Anda di halaman 1dari 13

FORMAT

RPL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN /


LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

FORMAT KLASIKAL TERJADWAL

I. IDENTITAS
A. Satuan Pendidikan : SMK BN WONOSOBO
B. Tahun Ajaran : 2015 – 2016, Semester I
C. Sasaran Pelayanan : Kelas X
D. Pelaksana : CHUPRONUDDIN, S.Pd
E. Pihak Terkait : Siswa dan Orang Tua

II. WAKTU DAN TEMPAT


A. Tanggal : , , 2015
B. Jam Pembelajaran/Pelayanan : Sesuai Jadwal
C. Volume Waktu (JP) : Masing-masing kelas 1(satu) JP (1x 40 Menit)
D. Spesifikasi Tempat Belajar : Diruang kelas masing- masing

III. MATERI PEMBELAJARAN


A. Tema/Subtema : 1. Tema : Kondisi Diri
2. Subtema : Say No To Drugs
B. Sumber Materi : Remaja dan Pergaulan

IV. TUJUAN/ARAH PENGEMBANGAN


A. Pengembangan KES : - Agar siswa memahami dan
mengetahui akibat bahayanya mengkonsumsi narkoba.
- Dapat menyampaikan kepada orang tua bagaimana anak
terbebas dari narkoba.

1
B. Penanganan KES-T : Memberikan pelatihan
penyebaran informasi anti narkoba kepada siswa, orang tua
dan meningkatkan kewaspadaan dan kontrol terhadap
lingkungan sekitar.

V. METODE DAN TEKNIK


A. Jenis Layanan : Layanan Informasi ( Format Klasikal )
B. Kegiatan Pendukung : -

VI. SARANA
A. Media : Poster- poster

VII. SASARAN PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN / PELAYANAN


Diperolehnya hal-hal baru oleh siswa terkait KES (Kehidupan Efektif Sehari-hari)
dengan unsur-unsur AKURS (Acuan, Kompetensi, Usaha, Rasa, Sungguh-sungguh).

A. KES
1. Acuan ( A ) : Memberikan penyebaran informasi anti narkoba
2. Kompetensi ( K ) : Apa yang perlu dilakukan siswa akibat penyalah gunaan
narkoba.
3. Usaha ( U ) : Sikap orang tua memegang peranan penting dalam
membentuk keyakinan akan penggunaan narkoba kepada anak.
4. Rasa ( R ) : Rasa bahagia setelah mengetahui dan memahami apa
bahayanya mengkonsumsi narkoba dan dapat menyampaikan hal itu kepada
orang tua.
5. Sungguh-sungguh ( S ) : Bersungguh sungguh bagaimana cara menolak
narkoba.

B. KES-T, yaitu terhindarkannya kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu,


dalam hal :

1. Menghindari bahayanya mengkonsumsi narkoba


2. Menghindari agar tidak terjerumus ke narkoba.

C. Ridho Tuhan, Bersyukur, Ikhlas dan Tabah :

2
Memohon ridho Tuhan Yang Maha Esa untuk suksesnya para siswa bagaimana
menolak narkoba.
VIII. LANGKAH KEGIATAN
A. LANGKAH PENGANTARAN
1. Mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa.
2. Mengecek kehadiran siswa, dan mengajak mereka berempati kepada siswa yang
tidak hadir.

3. Mengajak dan membimbing siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran/


pelayanan dengan penuh perhatian, semangat dan penampilan dengan melakukan
kegiatan berpikir, merasa, bersikap, bertindak dan bertanggung jawab (BMB3)
berkenaan dengan materi pembelajaran/ pelayanan yang akan dibahas.

