana)” e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, Vol 2 No. 1,
2014.

Susilawati dan Dwi Seftihani Riana, “Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem
Pengendalian Intern Sebagai Anteseden Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah”, STAR – Study & Accounting Research, Vol XI, No. 1.
Hal 15-32, 2014.

Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan”, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2013.

Tanjung, A Hafiz “Akuntansi Pemerintahan Daerah. Konsep dan Aplikasi


(Sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan)” Cetakan Kedua, Alfabeta, ,
Bandung, 2008.

Udiyanti, Ari, Nyoman, N. L, Atmadja, T.A & Darmawan, Surya, A.N, “Pengaruh
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Internal,
dan Kompetensi Staf Akuntansi terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada SKPD Kabupaten Buleleng)”, e-Journal
S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, Vol 2 No 1, 2014.
100
Wiraputra, W.K, Ni Kadek Sinarwati dan Nyoman Trisna Herawati “Pengaruh
Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan dan Latar Belakang Pendidikan
Terhadap Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Di Kabupaten Klungkung)”, e-
Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, Vol 2 No. 1, 2014.

Wulan, Soliyah dan Fitri Yani Jalil, “Akuntansi Pemerintahan”, UIN PRESS, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Yensi, S.D, Amir Hasan dan Yuneita Anisma, “Pengaruh Kompetensi Sumber
Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, dan Sistem
Pengendalian Intern (Internal Audit) terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada SKPD Kabupaten Kuantan
Singingi)”, Jom Fekon, Vol. 1. Hal 1-15, 2014.

Yuliani, Safrida, Nardisyah & Usman Bakar, ”Pengaruh Pemahaman Akuntansi,


Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Peran Internal
Audit terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada
Pemerintah Kota Banda Aceh)” Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, Vol. 3, No.
2. Hal 206-220, 2010

101
LAMPIRAN-
LAMPIRAN

102
LAMPIRAN 1
Data Distribusi
Sampel Penelitian

103
Data Distribusi Sampel Penelitian

No Nama Kantor Satuan Kerja Kuesioner Kuesioner


. Perangkat Daerah Dikirim Dikembalikan

1. Inspektorat 10 10

2. Dinas Pendidikan 10 10

3. Badan Pengelola Lingkungan Hidup 10 10


Daerah (BPLHD)

4. Badan Pengelola Keuangan dan Aset 10 10


Daerah (BPKAD)
5. Dinas Olahraga dan Pemuda 10 10

6. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil 10 10


dan Menengah, dan Perdagangan

7. Dinas Kependudukan dan Catatan 5 5


Sipil

8. Dinas Pariwisata 10 -

9. Biro Perekonomian Sekretariat 5 5


Daerah

104
LAMPIRAN 2
Surat Izin
Penelitian Skripsi

105
106
107
108
109
110
111
112
113
LAMPIRAN 3
Surat Izin
Penelitian Skripsi
Dari DKI Jakarta

114
115
116
117
LAMPIRAN 4
Surat Keterangan
dari SKPD

118
119
120
121
122
123
124
125
LAMPIRAN 5
Kuesioner
Penelitian

126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
LAMPIRAN 6
Daftar Jawaban
Responden

136
DATA RESPONDEN
No JK Usia Masa kerja sebagai PNS
1 2 2 2
2 2 1 2
3 1 2 1
4 1 4 3
5 1 3 4
6 1 2 1
7 2 2 2
8 1 4 4
9 2 2 1
10 2 3 3
11 1 2 2
12 1 3 2
13 2 1 2
14 1 1 2
15 1 4 4
16 1 3 3
17 2 4 4
18 1 3 2
19 2 1 2
20 1 2 3
21 2 1 2
22 1 3 1
23 2 2 2
24 2 2 3
25 1 2 2
26 2 1 2
27 2 1 1
28 1 3 2
29 1 1 2
30 2 3 3
31 1 3 3
32 2 3 3
33 2 3 4
34 1 1 2
35 2 1 2
36 2 2 2
Bersambung pada halaman berikutnya

137
DATA RESPONDEN (Lanjutan)
No JK Usia Masa kerja sebagai PNS
37 2 3 4
38 1 4 4
39 1 3 3
40 2 3 4
41 1 4 4
42 1 3 3
43 2 4 4
44 2 3 3
45 2 2 2
46 1 1 2
47 2 3 4
48 2 1 2
49 2 2 2
50 1 3 3
51 2 2 3
52 1 4 4
53 2 2 2
54 2 4 4
55 1 2 2
56 1 2 1
57 1 4 4
58 1 2 2
59 1 3 4
60 2 3 3
61 2 2 3
62 2 2 2
63 1 2 3
64 2 3 3
65 2 2 2
66 1 3 2
67 1 1 1
68 2 1 2
69 2 2 2
70 2 1 1

138
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL SAP
PSA PSA PSA PSA PSA PSA PSA PSA PSA PSA T.PS
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 AP
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 36
4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 34
4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 37
4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 37
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 38
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 37
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39
4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 36
4 5 3 4 4 4 3 3 3 3 36
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39
3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 32
4 4 3 4 4 2 4 4 3 2 34
2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 22
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 2 4 4 4 3 3 4 3 35
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 3 3 4 4 4 4 2 4 1 33
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 1 1 2 32
4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 48
3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 38
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 37
4 5 4 4 4 3 5 3 3 4 39
4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 37
4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38
Bersambung pada halaman berikutnya

139
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL SAP (Lanjutan)
PSA PSA PSA PSA PSA PSA PSA PSA PSA PSA T.PS
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 AP
4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 43
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 37
3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 35
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 43
5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 43
3 3 3 3 3 1 2 2 2 1 23
3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 36
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
4 5 5 5 4 4 4 3 5 4 43
3 3 3 3 3 1 2 2 3 1 24
4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 36
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 36
4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 35
3 4 2 2 4 1 4 1 2 1 24
2 4 4 4 2 2 2 1 2 1 24
4 4 2 2 3 2 3 2 2 2 26
4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 36
4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 37
4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 40
4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 39
5 4 5 5 4 4 4 4 4 3 42
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 47
4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 37
4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 37
3 3 3 2 2 2 2 1 3 3 24

