Anda di halaman 1dari 5

Nama : RAHMAD SYAHPUTRA TOBING

Kls : Kpi-b/ IV
Nim : 0101173136

Disruption Di Dunia Penyiaran

komunikasi yang saat ini sangat di gandrungi oleh setiap masyarakat di seluruh dunia
dengan adanya televisi sebagai media penyiaran, seharusnnya dapat membuat setiap
penonton terhibur dengan acara-acara yang di tayangkannya, akan tetapi saat ini di dalam
dunia penyiaran telah melenceng dari tujuan awal berdirinnya stasiun televisi.

Di Indonesia sendiri terdapat beberapa stasiun televisi gratis yang salurannya dapat di
tangkap melalui antenna UHF/VHF sejak berlakunya UU Nomor 32 tahun 2002 tentang
penyiaran, izin penayangan siaran televisi melalui antenna UHF/VHF yang di keluarkan
hanyalah stasiun televisi lokal beberapa stasiun yang penayangannya menggunakan saluran
UHF/VHF di Indonesia antara lain adalah Tvri, Globaltv, Rcti, Inews Tv, Mnctv, Indosiar,
Sctv, tvOne, Antv, Metro TV, Trans TV, Trans7, Rtv, Kompas Tv, Net.

Perubahan device teknologi komunikasi sangat bervariasi dan berlangsung dalam


waktu yang cepat. Industri “hilir” dalam teknologi komunikasi ini mempengaruhi industri
lain yang berkaitan, termasuk industri penyiaran. Inovasi ini juga merupakan salah satu faktor
kuat yang mendorong perubahan teknologi penyiaran dari analog ke digital. Apabila masa
sebelumnya pesawat penerima siaran hanya melalui fix television (TV yang ada di rumah),
sekarang dengan ditemukannya tablet dan smartphone.
Akibatnya aktivitas menonton televise bisa dilakukan di mana saja. Perilaku menonton TV
pun mulai berubah. Ratarata menonton TV di rumah hanya sekitar 2,5 jam. Selebihnya
aktivitas yang berhubungan dengan media dilakukan melalui tablet maupun smartphone.
Melihat perubahan teknologi serta perilaku konsumsi media itulah mendorong pemerintah
mengeluarkan kebijakan migrasi penyiaran analog ke digital.

Konten dalam sebuah acara di televisi dapat mempengaruhi penontonnya baik itu
secara tindakan maupun karakter. Besarnya pengaruh isi suatu siaran itu mestinya di
manfaatkan untuk membentuk karakter yang positif.
Dalam hal ini tayangan sinetron hannya berisi konten yang negative contoh jelasnnya
adalah saat ini penonton dari sinetron kebannyakan adalah anak-anak di bawah umur yang
mengikuti orang tuannya menonton tayangan sinetron tersebut tanpa di bimbing mana yang
baik dan benar. Tayangan dari sinetron tersebut berisikan adegan percintaan, perkelahian,
pertikaian dan perebutan harta dengan tayangan seperti itu hanya berdampak buruk bagi
orang tua maupun anak-anak, dampak buruk bagi orang tua adalah dengan melihat secara
terus menerus adegan dalam sinetron tersebut dapat membuat perilaku dan mental orang tua
meniru karakter dalam sinetron yang berakibat seperti keluarga yang biasa-biasa saja akan
berkeinginan meniru gaya sang pemeran dengan gaya glamornnya tanpa melihat kondisi
perekonomiannya,

Sedangkan dampak yang terjadi pada anak saat ini adalah timbulnnya pemikiran
dewasa terlalu dini yang berakibat fatal bagi mental anak-anak saat ini seperti anak SD yang
sudah memanggil ayah bunda kepada teman sekolahnnya tentu hal seperti ini sangat fatal
bagi umur anak yang masih menginjak bangku sekolah SD, di zaman anak 90'an waktu
tayangan pertelevisian masih cukup aman dan terkendali anak-anak SD hanya bermain
layaknnya umur mereka akan tetapi seiring berkembannya zaman dan teknologi dengan
adannya media saat ini membuat mental anak-anak tersebut menjadi dewasa secara dini.

Tidak hanya itu adegan pertikaian yang ada di dalam sinetron juga berdampak bagi
moral anak-anak saat ini karena mereka berkeinginan meniru adegan kekerasan yang ada dan
mempraktekkannya kepada teman sekolahnnya tentu jika di dalam hukum anak-anak tersebut
tidak di tindak lanjuti ke dalam persidangan karena memang masih di bawah umur tetapi
karena tayangangan yang sangat tidak mendidik saat ini membuat mereka berbuat meniru apa
yang mereka lihat.

