Anda di halaman 1dari 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EVALUASI DOSIS DAN INTERAKSI OBAT GASTRITIS PADA PASIEN


DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD KOTA YOGYAKARTA
PERIODE TAHUN 2016-2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi

Oleh :
Graciella Nadila
NIM : 158114016

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EVALUASI DOSIS DAN INTERAKSI OBAT GASTRITIS PADA PASIEN


DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD KOTA YOGYAKARTA
PERIODE TAHUN 2016-2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi

Oleh :
Graciella Nadila
NIM : 158114016

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan bangga dan rendah hati kupersembahkan karya ini untuk,

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria sebagai pedoman dalam setiap langkah
hidupku

Papa, Mama, Adik, serta seluruh keluarga terkasih sebagai sumber inspirasiku

Sahabat dan segenap teman seperjuangan

Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan karunia-Nya yang melimpah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Evaluasi Dosis dan Interaksi Obat Gastritis pada Pasien Dewasa di
Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta Periode Tahun 2016-2017” sebagai
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan serta dukungan
dari beberapa pihak, skripsi ini tidak dapat diselesaikan. Untuk itu, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas berkat dan karunia-Nya yang
luar biasa sehingga penulis diberikan kekuatan dan kelancaran untuk
menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan sekaligus sebagai Dosen
Pembimbing Akademik.
3. Bapak Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah memberikan bimbingan, waktu, saran, dan doa selama
proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
4. Bapak Dr. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. dan Ibu Putu Dyana Christasani,
M.Sc., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan waktu, kritik,
dan saran yang membangun selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Direktur, Staf Diklat, Staf Rekam Medis dan Apoteker di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Yogyakarta yang telah memberikan izin dan
kepercayaan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
6. Tim Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana
yang telah memberikan izin terkait pembuatan Ethical Clearance kepada
penulis.
7. Kedua orang tuaku, Misnadi dan Nurmala Herawati Tambunan serta
adikku Birgitta Arta Milawati yang senantiasa bersedia mendengarkan

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

keluh kesah penulis serta memberikan dukungan moril maupun materi dan
mendoakan selama proses studi dan penyusunan skripsi ini sehingga dapat
terselesaikan dengan baik.
8. Gregorius Agung Septiandri yang selalu mendoakan, memberikan
semangat, dan dukungan moral selama proses penyelesaian skripsi ini.
9. Sahabat sejak SMA “Da Aiguille” Gisela, Selsi, Bernadetha, Rina, dan
Kak Febby yang senantiasa menghibur serta memberikan semangat dan
doa selama SMA hingga proses penyusunan skripsi ini.
10. Sahabat sejak kuliah “Fans Aak Burjo” Indian, Claresta, Nadia, Patricia,
dan Tia yang senantiasa menghibur, memberikan semangat dan doa
selama perkuliahan hingga proses penyusunan skripsi ini. Tak lupa juga
untuk „Cikgu‟ Tommy yang senantiasa memberikan dukungan dan
mengajari materi perkuliahan serta memberikan arahan selama proses
penyusunan skripsi ini.
11. Sahabat sesama anak rantau Dhanty Eka Theresiani, S.Kom yang
senantiasa menyemangati serta mengingatkan penulis untuk segera
menyelesaikan skripsi ini.
12. Rekan-rekan “Skripsweet” Indian, Claresta, Misty, Patricia, Alberta, Maria
Juita yang saling memberikan dukungan serta informasi yang dibutuhkan
selama proses penyusunan proposal hingga skripsi dapat terselesaikan
dengan baik.
13. Rekan-rekan “Kos Belakang Burjo” Kadwi dan Kak Intan yang sudah
seperti keluarga, serta semua pihak yang memberikan dukungan, doa, dan
semangat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat dikatakan sebagai karya
ilmiah yang sempurna. Untuk itu, penulis meminta maaf apabila masih terdapat
kesalahan dalam penyusunan kata maupun hal lainnya yang tidak penulis sadari.
Penulis berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun agar terciptanya skripsi yang lebih baik.
Yogyakarta, 19 Maret 2019
Penulis

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………………………………………………… i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………..…....... iii
HALAMAN PENGESAHAN..…………………………………………... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………….. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………….. vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………..... vii
PRAKATA ......…………………………………………………………… viii
DAFTAR ISI…...…………………………………………………………. x
DAFTAR TABEL ………………………………..……………………..... xi
DAFTAR GAMBAR ………………………………..……………………. xii
DAFTAR LAMPIRAN ... ………………………………..……………….. xiii
ABSTRAK ………………………………..……………………………….. xiv
ABSTRACT ………………………………..……………………………… xv
PENDAHULUAN ………………………………..……………………….. 1
METODE PENELITIAN ………………………………..………………... 2
Desain dan Subjek Penelitian ………………………………..……… 2
Pengambilan Data ………………………………..………………….. 3
Analisis Data ………………………………..……………………….. 4
HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………..…………... 4
KESIMPULAN ………………………………..…………………………… 11
SARAN ………………………………..…………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA ………………………………..…………………….. 12
LAMPIRAN ………………………………..………………………………. 14
BIOGRAFI PENULIS ………………………………..…………………….. 34

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I. Persentase Jenis Obat yang Digunakan Pasien Gastritis


Dewasa di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta
Periode Tahun 2016-2017 ................................................. 5
Tabel II. Hasil Evaluasi Ketepatan Regimen Dosis pada Pengobatan
Pasien Gastritis Dewasa di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota
Yogyakarta Periode Tahun 2016-2017 ................................ 6

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Populasi Penelitian Pasien Gastritis Dewasa di


Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta Periode
Tahun 2016-2017 ............................................................ 3

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ethical Clearance ……………………………………….. 14


Lampiran 2. Surat Izin Penelitian dari RSUD Kota Yogyakarta ……... 15
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari Dinas Perizinan dan Penanaman
Modal ……………………………………………………. 16
Lampiran 4. Definisi Operasional …………………………………….. 17
Lampiran 5. Kasus 11 ……………………………………..………….. 18
Lampiran 6. Kasus 2 ……………………………………..………….... 21
Lampiran 7. Kasus 9 ……………………………………..………….... 24
Lampiran 8. Kasus 17 ……………………………………..………….. 27
Lampiran 9. Kasus 15 ……………………………………..………….. 31

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Salah satu penyakit saluran cerna yang dapat merusak integritas lambung
yaitu gastritis. Gastritis merupakan peradangan yang terjadi pada mukosa
lambung. Penyebab utama yang paling sering terjadi yaitu adanya gangguan
keseimbangan antara faktor agresif dan mekanisme pertahanan untuk menjaga
integritas mukosa yang dapat menimbulkan respon peradangan pada mukosa
lambung. Gastritis biasanya ditandai dengan gejala yaitu mual, muntah, nyeri di
daerah ulu hati, kembung, terasa sesak, nafsu makan menurun, pusing, selalu
bersendawa, dan pada kondisi yang lebih parah dapat menyebabkan muntah
darah. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2011, gastritis merupakan
salah satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah
sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ketepatan regimen dosis pada
penggunaan obat gastritis dan mengidentifikasi potensi interaksi obat gastritis,
baik antar obat gastritis maupun obat gastritis dengan obat lainnya di Instalasi
Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian non
eksperimental dengan jenis penelitian deskriptif evaluatif menggunakan data
rekam medis yang bersifat retrospektif. Subyek penelitan yang digunakan pada
penelitian ini adalah seluruh populasi pasien gastritis kelompok dewasa yang
menjalani rawat inap di RSUD Kota Yogyakarta periode tahun 2016-2017 yang
memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 12 kasus
(28,57%) ketidaktepatan regimen dosis, terbagi dalam 8 kasus (19,05%) dosis
kurang atau underdose dan 4 kasus (9,52%) dosis lebih atau overdose. Hasil
identifikasi potensi interaksi obat menunjukkan terdapat 2 kasus (4,76%) interaksi
secara farmakokinetik.

