Pidana Khusus
Pidana Khusus
Pemalsuan Materai
Materai memiliki arti penting dalam masyarakat, yaitu dengan
adanya materai maka surat yang diberi materai yang ditentuakan
oleh UU menjadi suatu surat yang sah, artinya tanpa materai
berbagai surat keterangan, misalnya surat kuasa, tidak dapat
diterima sebagai pemberian kuasa yang sah. Demikian juga dalam
pemeriksaan perkara dimuka pengadilan, surat-surat baru dapat
dipergunakan sebagai alat pembuktiaan apabila dibubuhi materai
yang ditentukan oleh UU.
Pemalsuan materai merugikan pemerintah karena pembelian
materai adalah semacam pajak dan pemalsuan materai berakibat
berkurangnya pajak ke kas negara. Menurut KUHP pasal 253,
diancam hukuman tujuh tahun bagi pelaku yang meniru atau
memalsukan materai yang dikeluarkan pemerintah Indonesia,
dengan maksud mengunakan atau menyuruh menggunakan atau
menyuruh oarang lain menggunakan materai itu sebagai yang asli.
Jika maksud tidak ada, tidak dikenakan pasal ini. Juga dihukum
pembuat materai dengan cap yang asli dengan melawan hak, yang
berarti bahwa pemakaian cap asli itu tidak dengan izin pemerintah.
-Contoh Kasus
23 Maret 2019
Kepolisian Polda Metro Jaya menangkap sembilan orang yang diduga
memalsukan materai dan menjualnya secara online. Aksi pemalsuan ini
membuat negara dirugikan hingga Rp30 miliar. Kasus ini bermula dari
laporan dari Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan. Dari
laporan tersebut, penyidik Direktorat Kriminal Khusus menyelidiki situs
belanja online di mana tersangka memasarkan materai palsu. Dari situs
tersebut diketahui tersangka menjual materai lebih murah dari
semestinya. Materai Rp6.000 dijual Rp550 ribu per paket. Untuk satu
paket terdiri 250 lembar materai. Dengan harga Rp550 ribu untuk satu
paket, per lembar materai Rp6.000 hanya dihargai Rp2.200.
Penangkapan dilakukan secara bertahap dari mulai tersangka pembuat
dan penjual, kurir, hingga pemasok bahan baku pembuat materai palsu.
Atas perbuatannya, para pelaku dijerat dengan pasal 257 KUHP, pasal
253 KUHP, dan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1985 tentang Bea
Materai.
Sementara itu Deputi Jasa Keuangan Retail dan Jaringan PT Pos
Indonesia, Meidiana Suryati mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-
hati dalam membeli sebuah materai.