4. Menyampaikan arah materi pokok pembelajaran, yaitu dengan judul “ Say No To


Drugs “.
5. Menyampaikan tujuan pembahasan yaitu:
1. Agar dipahami oleh siswa apa akibat dari penyalahgunaan narkoba.
2. Cara mengatasi masalah tanpa narkoba
3. Apa yang dapat dilakukan orang tua agar anak terbebas dari narkoba

B. LANGKAH PENJAJAKAN
1. Menanyakan kepada siswa tentang akibat penyalahgunaan narkoba
2. Meminta respon siswa tentang bagaimana agar tidak terjerumus narkoba
3. Meminta siswa mengemukakan pengalaman tentang mengatasi masalah tanpa
narkoba

C. LANGKAH PENAFSIRAN
1. Membahas kondisi/ materi yang dikemukakan siswa pada langkah penjajakan
dengan penekanan-penekanan tertentu mengarah pada materi pokok.

2. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan atau merespon materi “Say No To


Drugs” yang telah dijelaskan; pertanyaan dan respon siswa tersebut dijawab dan
diberikan ulasan serta penegasan-penegasan yang diperlukan.

D. LANGKAH PEMBINAAN
Berisi kegiatan penguraian, diskusi, pelatihan pengembangan sikap, pengetahuan dan
keterampilan melalui strategi transformatif dengan dinamika BMB3:

1. Memberikan informasi tentang akibat penyalahgunaan narkoba

3
2. Mengajak siswa ke pusat rehabilitas akibat mengkonsumsi narkoba
3. Menyampaikan ciri – ciri orang yang sudah terlibat atau telah mengkonsumsi
narkoba
4. Mendeteksi siswa yang punya indikasi terkena narkoba
5. Melakukan pelayanan khusus jika ditemukan siswa yang terindikasi narkoba

E. LANGKAH PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


1. Penilaian Hasil
Di akhir proses pembelajaran / pelayanan siswa diminta merefleksikan (secara
lisan dan atau tertulis) apa yang mereka peroleh dengan pola BMB3 dalam unsur-
unsur AKURS:

a. Berfikir: Bagaimana siswa berpikir tentang akibat penyalahgunaan narkoba


( unsur A)

b. Merasa: Bagaimana perasaan siswa berkenaan dengan tanda- tanda pecandu


narkoba ( unsur R)

c. Bersikap: Apa yang siswa inginkan dan hendak lakukan berkenaan dengan
bagaimana menolak narkoba ( unsur U)

d. Bertindak: Apa yang akan dilakukan siswa untuk agar tidak terjerumus ke
narkoba. ( unsur K, U)

e. Bertanggung Jawab: Bagaimana siswa bersunguh-sungguh dalam mengatasi


masalah tanpa narkoba ( unsur S)

2. Penilaian Proses
Melalui pengamatan dilakukan penilaian proses pembelajaran/pelayanan untuk
memperoleh gambaran tentang aktivitas siswa dan efektifitas
pembelajaran/pelayanan yang telah diselenggarakan.

3. LAPELPROG dan Tindak Lanjut


Setelah kegiatan pembelajaran atau pelayanan selesai, disusunlah Laporan
Pelaksanaan Program Layanan (LAPELPROG) yang memuat data penilaian hasil
dan proses, dengan disertai arah tindak lanjutnya.

Guru BK / Konselor

4
CHUPRONUDDIN, S.Pd

LAMPIRAN MATERI

Remaja Narkoba dan Cara Mencegahnya

Tiga hal yang harus diperhatikan ketika melakukan


program anti narkoba di sekolah. Hal pertama yaitu mengikutsertakan keluarga.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa sikap orangtua memegang peranan
penting dalam membentuk keyakinan akan penggunaan narkoba pada anak-anak.
Strategi untuk mengubah sikap keluarga terhadap penggunaan narkoba termasuk
memperbaiki pola asuh orangtua dalam rangka menciptakan komunikasi dan
lingkungan yang lebih baik di rumah. Kelompok dukungan dari orangtua merupakan
model intervensi yang sering digunakan.

Apa itu Narkoba


Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan Obat berbahaya. Selain "narkoba",
istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika
dan Zat Adiktif.