Kata kunci: gastritis, regimen dosis, dan interaksi obat.

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
One of the gastrointestinal diseases that can damage gastric integrity is
gastritis. Gastritis is inflammation that occurs in the gastric mucosa. The most
common cause is a balance disorder between aggressive factors and a defense
mechanism to maintain mucosal integrity which can cause an inflammatory
response to the mucous mucosa. Gastritis is usually characterized by symptoms
such as nausea, vomiting, pain in the pit of the stomach, bloating, feeling tight,
decreased appetite, dizziness, always belching, and in more severe conditions can
cause vomiting of blood. Based on Indonesia’s health profile in 2011, gastritis is
one of the 10 most common diseases in hospitalized patients in Indonesia with
30,154 cases (4.9%).
This study was conducted to determine the accuracy of the dosage regimen
in the use of gastritis drugs and identify potential interactions of gastritis drugs,
both between gastritis drugs and gastritis drugs with other drugs in the Inpatient
Installation of RSUD Kota Yogyakarta. This study is a non-experimental study
with a type of evaluative descriptive research using medical record data that is
retrospective. The research subjects used in this study were the entire population
of gastritis patients in the adult group who were hospitalized in the RSUD Kota
Yogyakarta during 2016-2017 that met the inclusion criteria. The results showed
that there were 12 cases (28.57%) inaccuracy in the dosage regimen, divided into
8 cases (19.05%) underdoses and 4 cases (9.52%) overdoses. The results of
identification of potential drug interactions showed that there were 2 cases
(4.76%) of pharmacokinetic interactions.

Keywords: gastritis, dosage regimen, and drug interaction.

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENDAHULUAN
Lambung dinyatakan sehat apabila terdapat keseimbangan antara faktor
pelindung mukosa dan faktor perusak integritas mukosa lambung. Asam lambung
dalam jumlah sedikit disekresikan oleh sel parietal dalam keadaan basal, namun
dapat meningkat ketika ada rangsangan fisis (makanan) dan rangsangan
psikologis (stress) (Valle, 2015). Salah satu penyakit saluran cerna yang dapat
merusak integritas lambung yaitu gastritis. Gastritis merupakan peradangan yang
terjadi pada mukosa lambung. Penyebab utama yang paling sering terjadi yaitu
adanya gangguan keseimbangan antara faktor agresif dan mekanisme pertahanan
untuk menjaga integritas mukosa yang dapat menimbulkan respon peradangan
pada mukosa lambung (Muttaqin dan Sari, 2011; Sukarmin, 2012).
Biasanya gastritis terjadi pada orang-orang yang mempunyai pola makan
tidak teratur serta mengkonsumsi makanan dan minuman yang merangsang
produksi asam lambung seperti mengkonsumsi makanan pedas, alkohol, kopi,
merokok, dan penggunaan OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid) dalam
jangka panjang. Beberapa infeksi mikroorganisme juga dapat menyebabkan
terjadinya gastritis, misalnya infeksi bakteri H. pylori. Gejala-gejala penyakit
yang ditimbulkan yaitu mual, muntah, nyeri di daerah ulu hati, kembung, terasa
sesak, nafsu makan menurun, pusing, sering bersendawa, dan pada kondisi yang
lebih parah dapat menyebabkan muntah darah (Novitasary, dkk., 2017; Suratun
dan Lusianah, 2010).
Menurut WHO tahun 2012, angka kejadian gastritis di Inggris yaitu 22%,
China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29,5%. Di Indonesia,
prevalensi gastritis cukup tinggi yaitu 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa
penduduk (Gustin, 2012). Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2011,
gastritis merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada pasien
rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%)
(Depkes, 2012).
Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan standar dan tujuan terapi dapat
menyebabkan kerugian bagi pasien. Kegagalan terapi dapat disebabkan oleh
ketidaktepatan regimen dosis maupun adanya interaksi antar obat yang digunakan

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pasien dengan lebih dari satu pengobatan. Suatu studi di rumah sakit menemukan
bahwa sebesar 7% interaksi obat pada pasien yang memakai 6 hingga 10 obat dan
40% pada pasien yang mengonsumsi 16 hingga 20 obat. Angka ini menunjukkan
peningkatan yang tidak proporsional (Baxter, 2010a).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pasien gangguan saluran
pencernaan, terdapat 19 kasus (55,88%) yang teridentifikasi kemungkinan
mengalami interaksi obat dan 17 kasus (50%) ketidaktepatan regimen dosis di
Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012 (Pang, 2013). Penelitian
lain yang dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2016, dari 157 pasien gastritis
dan dispepsia ditemukan 80 pasien (52,98 %) mengalami interaksi obat. Dari
seluruh kejadian interaksi, ditemukan tingkat keparahan interaksi 22,02% minor,
74,31% moderate, dan 3,67% mayor. Obat yang paling banyak berinteraksi yaitu
antasida dan ondansetron 19,74% (Farikhah, 2017).
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik melakukan penelitian ini.
Tujuan penelitian ini yaitu mengevaluasi penggunaan obat gastritis pada pasien
dewasa di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta periode tahun 2016-2017
yang ditinjau dari aspek tepat regimen dosis dan mengidentifikasi potensi
interaksi obat agar tujuan terapi dapat tercapai dan tingkat kekambuhan penyakit
serta efek samping yang tidak diinginkan dapat berkurang. Pertimbangan penulis
dalam memilih RSUD Kota Yogyakarta karena penelitian tentang evaluasi
penggunaan obat gastritis pada pasien dewasa belum pernah dilakukan di rumah
sakit ini.
METODE PENELITIAN
Desain dan Subjek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental, dimana subyek
penelitian tidak diberikan suatu intervensi tertentu. Metode analisis data yang
digunakan yaitu secara deskriptif evaluatif dengan data retrospektif. Data berupa
rekam medis pasien gastritis kelompok dewasa yang menjalani rawat inap di
RSUD Kota Yogyakarta periode tahun 2016-2017, yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien pria
maupun wanita dewasa usia 18 – 65 tahun dengan diagnosa utama gastritis (Kode

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ICD 10: K29.7) dan menjalani rawat inap pada periode bulan Januari 2016-
Desember 2017. Adapun kriteria eksklusinya yaitu pasien dengan data rekam
medis yang hilang dan tidak lengkap, pasien rawat inap selama <1 hari, ibu hamil
dan menyusui, serta pasien dengan komplikasi penyakit yang memerlukan
penyesuaian dosis seperti gangguan ginjal dan hepar.

