Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Hubungan
Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Kejadian Kanker Payudara di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta”. Penulisan Skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Terapan Kebidanan pada Program Studi
Sarjana Terapan Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Skripsi ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Joko Susilo, SKM, M. Kes. selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta
2. Ibu Dr. Yuni Kusmiyati, SST., MPH. selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta.
3. Ibu Yuliasti Eka Purnamaningrum, SST., MPH selaku Ketua Prodi D-IV
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
4. Ibu Anita Rahmawati, SSiT., MPH selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan arahan dan masukan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
lancar.
5. Bapak Margono, SPd., APP., MSc selaku Pembimbing Pendamping, apresiasi
yang sebesar-besarnya untuk Bapak yang telah membimbing dengan sabar dalam
membimbing penulis.
6. Ibu Heni Puji Wahyuningsih, S.SiT., M.Keb selaku dosen penguji yang telah
memberikan arahan dan masukan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
7. Kepala Direktur RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian.
8. Bagian Pendidikan dan Penelitian serta Instalasi Catatan Medis RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta yang telah membantu dalam proses penelitian.
9. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan, dukungan material
dan moral.
10. Sahabat dan teman-teman yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
11. Semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii
ABSTRACT ................................................................................................ xiii
ABSTRAK .................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 48
Tabel 2. Hubungan Beberapa Variabel dengan Kejadian Kanker Payudara
di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2017………………….. 58
Tabel 3. Hasil Analisis Faktor yang Paling Mempengaruhi Kejadian Kanker
Payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta…………………….. 61
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menjelaskan bahwa insiden kanker meningkat dari 12,7 juta kasus pada tahun
2008 menjadi 14,1 juta kasus pada tahun 2012. Sedangkan jumlah kematian
meningkat dari 7,6 juta orang pada tahun 2008 menjadi 8,2 juta orang pada
tahun 2012.1
adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Angka kejadian
penyakit kanker menurut data Riskesdas 2013, DIY menempati urutan tertinggi
Agency for Reseacrh on Cancer (IARC) tahun 2012, insiden kanker payudara
perempuan.3
tahun 2013 sampai 2017 berturut-turut adalah sebanyak 93 kasus untuk rawat
inap dan 124 kasus untuk rawat jalan, 96 kasus di rawat inap dan 94 kasus di
rawat jalan, 218 kasus di rawat inap dan 395 kasus di rawat jalan, 103 kasus di
September 2017.5
payudara di RSUD Kota Yogyakarta pada tahun 2015 sebanyak 27 kasus dan
peningkatan lagi pada tahun 2017 menjadi 105 kasus kanker payudara. Di
Kabupaten Bantul, dari data yang diperoleh dari RSUD Panembahan Senopati,
jumlah kanker payudara pada tahun 2016 sebanyak 22 kasus dan pada tahun
2017 sebanyak 15 kasus. Di Kabupaten Sleman, data dari RSUD Sleman pada
tahun 2016 terdapat 16 kasus dan pada tahun 2017 terdapat 13 kasus. Kemudian
di Kabupaten Gunung Kidul data yang diperoleh dari RSUD Wonosari pada
tahun 2014 terdapat 18 kasus kanker payudara dan pada tahun 2015 terdapat 3
kasus kanker payudara. Di Kabupaten Kulon Progo, data yang diperoleh dari
RSUD Wates, jumlah kasus kanker payudara pada tahun 2015 sebanyak 52
kasus, pada tahun 2016 sebanyak 54 kasus, dan pada tahun 2017 terjadi
bisa berlangsung lama dan sulit. Dampak kanker payudara antara lain, jika tidak
segera ditangani maka sel–sel kanker tersebut akan menyebar ke organ tubuh
lainnya dan menyebabkan komplikasi. Hal ini sangat berbahaya dan dapat
radiasi, riwayat keluarga dan faktor genetik.6 Dari hasil analisis diketahui
payudara oleh paparan estrogen belum diketahui secara pasti disebabkan karena