140
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL SIA Keuangan Daerah
PSI PSI PSI PSI PSI PSI PSI PSI PSI PSIA T.PS
AK AK AK AK AK AK AK AK AK KD1 IAK
D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 0 D
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 43
4 4 4 5 5 5 4 3 4 5 43
4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 46
5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 46
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 43
5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 45
4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 42
4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 44
5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 48
5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 45
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41
4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 40
4 4 4 5 5 4 4 2 5 4 41
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 49
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39
4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 44
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 39
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 45
5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 45
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 45
5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 45
4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 35
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 44
Bersambung pada halaman berikutnya

141
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL SIA Keuangan Daerah (Lanjutan)
PSI PSI PSI PSI PSI PSI PSI PSI PSI PSIA T.PS
AK AK AK AK AK AK AK AK AK KD1 IAK
D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 0 D
5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 42
4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 39
4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 42
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 43
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39
4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 43
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 42
5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 47
4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 43
4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 38
5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 42
4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41
4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 43
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39
4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 46
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 46
5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 42
4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 41
5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 44
4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 43
4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 42
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 49
5 4 4 5 3 4 4 4 4 5 42
5 5 4 4 5 4 2 4 4 4 41
5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 42
4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 42
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 48
5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 48

142
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL SPI
SPI1 SPI2 SPI3 SPI4 SPI5 SPI6 SPI7 SPI8 SPI9 SPI10 SPI11 SPI12 SPI13 SPI14 SPI15 SPI16 SPI17 SPI18 SPI19 SPI20 T.SPI
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
4 4 4 3 4 4 4 4 3 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 80
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 84
5 4 4 3 4 4 5 3 4 5 5 4 3 3 2 3 3 5 5 5 79
5 4 4 5 4 4 5 3 4 4 5 2 4 4 5 4 4 5 5 4 84
4 3 4 4 3 3 3 2 2 4 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 55
5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 86
4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 83
4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 5 4 71
5 4 5 4 3 4 3 3 4 4 4 4 5 3 5 5 4 5 4 5 83
5 4 3 2 3 4 4 3 3 5 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 70
4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75
4 3 3 4 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 2 4 3 3 53
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 89
5 3 4 3 5 4 3 5 5 5 4 5 4 3 3 2 4 3 3 5 78
5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 81
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 80
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 3 5 5 5 5 94
5 4 4 3 4 5 5 2 4 5 5 2 5 4 5 4 4 5 5 5 85
5 5 5 5 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 77
Bersambung pada halaman berikutnya

143
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL SPI (Lanjutan)
SPI SPI SPI SPI SPI T.
SPI1 SPI2 SPI3 SPI4 SPI5 SPI6 SPI7 SPI8 SPI9 SPI10 SPI11 SPI12 SPI13 SPI14 SPI15 16 17 18 19 20 SPI
2 3 5 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 71

3 4 2 1 1 1 1 1 3 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 3 55

4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 76

4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 80

4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 5 5 76

5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 91

5 5 5 5 3 3 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 91

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 84

5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5 4 94

5 5 5 3 3 2 4 3 3 5 5 4 4 5 5 3 5 5 5 5 84

5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 90

5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 99
Bersambung pada halaman berikutnya

144
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL SPI (Lanjutan)
SP SP SP SP SP SP SP SPI SPI SPI SPI SPI SPI SPI SPI SPI SPI SPI SPI SPI T.S
I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 PI

5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 99

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80

5 3 5 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 75

3 3 3 3 2 2 2 2 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 59

4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 3 5 5 5 4 84

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80

4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 65

4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 5 4 4 3 3 4 4 4 75

4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 76

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100

3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 63
Bersambung pada halaman berikutnya

145
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL SPI (Lanjutan)
SP SP SP SP SP SP SP SPI SPI SPI SPI SPI SPI SPI SPI SPI SPI SPI SPI SPI T.S
I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 PI
4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 74

5 4 4 3 2 5 3 4 5 4 4 4 4 3 3 3 5 5 5 5 80

5 5 4 4 3 3 4 4 3 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 85

4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4 4 5 5 4 81

4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 68

4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 65

5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 85

5 4 5 5 3 4 5 4 3 5 5 4 3 5 5 4 5 5 5 5 89

5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 91

5 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82

5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 90
Bersambung pada halaman berikutnya

146
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL SPI (Lanjutan)
SP SP SP SP SP SP SP SPI SPI SPI SPI SPI SPI SPI SPI SPI SPI SPI SPI SPI T.S
I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 PI

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100

5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 96

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100

4 5 5 5 4 3 5 4 5 5 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 91

147
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL Kualitas LKPD
KLKPD1 KLKPD2 KLKPD3 KLKPD4 KLKPD5 KLKPD6 KLKPD7 KLKPD8 KLKPD9 T.KLKPD
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
4 5 5 4 4 4 4 5 4 39
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
4 4 4 4 2 5 5 2 2 32
4 4 5 5 4 4 5 5 5 41
4 4 4 5 2 5 5 2 2 33
3 4 4 4 4 4 4 4 4 35
5 4 4 4 2 4 4 4 4 35
5 5 5 4 2 4 4 4 4 37
2 4 4 4 4 4 4 4 3 33
4 4 5 5 2 2 4 5 4 35
4 2 4 4 4 5 5 5 3 36
4 5 5 4 4 5 4 5 5 41
3 4 3 4 4 4 4 3 3 32
5 4 4 4 2 4 4 4 4 35
4 3 4 5 2 4 4 3 4 33
4 3 4 4 3 4 1 4 4 31
5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
4 5 5 5 4 5 5 5 5 43
Bersambung pada halaman berikutnya