Jumlah pasien Rekam medis Jumlah rekam


gastritis yang ditemukan medis yang
kelompok sebanyak 51 data dapat
dewasa di digunakan
Instalasi Rawat dalam
Inap periode Eksklusi = 31 penelitian
Januari 2016- sebanyak 20
Desember 2017 *3 pasien rawat inap <1 hari data dengan 42
sebanyak 56 *3 pasien komplikasi gagal
peresepan obat
orang ginjal
*25 pasien gastritis diagnosa
sekunder

Gambar 1. Bagan Populasi Penelitian Pasien Gastritis Dewasa di Instalasi


Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta Periode Tahun 2016-2017

Pengambilan Data
Data yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh populasi pasien
gastritis dewasa yang menjalani rawat inap di RSUD Kota Yogyakarta periode
tahun 2016-2017 dimana data tersebut sudah memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi. Data yang diambil terdiri dari inisial pasien, nomor rekam medis, umur,
berat badan, jenis kelamin, tanggal masuk dan keluar rumah sakit, keadaan pasien
saat keluar, anamnesa, diagnosa utama dan sekunder, hasil pemeriksaan
penunjang, hasil pemeriksaan fisik (tanda vital), dan catatan penggunaan obat.
Penelitian ini telah mendapatkan izin dari Pemerintah Kota Yogyakarta dengan
nomor surat 070/2427-5940/34, kemudian dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana dengan nomor surat
770/C.16/FK/2018 dan pihak RSUD Kota Yogyakarta dengan nomor surat
070/0266.

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Analisis Data
Data dalam penelitian dianalisis secara deskriptif menjadi dua bagian, yaitu
persentase berdasarkan jenis obat gastritis yang digunakan pasien dan jenis
interaksi yang mungkin terjadi, serta evaluasi ketepatan regimen dosis dan tingkat
keparahan dari interaksi yang mungkin terjadi. Persentase golongan obat gastritis
yang digunakan pasien dan jenis interaksi yang mungkin terjadi dapat dihitung
dengan cara jumlah kasus dibagi jumlah seluruh kasus yang kemudian dikali
100%. Selanjutnya, dilakukan analisis ketepatan regimen dosis berdasarkan
standar yang digunakan RSUD Kota Yogyakarta yaitu Panduan Praktik Klinis
Penyakit Dalam Tahun 2015 yang mengacu pada Panduan Praktik Klinis Tahun
2015. Jika informasi yang dibutuhkan tidak terdapat di dalam acuan di atas, maka
ditambahkan informasi dari Drug Information Handbook 20th Edition dan MIMS
Petunjuk Konsultasi Edisi 14 sebagai acuan pelengkap. Evaluasi potensi interaksi
antar obat akan dilakukan berdasarkan Stockley’s Drug Interaction 9th Edition dan
Medscape. Hasil analisis data akan disajikan dalam bentuk persentase dalam tabel
serta dilengkapi rekomendasi dari pihak peneliti secara narasi. Penelitian ini juga
melakukan penelusuran informasi yaitu wawancara dengan apoteker untuk
mengetahui faktor pemilihan dosis obat dan untuk membantu dalam
mengidentifikasi potensi interaksi antar obat dengan mengetahui apakah obat-
obatan tersebut digunakan secara bersamaan atau tidak.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini menggunakan 20 rekam medis dengan 42 peresepan obat pada
pasien gastritis dewasa di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta periode
2016-2017. Fokus evaluasi dalam penelitian ini adalah ketepatan regimen dosis
obat gastritis yang digunakan atau dikonsumsi oleh pasien (golongan antasida,
antagonis reseptor H2 (H2RA), penghambat pompa proton (PPI), dan sitoprotektif
(mucosal protectant)) dan identifikasi potensi interaksi obat, baik antar obat
gastritis maupun obat gastritis dengan obat lainnya. Peneliti menilai interaksi obat
yang terjadi berdasarkan pustaka. Untuk memastikan ada tidaknya interaksi obat,

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memerlukan pemeriksaan kadar obat dalam tubuh pasien yang tidak dilakukan
oleh peneliti sehingga kajian yang digunakan adalah potensi interaksi obat.
Golongan obat yang digunakan pada pasien gastritis dewasa di Instalasi
Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta periode 2016-2017 yaitu antasida
(Dexanta®); antagonis reseptor H2 (Ranitidine); penghambat pompa proton yaitu
Esomeprazole (Esola® dan Nexium®) dan Pantoprazole (Pranza® dan Topazol®);
serta agen sitoprotektif yaitu Rebamipide (Sysmuco®) dan Sucralfate (Inpepsa®,
Ulsicral®, Neciblok® dan Nucral®) yang tersaji pada tabel I.

Tabel I. Persentase Jenis Obat yang Digunakan Pasien Gastritis Dewasa di


Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta Periode Tahun 2016-2017

Nama Obat Jumlah Persentase


Antasida
Dexanta® (AlOH,
1 2,38%
MgOH, simethicone)

Antagonis reseptor H2

Ranitidine 6 14,29%
Penghambat pompa proton
®
Esola (esomeprazole) 2 4,76%
®
Nexium (esomeprazole) 3 7,14%
Pantoprazole 1 2,38%
®
Pranza (pantoprazole) 5 11,91%
®
Topazol (pantoprazole) 4 9,52%
Sitoprotektif
Rebamipide 1 2,38%
®
Sysmuco (rebamipide) 1 2,38%
Sucralfate 9 21,43%
®
Inpepsa (sucralfate) 5 11,91%
®
Ulsicral (sucralfate) 1 2,38%
®
Neciblok (sucralfate) 2 4,76%
®
Nucral (sucralfate) 1 2,38%
Total 42 100%

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel II. Hasil Evaluasi Ketepatan Regimen Dosis pada Pengobatan Pasien
Gastritis Dewasa di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta Periode Tahun
2016-2017 Berdasarkan Panduan Praktik Klinis Tahun 2015 dan Drug
Information Handbook 20th Edition

