Anda di halaman 1dari 18

Bagaimana Manusia Bertuhan ?

Disampaikan pada MKPAI


Oleh: Sholih Khudin Anam,S.Pd.,M.S.I
Capaian:
Setelah mengkaji bab ini mahasiswa mampu
memiliki kepedulian terhadap nilai-nilai moral dan
norma-norma agama sebagai salah satu determinan
dalam membangun karakter bangsa; memiliki
kemampuan menjelaskan dan menyajikan hasil
penelaahan secara konseptual dan atau secara
empiris terkait esensi dan urgensi nilai-nilai
spiritualitas Islam sebagai salah satu determinan
dalam membangun bangsa yang berkarakter.

Spiritualitas Sebagai Kunci Kesuksesan Kehidupan


Kisi-Kisi Pembahasan
A. Spiritualitas Sebagai Landasan
Kebertuhanan
B. Alasan Manusia Memerlukan Spiritualitas,
C. Sumber Psikologis, Sosiologi, Filosofis, dan
Teologis Tentang Konsep Ketuhanan,
D. Membangun Argumen Tentang Cara
Manusia Meyakini dan Mengimani Tuhan,
E. Kaitan Esensi dan Urgensi Visi Ilahi untuk
Membangun Dunia yang Damai.
A. Spiritualitas Sebagai Landasan Kebertuhanan
Hati manusia yang telah mencapai titik fitrah dan
terbebas dari segala pradigma dan belenggu akan
merasa tenang jiwanya sehingga mudah
menggunakan suara hati sebagai penuntun
hidupnya menuju sebuah kebenaran. Kebenaran
yang bersumber dari yang maha kuasa yaitu Allah.

Allah SWT berfirman dalam alquran surah As


Sajadah ayat 9 yang artinya: “kemudian dia
menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh
(ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan dan (perasaan) hati ;
(tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”.
A. Spiritualitas Sebagai Landasan Kebertuhanan
Spiritualitas adalah dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai, moral dan
rasa memiliki. Doe (dalam Muntohar, 2010 :36)
Spritualitas adalah kepercayaan akan adanya kekuatan non-fisik yang lebih
besar daripada kekuatan manusia; suatu kesadaran yang menghubungkan
manusia langsung kepada Tuhan; atau sesuatu unsur yang dinamakan
sebagai sumber keberadaan manusia.
Menurut KBBI, Spirit dapat bermakna semangat.
Spiritualitas merupakan energi dalam diri manusia yang menimbulkan rasa
damai dan kebahagiaan tidak terperi yang senantiasa dirindukan
kehadirannya. Ary Ginanjar (2004: 107-109).
B. Alasan Manusia Memerlukan Spiritualitas
Sering kali manusia merasakan kekecewaan,
kesedihan, kemarahan, keputusasaan, ketika
harapan kita tidak terpenuhi. Spiritualitas
menawarkan jalan menelusuri kedalaman jiwa/batin
agar manusia dapat mencapai kebahagian sejati dan
menyadarkan siapa dirinya dan untuk apa disini.
Beberapa alasan mengapa spiritualitas itu penting
antara lain adalah:
1. Agar memiliki akhlakul karimah,
2. Memberikan sikap otimis dan baiksangka,
3. Membuat pilihan terbaik dan rasa cukup,
4. Menciptakan kedamaian dan kebahagiaan,
5. Membantu menjalani kehidupan masa kini.
C. Menggali Sumber Psikologis, Sosiologi, Filosofis dan
Teologis Tentang Konsep Ketuhanan.
1. Bagaimana Tuhan dirasakan kehadirannya dalam
perspektif Psikologis.
Menurut Neurosains bakat bertuhan dapat dianalisis melalui
bagian-bagian otak yang dianggap terkait dengan kecerdasan
spiritual. Menurut Andrew Newberg dan Mark Waldman dalam
Gen Iman di dalam Otak-Born to Believe, bahwa manusia
dilahirkan tidak membawa kepercayaan khusus kepada Tuhan.
Sistem kepercayaan kemudian mulai dibangun dalam
kesehariannya secara intens kemudian tertanam secara
neurologis dalam memori.