148
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL Kualitas LKPD (Lanjutan)
KLKPD1 KLKPD2 KLKPD3 KLKPD4 KLKPD5 KLKPD6 KLKPD7 KLKPD8 KLKPD9 T.KLKPD
5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
5 5 5 5 3 5 5 5 5 43
4 4 4 5 2 5 5 5 5 39
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
4 5 5 5 4 5 5 5 5 43
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
4 3 3 3 5 5 5 5 5 38
3 4 4 3 4 4 4 4 4 34
5 5 5 4 2 4 4 4 4 37
2 5 5 5 5 5 5 5 3 40
2 5 5 5 5 5 5 5 3 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
1 5 5 2 2 2 2 2 2 23
4 4 5 4 4 4 4 5 4 38
4 4 4 4 2 5 5 4 4 36
4 5 5 5 3 5 5 5 5 42
4 4 4 4 2 4 2 2 5 31
Bersambung pada halaman berikutnya

149
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL Kualitas LKPD (Lanjutan)

KLKPD1 KLKPD2 KLKPD3 KLKPD4 KLKPD5 KLKPD6 KLKPD7 KLKPD8 KLKPD9 T.KLKPD
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
4 4 4 4 2 5 5 2 2 32
4 4 4 4 3 2 4 4 4 33
4 3 4 4 3 4 4 4 4 34
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
4 4 4 5 5 5 5 5 5 42
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
4 3 4 4 3 4 4 4 4 34
2 4 4 4 4 4 4 4 4 34
4 5 5 4 5 5 5 4 4 41
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
3 4 4 4 3 3 4 4 3 32
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
4 5 5 5 5 5 5 5 5 44
2 4 4 4 2 4 4 5 4 33
2 3 4 4 4 4 3 4 4 32
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
Bersambung pada halaman sebelumnya

150
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL Kualitas LKPD (Lanjutan)

KLKPD1 KLKPD2 KLKPD3 KLKPD4 KLKPD5 KLKPD6 KLKPD7 KLKPD8 KLKPD9 T.KLKPD
4 4 5 5 3 4 4 3 4 36
3 3 4 3 4 4 4 4 4 33
5 5 5 5 5 2 5 5 5 42
3 4 4 4 3 3 4 4 3 32
4 5 5 5 5 5 4 5 5 43
4 4 4 5 4 4 4 5 5 39
4 5 5 5 4 4 4 4 4 39
5 4 4 5 4 4 4 4 4 38
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
4 4 4 5 5 5 5 5 5 42
4 4 4 5 5 5 5 5 5 42
4 5 5 5 5 4 5 4 4 41
Bersambung pada halaman berikutnya

151
LAMPIRAN 7
Output Hasil
Pengujian Data

152
Karakteristik Profil Responden

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 33 47,1 47,1 47,1
Perempuan 37 52,9 52,9 100,0
Total 70 100,0 100,0

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia


Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-30 15 21,4 21,4 21,4
31-40 23 32,9 32,9 54,3
41-50 22 31,4 31,4 85,7
51-60 10 14,3 14,3 100,0
Total 70 100,0 100,0

153
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan masa kerja sebagai PNS
Masa Kerja Sebagai PNS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 5 Tahun 8 11,4 11,4 11,4
6-10 Tahun 30 42,9 42,9 54,3
11-20 tahun 17 24,3 24,3 78,6
> 20 Tahun 15 21,4 21,4 100,0
Total 70 100,0 100,0

HASIL UJI VALIDITAS PEMAHAMAN SAP

Correlations

T.P
PSAP PSAP PSAP PSAP PSAP PSAP PSAP PSAP PSAP PSAP( SA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 10) P

P Pearson ,71
1 ,598** ,494** ,573** ,649** ,512** ,564** ,443** ,464** ,431**
S Correlation 0**
A
Sig. (2- ,00
P ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed) 0
(
1N
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
)

P Pearson ,73
,598** 1 ,559** ,623** ,700** ,496** ,656** ,418** ,435** ,494**
S Correlation 4**
A
Sig. (2- ,00
P ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed) 0
(
2N
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
)

P Pearson ,76
,494** ,559** 1 ,677** ,558** ,641** ,571** ,476** ,566** ,597**
S Correlation 9**

154
ASig. (2- ,00
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
P tailed) 0
(
N
3 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
)

P Pearson ,79
,573** ,623** ,677** 1 ,680** ,642** ,563** ,520** ,606** ,510**
S Correlation 6**
A
Sig. (2- ,00
P ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed) 0
(
4N
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
)

P Pearson ,83
,649** ,700** ,558** ,680** 1 ,679** ,802** ,550** ,564** ,514**
S Correlation 0**
A
Sig. (2- ,00
P ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed) 0
(
5N
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
)

P Pearson ,83
,512** ,496** ,641** ,642** ,679** 1 ,589** ,601** ,681** ,698**
S Correlation 6**
A
Sig. (2- ,00
P ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed) 0
(
6N
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
)

P Pearson ,81
,564** ,656** ,571** ,563** ,802** ,589** 1 ,617** ,532** ,628**
S Correlation 8**
A
Sig. (2- ,00
P ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed) 0
(
7N
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
)

P Pearson ,78
,443** ,418** ,476** ,520** ,550** ,601** ,617** 1 ,687** ,738**
S Correlation 9**

155
ASig. (2- ,00
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
P tailed) 0
(
N
8 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
)

P Pearson ,79
,464** ,435** ,566** ,606** ,564** ,681** ,532** ,687** 1 ,687**
S Correlation 8**
A
Sig. (2- ,00
P ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed) 0
(
9N
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
)

P Pearson ,82
,431** ,494** ,597** ,510** ,514** ,698** ,628** ,738** ,687** 1
S Correlation 0**
A
Sig. (2- ,00
P ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed) 0
(
1N
0 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
)

T Pearson
,710** ,734** ,769** ,796** ,830** ,836** ,818** ,789** ,798** ,820** 1
. Correlation
P
Sig. (2-
S ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
A
PN 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

156
HASIL UJI VALIDITAS PEMANFAATAN SIA KEUANGAN DAERAH

Correlations

PSIA PSIA PSIA PSIA PSIA PSIA PSIA PSIA PSIA PSIA T.P
KD(1 KD(2 KD(3 KD(4 KD(5 KD(6 KD(7 KD(8 KD(9 KD(10 SIA
) ) ) ) ) ) ) ) ) ) KD

