Nomor absen : 14
a. Aspek Akidah :
Kondisi masyarakat di abad modern masih terlihat makam-makam syekh
tarikat yang bertebaran. Setiap kota bahkan desa-desa mempunyai makam syekh atau
walinya masing-masing. Ke makam-makam itulah umat Islam pergi dan meminta
pertolongan dari syekh atau wali yang dimakamkan disana untuk menyelesaikan masalah
kehidupan mereka sehari-hari. Ada yang meminta diberi anak, jodoh disembuhkan dari
penyakit, dan ada pula yang minta diberi kekayaan. Syekh atau wali yang telah
meninggal. Syekh atau wali yang telah meninggal dunia itu dipandang sebagai orang
yang berkuasa untuk meyelesaikan segala macam persoalan yang dihadapi manusia di
dunia ini. Perbuatan ini termasuk syirik karena permohonan dan doa tidak lagi
dipanjatkan kepada Allah SWT.
Kondisi masyarakat di lingkungan sekitar diantaranya :
1. Tathayyur adalah beranggapan sial dengan waktu tertentu, tempat tertentu, atau
sesuatu yang dilihat, didengar, atau diketahui. Penduduk membangun rumah
menghadap arah tertentu. Mereka juga memulai membangun dan menempatinya di
hari tertentu, dengan keyakinan akan mendatangkan keberuntungan dan menjauhkan
kesialan. Ada pula yang tidak mau berdagang di hari tertentu dan melarang
pernikahan di bulan tertentu. Semua ini adalah bentuk tathayyur syirik.
2. Tamimah adalah sesuatu yang digantungkan pada seorang anak untuk menolak ‘ain
atau musibah. Sering kita melihat benda-benda yang digantungkan di rumah, mobil,
toko, atau dipakaikan pada anak dengan niat menolak bala. Semua ini termasuk jenis
tamimah yang syirik. Orang yang melakukannya terjatuh dalam kesyirikan.
3. Tiwalah adalah sesuatu yang dibuat untuk membuat suami atau seorang lelaki
mencintai istrinya atau seorang wanita atau sebaliknya. Adapun dublah (cincin yang
dipakai oleh seseorang setelah menikah) dengan keyakinan bahwa selama cincin
emas tersebut dipakai maka pernikahannya akan tetap langgeng, ini adalah keyakinan
yang syirik, karena tidak ada yang bisa membolak-balikan hati manusia selain Allah l.
Memakai cincin seperti ini minimal tasyabbuh (menyerupai) orang kafir, haram
hukumnya. Bisa juga terjatuh ke dalam kesyirikan, jika dia berkeyakinan bahwa
cincin itu bisa menjadi sebab langgengnya pernikahan.
4. Jampi-jampi/mantra, yang dimaksud adalah ruqyah (bacaan-bacaan) yang syirik, yang
mengandung permintaan bantuan kepada jin.
5. Sembelihan untuk selain Allah
a. Larung (sedekah laut)
Di antara sembelihan syirik adalah sembelihan tahunan yang dipersembahkan untuk
selain Allah l, baik untuk laut (sedekah laut), sungai, gunung, maupun yang lainnya.
6. Kesyirikan di kuburan
Di antara perbuatan syirik yang dianggap biasa adalah perbuatan-perbuatan di kuburan
sebagai berikut:
a. Berdoa kepada penghuni kubur
b. Nadzar untuk penghuni kubur
c. Isti’anah, meminta tolong kepada penghuni kubur
d. Isti’adzah, meminta perlindungan kepada penghuni kubur
e. Istighatsah, meminta dihilangkan bencana kepada penghuni kubur
Solusi :
Menurut saya, yang harus disembah hanyalah Allah SWT dan orang yang menyembah
selain dari-Nya telah dinyatakan sebagai musyrik. Kebanyakan orang Islam bukan lagi
penganut paham tauhid yang sebenarnya karena mereka meminta pertolongan bukan
kepada Allah, melainkan kepada syekh, wali atau kekuatan gaib. Orang Islam yang
berperilaku demikian juga dinyatakan sebagai musyrik. Menyebut nama nabi, syekh atau
malaikat sebagai pengantar dalam doa juga dikatakan sebagai syirik. Meminta syafaat
selain kepada Allah juga perbuatan syirik. Bernazar kepada selain Allah juga merupakan
syirik.