stimulasi estrogen terhadap pembelahan sel epitel atau karena disebabkan oleh
Aprildah Nur Sapardin tahun 2014 tentang Faktor Risiko Tumor Payudara pada
dengan tumor payudara adalah umur, pil kontrasepsi, dan menopause.10 Hasil
penelitian yang hampir serupa juga diperoleh dari penelitian Gusti Ayu Triara
Dewi dan Lucia Yovita Hendrati tahun 2013 yang dilakukan di RSUD Dr
Berbeda dengan hasil penelitian oleh Cici Priyatin tahun 2013 tentang
menarche adalah 2.638, usia kehamilan pertama adalah 1.694, paritas sebesar
adalah 0,576, dan riwayat keluarga 6,938 . Dari hasil penelitian ini dapat
tahun 2016 dengan Judul Obesity and Breast Cancer Outcomes: How Much
yang digunakan sebagai salah satu alat kontrasepsi. Cakupan peserta KB baru
Jumlah penderita kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito cukup banyak dan
mengambil lokasi penelitian di RSUP Dr. Sardjito. Selain itu, data-data yang
yang menyebabkan kanker payudara. Di antara faktor risiko yang ada, salah
B. Rumusan Masalah
payudara?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat paparan penggunaan kontrasepsi hormonal pada
payudara.
D. Ruang Lingkup
kesehatan reproduksi.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi dan
2. Manfaat Praktis
Bagi Bidan dan tenaga kesehatan lain di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta,
F. Keaslian Penelitian
1. Penelitian oleh Gusti Ayu Triara Dewi dan Lucia Yovita Hendrati tentang
dan Usia menarche pada tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah observasional
2. Penelitian oleh Ditya Ayu Intan Setiowati, Eddy Herman Tanngo, dan
hormonal dengan kejadian kanker payudara pada wanita di POSA RSUD Dr.
Soetomo dengan nilai p=0,001 dan OR=2,990 yang berarti wanita yang
3. Penelitian oleh Putri Adinie Esca Nissa, Hidayat Widjajanegara, dan Wida
Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Dengan uji Chi-square
oral atau injeksi. Pengambilan data melalui kuesioner dan wawancara kepada
kontrasepsi oral atau injeksi (OR 1,66; 95 % CI; 1,28-2,16; hal 0,001). 18
data sekunder yang diperoleh dari rekam medik pasien. Pengambilan sampel
inklusi dan eksklusi. Variabel independen dari penelitian ini adalah jenis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Kanker Payudara
sel yang tidak terkendali pada kelenjar penghasil susu (lobular), saluran
yaitu 1:1000. Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang juga
Indonesia.21
Pada tahap awal kanker payudara, biasanya kita tidak merasakan sakit
atau tidak ada tanda-tandanya sama sekali. Namun, ketika tumor semakin
terasa keras bila disentuh atau penebalan pada kulit payudara atau
sekitar ketiak.
1) Faktor reproduksi
a) Usia Menarche
indung telur berisi cairan yang dinamai folikel. Usia gadis remaja
atau melahirkan anak pertama pada usia relative lebih tua (>35
bersifat karsinogenik.23
c) Paritas
d) Menyusui
2) Obesitas
untuk Indonesia adalah 18,5 – 25,0. Jadi, dikatakan obesitas jika IMT
banyak kanker dan hasil buruk kanker payudara. Asupan lemak diet
badan berlebih dan BMI yang tinggi, mempunyai level estrogen yang
3) Umur/Usia
pada usia ini risiko terkena kanker payudara semakin besar. Usia
terhadap efek FSH dan LH. Efeknya sekresi estrogen menurun dan
kasus (0,6%).32
a) Faktor Endogen
sebelumnya.38
sudah dimulai sejak pemakaian lebih dari 4 tahun. Hal itu terjadi
payudara.39,40
1) Stadium 0
Pada stadium ini sel kanker payudara tetap di dalam kelenjar
berdekatan.23
2) Stadium I
Terdapat tumor dengan ukuran 2 cm atau kurang dan batas yang jelas
3) Stadium IIA
ketiak/aksiler, atau tumor yang lebih besar dari 2 cm, tetapi tidak
4) Stadium IIB
bening yang berhubungan dengan ketiak, atau tumor yang lebih besar
5) Stadium IIIA
6) Stadium IIIB
7) Stadium IIIC
menyebar ke dinding dada dan atau kulit payudara dan kanker telah
8) Stadium IV
2. Kontrasepsi Hormonal
ovulasi.42
1) Estrogen sintetik
diserap oleh usus dan mudah dihancurkan oleh hati. Agar tidak
mudah dihancurkan oleh hati maka ditambah gugus etinil pada C 17,
dan waktu paruhnya di dalam darah pun cukup lama. Semua jenis
2) Gestagen sintetik
1) Suntikan 3 Bulan
progesteron yang kuat dan sangat efektif. Obat ini termasuk depot.