Keterlibatan penyiaran sangatlah di perlukan untuk membangun bangsa yang baik dan
bermoral, Komisioner KPI pusat Hardly Stefano di dalam rapatnnya mengatakan, keterlibatan
media penyiaran khususnya televisi sangat di perlukan dan memang tepat karena pengaruh
media penyiaran saat ini jangkaunnya sangatlah luas terhadap sudut pandang masyarakat.
Nilai-nilai pembentukan karakter kebangsaan dan revolusi mental itu dapat di sisipkam di
dalam konten program, baik itu pemberitaan maupun yang bukan program acara berita.

  "Saya pikir media tidak akan keberatan membuat konten-konten yang memiliki nilai-
nilai kebangsaan dan revolusi mental. Dan  itu menjadi tantangan bagi lembaga penyiaran
untuk dapat membuat program acara yang berkualitas tetapi tetap menguntungkan secara
bisnis," kata Hardly.

Menurut Hardly Stefano sebenarnnya pihaknnya telah berupaya agar lembaga


penyiaran memproduksi acara yang berisikan konten-konten yang berkualitas akan tetapi
karena kepentingan pasar terkadang usaha tersebut mengalami kendala untuk menayangkan
acara yang membentuk karakter berkebangsaan dan menggerakan revolusi mental.

"kami mengusulkan agar konten dalam sinetron menyelipkan nilai -- nilai positif seperti
adegan kompetisi yang sehat dan sportif, Seperti misalnya adegan perkelahian bisa di ganti
dengan kompetisi bela diri yang mengarahkan kedapa prestasi dengan sportivitas. Kami rasa
solusi yang saya sampaikan selaras dengan tujuan pengembangan karakter kebangsaan dan
revolusi mental,"jelas Hardly.

Hal serupa juga di ungkapkan oleh staf wakil presiden bidang perekonomian, Wijayanto
Samirin. Menurutnya kondisi pasar dan iklim usaha memiliki pengaruh besar dalam konten
siaran di Indonesia. Karena adanya rating program acara televisi membuat konten tersebut
terpengaruh. Upaya dan perbaikan kualitas program acara tv sebenarnnya sudah sering di
dengungkan, dengan hal ini KPI di yakini dapat membuat lebih baik acara-acara televisi di
Indonesia dengan membuat ranking atau index program televisi.

Dalam kasus ini Dirjen IKP berharap lembaga penyiaran dapat memperbaiki kualitas
kualitasd tayangannya, beliau sepakat dengan upaya-upaya yang telah di lakukaan oleh KPI
agar dalam setiap program acara khususnya sinetron yang merupakan tayangan yang banyak
penontonnya di selipkan konten positif yang menganngkat gerakan nasional agar mengangkat
moral dan dasar pemikiran masyarakat saat ini.

Inti dari teknologi digi-tal adalah proses pengubahan segala bentuk informasi (teks,
suara, dan gambar) diencode ke dalam kode yang berisi digit 0 dan 1 (Flew, 2002:17).
Feldman (1997) menyebutkan karakteristik informasi dalam format digital sebagai berikut:
Manipulable: informasi digital mudah diubah dan disesuaikan (diadaptasikan) di semua tahap
penciptaan, penyimpanan, penyebaran, dan penggunaannya.
Networkable: informasi digital bisa digunakan bersama oleh ba-nyak pengguna secara
simultan, tanpa dibatasi oleh jarak.
Dense: informasi digital dalam jumlah yang sangat besar bisa di-simpan di dalam media yang
sangat kecil secara fisik.
Compressible: informasi digital bisa dikompresi untuk menghemat tempat dan waktu, dan
kemudian di dekompresi kembali ketika siap untuk digunakan.
Impartial: informasi digital yang disebarkan melalui suatu jari-ngan tidak bisa dibeda-
bedakan berdasarkan bentuk yang diwakilinya, siapa pemilik atau penciptanya, dan
bagaimana informasi itu digunakan di dalam dunia digital, semua informasi itu hanyalah
merupakan kombinasi angka 0 dan 1.
Salah satu hasil perkembangan teknologi digital ini adalah apa yang disebut dengan Digital
Media. Flew (2002:10) mendeskripsikan digital media sebagai berikut: “Digital media are
forms of media content that combine and integrated data, text, sound, and images of all kinds;
are stored in digital formats; and are increasingly distributed through network such as based
upon broad-band fibre-optic cables, sattelites, and microwave transmision systems”.
Perkembangan media digital digerakkan oleh tersedianya teknologi baru di dalam penciptaan
dan penyebaran isi (content) media. Di samping itu,
pengembangan dan distribusi isi media digital juga didorong oleh keinginan untuk melakukan
inovasi dan ekspresi kreatif; serta keinginan untuk mengeksploitasi peluang bisnis baru
DAFTAR PUSTAKA

Morissan. (2005). Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Tangerang :
Ramdina Prakarsa.

Anda mungkin juga menyukai