Ketahuilah, semua hal di atas adalah kemungkaran yang harus diingkari. Rasulullah
SAW berkata:
ِ ك أَضْ َعفُ اإْل ِ ي َم
ان َ ِ فَإ ِ ْن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع فَبِقَ ْلبِ ِه َو َذل، فَإ ِ ْن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع فَبِلِ َسانِ ِه،َم ْن َرأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َكرًا فَ ْليُ َغيِّرْ هُ بِيَ ِد ِه
“Barang siapa melihat kemungkaran hendaknya dia ubah dengan tangannya. Jika tidak
mampu, dengan lisannya. Jika tidak mampu juga maka dengan hatinya, dan itu adalah
selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)
b. Aspek Kebudayaan :
Kondisi masyarakat di abad modern masih terlihat kebudayaan turki yang merupakan
perpaduan antara kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia,
mereka banyak menerima ajaran-ajaran tentang etika dan tatakrama kehidupan kerajaan
atau organisasi pemerintahan. Prinsip kemiliteran mereka dapatkan dari Bizantium,
sedangkan dari Arab, mereka mendapat ajaran tentang prinsip ekonomi, kemasyarakatan,
dan ilmu pengetahuan.
Orang-orang Turki Usmani dikenal sebagai bangsa yang senang dan mudah
berasimilasi dengan bangsa lain dan bersikap terbuka terhadap kebudayaaan luar. Para
ilmuwan ketika itu tidak menonjol. Namun demikian, mereka banyak berkiprah dalam
pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah
seperti masjid Sultan Muhammad Al Fatih, masjid Sulaiman, dan masjid Abu Ayub Al
Ansari. Masjid-masjid tersebut dihiasi pula dengan kaligrafi yang indah. Salah satu
masjid yang terkenal dengan keindahan kaligrafinya adalah masjid yang awalnya
berasalh dari gereja Aya Sophia.
Islam dan kebudayaannya tidak hanya merupakan warisan dari masa silam yang
gemilang, namun juga salah satu kekuatan penting yang cukup diperhitungkan dunia
dewasa ini. Al Qur’an terus menerus dibaca dan dikaji oleh kaum muslim. Budaya Islam
pun tetap merupakan faktor pendorong dalam membentuk kehidupan manusia di
permukaan bumi.
2. Semangat berlebihan
Belakangan ini ada kecenderungan sebagian anak muda yang ingin mengikuti
perilaku Nabi saw. secara kaffah (totalitas), sehingga menurutnya apa yang
berasal dari Nabi saw. tanpa terkecuali wajib diikuti. Anak-anak muda seperti ini
menganggap orang Islam yang tidak memakai sorban dianggap tidak mengikuti
Rasullulah saw.
Solusi :
Menurut saya, percampuran dalam budaya tidak dapat dimaknai sebagai hal
negatif atau positif, karena hal tersebut terlalu dinamis untuk disimpulkan dalam
kebudayaan, yang menyangkut berbagai masyarakat yang mempunyai berbagai kebiasaan
atau adat istiadat yang berbeda. Dan selanjutnya tergantung bagaimana kita sebagai
individu dapat memaknainya. Dalam berpakaian, Islam hanya mengamanatkan
kriterianya saja, yaitu yang diwajibkan adalah dengan rumus T-4, tutup aurat, tidak
teransparan, tidak ketat, dan tidak menyerupai pakaian lawan jenis. Tentang model dan
bentuknya, Islam tidak membatasi apalagi melarang model pakaian apa saja. Apabila 4
kriteria tadi terpenuhi maka umat Islam dipersilahkan berpakaian yang ia sukai dan
dianggap cocok untuk lingkungannya. Kita menghargai semangat untuk mengikuti
perilaku Nabi saw., tetapi hendaknya tidak sampai kebablasan. Dalam hal-hal yang
berkaitan dalam agama, kita wajib mengikuti apa yang berasal dari Nabi saw. Namun
demikian hal-hal yang berasal dari Nabi saw. dan itu berkaitan dengan sosial dan budaya
kita tidak wajib mengikutinya. Siapa yang mengikuti budaya yang berasal dari Nabi saw.
dipersilahkan dan siapa yang tidak mengikuti budaya dari Nabi saw. juga dipersilahkan.
