Anda di halaman 1dari 9

Siklus Rankine / Siklus Uap

AUTHOR
M. Rio Rizky Saputra
Siklus Uap / Rankine cycle
Siklus rankine adalah siklus termodinamika tenaga uap, untuk menghasilkan daya electric atau mechanical.
Dimana fluida kerja yaitu air yang melakukan perubahan fasa dalam bentuk cair menjadi uap didalam siklusnya.
Komponen utama dari siklus ini adalah

• Boiler
• Turbin uap
• Kondensor
• Pompa

Aplikasi siklus rankine digunakan pada steam power plant/PLTU sebagai dasar awal perancangan sistem
pembangkit PLTU. Dalam penerapan di PLTU siklus rankine sering dimodifikasi untuk meningkatkan efisiensi
dari suatu pembangkit tersebut, salah satunya memanfaatkan panas sisa ekspansi turbin dengan menggunakan
heater (Pemanas awal untuk air umpan awal ke boiler/ feed water) yang dikenal dengan regenerative rankine
cycle. Untuk lebih jelas berikut ini jenis dari siklus rankine sebagai berikut :

1. Siklus Rankine
Siklus rankine ditemukan oleh William John Macquorn Rankine, yang mendesain siklus rankine dengan
uap saturasi untuk mesin uap. Siklus ini memilki beberapa proses termodinamika dalam setiap equitmentnya
yang akan di gambarkan pada diagram T-s dan P-v sebagai berkut :
Gambar 1.1 Diagram Siklus Rankine

Proses termodinamika dari siklus tersebut adalah

1. 1-2 (Turbin) Proses isentropik/adiabatik


Proses ini adalah proses ekspansi isentropik, yang berlangsung secara adibatik atau tidak ada panas masuk
dan keluar selama ekspansi pada turbin sehingga tidak ada perubahan entropi, maka didapatkan kerja
turbin (Wturbin) dari hukum pertama termodinamika menjadi :

Wturbine = m’ (h1’ – h2’) atau Wturbine = m’ Cp (T1’-T2’) [kJ/s (kW)]

2. 2-3 (Kondensor) Proses isobarik


Didalam kondensor panas akan dilepaskan sehingga merubah fasa dari uap menjadi cair, berlangsung
dengan tekanan konstan atau proses isobarik, maka nilai panas keluar didapatkan dengan :

Qout = m’ (h2’ – h3) atau Qout = m’ Cp (T2’-T3) [kJ/s (kW)]

3. 3-4 (Pompa) Proses isentropik


Pompa akan mengkompresikan fluida ke boiler pada tekanan tetap, proses ini berlangsung secara adiabatik
dan reversible, sehingga kerja yang dibutuhkan pump adalah:

WPompa = m’ (h4 – h3) atau Wpompa = m’ Cp (T4 -T3) [kJ/s (kW)]


4. 4-1 (Boiler) Proses isobarik
Proses termodinamika dalam boiler adalah proses isobarik, yaitu pembakaran dengan tekanan tetap,
perpindahan panas (heat transfer) terjadi pada energi panas pembakaran ke pipa-pipa di dalam boiler
hingga menghasilkan uap kerja yaitu uap superheated ataupun uap saturasi tetapi dalam PLTU banyak
digunakan uap superheated. Untuk menghasilkan uap pada boiler, air akan melewati beberapa phasa yaitu
economizer (pemanasan awal), evaporator (phasa kesetimbangan perubahan dari cair menjadi uap atau
disebut dengan fenomena boiling) yang menghasilkan uap saturasi, selanjutnya uap saturasi di panaskan
kembali pada pipa superheater menjadi uap superheated, ketiga phasa ini merupakaan boiler jenis
subcritical yang membutuhkan steam drum terlihat pada gambar 1.2, maka nilai panas masuk didapatkan
dari hukum termodinamika adalah

Qin = m’ (h1’ – h4) atau Qin = m’ Cp (T1’-T4) [kJ/s (kW)]