Kenyataan hidup yang bersinggungan kepada sesatu yang gaib


mengakibatkan manusia menjadi memiliki pengalaman batin.
Tuhan dirasakan kehadirannya dalam perspektif
Psikologis.

Secara alami manusia dapat merasakanyang gaib


karena dalam diriny ada spirit. Spirit sering
dideskripsikan sebagai jiwa halus (roh/nyawa) yang
ditiupkan oleh Tuhan ke dalam diri manusia.
Al-Qusyairi (dalam Latha’if al-Isyarat) bahwa roh ialah
jiwa halus yang ditempatkan oleh Tuhan dalam diri
manusia,memiliki potensi untuk membentuk karakter
terpuji. Roh manusia menurut islam adalah suci, karena
ia adalah karunia Ilahi yang dipancaran dari Zat Tuhan.
Roh bersemayam di dalam hati sehingga dari hati
terpancar kecerdasan. Dengan adanya roh manusia
memiliki bakat menjadi makhluk yang baik dan
berorientasi kepada kebenaran dan kebaikan Tuhan.
2. Bagaimana Tuhan disembah oleh masyarakat dalam
Perspektif Sosiologis
Secara sosiologis manusia mengenal tuhan
berdasarkan pengalaman hidupnya yang konkrit pada
masa kini dan dimasa lampau. Keterbatasan manusia
dalam memprediksi dinamika hidup terhadap masa
lampau dan untuk masa depan mendorong manusia
mencari pertolongan kepada kekuatan yang ada
diluar dunia (supranatural). Kalangan primitif
memaknai fenomena alam dan sosial dengan mitos
sedangkan kalangan modern lebih menggunakan
pendekatan ilmu pengetahuan. Namun adanya
kekuatan yang gaib menjadi keniscayaan.
2. Bagaimana Tuhan disembah oleh masyarakat dalam
Perspektif Sosiologis
 Tahap animisme : kepercayaan bahwa semua benda
memiliki jiwa/daya yang dapat memberikan
pertolongan/kekuatan.

 Tahap dinamisme : kepercayaan bahwa roh leluhur


memiliki daya yang dapat memberikan pertolongan.

 Tahap politeisme : kepercayaan adanya banyak Tuhan.

 Tahap henoteisme : kepercayaan adanya Tuhan


tertinggi.

 Tahap monoteisme : kepercayaan kepada tuhan yang


esa.
3. Bagaimana Tuhan Dirasionalisasi dalam Perspektif
Filosofis
Menurut Mulyadhi Kartanegara ada 3 argumen filsafat:

1. Dalil al-huduts : membangun basis filosofis tentang


kebaruan alam untuk menegaskan adanya tuhan
sebagai pencipta.

2. Dalil al-imkan : menjelaskan bahwa wujud itu ada,


bahwa setiap wujud yang ada bisa bersifat niscaya
atau potensial (mumkin).

3. Dalil al-inayah : didasari oleh pengamatan atas


keteraturan dan keterpaduan alam semesta.
4. Konsep Tentang Tuhan dalam Perspektif Teologis

Pengetahuan tentang Tuhan, keteraturan alam


semesta, baik-buruk, dan cara beragama dalam
perspektif teologis tidak terjadi atas prakarsa
manusia, tetapi terjadi atas dasar wahyu dari Allah
Yang Maha Mencipta. Tanpa inisiatif Tuhan melalui
wahyu-Nya, manusia tidak mampu menjadi makhluk
yang bertuhan dan beribadah kepada-Nya.
Kebersehdirian dan kepasrahan manusia terhadap
keyakinan tuhan yang esa menghadirkan hidayah.
Dalam alam semesta hanya ada Tuhan dan Mahluk.
D. Membangun Argumen Tentang Cara
Manusia Meyakini dan Mengimani Tuhan
Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan melalui
tajalliyat (tanda-tanda/indikasi) Tuhan. Dari interaksi
antara tajalliyat Tuhan dan respon manusia lahirlah
tentang keyakinan Tuhan.