siklus menstruasi teratur setelah tiga bulan. Efek samping lain yang
3) Pil Kombinasi
tidak digunakan lagi untuk pil kontrasepsi oleh karena pada binatang
percobaan pil yang mengandung zat ini bila digunakan dalam waktu
norgestrel. 42
ethynil group pada atom C 17. Dengan adanya ethynil group pada
dari komponen hormon itu. Walaupun banyak hal yang masih belum
pengeluaran LH. Pada pertengahan siklus haid kadar FSH rendah dan
terganggu. 42
proteksi kontrasepsinya.42
5) Implan
3. Efek Estrogen
Payudara tumbuh pada seorang gadis dimulai pada usia 10-12 tahun,
pituitari portal akan berefek pada lobus anterior hipofise, kemudian selanjutnya
sel basofilik dari bagian anterior hipofisa mengeluarkan FSH dan LH. FSH
dari payudara dan organ genital. Selama satu sampai dua tahun pertama setelah
karena maturase dari folikel primordial ovari tidak menyebabkan ovulasi atau
luteal fase. Dengan demikian, sintesis estrogen ovarium lebih dominan daripada
terjadi ovulasi. Setelah terjadinya ovulasi dan perempuan tersebut tidak hamil,
maka korpus luteum akan memproduksi hormon steroid yang lain yaitu
estrogen, akibatnya terjadi maturase folikel ovulat dan korpus luteum melepas
progesteron. Peran yang pasti dari hormon ini belum jelas. Estrogen
selalu baik. Estrogen yang terlalu banyak akan membuat tubuh overload dan
payudara.13,34
mengatur splicing mRNA, yaitu CYP17 dan CYP19 pada kelenjar payudara.
Selain itu, estrogen dan progesteron akan merangsang pertumbuhan sel puncak
kanker payudara secara langsung pada bagian duktus kelenjar payudara. 17, 44
B. Landasan Teori
mengatur splicing mRNA, yaitu CYP17 dan CYP19 pada kelenjar payudara.
Selain itu, estrogen dan progesteron akan merangsang pertumbuhan sel puncak
kanker payudara secara langsung pada bagian duktus kelenjar payudara. 17, 45
yang berhubungan dengan faktor hormonal, yaitu kanker payudara dan kanker
serviks. Terutama akan meningkat signifikan pada penggunaan jenis oral atau
pil karena pada kontrasepsi oral mengandung hormon progesteron yang dapat
estrogen dalam tubuh semakin banyak jumlah lemak dalam tubuh. Lemak dapat
jumlah estrogen akan semakin banyak bersirkulasi dalam darah dan masuk ke
berbagai sel dalam tubuh melalui reseptornya. Reseptor estrogen yang penting
terganggu.17,13,41
terus terjadi secara berlebihan maka akan terjadi akumulasi genetik yang eror
pada gen BRCA1, BRCA2, HER2/NEU ataupun p53 dan terjadilah atipikal
C. Kerangka Konsep
Gambar 1. Kerangka Konsep
D. Hipotesis
payudara.
payudara.