Nama Obat DK DT DL Total Keterangan


Dosis : 2X5 mL/hari
Dosis lazim : 3X5-10
Dexanta® (AlOH, MgOH,
1 - - 1 mL/hari (Ikatan
simethicone)
Dokter Indonesia,
2015)
Dosis : 50 mg/12 jam
Dosis lazim : 50 mg/6-
Ranitidine 6 - - 6
8 jam (Lacy et al.,
2011)
Esola® (esomeprazole) - 2 - 2
Dosis : 40 mg/12 jam
Dosis lazim : 20-40
Nexium® (esomeprazole) - 1 2 3
mg/hari (Lacy et al.,
2011)
Pantoprazole - 1 - 1
Dosis : 40 mg/12 jam
® Dosis lazim : 40
Pranza (pantoprazole) - 4 1 5
mg/hari (Lacy et al.,
2011)
Dosis : 40 mg/12 jam
Dosis lazim : 40
Topazol® (pantoprazole) - 3 1 4
mg/hari (Lacy et al.,
2011)
Rebamipide - 1 - 1
Sysmuco® (rebamipide) - 1 - 1
Sucralfate - 9 - 9
Inpepsa® (sucralfate) - 5 - 5
Ulsicral® (sucralfate) - 1 - 1
Dosis : 2X5 mL/hari
Dosis lazim : 2X10
mL/hari sebagai
Neciblok® (sucralfate) 1 1 - 2 profilaksis duodenal
ulcer; maksimal 4X10
mL/hari (Lacy et al.,
2011)
Nucral® (sucralfate) - 1 - 1
Jumlah 8 30 4 42
19,05 71,43 9,52
Persentase 100%
% % %
Keterangan :
DK : Dosis kurang; DT : Dosis tepat; DL : Dosis lebih

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Evaluasi ketepatan regimen dosis pada pasien gastritis dewasa di Instalasi


Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta periode 2016-2017 adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 8 peresepan obat gastritis (19,05%)
dimana dosis terlalu rendah atau dosis kurang, yaitu penggunaan Dexanta®
(AlOH, MgOH, simethicone), Ranitidine, dan Neciblok® (sucralfate) :
1.1 Penggunaan Dexanta® pada kasus 11 (Lampiran 5) yaitu 2X5 mL/hari.
Dexanta® berisi Aluminium Hidroksida (AlOH), Magnesium Hidroksida
(MgOH), dan Simethicone sehingga obat ini digolongkan sebagai antasida
(MIMS, 2014). Antasida adalah basa lemah yang bereaksi dengan asam
lambung untuk membentuk garam dan air sehingga mengurangi keasaman
lambung. Enzim pepsin tidak aktif pada pH >4, maka penggunaan antasida
dapat mengurangi aktivitas pepsin sehingga menurunkan keasaman
lambung (Finkel et al., 2009). Menurut Panduan Praktik Klinis Tahun
2015, penggunaan antasida pada terapi gastritis yang dianjurkan untuk
pasien dewasa yaitu 3X5-10 mL/hari (Ikatan Dokter Indonesia, 2015).
Pada kasus ini, pasien diberikan Dexanta® pada hari ketiga dan keempat
rawat inap disela-sela penggunaan Sucralfate (Sucralfate dihentikan saat
Dexanta® digunakan) kemudian dilanjutkan penggunaan Sucralfate satu
kali sebelum pasien pulang. Pasien diberikan Sucralfate selama 4 hari
yaitu dari awal rawat inap sampai pasien pulang. Menurut apoteker, pasien
mengeluhkan rasa mual dan tidak nyaman di perut setelah mengkonsumsi
Sucralfate. Atas pertimbangan kenyamanan pasien, dokter memutuskan
untuk mengganti sementara obat Sucralfate menjadi Dexanta®, namun
dokter memutuskan untuk melanjutkan kembali Sucralfate karena lebih
efektif untuk melapisi lambung sehingga membantu pemulihan pasien.
Rekomendasi dari peneliti yaitu frekuensi pemberian Dexanta® dinaikkan
menjadi 3X5 mL/hari. Jika diperlukan, dapat dinaikkan dosisnya menjadi
3X10 mL/hari sesuai kondisi klinis pasien tersebut.
1.2 Penggunaan Ranitidine dengan dosis terlalu rendah sebanyak 6 peresepan
yaitu pada kasus 2 (Lampiran 6), 3, 12, 14, 16, dan 19. Ranitidine bekerja
secara selektif di reseptor H2 pada sel parietal lambung sebagai

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penghambat sekresi asam lambung yang diinduksi oleh histamin atau


gastrin (Finkel et al., 2009). Pada semua kasus digunakan injeksi
Ranitidine dengan dosis 50 mg/12 jam secara intravena. Menurut Drug
Information Handbook 20th Edition, dosis Ranitidine untuk pasien dewasa
yaitu 50 mg/6-8 jam dengan dosis maksimal tidak lebih dari 400 mg/ hari
secara intravena maupun intramuskular (Lacy et al., 2011). Menurut
apoteker, dosis Ranitidine yang digunakan di RSUD Kota Yogyakarta
biasanya 50 mg/12 jam, namun dapat dinaikkan frekuensi pemberiannya
sesuai kondisi klinis pasien. Durasi obat Ranitidine secara intravena
maupun intramuskular yaitu 4-5 jam dengan waktu paruh eliminasi 2-2.5
jam (Medsacpe, 2019). Dilihat dari durasi obat yang cukup singkat, maka
seharusnya pemberian dosis Ranitidine untuk pasien dapat dimulai dari 50
mg/8 jam sehingga peneliti merekomendasikan penambahan frekuensi
pemberian menjadi 50 mg/8 jam. Apabila diperlukan, frekuensi pemberian
dapat dinaikkan menjadi 50 mg/6 jam sesuai kondisi klinis masing-masing
pasien.
1.3 Penggunaan Neciblok® pada kasus 9 (Lampiran 7) yaitu 2X5 mL/hari.
Neciblok® berisi Sucralfate dengan penggunaan dosis dewasa yaitu 4X10
mL/ hari (MIMS, 2014). Dosis Sucralfate yang dianjurkan Drug
Information Handbook 20th Edition yaitu 4X10 mL/hari, namun dapat
digunakan dosis 2X10 mL/hari untuk profilaksis duodenal ulcer (Lacy et
al., 2011). Sucralfate membentuk gel kompleks dengan sel epitel untuk
melapisi mukosa lambung sehingga mencegah degradasi mukosa oleh
pepsin dan difusi asam klorida. Sucralfate juga merangsang pelepasan
prostaglandin serta mukus dan bikarbonat (Finkel et al., 2009).
Menurut apoteker, dosis Sucralfate yang dianjurkan di RSUD Kota
Yogyakarta yaitu 3X5-10 mL/hari, namun frekuensi pemberian dapat
dinaikkan hingga 4X10 mL/hari sesuai kondisi klinis masing-masing
pasien. Peneliti merekomendasikan penambahan frekuensi pemberian dari
2X5 mL/ hari menjadi 3X5 mL/hari. Apabila diperlukan, frekuensi
pemberian dapat ditambah hingga dosis maksimal 4X10 mL/hari.