PSI Pearson ,63


1 ,589** ,420** ,421** ,421** ,035 ,232 ,369** ,512** ,237*
AK Correlation 9**
D(
Sig. (2- ,00
1) ,000 ,000 ,000 ,000 ,772 ,053 ,002 ,000 ,049
tailed) 0

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

PSI Pearson ,71


,589** 1 ,519** ,369** ,364** ,223 ,283* ,389** ,503** ,448**
AK Correlation 0**
D(
Sig. (2- ,00
2) ,000 ,000 ,002 ,002 ,063 ,018 ,001 ,000 ,000
tailed) 0

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

PSI Pearson ,67


,420** ,519** 1 ,363** ,498** ,289* ,440** ,258* ,493** ,259*
AK Correlation 4**
D(
Sig. (2- ,00
3) ,000 ,000 ,002 ,000 ,015 ,000 ,031 ,000 ,030
tailed) 0

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

PSI Pearson ,67


,421** ,369** ,363** 1 ,478** ,211 ,352** ,445** ,512** ,291*
AK Correlation 2**
D(
Sig. (2- ,00
4) ,000 ,002 ,002 ,000 ,079 ,003 ,000 ,000 ,015
tailed) 0

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

PSI Pearson ,70


,421** ,364** ,498** ,478** 1 ,428** ,329** ,346** ,627** ,201
AK Correlation 0**
D(
Sig. (2- ,00
5) ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,005 ,003 ,000 ,095
tailed) 0

157
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

PSI Pearson ,52


,035 ,223 ,289* ,211 ,428** 1 ,496** ,191 ,215 ,461**
AK Correlation 5**
D(
Sig. (2- ,00
6) ,772 ,063 ,015 ,079 ,000 ,000 ,113 ,074 ,000
tailed) 0

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

PSI Pearson ,65


,232 ,283* ,440** ,352** ,329** ,496** 1 ,330** ,539** ,423**
AK Correlation 9**
D(
Sig. (2- ,00
7) ,053 ,018 ,000 ,003 ,005 ,000 ,005 ,000 ,000
tailed) 0

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

PSI Pearson ,65


,369** ,389** ,258* ,445** ,346** ,191 ,330** 1 ,403** ,257*
AK Correlation 0**
D(
Sig. (2- ,00
8) ,002 ,001 ,031 ,000 ,003 ,113 ,005 ,001 ,032
tailed) 0

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

PSI Pearson ,77


,512** ,503** ,493** ,512** ,627** ,215 ,539** ,403** 1 ,374**
AK Correlation 5**
D(
Sig. (2- ,00
9) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,074 ,000 ,001 ,001
tailed) 0

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

PSI Pearson ,59


,237* ,448** ,259* ,291* ,201 ,461** ,423** ,257* ,374** 1
AK Correlation 4**
D(
Sig. (2- ,00
10) ,049 ,000 ,030 ,015 ,095 ,000 ,000 ,032 ,001
tailed) 0

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

T.P Pearson
,639** ,710** ,674** ,672** ,700** ,525** ,659** ,650** ,775** ,594** 1
SI Correlation

158
AK Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
D tailed)

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

159
HASIL UJI VALIDITAS SPI

Correlations

SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( T.SP
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18) 19) 20) I

SPI Pearson ,588 ,534 ,459 ,369 ,448 ,457 ,406 ,470 ,473 ,342 ,374 ,274 ,350 ,294 ,418 ,418 ,343 ,603 ,608
1 ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
,168 ** * ** * ** ** ** ** **
(1) Correlation

Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,004 ,164 ,001 ,022 ,003 ,014 ,000 ,000 ,004 ,000 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 69 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SPI Pearson ,588 ,498 ,459 ,393 ,260 ,424 ,480 ,474 ,571 ,616 ,483 ,525 ,499 ,540 ,493 ,570 ,533 ,394 ,542 ,723
**
1 ** ** ** * ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
(2) Correlation

Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,001 ,031 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 69 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SPI Pearson ,534 ,498 ,592 ,369 ,384 ,555 ,461 ,457 ,476 ,414 ,276 ,458 ,431 ,358 ,556 ,535 ,379 ,442 ,595 ,681
** **
1 ** ** ** ** ** ** ** ** * ** ** ** ** ** ** ** ** **
(3) Correlation

160
Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,002 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,021 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 69 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SPI Pearson ,459 ,459 ,592 ,476 ,440 ,531 ,531 ,463 ,313 ,287 ,421 ,422 ,399 ,562 ,458 ,392 ,481 ,420 ,665
** ** **
1 ** ** ** ** **
,235 ** * ** ** ** ** ** ** ** ** **
(4) Correlation

Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,050 ,008 ,016 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 69 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SPI Pearson ,369 ,393 ,369 ,476 ,677 ,672 ,780 ,643 ,466 ,433 ,380 ,457 ,496 ,342 ,515 ,471 ,326 ,486 ,523 ,734
** ** ** **
1 ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
(5) Correlation

Sig. (2-
,002 ,001 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,004 ,000 ,000 ,006 ,000 ,000 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 69 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SPI Pearson ,448 ,260 ,384 ,440 ,677 ,637 ,637 ,631 ,309 ,373 ,292 ,376 ,304 ,315 ,496 ,543 ,311 ,465 ,527 ,671
** * ** ** **
1 ** ** ** ** ** * ** * ** ** ** ** ** ** **
(6) Correlation

Sig. (2-
,000 ,031 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,010 ,002 ,015 ,001 ,011 ,008 ,000 ,000 ,009 ,000 ,000 ,000
tailed)

N 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69

161
SPI Pearson ,457 ,424 ,555 ,531 ,672 ,637 ,599 ,467 ,466 ,557 ,264 ,397 ,445 ,295 ,519 ,540 ,546 ,625 ,550 ,750
** ** ** ** ** **
1 ** ** ** ** * ** ** * ** ** ** ** ** **
(7) Correlation

Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,027 ,001 ,000 ,013 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 69 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SPI Pearson ,406 ,480 ,461 ,531 ,780 ,637 ,599 ,676 ,478 ,472 ,604 ,500 ,497 ,364 ,536 ,563 ,450 ,471 ,590 ,793
** ** ** ** ** ** **
1 ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
(8) Correlation

Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 69 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SPI Pearson ,470 ,474 ,457 ,463 ,643 ,631 ,467 ,676 ,480 ,442 ,437 ,483 ,458 ,369 ,548 ,498 ,456 ,523 ,603 ,747
** ** ** ** ** ** ** **
1 ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
(9) Correlation

Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 69 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SPI Pearson ,473 ,571 ,476 ,466 ,309 ,466 ,478 ,480 ,638 ,431 ,490 ,480 ,404 ,459 ,539 ,471 ,319 ,626 ,677
** ** **
,235 ** ** ** ** **
1 ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
(10) Correlation

162
Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,050 ,000 ,010 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,007 ,000 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 69 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SPI Pearson ,342 ,616 ,414 ,313 ,433 ,373 ,557 ,472 ,442 ,638 ,462 ,496 ,570 ,564 ,563 ,572 ,655 ,612 ,630 ,744
** ** ** ** ** ** ** ** ** **
1 ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
(11) Correlation

Sig. (2-
,004 ,000 ,000 ,008 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 69 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SPI Pearson ,483 ,276 ,287 ,380 ,292 ,264 ,604 ,437 ,431 ,462 ,337 ,437 ,265 ,414 ,526 ,350 ,322 ,394 ,577
,168 ** * * ** * * ** ** ** **
1 ** ** * ** ** ** ** ** **
(12) Correlation

Sig. (2-
,164 ,000 ,021 ,016 ,001 ,015 ,027 ,000 ,000 ,000 ,000 ,004 ,000 ,026 ,000 ,000 ,003 ,006 ,001 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 69 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SPI Pearson ,374 ,525 ,458 ,421 ,457 ,376 ,397 ,500 ,483 ,490 ,496 ,337 ,561 ,599 ,654 ,446 ,441 ,372 ,526 ,695
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
1 ** ** ** ** ** ** ** **
(13) Correlation

Sig. (2-
,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,004 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 69 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

163
SPI Pearson ,274 ,499 ,431 ,422 ,496 ,304 ,445 ,497 ,458 ,480 ,570 ,437 ,561 ,629 ,673 ,525 ,485 ,523 ,457 ,716
* ** ** ** ** * ** ** ** ** ** ** **
1 ** ** ** ** ** ** **
(14) Correlation

Sig. (2-
,022 ,000 ,000 ,000 ,000 ,011 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 69 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SPI Pearson ,350 ,540 ,358 ,399 ,342 ,315 ,295 ,364 ,369 ,404 ,564 ,265 ,599 ,629 ,678 ,566 ,540 ,450 ,478 ,660
** ** ** ** ** ** * ** ** ** ** * ** **
1 ** ** ** ** ** **
(15) Correlation

Sig. (2-
,003 ,000 ,002 ,001 ,004 ,008 ,013 ,002 ,002 ,001 ,000 ,026 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 69 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SPI Pearson ,294 ,493 ,556 ,562 ,515 ,496 ,519 ,536 ,548 ,459 ,563 ,414 ,654 ,673 ,678 ,551 ,531 ,523 ,556 ,780
* ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
1 ** ** ** ** **
(16) Correlation

Sig. (2-
,014 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 69 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SPI Pearson ,418 ,570 ,535 ,458 ,471 ,543 ,540 ,563 ,498 ,539 ,572 ,526 ,446 ,525 ,566 ,551 ,560 ,647 ,716 ,782
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
1 ** ** ** **
(17) Correlation

164
Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 69 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SPI Pearson ,418 ,533 ,379 ,392 ,326 ,311 ,546 ,450 ,456 ,471 ,655 ,350 ,441 ,485 ,540 ,531 ,560 ,791 ,634 ,710
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
1 ** ** **
(18) Correlation

Sig. (2-
,000 ,000 ,001 ,001 ,006 ,009 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 69 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SPI Pearson ,343 ,394 ,442 ,481 ,486 ,465 ,625 ,471 ,523 ,319 ,612 ,322 ,372 ,523 ,450 ,523 ,647 ,791 ,607 ,720
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
1 ** **
(19) Correlation

Sig. (2-
,004 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,007 ,000 ,006 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 69 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SPI Pearson ,603 ,542 ,595 ,420 ,523 ,527 ,550 ,590 ,603 ,626 ,630 ,394 ,526 ,457 ,478 ,556 ,716 ,634 ,607 ,792
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
1 **
(20) Correlation

Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 69 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

165
T.S Pearson ,608 ,723 ,681 ,665 ,734 ,671 ,750 ,793 ,747 ,677 ,744 ,577 ,695 ,716 ,660 ,780 ,782 ,710 ,720 ,792
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
1
PI Correlation

Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 69 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

166
HASIL UJI VALIDITAS KUALITAS LKPD

Correlations

KLK KLK KLK KLK KLK KLK KLK KLK KLK T.KL
PD(1) PD(2) PD(3) PD(4) PD(5) PD(6) PD(7) PD(8) PD(9) KPD

KLK Pearson ,492*


1 ,127 ,148 ,373** -,011 ,188 ,270* ,169 ,464** *
PD(1) Correlation

Sig. (2-
,294 ,220 ,001 ,931 ,118 ,024 ,161 ,000 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

KLK Pearson ,534*


,127 1 ,742** ,355** ,210 ,118 ,283* ,221 ,211 *
PD(2) Correlation

Sig. (2-
,294 ,000 ,003 ,081 ,332 ,018 ,066 ,080 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

KLK Pearson ,535*


,148 ,742** 1 ,434** ,142 ,071 ,221 ,345** ,239* *
PD(3) Correlation

Sig. (2-
,220 ,000 ,000 ,242 ,562 ,066 ,003 ,046 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