من بعديtفإنه من يعش منكم فسيرى اختالفا ً كثيراً فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين
Solusi :
ilmu pengetahuan memang tak bisa dipungkiri bahwa hal tersebut sekarang
telah terjadi hampir di setiap kota, mungkin bahkan daerah. Namun, ingatlah bahwa mencari
ilmu tidak perlu kekayaan, sesuatu yang diwajibkan oleh Allah tidak akan mempersulit
hamba-Nya dalam melaksanakan. Allah pun berfirman bahwasannya orang – orang yang
berilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT. Untuk menanggapi masalah kasta ilmu
pengetahuan, cukup dengan saling mengajak ke majlis – majlis untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan lebih, sering – sering membaca buku, mengunjungi perpustakaan umum, dan
saling berbagi ilmu. Jika masalah transportasi yang kurang memadahi (untuk sebagian
masyarakat yang tinggal di pedalaman) mungkin bisa dengan cara saling meminjamkan buku
َيَ ْعلَ ُمونَ ظَا ِهرًا ِمنَ ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َوهُ ْم ع َِن اآْل َ ِخ َر ِة هُ ْم غَافِلُون
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedangkan mereka lalai
Bunga yang diterapkan oleh Bank Konvensional ternyata termasuk dalam praktik riba.
Ketika kita meminjam dana dari Bank, maka kita akan dikenakan bunga setiap kali
membayar angsuran pinjaman tersebut.
Hal ini (riba) juga terjadi pada lembaga keuangan lainnya, misalnya lembaga
pembiayaan. Ketika kita membeli kendaraan bermotor atau properti secara mencicil maka
kita akan dikenakan bunga, dan ini termasuk praktik riba.
Ketika kita ingin meminjam uang dari pihak lain, seringkali pinjaman tersebut disertai
dengan syarat. Misalnya bunga atau hal lainnya sebagai syarat agar pemilik uang mau
meminjamkannya pada orang lain.
Contoh lain, misalnya seorang kerabat ingin meminjam uang dari kamu, lalu kamu
memberikan syarat memberikan pinjaman yaitu harus bersedia menjemput dan mengantar
kamu setiap hari. Hal-hal seperti ini ternyata sudah termasuk dalam praktik riba yang
dilarang.
Solusi :
Transaksi yang diperbolehkan dalam Islam ada beberapa jenis transaksi, dimana salah
satunya adalah transaksi mudharabah. Transaksi yang satu ini diperbolehkan untuk
menghindari datangnya riba. Transaksi satu ini dapat dilakukan dengan cara kerjasama
yang dilakukan oleh kedua belah pihak.
Salah stau pihak sebagai pemodal dan pihak lainnya sebagai orang yang menjalankan
usaha. Transaksi ini dapat dilakukan dengan cara membagi hasil sesuai dengan yang
disepakati. Ketika terjadi kerugian maka pihak pemodalah yang harus menanggung biaya
kerugian sementara pihak lain tidak menanggungnya karena usaha dan tenaga yang dia
kerahkan menjadi bagian dari kerugiannya.
Ada beberapa jenis transaksi lain yang dapat dilakukan untuk menghindari riba yaitu
dengan cara salam dan muajjal. Transaksi salam adalah ketika jual beli dilakukan dengan
cara melakukan pembayaran terlebih dahulu sementara barang yang diinginkan akan
diberikan belakangan. Untuk transaksi muajjal, transaksi jenis ini dapat dilakukan dengan
cara menaikan harga saat berlangsungnya transaksi.
ُاَلَّ ِذ ْينَ يَأْ ُكلُوْ نَ ال ِّربَوا اَل يَقُ ُموْ نَ إِاّل َك َما يَقُوْ ُم الَّ ِذيْ يَتَ َخبُّطُهُ ال َّش ْيطَنُ ِمنَ ْال َمسِّ َذلِكَ بِأَنَّهُ ْم قَالُو اِنَّ َما ْالبَ ْي ُع ِم ْثل الرِّ بَوا َواَ َح َّل هللا
ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم الرِّ بَوا
Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran tekanan penyakit jiwa (gila).
Keadaan mereka yang demikian itu disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah SWT telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba . . . (Q.S. Al-Baqarah: 275).