BAB III
METODE PENELITIAN
para peneliti justru mencari hubungan antara variabel yang satu dengan variabel
lainnya. Pada penelitian analitik ini dilakukan analisis terhadap data yang
diperoleh, oleh karena itu pada penelitian analitik selalu diperlukan hipotesis
dengan efek atau penyakit tertentu (yang disebut sebagai kasus) dan kelompok
risiko yang dapat menerangkan mengapa kasus terkena efek, sedangkan kontrol
tidak. Pada studi kasus kontrol sekelompok kasus (yakni pasien yang menderita
efek atau penyakit yang sedang diteliti) dibandingkan dengan kelompok kontrol
(mereka yang tidak menderita penyakit). Dalam studi ini ingin diketahui apakah
suatu faktor risiko tertentu benar berpengaruh terhadap terjadinya efek yang
Sebagai efek pada penelitian ini adalah kejadian kanker payudara, dan
sebagai faktor risiko adalah pemakaian alat kontrasepsi hormonal, usia ≥40
tahun, usia menarche <12 tahun, obesitas (IMT ≥25) , dan paritas nullipara.
Subyek kasus dalam penelitian ini adalah wanita yang menderita kanker
adalah wanita penderita yang tidak kanker payudara dan kanker lainnya yang
berobat di Poli Obsgyn RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta . Secara skematis desain
1. Penggunaan kontrasepsi
non-hormonal
2. Usia <40 tahun
Gambar 2. Desain Penelitian Case Control
diteliti.47 Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita yang dirawat di
RSUP Dr. Sardjito. Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan
subyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.47 Sampel kasus
dalam penelitian ini adalah semua wanita yang didiagnosis menderita kanker
payudara di Bangsal Bedah RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2017. Sampel
Kontrol adalah semua pasien wanita yang dinyatakan tidak pernah ataupun
n1 = n2
𝑂𝑅 𝑥 𝑃2
P1 =
𝑂𝑅𝑥𝑃2+(1−𝑃2)
𝑏
P2 =
𝑏+𝑑
OR = Odd Ratio
Keterangan:
OR = 2,990
𝑏 53
P2 = = = 0,552 (dari penelitian sebelumnya)
𝑏+𝑑 53+43
2,990 𝑥 0,552
P1 = = 0, 79
2,990𝑥0,552+(1−0,552)
2
{1,96 √[2𝑥0,552 (1−0,552)] + 1,28 √[0,79 (1−0,79)+ 0,552 (1−0,552)]}
n=
(0,79−0,552)2
2
{1,96 √[1,104 𝑥 0,448] + 1,28 √[0,79 𝑋 0,21+0,552 𝑋 0,448]}
=
(0,238)2
2
{1,96 √0,494592 + 1,28 √0,1659+0,247296]}
=
0,056644
(2,1912)2
=
0,056644
4,80135744
= = 84,7 dibulatkan menjadi 85
0,056644
kelompok kontrol adalah 1:1. Dimana sampel terdiri dari 85 responden sebagai
peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
1. Kriteria inklusi
kelompok kasus
2. Kriteria eksklusi
tahun
mulai tanggal 11-20 Juli 2018. Tempat penelitian dilakukan di Instalasi Rekam
D. Variabel Penelitian
kelompok lain. Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang
digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau diapatkan oleh
1. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu sumber informasi
diperoleh dari rekam medis pasien rawat inap bangsal bedah dan pasien di
tabel
tabel
1. Instrumen penelitian
medik, diagnosis medis, usia, usia menarche, obesitas, paritas, dan jenis
2. Bahan penelitian
1. Tahap persiapan
di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Surat izin penelitian dari RSUP Dr.
2. Tahap pelaksanaan
data
data
penelitian
I. Manajemen Data
1. Pengolahan Data
telah diisi.
komputer.
1) Jenis Kontrasepsi
3) Umur
4) Status Obesitas
5) Usia Menarche
6) Paritas
d. Cleaning
pembetulan.
2. Analisis Data
a. Analisis univariat
b. Analisis Bivariat
software komputer.
c. Analisis multivariat
1) Seleksi bivariat
luar (usia, usia menarche, status obesitas atau IMT, dan paritas)
2) Seleksi bersama-sama
J. Etika Penelitian
surat keterangan kelaikan etik (etical clearance) dari Komite Etik Penelitian
kepentingan penelitian.