       Rincian pengertian lebih lanjut dipaparkan sebagai berikutt:


      1.  Narkoba
Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun 
semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketrgantungan.

      2.      Psikotropika


Adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan
peubahan pada aktivitas mental dan perilaku

5
3.       Bahan adiktif lainya
Adalah bahan lain bukan narkoba atau psikotropika yang penggunaanya dapat
menumbulkan ketergantungan

  Semua istilah ini, baik


"narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai
resiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya
adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi
atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini pemanfaatannya disalah
gunakan diantaranya dengan pemakaian yang telah diluar batas dosis / over dossis.
Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan
mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga jika
disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial.
Karena itu Pemerintah memberlakukan Undang-undang (UU) untuk penyalahgunaan
narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997
tentang Narkotika.

JENIS NARKOTIKA

Heroin
HeroinDikenal dengan nama Putau atau PTW
Karakteristiknya:
         Merupakan narkoba yang sangat tinggi cepat menimbulkan ketergantungan, berupa 
     Dalam pasaran warnanya putih atau dadu serbuk putih dengan rasa pahit.
         
         Cara penggunaannya dapat disuntikkan, dihirup dan dimakan

EFEK
         Menimbulkan rasa lesu, penampilan dungu, jalan mengambang, rasa senang yang
berlebihan

6
         Konsumsi dihentikan menimbulkan rasa sakit dan kejang-kejang, keram, mata berair,
hidung berlendir, hilang nafsu makan, dan kehilangan cairan tubuh.
         Menimbulkan kematian bila overdosis

GANJA

Dikenal dengan nama mariyuana, hashish, gelek, stick, cimeng,


grass
Karakteristik
         Menimbulkan ketergantungan psikis yang diikuti oleh kecanduan fisik dalam waktu
lama, terutama bagi mereka yang telah rutin menggunakannya.
         Bentuk daun kering, cairan yang lengket minyak damar “Ganja”

EFEK
         Menurunkan ketergantungan  monorik, peningkatan denyit jantung, rasa gelisah, dan
panik, perubahan persepsi tentang ruang dan waktu, depresi, halusinasi, rasa
kertakutan dan agresi, rasa senang yang berlebihan,
         Komplikasi kesehatan pada daerah pernafasan, sistem peredaran darah dan kanker

 MINUMAN BERALKOHOL

MINUMAN BERALKOHOL adalah minuman yang mengandung etanol yang diproses


dari bahan asli pertanian ataupun secara sintetis yang mengandung karbonhidrat
dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, maupun yang
diproses dengan cara pengeceran minuman yang mengandung etanol

PSIKOTROPIKA Jenisnya:
ECSTASY

7
Dikenal dengan nama Inex, XTC, huge drig, Yupie drug, essence, darity,
butterfly, black, heart, ice.
KARAKTERISTIK
• Bentuknya berupa tablet dan kapsul warna-warni
• Cara penggunaannya ditelan secara langsung
• Mendorong tubuh melakukan aktivitas melampui batas maksimum
EFEK
• Peningkatan detak jantung & tekanan darah, rasa senang yang berlebihan, hilangnya rasa
percaya diri.
• Setelah efek di atas, biasanya akan terjadi perasaan lelah, cemas dan depresi yang dapat
belangsung beberapa hari.
• Gerakan tak terkontrol, mual dan muntah, sakit kepala, hilang selera makan dan rasa haus yang
berlebihan.
• Kematian terjadi karena tidak seimbangnya cairan tubuh, baik karena dehidrasi ataupun terlalu
banyak cariran.