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Terdapat 4 peresepan obat gastritis (9,52%) dimana dosis terlalu tinggi atau
dosis lebih, yaitu penggunaan Nexium® (esomeprazole), Pranza®
(pantoprazole), dan Topazol® (pantoprazole) :
2.1 Penggunaan Nexium® dengan dosis terlalu tinggi yaitu pada kasus 17
(Lampiran 8) dan 18 dimana pasien diberikan dosis 40 mg/12 jam.
Nexium® berisi Esomeprazole dengan penggunaan dosis dewasa yaitu 20-
40 mg/hari (MIMS, 2014). Penggunaan yang dianjurkan untuk pasien
dewasa yaitu 20 sampai 40 mg/hari selama kurang dari 10 hari dengan
anjuran penggantian terapi ke oral bila pasien sudah memungkinkan untuk
mengkonsumsi obat secara oral (Lacy et al., 2011). Molekul dari
penghambat pompa protein berikatan kovalen dengan sistem enzim K+H+-
ATPase (pompa proton) secara ireversibel sehingga menghambat ion K+
masuk ke dalam sel parietal yang dapat mengaktifkan protein kinase untuk
menghasilkan energi yang digunakan dalam mengeluarkan ion H+ dari sel
parietal ke dalam lumen lambung (Finkel et al., 2009; Fohl and Regal,
2011). Kebanyakan penghambat pompa proton memiliki waktu paruh
eliminasi yang singkat yaitu sekitar 30-90 menit sehingga obat secara
cepat dapat tereliminasi dari sirkulasi sistemik, namun durasi hambatannya
terhadap asam dapat bertahan hingga 24 jam karena terjadi inaktivasi
pompa secara ireversibel. Oleh sebab itu, obat ini cukup diberikan satu kali
sehari. Karena tidak semua pompa diinaktifkan pada dosis pertama terapi,
maka dibutuhkan 3-5 hari terapi untuk mencapai hambatan asam
maksimal. Frekuensi pemberian yang lebih sering, misalnya dua kali
sehari, pada beberapa hari awal terapi akan mempercepat pencapaian
hambatan asam maksimal (Fohl and Regal, 2011; McQuaid, 2009).
Menurut apoteker, dokter memberikan dosis Nexium® hingga 40 mg/12
jam karena kondisi klinis pasien yang mengeluhkan nyeri perut dan pasien
memiliki riwayat gastritis, sehingga untuk mempercepat efek hambatan
asam, dokter menaikkan frekuensi pemberian. Rekomendasi peneliti
adalah mengurangi frekuensi pemberian menjadi satu kali sehingga
menjadi 40 mg/hari karena durasi obat dapat bertahan hingga 24 jam,

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

namun apabila diperlukan dapat dilakukan penambahan frekuensi


pemberian sesuai kondisi klinis masing-masing pasien.
2.2 Penggunaan Pranza® pada kasus 9 (Lampiran 7) dan Topazol® pada kasus
15 (Lampiran 9) yaitu 40 mg/12 jam. Pranza® dan Topazol® berisi
Pantoprazole dengan penggunaan dosis dewasa yang dianjurkan yaitu 40
mg/hari (MIMS, 2014). Menurut Drug Information Handbook 20th
Edition, penggunaan yang dianjurkan untuk pasien dewasa yaitu 40
mg/hari (Lacy et al., 2011). Pada kasus 9, apoteker berpendapat bahwa
penambahan frekuensi pemberian dosis Pranza® dikarenakan nyeri ulu hati
selama 2 bulan yang dialami pasien sehingga untuk mempercepat efek
obat, dokter menaikkan frekuensi pemberian obat tersebut. Pada kasus 15,
apoteker berpendapat bahwa penambahan frekuensi pemberian dosis
Topazol® dikarenakan pasien mengeluhkan nyeri perut bagian bawah dan
BAB hingga 3-4 kali dalam sehari, diikuti dengan hasil pemeriksaan USG
yaitu dinding lambung tampak ireguler dan tes urinalisa ditemukan adanya
epithel (6-10 L/P). Hal ini menandakan kemungkinan pasien mengalami
gastritis dengan erosif yang cukup parah. Peneliti merekomendasikan
untuk penurunan dosis menjadi 40 mg/hari dengan mengurangi frekuensi
pemberian injeksi Pranza® dan Topazol® menjadi satu kali karena durasi
obat dapat bertahan hingga 24 jam, namun apabila diperlukan dapat
dilakukan penambahan frekuensi pemberian hingga 40 mg/12 jam untuk
mempercepat pencapaian hambatan asam maksimal.
Hasil identifikasi potensi terjadinya interaksi obat pada pasien gastritis
dewasa di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta periode 2016-2017 yaitu
sebanyak 2 kasus (4,76%). Potensi interaksi terjadi pada penggunaan
Esomeprazole dan Chlordiazepoxide pada kasus 17 dan 18. Esomeprazole
(komposisi dari Nexium®) dan Chlordiazepoxide yang merupakan salah satu
komposisi dari Braxidin® mengalami interaksi minor yaitu Esomeprazole akan
menurunkan metabolisme dari Chlordiazepoxide sehingga efek Chlordiazepoxide
meningkat (Medscape, 2019). Chlordiazepoxide merupakan golongan
benzodiazepine yang digunakan sebagai antispasmodik untuk mengatasi gejala

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

nyeri terkait gastritis yang dialami pasien. Chlordiazepoxide dimetabolisme oleh


enzim CYP2C19. Secara teoritis, Esomeprazole dapat menghambat enzim
CYP2C19 sehingga menyebabkan penurunan metabolisme Chlordiazepoxide
(Baxter, 2010b). Potensi interaksi yang terjadi termasuk dalam interaksi secara
farmakokinetik, namun peneliti tidak merekomendasikan penggantian terapi
dikarenakan tingkat keparahan dikategorikan minor. Tidak semua interaksi obat
dapat terjadi pada semua individu. Dalam penelitian ini, tidak dilakukan
pemeriksaan kadar obat dalam darah pasien karena penelitian ini bersifat
retrospektif, sehingga kajian yang digunakan dalam penelitian yaitu potensi
interaksi.
Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu jumlah data yang
didapatkan oleh peneliti sedikit (<30 data) sehingga digunakan semua populasi
pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta wawancara untuk
penggalian informasi hanya dilakukan dengan apoteker sehingga alasan dokter
penulis resep dalam menentukan terapi untuk pasien tidak diketahui.
KESIMPULAN
Hasil penelitian mengenai evaluasi dosis dan interaksi obat gastritis pada
pasien dewasa di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta periode tahun
2016-2017 berdasarkan Panduan Praktik Klinis Tahun 2015 dan Drug
Information Handbook 20th Edition, terdapat 12 kasus (28,57%) ketidaktepatan
regimen dosis, terbagi dalam 8 kasus (19,05%) dosis kurang atau underdose dan 4
kasus (9,52%) dosis lebih atau overdose. Hasil identifikasi potensi interaksi obat
menunjukkan terdapat 2 kasus (4,76%) interaksi secara farmakokinetik.
SARAN
Saran dari penelitian ini untuk penelitian selanjutnya yaitu perlu adanya
wawancara yang terstruktur dan mendalam dengan dokter dan apoteker terkait
penentuan terapi yang diberikan. Perlunya penyimpanan data rekam medis secara
terstruktur untuk menghindari kehilangan data. Selain itu, diperlukan penulisan
data dalam rekam medis secara jelas sehingga mempermudah dilakukannya
pembacaan untuk kepentingan penelitian atau evaluasi.