KLK Pearson ,709*


,373** ,355** ,434** 1 ,244* ,354** ,517** ,419** ,418** *
PD(4) Correlation

Sig. (2-
,001 ,003 ,000 ,042 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

KLK Pearson ,616*


-,011 ,210 ,142 ,244* 1 ,272* ,330** ,540** ,390** *
PD(5) Correlation

Sig. (2-
,931 ,081 ,242 ,042 ,023 ,005 ,000 ,001 ,000
tailed)

167
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

KLK Pearson ,545*


,188 ,118 ,071 ,354** ,272* 1 ,521** ,232 ,231 *
PD(6) Correlation

Sig. (2-
,118 ,332 ,562 ,003 ,023 ,000 ,053 ,055 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

KLK Pearson ,670*


,270* ,283* ,221 ,517** ,330** ,521** 1 ,411** ,177 *
PD(7) Correlation

Sig. (2-
,024 ,018 ,066 ,000 ,005 ,000 ,000 ,143 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

KLK Pearson ,743*


,169 ,221 ,345** ,419** ,540** ,232 ,411** 1 ,669** *
PD(8) Correlation

Sig. (2-
,161 ,066 ,003 ,000 ,000 ,053 ,000 ,000 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

KLK Pearson ,704*


,464** ,211 ,239* ,418** ,390** ,231 ,177 ,669** 1 *
PD(9) Correlation

Sig. (2-
,000 ,080 ,046 ,000 ,001 ,055 ,143 ,000 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

T.KL Pearson
,492** ,534** ,535** ,709** ,616** ,545** ,670** ,743** ,704** 1
KPD Correlation

Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

168
HASIL UJI RELIABILITAS PEMAHAMAN SAP

Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 70 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 70 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items

,930 ,934 10

169
Item
Inter-Item Statistics Matrix
Correlation

PSAP( PSAP( PSAP(Mean


PSAP( PSAP( Std. Deviation
PSAP( PSAP( PSAP( N
PSAP( PSAP(1
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 0)
PSAP(1) 3,80 ,714 70
PSAP(1
PSAP(2) 3,96 ,624 ,443 70 ,431
1,000 ,598 ,494 ,573 ,649 ,512 ,564 ,464
)
PSAP(3) 3,74 ,674 70
PSAP(2
) PSAP(4),598 1,000 ,559 ,623
3,81 ,700 ,496 ,656
,687 ,418 ,435 70 ,494

PSAP(5)
PSAP(3 3,83 ,613 70
,494 ,559 1,000 ,677 ,558 ,641 ,571 ,476 ,566 ,597
) PSAP(6) 3,49 ,864 70
PSAP(4
PSAP(7),573 3,79 ,720 ,520 70 ,510
,623 ,677 1,000 ,680 ,642 ,563 ,606
)
PSAP(8) 3,33 ,944 70
PSAP(5
) PSAP(9),649 ,700 ,558 ,680
3,64 1,000 ,679 ,802
,743 ,550 ,564 70 ,514

PSAP(10)
PSAP(6 3,27 ,931 70
,512 ,496 ,641 ,642 ,679 1,000 ,589 ,601 ,681 ,698
)

PSAP(7
,564 ,656 ,571 ,563 ,802 ,589 1,000 ,617 ,532 ,628
)

PSAP(8
,443 ,418 ,476 ,520 ,550 ,601 ,617 1,000 ,687 ,738
)

PSAP(9
,464 ,435 ,566 ,606 ,564 ,681 ,532 ,687 1,000 ,687
)

PSAP(1
,431 ,494 ,597 ,510 ,514 ,698 ,628 ,738 ,687 1,000
0)

170
Item-Total Statistics

Scale Mean Scale Corrected Squared Cronbach's


if Item Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted

PSAP(1) 32,86 29,892 ,642 ,485 ,927

PSAP(2) 32,70 30,358 ,679 ,602 ,925

PSAP(3) 32,91 29,703 ,716 ,588 ,923

PSAP(4) 32,84 29,381 ,747 ,649 ,922

PSAP(5) 32,83 29,738 ,793 ,794 ,921

PSAP(6) 33,17 27,564 ,783 ,690 ,920

PSAP(7) 32,87 28,925 ,771 ,737 ,920

PSAP(8) 33,33 27,441 ,717 ,645 ,925

PSAP(9) 33,01 28,913 ,745 ,629 ,922

PSAP(10
33,39 27,197 ,757 ,720 ,922
)

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

36,66 35,417 5,951 10

171
HASIL UJI RELIABILITAS PEMANFAATAN SIA KEUANGAN
DAERAH
Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 70 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 70 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items

,850 ,857 10

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

PSIAKD(1) 4,44 ,500 70

PSIAKD(2) 4,43 ,527 70

PSIAKD(3) 4,21 ,508 70

PSIAKD(4) 4,44 ,500 70

PSIAKD(5) 4,34 ,508 70

172
PSIAKD(6) 4,40 ,493 70

PSIAKD(7) 4,10 ,486 70

PSIAKD(8) 4,07 ,767 70

PSIAKD(9) 4,30 ,492 70

PSIAKD(10) 4,34 ,535 70

Inter-Item Correlation Matrix

PSIA
KD(1 PSIA PSIA PSIA PSIA PSIA PSIA PSIA PSIA PSIAK
) KD(2) KD(3) KD(4) KD(5) KD(6) KD(7) KD(8) KD(9) D(10)

PSIA
1,000 ,589 ,420 ,421 ,421 ,035 ,232 ,369 ,512 ,237
KD(1)

PSIA
,589 1,000 ,519 ,369 ,364 ,223 ,283 ,389 ,503 ,448
KD(2)

PSIA
,420 ,519 1,000 ,363 ,498 ,289 ,440 ,258 ,493 ,259
KD(3)

PSIA
,421 ,369 ,363 1,000 ,478 ,211 ,352 ,445 ,512 ,291
KD(4)

PSIA
,421 ,364 ,498 ,478 1,000 ,428 ,329 ,346 ,627 ,201
KD(5)