MEMTHAMPHETAMINE
dikenal dengan nama shabu-shabu atau ubas

KARAKTERISTIK
         Bentuknya berupa kristal dan cairan
         Mudah larut dalam alkohol dan air
         Cara penggunaannya dihisap dengan bantuan alat (bong)

BAHAN ADIKTIF LAINNYA Jenisnya:


ALKOHOL
refleksi motorik, menekan pernafasan, denyut jantung dan menggangu penalaran dan
penilaian
• Menimbulkan prilaku kekerasan, meningkatkan resiko kecelakaan lalu lintas
• Gejala putus zat mulai dari hilangnya nafsu makan, sensitif, tidak dapat tidur, kejang
otot, halusinasi dan bahkan kematian.
• Memperlambat kerja sistem saraf pusat, memperlambat

ZAT YANG MENIMBULKAN HALUSINASI


• Jamur kotoran kerbau, sapi kecubung
• Bekerja pada sistem saraf pusat untuk mengacaukan kesadaran dan emosi pengguna
• Perubahan dan proses berfikir, hilangnya kontrol, hilang orientasi dan depresi.

8
• Karena halusinasi bisa menimbulkan kecelakaan

ZAT YANG MUDAH MENGUAP


Lem Aica Aibon, Thinner, Bensin, Spirtus
• Memperlambat kerja otak dan sistem syaraf pusat.
• Menimbulkan perasaan senang, puyeng, penurunan kesadaran, gangguan penglihatan
dan pelo.
• Kematian timbul akibat berhentinya pernafasan dan gangguan pada jantung.

FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NARKOBA


FAKTOR INDIVIDU
• Aspek kepribadian
• Kecemasan dan depresi
• Aspek pengetahuan, sikap dan kepercayaan
• Keterampilan berkomunikasi
• Faktor emosional dan mental.
FAKTOR SOSIAL BUDAYA
• Kondisi keluarga/orang tua
• Pengaruh teman sebaya

FAKTOR LINGKUNGAN DI SEKOLAH


• Tempat berkumpulnya anak-anak sekolah
• Tidak ada kebijakan di sekolah tentang narkoba
• Tidak ada tata tertib sekolah tentang narkoba

FAKTOR LAIN LINGKUNGAN  


- Pengaruh iklan atau promosi
- Pengaruh dari orang di lingkungan rumah yang sering berbuat negative

AKIBAT PENYALAHGUNAAN NARKOBA


• Penyakit AIDS
• Paru-paru
• Jantung
• Hepatitis
• Over dosis
• Kriminalitas
• Kekerasan/kejahatan
• Putus sekolah
• Gangguan Jiwa

TANDA-TANDA PENCANDU NARKOBA


Tanda-tanda Fisik
• Mata memerah
• Kulit pucat-kepucatan
• Kelopak mata seperti berat/mengantuk

Tanda-tanda dan Sikap


• Murung, cemas, depresi

9
• Emosional, perasa, gampang tersinggung
• Mudah tersinggung oleh kritikan ringan
• Mudah marah tanpa sebab
• Tidak perduli dengan perasaan orang lain
• Pelupa, menurunnya daya ingat
• Bermusuhan
• Tanggapan lambat

BAGAIMANA MENOLAK NARKOBA


• Pelajari dahulu apakah rencana temanmu itu baik atau buruk
• Apabila tidak benar, cepat katakan tidak!
• Mengusulkan kegiatan lain
• Bila usulanmu tidak diterima, Pergi!!!

APA YANG DAPAT DILAKUKAN PIHAK SEKOLAH/MADRASAH


• Menilai besar dan luasnya masalah
• Menetapkan dan melaksanakan kebijakan penanggulangan
• Melaksanakan kurikulum pendidikan pencegahan
• Program bantuan/pendukung untuk anak-anak dari TK sampai siswa
• Pendidikan dan pelatihan para guru tentang pencegahan narkoba
• Partisipasi orang tua
• Pendidikan terpadu antara sekolah dan masyarakat.