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Baxter, K., 2010a. General Considerations and An Outline Survey of Some Basic
Interaction Mechanisms. In: Karen Baxter, ed. Stockley’s Drug Interaction
9th Edition. Great Britain: Pharmaceutical Press, 1-11.

Baxter, K., 2010b. Gastrointestinal Drug. In: Karen Baxter, ed. Stockley’s Drug
Interaction 9th Edition. Great Britain: Pharmaceutical Press, 1142-1164.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2012. Profil Kesehatan Republik


Indonesia Tahun 2011. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
(Online), www.depkes.go.id diakses pada 20 Februari 2019.

Farikhah, H.N., 2017. Evaluasi Interaksi Obat Potensial pada Pasien Gastritis dan
Dispepsia di Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Tahun 2016. Naskah
Publikasi. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 17.

Finkel, R., Cubeddu, L.X., Clark, M.A., Harvey, R.A., and Champe, P.C., 2009.
Lippincott’s Illustrated Reviews Pharmacology 4th Edition, Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.

Fohl, A.L., and Regal, R.E., 2011. Proton pump inhibitor-associated pneumonia:
not a breath of fresh air after all. World Journal of Gastrointestinal
Pharmacology and Therapeutics, 2(3): 17-26.

Gustin, R.K., 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gastritis


pada Pasien yang Berobat Jalan di Puskesmas Gulai Bancah Kota
Bukittinggi Tahun 2011. Artikel Penelitian. Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas.

Ikatan Dokter Indonesia, 2015. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: Pengurus Besar Ikatan Dokter
Indonesia.

Lacy, C.F., Armstrong, L.L., Goldman, M.P., and Lance, L., 2011. Drug
Information Handbook 20th Edition. New York: Lexicomp.

McQuaid, K.R., 2009. Drug Used in The Treatment of Gastrointestinal Disease.


In: B.G. Katzung,S.B. Masters, A.J. Trevor, eds. Basic and Clinical
Pharmacology 11th Edition. New York: McGraw-Hill, 1071-1075.

Medscape, 2019. Drugs and Diseases Esomeprazole Interactions. (Online).


https://reference.medscape.com/drug/nexium-nexium-24hr-
esomeprazole-341998#3 accessed 15 Maret 2019.

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Medscape, 2019. Drugs and Diseases Ranitidine Pharmacology. (Online).


https://reference.medscape.com/drug/zantac-ranitidine-342003#10
accessed 09 April 2019.

MIMS, 2014. MIMS Petunjuk Konsultasi Edisi 14. Jakarta: PT Bhuana Ilmu
Populer.

Muttaqin, A., dan Sari, K., 2011. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba medika.

Novitasary, A., Sabilu, Y., dan Ismail, C.S., 2017. Faktor determinan gastritis
klinis pada mahasiswa di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Halu Oleo tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat,
2 (6), 1-11.

Pang, M.R.Q., 2013. Penatalaksanaan Gangguan Saluran Pencernaan di Rumah


Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juli 2012 Kajian : Dosis Obat Dan
Kemungkinan Interaksi Obat. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma, 58.

Staf Medis Penyakit Dalam, 2015. Panduan Praktik Klinis Penyakit Dalam Tahun
2015. Yogyakarta: RSUD Kota Yogyakarta.

Sukarmin, 2012. Keperawatan Pada Sistem Pencernaan. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Suratun dan Lusianah, 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem


Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media.

Valle, J.D., 2015. Peptic Ulcer and Related Disease. In: D.L. Kasper, S.L. Hauser,
and A.S. Fauci, eds. Harrison’s Principles of Internal Medicine 19th
Edition. United States: McGraw-Hill, 1911-1932.

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1. Ethical Clearance

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian dari RSUD Kota Yogyakarta

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari Dinas Perizinan dan Penanaman Modal

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4. Definisi Operasional

1. Subyek dalam penelitian ini adalah pasien gastritis kelompok pria dan
wanita dewasa usia 18-65 tahun di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota
Yogyakarta periode tahun 2016-2017 dengan kode ICD 10: K29.7 yang
memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi.
2. Data penelitian diperoleh dari rekam medis pasien yang didapatkan dari
bagian rekam medis RSUD Kota Yogyakarta dengan mencantumkan
catatan pengobatan dan perawatan pasien yang memuat data karakteristik
pasien meliputi inisial pasien, nomor rekam medis, umur, berat badan,
jenis kelamin, tanggal masuk dan keluar rumah sakit, keadaan pasien saat
keluar, anamnesa, diagnosa utama dan sekunder, hasil pemeriksaan
penunjang, hasil pemeriksaan fisik (tanda vital), dan catatan penggunaan
obat.
3. Evaluasi ketepatan regimen dosis pada penelitian ini didasarkan menurut
panduan yang digunakan RSUD Kota Yogyakarta yaitu Panduan Praktik
Klinis Penyakit Dalam Tahun 2015 yang diadaptasi dari Panduan Praktik
Klinis Tahun 2015, Drug Information Handbook 20th Edition, dan MIMS
Petunjuk Konsultasi Edisi 14. Karakteristik peresepan obat meliputi
nama obat, dosis, rute pemberian, dan lama pemberian obat.
4. Evaluasi potensi interaksi obat dilakukan dengan melihat interaksi antar
obat gastritis maupun obat gastritis dengan obat lainnya yang diterima
pasien selama menjalani terapi, baik secara farmakokinetik maupun
farmakodinamik. Evaluasi ini didasarkan menurut Stockley’s Drug
Interaction 9th Edition dan Medscape.

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5. Kasus 11

LEMBAR PENGAMBILAN DATA REKAM MEDIS

Nomor RM : 678315
Tanggal Masuk : 22-04-2016
Tanggal Pulang : 26-04-2016

Nama W

Jenis Kelamin Pria


Umur / BB
57 Tahun / 51 kg

Status Pulang Sembuh

Keluhan : kembung, dan nyeri perut sudah 3 bulan


Riwayat alergi : tidak ada
Anamnesa Riwayat operasi : tidak ada
Riwayat penyakit : tidak ada
Riwayat pengobatan : tidak ada

Diagnosa Utama Kolik abdomen ec gastritis (K29.7)

Diagnosa Sekunder Type 2 diabetes mellitus without complications (E11.9); Bradycardia (R00.1)

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAB = GDS 259 mg/dL (N= 70-140 mg/dL); GDP 199 mg/dL (N= 70-116 mg/dL); G2PP 222 mg/dL (N= 85-140
Hasil Pemeriksaan
mg/dL)
Penunjang
USG = Gastritis
TD = 110/80 mmHg
N = 88x/menit
Tanda Vital
RR = 18x/menit
Suhu = 36,7○C