PSIA
,035 ,223 ,289 ,211 ,428 1,000 ,496 ,191 ,215 ,461
KD(6)

PSIA
,232 ,283 ,440 ,352 ,329 ,496 1,000 ,330 ,539 ,423
KD(7)

PSIA
,369 ,389 ,258 ,445 ,346 ,191 ,330 1,000 ,403 ,257
KD(8)

PSIA
,512 ,503 ,493 ,512 ,627 ,215 ,539 ,403 1,000 ,374
KD(9)

173
PSIA
KD(10 ,237 ,448 ,259 ,291 ,201 ,461 ,423 ,257 ,374 1,000
)

Summary Item Statistics

Minimu Maxim Maximum / N of


Mean m um Range Minimum Variance Items

Item Means 4,309 4,071 4,443 ,371 1,091 ,019 10

Item Variances ,289 ,236 ,589 ,353 2,493 ,011 10

Inter-Item
,374 ,035 ,627 ,592 17,798 ,015 10
Correlations

Item-Total Statistics

Scale Cronbach's
Scale Mean Variance if Corrected Squared Alpha if
if Item Item Item-Total Multiple Item
Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted

PSIAKD(
38,64 10,291 ,542 ,471 ,836
1)

PSIAKD(
38,66 9,939 ,622 ,540 ,829
2)

PSIAKD(
38,87 10,143 ,582 ,445 ,833
3)

PSIAKD(
38,64 10,175 ,582 ,382 ,833
4)

PSIAKD(
38,74 10,049 ,614 ,607 ,830
5)

PSIAKD(
38,69 10,711 ,411 ,519 ,847
6)

174
PSIAKD(
38,99 10,275 ,568 ,527 ,834
7)

PSIAKD(
39,01 9,377 ,493 ,297 ,849
8)

PSIAKD(
38,79 9,852 ,709 ,650 ,823
9)

PSIAKD(
38,74 10,339 ,481 ,413 ,842
10)

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

43,09 12,282 3,505 10

175
HASIL UJI RELIABILITAS SPI

Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 70 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 70 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items

,948 ,949 20

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

SPI(1) 4,40 ,646 70

SPI(2) 4,06 ,740 70

SPI(3) 4,17 ,680 70

SPI(4) 3,90 ,871 70


SPI(5) 3,67 ,863 70

176
SPI(6) 3,84 ,828 70

SPI(7) 4,04 ,824 70

SPI(8) 3,70 ,906 70

SPI(9) 3,90 ,801 70

SPI(10) 4,30 ,645 70

SPI(11) 4,19 ,708 70

SPI(12) 4,06 ,720 70

SPI(13) 4,09 ,697 70

SPI(14) 3,90 ,801 70

SPI(15) 4,00 ,834 70

SPI(16) 3,77 ,871 70

SPI(17) 4,09 ,676 70

SPI(18) 4,34 ,611 70

SPI(19) 4,31 ,733 70

SPI(20) 4,23 ,618 70

177
Inter-Item Correlation Matrix

SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI( SPI(
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18) 19) 20)