PENCEGAHAN
• PREVENTIF: ceramah, sosialisasi penanggulangan, pameran, seminar dll.
• PRIMER: konseling, sosialisasi peraturan perundangan dan bahaya penyalahgunaan
narkoba, memberikan pelatihan, penyebaran infomasi anti narkoba, meningkatkan
kewaspadaan dan kontrol terhadap lingkungan sekolah
• SEKUNDER: Bekerjasama dengan pihak keluarga, tenaga pendidik, peserta didik,
kegiatan pendidikan sebaya (peer education), keterampilan sosial (social skill), komite
sekolah.

STRATEGI PENCEGAHAN NARKOBA DI SEKOLAH


o   Secara terpadu dalam pelajaran
o   Secara terpadu dalam menejemen sekolah
o   Secara terpadu melalui kegiatan kesiswaan

BAGAIMANA AGAR TIDAK TERJERUMUS KE NARKOBA


o   Dapatkan dahulu informasi/keterangan yang benar tentang bahaya narkoba dari
ahlinya/yang mengetahui, seperti koran, majalah, seminar – seminar, dll
o   Persiapan diri/mental menolak untuk ditawari
o   Belajar berkata menolak/tidak untuk narkoba
o   Memiliki cita-cita dalam hidup dan masa depan
o   Lakukan kegiatan positif, buat pekerjaan yang berguna untuk orang tua dan lingkungan.

APA YANG DAPAT DILAKUKAN ORANGTUA AGAR ANAK TERBEBAS DARI


NARKOBA
o   Ikut terlibat dalam kegiatan anak-anaknya
o   Belajar untuk berkomunikasi

10
o   Memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari yang baik
o   Buat aturan keluarga yang jelas dan tegas
o   Kembangkan tradisi keluarga dan nilai-nilai agama
o   Orang tua berperan sebagai pembimbing dan pendidik

Secrets of Making Children's 10 Key Success


1. Menanamkan nilai-nilai agama/spiritual sedini mungkin, untuk menguatkan hati nurani
2. Mengembangkan potensi anak seoptimal mungkin
3. Mengembangkan harga diri
4. Mengajarkan kemampuan untuk bersosialisasi yang efektif
5. Mengajarkan anak untuk menunjukkan rasa kasih sayang dan kembangkan sikap sehat
terhadap seksualitas
6. Hidup dalam lingkungan tetangga yang baik
7. Menerapkan standar pekerjaan dan perilaku realitas didukung oleh disiplin yang tepat
8. Ajarkan anak agar mampu dan terampil termasuk keterampilan mengatasi masalah
9. Tegakkan kemandirian
10. Mengontrol anak waktu menonton TV.

MENGATASI MASALAH TANPA NARKOBA


• CURHAT kepada teman baikmu, siapa tahu dapat membantu memecahkan masalahmu.
• Ceritakan juga kepada ibu dan bapak, agar beliau membimbingmu untuk memecahkan
masalahmu
• Tak salah juga mengadu kepada guru BK di sekolahmu, karena beliau tahu tentang
psikologi. Jadi masalahmu bisa diselesaikan secara psikologis
• Jika bermasalah, jangan termenung, bertopang dagu. Isi waktumu dengan kegiatan yang
bermanfaat.
• Mengadu dan memohon petunjuk pada Tuhan yang Maha Kuasa, agar diberikan jalan
keluar menyelesaikan masalah yang kamu hadapi.

REALISASI DAN RENCANA AKSI NASIONAL P4GN


• Tahun 2008 bekerjasama dengan BNN sosialisasi di Jawa Barat, DKI Jakarta (2000
siswa dan 200 guru BK SMP). Mengirimkan buku, poster, stiker, leaflet tentang
pencegahan penyalahgunaan narkoba ke provinsi, kabupaten/kota dan sekolah.
• Tahun 2009 bekerja dengan Metro TV dan Media Indonesia ke beberapa sekolah di
Jabodetabek penyuluhan tentang narkoba.
• Tahun 2010 sosialisasi bekerjasama dengan BNP, Kepolisian, Tokoh Agama di 3
provinsi:
Banten: 1000 siswa dan 100 guru BK SMP
Jawa Timur: 1000 siswa dan 100 guru BK SMP
Medan : 500 siswa dan 100 guru BK SMP
• Tahun 2011 sosialisasi bekerjasama dengan BNP, Kepolisian, Tokoh Agama, kepada
siswa dan guru BK di 5 provinsi.
• Tahun 2012-2015 Aksi Nasional P4GN ke seluruh sekolah.