Pengobatan

Dosis Waktu Pemberian


Nama
Pemberi Rute
Obat
an 22/4 23/4 24/4 25/4 26/4

NaCl 0,9% 16 tpm IV V V V V V V V V V V V V


®
Topazol
40 mg
(panto- IV V V V V
/hari
prazole)
Inpepsa®
(sucral- 3X5 mL PO V V V V V V V V V
fate)
30 mg
Ketorolac IV V V V V V V V V V V
/8 jam
Glime-
1X1 PO V V V
piride

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Actos®
(piogli- 1X1 PO V V V
tazone)
Scopa-
min®
(hyoscine
n-
3X10 mg PO V V V V V V V V V
butylbro
mide,
paraceta
mol)
Dexanta®
(AlOH,
MgOH, 2X5 mL PO V V
sime-
thicone)
Informasi Tambahan
Tidak ada
Ketepatan Dosis
Dosis Topazol® (pantoprazole) sudah sesuai yaitu 40 mg/hari (MIMS, 2014).
Dosis Inpepsa® (sucralfate) sudah sesuai yaitu dalam rentang 2X10 mL/hari sebagai profilaksis duodenal ulcer dengan dosis maksimal 4X10 mL/hari
(Lacy, et al., 2011).
Dosis Dexanta® (AlOH, MgOH, simethicone) masih kurang.
Interaksi Obat
Tidak ada
Rekomendasi
Dosis Dexanta® (AlOH, MgOH, simethicone) dinaikkan menjadi 3X5-10 mL (Ikatan Dokter Indonesia, 2015).

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6. Kasus 2

LEMBAR PENGAMBILAN DATA REKAM MEDIS

Nomor RM : 535601
Tanggal Masuk : 12-01-2017
Tanggal Pulang : 16-01-2017

Nama N

Jenis Kelamin Wanita


Umur / BB
64 Tahun / 46 kg

Status Pulang Sembuh

Keluhan : mual muntah dan pusing sudah ±2 hari, tidak mau makan sejak ±1 minggu, nyeri lutut ±1 tahun
Riwayat alergi : tidak ada
Anamnesa Riwayat operasi : tidak ada
Riwayat penyakit : Hipertensi, Diabetes Mellitus tipe 2
Riwayat pengobatan : tidak ada informasi

Diagnosa Utama Gastritis (K29.7)

Diagnosa Sekunder Type 2 diabetes mellitus with other specified complications (E11.6); Hypertensive heart disease without heart failure

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(I11.9); Osteoarthritis of knee (M17.9)

Hasil Pemeriksaan USG = Gastritis


Penunjang LAB = GDS 369 mg/dL (N= 70-140 mg/dL); kreatinin 1,5 mg/dL (N= <0.9mg/dL)
TD = 150/80 mmHg
N = 88x/menit
Tanda Vital
RR = 20x/menit
Suhu = 36.3○C

Pengobatan

Dosis Waktu Pemberian


Nama
Pemberi Rute
Obat
an 12/01 13/01 14/01 15/01 16/01
NaCl
0,9% 12 tpm IV V V V V V V V V V V V V
mikro
Raniti- 50 mg
IV V V V V V V V V
dine /12 jam
Ondan- 4 mg
IV V V V V V V V V V V
setron /hari
Inpep-
sa® 3X5 mL PO V V V V V V V V V V V
(sucral-

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

fate)

Leve-
mir® 10 IU SC V V V V
(insulin)
Informasi Tambahan
Pemberian Ondansetron pada tanggal 12/01 pada pkl. 16.00 dan pkl. 24.00.
Pemberian Levemir® (insulin) setiap pkl. 22.00.
Ketepatan Dosis
Dosis Ranitidine masih kurang.
Dosis Inpepsa® (sucralfate) sudah sesuai yaitu dalam rentang 2X10 mL/hari sebagai profilaksis duodenal ulcer dengan dosis maksimal 4X10 mL/hari
(Lacy, et al., 2011).
Interaksi Obat
Tidak ada interaksi antar obat.
Rekomendasi
Dosis Ranitidine dinaikkan menjadi 50 mg/6-8 jam (Lacy, 2011).

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7. Kasus 9

LEMBAR PENGAMBILAN DATA REKAM MEDIS

Nomor RM : 609228
Tanggal Masuk : 13-07-2016
Tanggal Pulang : 16-07-2016

Nama S

Jenis Kelamin Pria


Umur / BB
28 Tahun / 40 kg

Status Pulang Sembuh

Keluhan : nyeri ulu hati ±2 bulan (hilang timbul) (skala nyeri 3), pusing, dan mual
Riwayat alergi : tidak ada
Anamnesa Riwayat operasi : tidak ada
Riwayat penyakit : tidak ada
Riwayat pengobatan : tidak ada

Diagnosa Utama Gastritis (K29.7)

Diagnosa Sekunder Anxiety disorder (F41.1); Acute tonsillitis due to other specified organisms (J03.8)

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil Pemeriksaan USG = Susp. gastritis; massa ren sinistra susp. hemangioma
Penunjang

TD = 120/80 mmHg
N = 88x/menit
Tanda Vital
RR = 20x/menit
Suhu = 36,3○C

Pengobatan

Dosis Waktu Pemberian


Nama
Pemberi Rute
Obat
an 13/7 14/7 15/7 16/7

RL 20 tpm IV V V V V V V V V V
®
Pranza
40 mg
(panto- IV V V V V V V V
/12 jam
prazole)
4 mg
Ondan-
/12 jam IV V V V V V
setron
k/p
Neci-
blok®
2X5 mL PO V V V V V V
(sucral-
fate)

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Diaze- 5 mg
PO V V V V
pam /12 jam
Informasi Tambahan
Tidak ada
Ketepatan Dosis
Dosis Pranza® (pantoprazole) berlebih.
Dosis Neciblok® (sucralfate) masih kurang.
Interaksi Obat
Tidak ada interaksi antar obat.

Rekomendasi
Dosis Pranza® (pantoprazole) diturunkan menjadi 40 mg/hari (MIMS, 2014).
Dosis Neciblok® (sucralfate) dinaikkan menjadi dalam rentang 2X10 mL/hari untuk profilaksis duodenal ulcer dengan dosis maksimal 4X10 mL/hari
(Lacy, et al., 2011).