Tajalli Tuhan yang Maha Esa akan ditangkap oleh


segala sesuatu termasuk manusia secara berbeda-
beda karena daya/kemampuan dan tingkat kesiapan
hamba untuk menangkapnya berbeda-beda. Manusia
memilki kekhasan, keunikan, dan berada di
lingkungan yang beragam.
E. Kaitan Esensi dan Urgensi Visi Ilahi untuk Membangun
Dunia yang Damai.

relasi
Esensi hubungan
Urgensi
(hakikat, inti, hal yang pokok) (keharusan yang mendesak)

Holistik

Membangun Dunia yang Damai Komperehensif

Empatik
Visi Ilahi untuk Membangun Dunia yang Damai.
Emosi, Manusia Manusia

Tuhan

Spiritualitas,

Manusia Tuhan

Gabungan Emosi & Spiritualitas,

Manusia Manusia
Implementasi Dari Visi Ilahi untuk Membangun Dunia
yang Damai.
Realitas keberagaman dalam kehidupan manusia,
merupakan hakikat yang membawa rahmat dan
menyebabkan keberlangsungan hidup. Tiada
seorangpun boleh merenggut fitrah yang telah Allah
anugerahkan. Misal, orang Afrika tak perlu menjadi
seperti orang Cina, perempuan tak perlu menjadi
laki-laki,dst.

‫شعُو‬ ُ ‫اس ِإنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن ذَ َك ٍر َوأ ُ ْنث َ ٰى َو َجعَ ْلنَا ُك ْم‬
ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
َ َّ ‫اَّلل أَتْقَا ُك ْم ۚ ِإ َّن‬
‫اَّلل‬ ِ َّ َ‫ارفُوا ۚ ِإ َّن أ َ ْك َر َم ُك ْم ِع ْند‬ َ َ‫بًا َوقَبَا ِئ َل ِلتَع‬
ٌ ‫ع ِلي ٌم َخ ِب‬
‫ير‬ َ
Artinya:
Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi allah ialah orang yang paling takwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui Lagi Maha Mengenal. (QS Alhujurot:13)
Implementasi Dari Visi Ilahi untuk Membangun Dunia yang
Damai.
ٰ
‫ت َويُؤْ ِمن ِبٲ‬ َّ
ِ ‫يَ ْكفُ ْر ِبٲلطغُو‬ ّ ِ َ‫ٱلر ْشد ُ ِم َن ْٱلغ‬
‫ى ۚ فَ َمن‬ ِ ّ‫ل ِإ ْك َراهَ فِى ٱل ِد‬
ُّ ‫ين ۖ قَد تَّبَي ََّن‬ ‫َا‬
‫ع ِلي ٌم‬
َ ‫س ِمي ٌع‬ َّ ‫لَ َها ۗ َو‬
َ ُ‫ٱَّلل‬ ‫ام‬
َ ‫ص‬َ ‫س َك ِب ْٲلعُ ْر َو ِة ْٱل ُوثْقَ ٰى َل ٱن ِف‬ َ ‫َّلل فَقَ ِد ٱ ْست َ ْم‬
ِ َّ
Artinya:
Tidak ada paksaan untuk berslam, sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar
kepada Thaghut (berhala) dan beriman kepada Allah, maka sesungguh
nya ia telah berpegang kepada buhul (pokok) tali yang amat kuat, tidak
akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(QS Albaqarah:256)
TUGAS 2.

Rumuskan dalam esai pendek bagaimana tanggung


jawab/peran mahasiswa mengenai implementasi visi ilahi
untuk membangun dunia yang damai.

Anda mungkin juga menyukai