Penyebaran Narkoba di Kalangan Anak-anak dan Remaja

11
memthamphetamineHingga kini penyebaran
narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia
dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung
jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah
sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja
hal ini bisa membuat para orang tua, ormas,pemerintah khawatir akan penyebaran
narkoba yang begitu meraja rela.
Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit
kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa,
bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga
saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada
anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan
mendidik anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba.

heroinMenurut kesepakatan Convention on the


Rights of the Child (CRC) yang juga disepakati Indonesia pada tahun 1989, setiap
anak berhak mendapatkan informasi kesehatan reproduksi (termasuk HIV/AIDS dan
narkoba) dan dilindungi secara fisik maupun mental. Namun realita yang terjadi saat
ini bertentangan dengan kesepakatan tersebut, sudah ditemukan anak usia 7 tahun
sudah ada yang mengkonsumsi narkoba jenis inhalan (uap yang dihirup). Anak usia 8
tahun sudah memakai ganja, lalu di usia 10 tahun, anak-anak menggunakan narkoba
dari beragam jenis, seperti inhalan, ganja, heroin, morfin, ekstasi, dan sebagainya
(riset BNN bekerja sama dengan Universitas Indonesia).

Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian narkoba


oleh pelaku dengan tingkat pendidikan SD hingga tahun 2007 berjumlah 12.305. Data
ini begitu mengkhawatirkan karena seiring dengan meningkatnya kasus narkoba
(khususnya di kalangan usia muda dan anak-anak, penyebaran HIV/AIDS semakin
meningkat dan mengancam. Penyebaran narkoba menjadi makin mudah karena anak
SD juga sudah mulai mencoba-coba mengisap rokok. Tidak jarang para pengedar

12
narkoba menyusup zat-zat adiktif (zat yang menimbulkan efek kecanduan) ke dalam
lintingan tembakaunya.

Hal ini menegaskan bahwa saat ini


perlindungan anak dari bahaya narkoba masih belum cukup efektif. Walaupun
pemerintah dalam UU Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002 dalam pasal 20 sudah
menyatakan bahwa Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua
berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak
(lihat lebih lengkap di UU Perlindungan Anak). Namun perlindungan anak dari
narkoba masih jauh dari harapan. Narkoba adalah isu yang kritis dan rumit yang tidak
bisa diselesaikan oleh hanya satu pihak saja. Karena narkoba bukan hanya masalah
individu namun masalah semua orang. Mencari solusi yang tepat merupakan sebuah
pekerjaan besar yang melibatkan dan memobilisasi semua pihak baik pemerintah,
lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas lokal. Adalah sangat penting
untuk bekerja bersama dalam rangka melindungi anak dari bahaya narkoba dan
memberikan alternatif aktivitas yang bermanfaat seiring dengan menjelaskan kepada
anak-anak tentang bahaya narkoba dan konsekuensi negatif yang akan mereka terima.
Anak-anak membutuhkan informasi, strategi, dan kemampuan untuk
mencegah mereka dari bahaya narkoba atau juga mengurangi dampak dari bahaya
narkoba dari pemakaian narkoba dari orang lain. Salah satu upaya dalam
penanggulangan bahaya narkoba adalah dengan melakukan program yang
menitikberatkan pada anak usia sekolah (school-going age oriented).
Di Indonesia, perkembangan pencandu narkoba semakin pesat. Para pencandu
narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut
ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi
narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan
merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari
kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung
ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya
mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.

13

Anda mungkin juga menyukai