K. Kelemahan Penelitian
A. Hasil Penelitian
Aspirasi Jarum Halus, Penyuluhan dan Pelatihan SADARI). Selain itu, juga
kemoterapi, biopsi, dan terapi paliatif untuk penderita kanker stadium lanjut.
hormonal, usia, usia menarche, status obesitas (IMT), dan paritas. Hasil
perhitungan dan analisis statistik dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Hubungan Beberapa Variabel dengan Kejadian Kanker Payudara di
(95%)
n % n % n %
-
Hormonal 48 56,5 30 35,3 78 45,9 0,004 2,378
4,412
Non-hormonal 37 43,5 55 64,7 92 54,1
2. Usia 1,416
-
≥ 40 tahun 48 56,5 28 32,9 76 44,7 0,002 2,641
4,925
< 40 tahun 37 43,5 57 67,1 94 55,3
-
< 12 tahun 29 34,1 13 15,3 42 24,7 0.004 2,868
≥ 12 tahun 56 65,9 72 84,7 128 75,3 6,021
-
IMT ≥25 34 40 16 18,8 50 29,4 0,002 2,875
5,765
IMT < 25 51 60 69 81,2 120 70,6
5. Paritas 1,402
-
Nullipara 17 20 5 5,9 22 12,9 0,005 4,000
11,410
Tidak Nullipara 68 80 80 94,1 148 87,1
payudara.
hormonal dengan kejadian kanker payudara pada wanita di RSUP Dr. Sardjito
Selain itu, berdasarkan tabel 2 juga diketahui paparan variabel luar yang
berusia ≥40 tahun (berisiko) pada penderita kanker payudara (kasus) lebih
menarche pada usia <12 tahun (berisiko) pada penderita kanker payudara lebih
memiliki IMT ≥25 (berisiko) pada penderita kanker payudara lebih tinggi
payudara lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak kanker payudara
(20%>5,9%).
dan hubungan usia, usia menarche, obesitas, dan paritas dengan kejadian kanker
payudara.
hormonal dengan kejadian kanker payudara dan hubungan usia, usia menarche,
obesitas, dan paritas dengan kejadian kanker payudara. Berdasarkan hasil uji
statistik diperoleh bahwa ada perbedaan kejadian kanker payudara pada wanita
bahwa ada perbedaan kejadian kanker payudara pada wanita yang berusia ≥40
tahun dengan wanita yang berusia <40 tahun atau ada hubungan signifikan antara
95% (1,416-4,925). Wanita yang berusia ≥40 tahun mempunyai peluang 2,641
kali mengalami kanker payudara bila dibandingkan dengan wanita yang berusia
<40 tahun. Dari variabel usia menarche, diperoleh bahwa ada perbedaan kejadian
kanker payudara pada wanita yang menarche pada usia <12 tahun dengan wanita
yang menarche pada usia ≥12 tahun atau ada hubungan signifikan antara usia
menarche <12 tahun dengan kejadian kanker payudara pada wanita p-value =
0,004 < 0,05 ; CI = 95% (1,366-6,021). Wanita yang mengalami menarche pada
usia <12 tahun mempunyai peluang 2,868 kali mengalami kanker payudara
(IMT ≥25) dengan wanita yang tidak obesitas (IMT <25) atau ada hubungan yang
signifikan antara obesitas (IMT ≥25) dengan kejadian kanker payudara pada
wanita p-value = 0,002 < 0,05 ; CI = 95% (1,434-5,765). Wanita yang obesitas
(IMT ≥25) memiliki risiko 2,875 kali mengalami kanker payudara dibandingkan
wanita yang tidak obesitas (IMT <25). Ada perbedaan kejadian kanker payudara
atau ada hubungan signifikan antara nullipara dengan kejadian kanker payudara
pada wanita p-value = 0,005 < 0,05 ; CI = 95% (1,402-11,410). Wanita yang
nullipara memiliki risiko 4 kali mengalami kanker payudara dibandingkan
dengan kejadian kanker payudara pada wanita di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Lower Upper
wanita, setelah dikontrol dengan jenis kontrasepsi, usia, usia menarche, IMT,
dan paritas. Faktor dominan adalah faktor yang paling mempengaruhi kejadian
kanker payudara pada wanita di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Wanita yang
nullipara mempunyai peluang 4,238 kali untuk mengalami kanker payudara
B. Pembahasan
bahwa di antaranya adalah faktor reproduksi (usia menarche, usia pertama kali
melahirkan, paritas, dan menyusui), obesitas, usia, riwayat keluarga, dan faktor
(usia menarche dan paritas), status obesitas/IMT, usia, dan faktor hormon
(penggunaan kontrasepsi).
