Anda di halaman 1dari 3

Hukum Pidana Indonesia

Tindak Pidana Pemalsuan Uang adalah suatu perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan
membuat dan menyimpan uang palsu, seolah-olah uang tersebut benar atau asli adanya, padahal
sesungguhnya bertentangan dengan yang sebenarnya. Jadi secara umum Tindak Pidana pemalsuan uang
adalah kegiatan menirukan keaslian dari suatu nilai mata uang yang di dalamnya mengandung
ketidakbenaran untuk diedarkan luas di masyarakat.

Pada dasarnya pemalsuan Uang Rupiah (pemalsuan dan pengedaran uang palsu) lebih didasarkan pada
kepentingan mendasar yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup pelakunya, karena sebagian besar
pelaku dihimpit kesulitan ekonomi dan kasus-kasus yang terjadi di negara Indonesia adalah mempunyai
tipikal yang sama yaitu pelaku terdorong untuk melakukan kejahatan uang palsu karena jeratan segi
finansialnya.

Upaya penanggulangan secara represif, tidak hanya menjadi tanggung jawab aparat penegak hukum
semata, tetapi juga perlu campur tangan institusi lain tanpa mengecilkan arti institusi penegak hukum
yang ada. Hal ini berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu:

Pemalsuan Uang Rupiah acap kali dilakukan sebagai kejahatan terorganisir bahkan melibatkan orang-
orang yang punya kedudukan dan status dalam masyarakat.

Pemalsuan Uang Rupiah adalah transnational crime yang melewati lintas batas negara.

Pemalsuan Uang Rupiah adalah kejahatan yang sangat kompleks dalam pengertian tidak menyangkut
motivasi ekonomi semata tetapi juga motivasi politik yang bertujuan terhadap instabilitas ekonomi
suatu negara. Perihal kedua dan ketiga ini, banyak modus operandi pengedaran uang palsu yang
bersumber dari luar negeri.

Pemalsuan Uang Rupiah, sangat bersifat teknis sehingga untuk menentukan apakah uang tersebut palsu
atau tidak, dibutuhkan keahlian tersendiri.

Pembuktian pemalsuan Uang Rupiah yang berkaitan dengan pemalsuan tidaklah mudah karena si
tersangka selalu mengatakan ketidaktahuannya bahwa uang yang dibawanya adalah palsu.

Tindak Pidana Pemalsuan Uang Rupiah merupakan kejahatan yang serius karena selain bertujuan untuk
memperkaya diri sendiri secara ekonomis, juga dapat menghancurkan perekonomian negara secara
politis. Kejahatan tersebut juga semakin canggih karena kemajuan dan kebaruan teknologi.

PEMALSUAN UANG

MENURUT HUKUM PIDANA INDONESIA

Objek pemalsuan uang meliputi pemalsuan uang logam, uang kertas negara dan kertas bank. Dalam
pasal 244 yang mengancam dengan hukuman berat, yaitu maksimum lima belas tahun penjara
barangsiapa membikin secara meniru atau memalsukan uang logam atau uang kertas negara atau uang
kertas bank dengan tujuan untuk mengedarkannya atau untuk menyuruh mengedarkannya sebagai
uang asli dan tidak dipalsukan.

Hukuman yang diancam menandakan beratnya sifat tindak pidana ini. Hal ini dapat dimengerti karena
dengan tindak pidana ini tertipulah masyarakat seluruhnya, tidak hanya beberapa orang saja. Tindak
pidana uang palsu membentuk dua macam perbuatan, yaitu:

Membikin secara meniru (namaken) Meniru uang adalah membuat barang yang menyerupai uang,
biasanya memakai logam yang lebih murah harganya, akan tetapi meskipun memakai logam yang sama
atau lebih mahal harganya, dinamakan pula ”meniru”. Penipuan dan pemalsuan uang itu harus
dilakukan dengan maksud akan mengedarkan atau menyuruh mengedarkan uang itu sehingga
masyarakat menganggap sebagai uang asli. Termasuk juga apabila seandainya alat-alat pemerintah
untuk membuiat uang asli dicuri dan dipergunakan untuk membuat uang palsu itu.

Memalsukan (vervalschen) Memakai uang kertas, perbuatan ini dapat berupa mengubah angka yang
menunjukkan harga uang menjadi angka yang lebih tinggi atau lebih rendah. Motif pelaku tidak
dipedulikan, asal dipenuhi unsur tujuan pelaku untuk mengadakan uang palsu itu sebagai uang asli yang
tidak diubah. Selain itu apabila uang kertas asli diberi warna lain, sehingga uang kertas asli tadi dikira
uang kertas lain yang harganya kurang atau lebih.

Mengenai uang logam, memalsukan bearti mengubah tubuh uang logam itu, atau mengambil sebagian
dari logam itu dan mengantinya dengan logam lain.

Di samping pembuatan uang palsu dan pemalsuan uang, pasal 245 mengancam dengan hukuman yang
sama bagi pelaku yang mengedarkan uang palsu. Bardasarkan unsur kesengajaan, bahwa pelaku harus
tahu bahwa barang-barang tersebut adalah uang palsu. Selain itu, tidak perlu mengetahui bahwa,
berhubung dengan barang-barang itu, telah dilakukan tidak pidana pembuatan uang palsu atau
memalsukan uang asli.

Secara khusus tidak perlu diketahui bahwa, yang membuat atau memalsukan uang itu memiliki tujuan
untuk mengedarkan barang-barang itu sebagai uang asli.

Pasal-pasal lain :

Merusak uang logam (muntschennis) dalam KUHP pasal 246 diancam dengan hukuman penjara selama-
lamanya dua belas tahun barangsiapa mengurangi harga uang logam dengn tujuan untuk
mengedarkanya atau untuk menyuruh mengedarkannya setelah harganya kurang.

Mengedarkan uang logam yantg rusak diatur dalam KUHP pasal 247, diancam hukuman sama dengan
pasal 246
Pasal 249 dikenakan bagi pelaku yang menerima uang palsu dengan tidak mengetahui tentang
kepalsuan uang itu, dan kemudian mengetahui tentang kepalsuannya tetapi tetap mengedarkannya
dihukum hanya maksimum penjara empat bulan karena tidak ada unsur dari pasal 245 dan 247.

Membuat atau menyimpan barang-barang atau alat-alat untuk memalsukan uang diancam pasal 250
dengan hukuman enam tahun penjara apabila diketahui alat tersebut digunakan untuk meniru,
memalsu, atu mengurangi harga nilai uang.

Hukuman tambahan dalam pasal 250 bis bagi pelaku kejahatan yang termuat dalam titel X buku II KUHP,
maka dilakukan perampasan uang logam atau kertas yang palsu dan alat-alat pemalsu uang meskipun
barang-barang tersebut bukan milik yang terhukum. Selain itu pasal 251 mengancam hukuman
maksimum penjara satu tahun bagi pelaku yang tanpa izin pemerintah memasukkan kedalam wilayah
Indonesia keping-keping perak atau papan-papan perak yang ada capnya atau tidak, dan sesudah dicap
diulang capnya. Atau yang diusahakan dengan lain cara agar dapat dikirakan uang logam, dan tidak
untuk perhiasan atau tanda peringatan.

Anda mungkin juga menyukai