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8. Kasus 17

LEMBAR PENGAMBILAN DATA REKAM MEDIS

Nomor RM : 702679
Tanggal Masuk : 01-04-2017
Tanggal Pulang : 08-04-2017

Nama R

Jenis Kelamin Wanita


Umur / BB
19 Tahun / 67 kg

Status Pulang Sembuh

Keluhan : nyeri perut (skala 4)


Riwayat alergi : tidak ada
Anamnesa Riwayat operasi : tidak ada
Riwayat penyakit : gastritis
Riwayat pengobatan : tidak ada

Diagnosa Utama Gastritis (K29.7)

Diagnosa Sekunder Salpingitis dan oophoritis, unspecified (adnexitis) (N70.9); Other and unspecified ovarian cysts (N83.2)

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

USG = Susp. kista ovarii, adnexitis


Hasil Pemeriksaan
URINALISA = Eritrosit (+)
Penunjang
LAB = Kalium 3.3 mmol/L (N= 3.7-5.3 mmol/L)
TD = 90/60 mmHg
N = 91x/menit
Tanda Vital RR = 20x/menit
Suhu = 37,2○C
SaO2 = 99%

Pengobatan

Dosis Waktu Pemberian


Nama Ru
Pemberi
Obat te
an 1/4 2/4 3/4 4/4 5/4 6/4 7/4 8/4
Tutofusin
20 tpm IV V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
ops
®
Nexium
40 mg
(esome- IV V V V V V V V V V V V V V V V
/12 jam
prazole)
Cefim®
1 gram
(ceftixo- IV V V V V V V V V V V V V V V
/12 jam
zime)

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Braxidin®
(chlordia-
zepoxide, 3X1 PO V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
clidinium
bromide)
Sistenol®
(acetyl-
cysteine, 3X6 mg PO V V V V V V V V V V V
parace-
tamol)
®
Sotatic
5 mg
(metoclop
/12 jam IV V V V V
ramide
k/p
HCl)
®
Urinter
2X400
(pipemi- PO V V
mg
dic acid)
30 mg
Ketorolac IV V V V V V V V V V V
/8 jam
Clindamy- 2X300
PO V V V V V V
cin HCl mg
Sucralfate 3X10 mL PO V V V V V
Informasi Tambahan
Pemberian awal Nexium® (esomeprazole) dan Sotatic® (metoclopramide HCl) di IGD pkl. 12.30 pada tanggal 1/4.
Ketepatan Dosis
Dosis Nexium® (esomeprazole) berlebih.
Dosis Sucralfate sudah sesuai yaitu dalam rentang 2X10 mL/hari sebagai profilaksis duodenal ulcer dengan dosis maksimal 4X10 mL/hari (Lacy, et al., 2011).

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Interaksi Obat
Esomeprazole (komposisi dari Nexium®) dan Chlordiazepoxide (salah satu komposisi Braxidin®) mengalami interaksi minor yaitu Esomeprazole akan meningkatkan
efek Chlordiazepoxide dengan menurunkan metabolisme (Medscape).
Rekomendasi
Dosis Nexium® (esomeprazole) diturunkan menjadi 20-40 mg/hari (MIMS, 2014).
Tidak perlu penggantian obat karena interaksi minor.

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 9. Kasus 15

LEMBAR PENGAMBILAN DATA REKAM MEDIS

Nomor RM : 506251
Tanggal Masuk : 01-03-2017
Tanggal Pulang : 03-03-2017

Nama D

Jenis Kelamin Wanita


Umur / BB
46 Tahun / 86 kg

Status Pulang Sembuh

Keluhan : nyeri pada perut bawah ±3-4 hari, mual, pusing, lemas, BAB ±3-4 kali sehari
Riwayat alergi : tidak ada
Anamnesa Riwayat operasi : tidak ada
Riwayat penyakit : tidak ada
Riwayat pengobatan : tidak ada

Diagnosa Utama Gastritis (K29.7)

Diagnosa Sekunder Hyperuricemia (E79.0)

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil Pemeriksaan USG = Dinding gaster irregular, susp. gastritis


Penunjang LAB = Urin keruh; Leukosit(+) (3-5L/P) (N= 0-2L/P); Epithel (+) (6-10 L/P) (N= 0-2L/P)
TD = 120/80 mmHg
N = 76x/menit
Tanda Vital
RR = 20x/menit
Suhu = 37○C

Pengobatan

Dosis Waktu Pemberian


Nama
Pemberi Rute
Obat
an 1/3 2/3 3/3
Tutofusin
16 tpm IV V V V V V V V
ops
Topazol®
40 mg
(panto- IV V V V V V
/12 jam
Prazole
®
Sotatic
(metoclop 5 mg
IV V V V V V V V
ramide /8 jam
HCl)
®
Sysmuco
3X100
(rebami- PO V V V V V V
mg
pide)

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Scopa-
min®
(hyoscine
n-
3X10 mg PO V V V V V V
butylbro
mide,
paraceta
mol)
Sucral-
3X10 mL PO V V V V V V
fate
Allopu- 1X100
PO V
rinol mg
Informasi Tambahan
Tidak ada
Ketepatan Dosis
Dosis Topazol® (pantoprazole) berlebih.
Dosis Sysmuco® (rebamipide) sudah sesuai yaitu 3X100 mg/hari.
Dosis Sucralfate sudah sesuai yaitu dalam rentang 2X10 mL/hari sebagai profilaksis duodenal ulcer dengan dosis maksimal 4X10 mL/hari (Lacy, et
al., 2011).
Interaksi Obat
Tidak ada interaksi antar obat.
Rekomendasi
Dosis Topazol® (pantoprazole) diturunkan menjadi 40 mg/hari (MIMS, 2014).

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi berjudul “Evaluasi Dosis dan Interaksi Obat


Gastritis pada Pasien Dewasa di Instalasi Rawat Inap RSUD
Kota Yogyakarta Periode Tahun 2016-2017” bernama lengkap
Graciella Nadila, lahir di Jambi, 07 Mei 1997. Penulis
merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan
Bapak Misnadi dan Ibu Nurmala Herawati Tambunan. Jenjang
pendidikan penulis diawali di TK Xaverius 1 Jambi (2002-2003), melanjutkan
pendidikan ke SD Xaverius 1 Jambi (2003-2009), kemudian pendidikan
menengah di SMP Xaverius 2 Jambi (2009-2012) dan SMA Xaverius 2 Jambi
(2012-2015). Pendidikan dilanjutkan hingga perguruan tinggi di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan di
perguruan tinggi, penulis pernah terlibat dalam beberapa kegiatan kepanitiaan,
UKF, serta menjadi asisten praktikum, yaitu menjadi anggota divisi Liaison
Officer kegiatan Pharmacy 3on3 2015, PEPTIDA 2016, Pharmalympic 2017;
anggota divisi Perlengkapan Pelepasan Wisuda Fakultas Farmasi 2016; anggota
divisi Keamanan Pharmacy Performance 2017; koordinator divisi Publikasi dan
Dokumentasi Desa Mitra 2017; anggota relawan bakti sosial kerja sama dengan
Rotary Club Yogyakarta tahun 2016; panitia Job Fair Fakultas Farmasi dan
Profesi Apoteker Universitas Sanata Dharma Tahun 2019; anggota aktif UKF
DNA (dance) 2015-2016; asisten praktikum mata kuliah Biofarmasetika-
Farmakokinetika (2017), Formulasi Teknologi Sediaan Farmasi (2018),
Komunikasi Farmasi (2018), dan Peracikan Obat (2019).

34

Anda mungkin juga menyukai