bahwa terlalu banyak estrogen tidak selalu baik. Estrogen yang terlalu
sel kanker terbentuk. Efek dari estrogen dimasukkan dalam model. Hasilnya
0,004 dengan OR 2,378 (CI 95% 1,282 – 4,412) yang berarti wanita yang
payudara sudah dimulai sejak pemakaian lebih dari 4 tahun. Hal itu terjadi
penelitian ini adalah studi kohort yang dilakukan oleh Gabrick, melaporkan
ke atas dikarenakan pada usia ini risiko terkena kanker payudara semakin
besar. Menurut Cancer Research of UK, seiring waktu sel-sel dalam tubuh
membentuk pertumbuhan yang disebut tumor. Ini adalah awal dari kanker.
2,641 (CI 95% 1,416 – 4,925) yang berarti wanita yang berusia ≥40 tahun
dibandingkan dengan wanita yang berusia <40 tahun. Hasil penelitian ini
Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini adalah penelitian Israel
seksual seorang gadis remaja.24 Usia menarche yang terlalu dini pada
wanita, yaitu kurang dari 12 tahun menyebabkan paparan hormon estrogen
pertumbuhan sel pada bagian tubuh tertentu secara tidak normal.8 Menarche
dini atau menstruasi pertama pada usia relatif muda (<12 tahun)
bulan pertama kali biasanya lebih lama dari pada wanita yang menstruasi
kemudian. Selama waktu ini, jaringan payudara immatur, lebih aktif dan
0,004 dengan OR 2,868 (CI 95% 1,366 – 6,201) yang berarti wanita yang
mengalami menarche pada usia <12 tahun mempunyai peluang 2,868 kali
(2002) dalam Rasjidi (2010) bahwa pada usia menarche yang lebih muda
Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini adalah penelitian oleh
Setiowati DAI, Eddy HT, dan Roostantia IS (2016) yang menunjukkan
bahwa usia menarche dini pada kelompok kasus lebih banyak dibandingkan
kanker payudara.16
berat badan berlebih dan BMI yang tinggi, mempunyai level estrogen yang
payudara.39,40
(CI 95% 1,434 – 5,765) yang berarti wanita yang obesitas (IMT ≥25)
peningkatan risiko paling banyak kanker dan hasil buruk kanker payudara.12
hormon estrogen yang tinggi selama masa reproduktif wanita, terutama jika
wanita yang tidak nullipara. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
oleh Cici Priyatin, Elisa Ulfiana, dan Sri Sumarni (2013) yang
Penelitian lain yang sejalan dengan hasil penelitian ini adalah penelitian
oleh Desiyani Nani (2009) yang mengatakan bahwa berdasarkan uji Chi-
menopause.30
nullipara. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Desiyani Nani yang
payudara pada wanita adalah jumlah anak dan riwayat keluarga dengan
estrogen yang tinggi selama masa reproduktif wanita, terutama jika tidak
A. Kesimpulan
akseptor KB. Selain itu, bidan juga dapat memberikan KIE kepada akseptor
dan pada usia ≥40 tahun dapat meningkatkan risiko kejadian kanker
payudara. Selain itu, mereka dapat melakukan pencegahan dan deteksi dini
1. No. Responden :
2. No. RM :