SPI 1,00
,588 ,534 ,459 ,369 ,444 ,457 ,406 ,470 ,473 ,342 ,168 ,374 ,274 ,350 ,294 ,418 ,418 ,343 ,603
(1) 0

SPI 1,00
,588 ,498 ,459 ,393 ,252 ,424 ,480 ,474 ,571 ,616 ,483 ,525 ,499 ,540 ,493 ,570 ,533 ,394 ,542
(2) 0

SPI 1,00
,534 ,498 ,592 ,369 ,383 ,555 ,461 ,457 ,476 ,414 ,276 ,458 ,431 ,358 ,556 ,535 ,379 ,442 ,595
(3) 0

SPI 1,00
,459 ,459 ,592 ,476 ,440 ,531 ,531 ,463 ,235 ,313 ,287 ,421 ,422 ,399 ,562 ,458 ,392 ,481 ,420
(4) 0

SPI 1,00
,369 ,393 ,369 ,476 ,677 ,672 ,780 ,643 ,466 ,433 ,380 ,457 ,496 ,342 ,515 ,471 ,326 ,486 ,523
(5) 0

SPI 1,00
,444 ,252 ,383 ,440 ,677 ,626 ,632 ,632 ,307 ,372 ,283 ,376 ,304 ,315 ,492 ,543 ,309 ,465 ,525
(6) 0

SPI 1,00
,457 ,424 ,555 ,531 ,672 ,626 ,599 ,467 ,466 ,557 ,264 ,397 ,445 ,295 ,519 ,540 ,546 ,625 ,550
(7) 0

178
SPI 1,00
,406 ,480 ,461 ,531 ,780 ,632 ,599 ,676 ,478 ,472 ,604 ,500 ,497 ,364 ,536 ,563 ,450 ,471 ,590
(8) 0

SPI 1,00
,470 ,474 ,457 ,463 ,643 ,632 ,467 ,676 ,480 ,442 ,437 ,483 ,458 ,369 ,548 ,498 ,456 ,523 ,603
(9) 0

SPI ,626
(10)
1,00
,473 ,571 ,476 ,235 ,466 ,307 ,466 ,478 ,480 ,638 ,431 ,490 ,480 ,404 ,459 ,539 ,471 ,319
0

SPI ,630
(11) 1,00
,342 ,616 ,414 ,313 ,433 ,372 ,557 ,472 ,442 ,638 ,462 ,496 ,570 ,564 ,563 ,572 ,655 ,612
0

SPI 1,00
,168 ,483 ,276 ,287 ,380 ,283 ,264 ,604 ,437 ,431 ,462 ,337 ,437 ,265 ,414 ,526 ,350 ,322 ,394
(12) 0

SPI 1,00
,374 ,525 ,458 ,421 ,457 ,376 ,397 ,500 ,483 ,490 ,496 ,337 ,561 ,599 ,654 ,446 ,441 ,372 ,526
(13) 0

SPI 1,00
,274 ,499 ,431 ,422 ,496 ,304 ,445 ,497 ,458 ,480 ,570 ,437 ,561 ,629 ,673 ,525 ,485 ,523 ,457
(14) 0

179
SPI 1,00
,350 ,540 ,358 ,399 ,342 ,315 ,295 ,364 ,369 ,404 ,564 ,265 ,599 ,629 ,678 ,566 ,540 ,450 ,478
(15) 0

SPI 1,00
,294 ,493 ,556 ,562 ,515 ,492 ,519 ,536 ,548 ,459 ,563 ,414 ,654 ,673 ,678 ,551 ,531 ,523 ,556
(16) 0

SPI 1,00
,418 ,570 ,535 ,458 ,471 ,543 ,540 ,563 ,498 ,539 ,572 ,526 ,446 ,525 ,566 ,551 ,560 ,647 ,716
(17) 0

SPI 1,00
,418 ,533 ,379 ,392 ,326 ,309 ,546 ,450 ,456 ,471 ,655 ,350 ,441 ,485 ,540 ,531 ,560 ,791 ,634
(18) 0

SPI 1,00
,343 ,394 ,442 ,481 ,486 ,465 ,625 ,471 ,523 ,319 ,612 ,322 ,372 ,523 ,450 ,523 ,647 ,791 ,607
(19) 0

SPI 1,00
,603 ,542 ,595 ,420 ,523 ,525 ,550 ,590 ,603 ,626 ,630 ,394 ,526 ,457 ,478 ,556 ,716 ,634 ,607
(20) 0

180
HASIL UJI RELIABILITAS KUALITAS LKPD
Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 70 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 70 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Cronbach's Alpha Items N of Items

,788 ,799 9

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

KLKPD(1) 3,84 ,828 70

KLKPD(2) 4,16 ,651 70

KLKPD(3) 4,31 ,526 70

KLKPD(4) 4,29 ,617 70

181
KLKPD(5) 3,67 1,018 70

KLKPD(6) 4,19 ,748 70

KLKPD(7) 4,23 ,745 70

KLKPD(8) 4,17 ,816 70

KLKPD(9) 4,06 ,778 70

182
Inter-Item Correlation Matrix

KLKPD(1 KLKPD(2 KLKPD(3 KLKPD(4 KLKPD(5 KLKPD(6 KLKPD(7 KLKPD(8 KLKPD(9


) ) ) ) ) ) ) ) )

KLKPD(1
1,000 ,127 ,148 ,373 -,011 ,188 ,270 ,169 ,464
)

KLKPD(2
,127 1,000 ,742 ,355 ,210 ,118 ,283 ,221 ,211
)

KLKPD(3
,148 ,742 1,000 ,434 ,142 ,071 ,221 ,345 ,239
)

KLKPD(4
,373 ,355 ,434 1,000 ,244 ,354 ,517 ,419 ,418
)

KLKPD(5
-,011 ,210 ,142 ,244 1,000 ,272 ,330 ,540 ,390
)

KLKPD(6
,188 ,118 ,071 ,354 ,272 1,000 ,521 ,232 ,231
)

KLKPD(7
,270 ,283 ,221 ,517 ,330 ,521 1,000 ,411 ,177
)

KLKPD(8
,169 ,221 ,345 ,419 ,540 ,232 ,411 1,000 ,669
)

183
KLKPD(9
,464 ,211 ,239 ,418 ,390 ,231 ,177 ,669 1,000
)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation if Item Deleted

KLKPD(1) 33,07 14,618 ,320 ,389 ,791

KLKPD(2) 32,76 14,853 ,408 ,602 ,776

KLKPD(3) 32,60 15,258 ,436 ,638 ,775

KLKPD(4) 32,63 14,063 ,623 ,465 ,752

KLKPD(5) 33,24 13,143 ,427 ,374 ,782

KLKPD(6) 32,73 14,490 ,400 ,321 ,778

KLKPD(7) 32,69 13,726 ,551 ,550 ,757

184
KLKPD(8) 32,74 12,947 ,632 ,667 ,744

KLKPD(9) 32,86 13,371 ,589 ,658 ,751

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

36,91 17,326 4,162 9

HASIL UJI ASUMSI KLASIK

1. HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 16,297 6,558 2,485 ,015

185
T.PSAP ,076 ,077 ,109 ,986 ,328 ,974 1,026
T.PSIAKD ,109 ,131 ,092 ,833 ,408 ,980 1,021
T.SPI ,162 ,043 ,420 3,815 ,000 ,979 1,022
d. Dependent Variable: T.KLKPD

Coefficient Correlationsa

Model T.SPI T.PSIAKD T.PSAP

1 Correlations T.SPI 1,000 -,083 -,111

T.PSIAKD -,083 1,000 -,106

T.PSAP -,111 -,106 1,000

Covariances T.SPI ,002 ,000 ,000

T.PSIAKD ,000 ,017 -,001

T.PSAP ,000 -,001 ,006

a. Dependent Variable: T.KLKPD

186
1. HASIL UJI NORMALITAS

187
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 70
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation
3,68233380

Most Extreme Differences Absolute ,060


Positive ,048
Negative -,060
Test Statistic ,060
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

2. HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

188
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -2,041 4,047 -,504 ,616
T.PSAP ,037 ,048 ,096 ,781 ,437
T.PSIAKD ,083 ,081 ,125 1,023 ,310
T.SPI ,000 ,026 -,002 -,012 ,990
a. Dependent Variable: RES_2

HASIL UJI REGRESI BERGANDA

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method

1
T.SPI, T.PSIAKD,
. Enter
T.PSAPb

a. Dependent Variable: T.KLKPD


b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 ,466a ,217 ,182 3,765

a. Predictors: (Constant), T.SPI, T.PSIAKD, T.PSAP

b. Dependent Variable: T.KLKPD

189
ANOVAa

Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.

1 Regression 259,875 3 86,625 6,111 ,001b

Residual 935,611 66 14,176

Total 1195,486 69

a. Dependent Variable: T.KLKPD

b. Predictors: (Constant), T.SPI, T.PSIAKD, T.PSAP

190

Anda mungkin juga menyukai