Gambar 1.2 Proses didalam boiler

5. Parameter kinerja siklus rankine


a. BWR (Back work ratio)
BWR = Wpompa / Wturbin [kW]
b. Wnet (Kerja bersih)
Wnet = Wturbin – Wpompa [kW]
c. Efisiensi termal
ήtermal = Wturbin – Wpompa / Qin [%]

2. Siklus Rankine Reaheat


Untuk pembangkit listrik tenaga uap sangat penting untuk memaksimalkan efisiensi termal dan
meminimalkan konsumsi uap spesifik. Modifikasi dari siklus rankine sederhana untuk meningkatkan
efisiensi termal, dengan memanfaatkan kembali panas hasil ekspansi pada high pressure turbine (LP)
menggunakan reheater kemudian diekspansi ke low pressure turbine (HP). pada dasarnya siklus rankine
berkerja dengan tekanan dan temperature tinggi, masalah terjadi ketika menaikan tekanan uap masuk HP
turbin akan menghasilkan kadar air pada uap (uap basah) pada keluaran HP turbin, uap basah akan merusak
sudu/blade turbin dengan parah (erosi), sehingga mengganggu efisiensi turbin, maka untuk mencegah
kerusakan sudu turbin uap basah dari HP tutbin dipanaskan kembali melewati reheater, di mana uap menjadi
super panas dan diekspansikan ke LP tutbin. Tujuan mendasar dari pemanasan ulang (Reheater) bukan untuk
meningkatkan efisiensi siklus tetapi untuk mengurangi kadar uap air pada keluarn turbin HP, sehingga
tekanan boiler dapat ditingkatkan.

Gambar 1.3 Siklus rankine reheat


No Keterangan Rumus Satuan
1 Boiler (Qin) Qin = m’ (h1-h2) + m’ (h3-h2) [kJ/s (kW)]
2 Turbin (Wturbin) Wturbin = Wturbin HP + Wturbin LP [kJ/s (kW)]
= m’ (h1-h2) + m’(h3-h4)
3 Pompa (Wpump) Wpump = m’ (h6-h5) [kJ/s (kW)]
4 Wnet Wnet = Wturbin – Wpump [kJ/s (kW)]
5 Efisiensi Termal ήtermal = Wnet / Qin [%]

3. Siklus Rankine Regenerative


Siklus regeneratif adalah bentuk modifikasi dari siklus rankine di mana dirancang untuk meningkatkan
temperatur air umpan (feed water) dengan menggunakan alat penukar panas (heat exchanger) sehingga siklus
mendekati siklus Carnot. alat penukar panas tersebut ialah Feedwater heater, di mana pertukaran panas
terjadi antara dua cairan yaitu uap dan air umpan secara kontak langsung (terbuka) ataupun tidak kontak
langsung (tertutup) pada gambar 1.4.

Gambar 1.4 Open dan closed Feedwater heater


Gambar 1.5 Open or direct-contact feedwater heaters

Pada perhitungan akan berlaku prinsip hukum kesetimbangan energi yaitu (Qin = Qout) pada Feedwater
heater.

No Keterangan Rumus Satuan


1 Heater 1 m’2 (h2 - h9) = ( 1 – m’2) (h9 - h8) [kJ/s (kW)]
2 Heater 2 m’3 (h3 - h7) = (1 – m’2 – m’3) (h7 - h6) [kJ/s (kW)]
3 Qin Qin = m’ (h1 – h10) [kJ/s (kW)]
4 Wturbin Wturbin = (h1-h2) + (1 – m’2) (h2 - h3) + (1 – m’2 – m’3) (h3 - h4) [kJ/s (kW)]
5 Wnet Wnet = Wturbin - Wpompa [kJ/s (kW)]
6 Efisiensi ήtermal = Wnet / Qin [%]
Termal
Berikut ini adalah penerapan siklus gabungan rankine antara Reheat dan Regenerative pada PLTU
1. Supercritical Boiler 3500 psig turbine cycle heat balance
2. Subcritical boiler, 2400 psig turbine cycle heat balance

Anda mungkin juga menyukai