Anda di halaman 1dari 6

4.1.

2 Pengkajian

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada keluarga Tn. H di

dapatkan data sebagai berikut

1. Identitas peneliti

Penulis atas nama Annisa Oelfiyah Hasanah melakukan penelitian

diwilayah kerja puskesmas Kotakulon pada tanggal 25 Agustsus 2020

2. Data keluarga

Kepala keluarga dalam penelitian ini yaitu Tn. H yang sehari-hari

berbahasa madura yang beralamat di Kelurahan Kotakulon RT 018 RW

004 Kabupaten Bondowoso yang saat ini tidak bekerja karena sakit

gangguan jiwa, beragama islam, suku madura, pelayanan kesehatan terdekat

yaitu puskesmas Kotakulon dengan jarak ± 200 meter dan alat transportasi

yang digunakan adalah sepeda motor.

3. Data anggota keluarga

Tn. H adalah kepala keluarga i yang berusia 68 tahun, jenis kelamin

laki-laki, suku madura, pendidikan terakhir adalah tamat SLTA, tidak

bekerja karena sakit gangguan jiwa, status gizi (tinggi badan 165 centimeter

dan berat badan 72 kilogram), tanda-tanda vital (tekanan darah: 170/100

mmHg, nadi: 90 kali/menit, suhu 36,5o celcius, dan respiratory rate: 24

kali/menit) dan status imunisasi lengkap, status kesehatan saat ini adalah

sakit gangguan jiwa dan terdapat riwayat mempunyai tekanan darah tinggi

sejak 10 tahun yang lalu.

Istri dari Tn. H adalah Ny. N yang berusia 56 tahun, jenis kelamin

perempuan, suku madura, pendidikan terakhir adalah tamat SD, bekerja


sebagai buruh yang menggantikan tugas dari Tn. H untuk mencari nafkah,

status gizi (tinggi badan 155 centimeter dan berat badan 50 kilogram),

tanda-tanda vital (tekanan darah: 130/90 mmHg, nadi: 80 kali/menit, suhu

36,5o celcius, dan respiratory rate: 20 kali/menit), status imunisasi lengkap,

status kesehatan saat ini tidak ada kelainan dan tidak ada riwayat alergi.

An. K adalah anak kedua dari Tn. H dan Ny. N yang berusia 17

tahun, jenis kelamin laki-laki, suku madura, saat ini masih berstatus sebagai

seorang pelajar di sekolah menengah atas, status gizi (tinggi badan 152

centimeter dan berat badan 48 kilogram), tanda-tanda vital (tekanan darah:

120/80 mmHg, nadi: 80 kali/menit, suhu 36,5o celcius, dan respiratory rate:

20 kali/menit) dan status imunisasi lengkap, status kesehatan saat ini tidak

ada kelainan dan tidak ada alergi.

4. Tahap dan riwayat perkembangan keluarga

Tahap dan riwayat perkembangan keluarga Tn. H berada pada tahap

keluarga dengan anak pertama berusia 17 tahun, maka tahap

perkembangannya adalah keluarga dengan anak remaja.

Tugas keluarga dalam keluarga Tn. H tidak dapat dijalankan sesuai

dengan peran dari masing-masing anggota keluarga dimana tugas untuk

mencari nafkah yang biasanya dilakukan oleh Tn. H digantikan oleh Ny. N

yaitu istri dari Tn. H yang saat ini bekerja sebagai buruh untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari karena Tn. H sedang sakit gangguan jiwa sehingga

tidak dapat bekerja dan menjalankan tugasnya sebagai kepala keluarga.

5. Struktur keluarga
Struktur keluarga yang terdiri dari pola dan proses komunikasi, peran,

kekuatan dan nilai dan norma yang dianut keluarga. Pola dan proses

komunikasi antar angota keluarga kurang efektif dan setiap anggota

keluarga jarang berkumpul serta menceritakan kegitannya sehari- hari.

Peran yang keluarga lakukan yaitu : peran Tn. H sebagai kepala keluarga

tetapi tidak bekerja karena sedang sakit, peran Ny. N mencari nafkah dan

mengurus rumah tangga, peran An. K bersekolah dan menuntut ilmu.

Kekuatan keluarga dimana kasih sayang didalam keluarga kurang yang

disebabkan kurangnya interaksi dan perhatian dari anggota keluarga yang

lain. Nilai dan norma keluarga yang berhubungan dengan kesehatan adalah

jika anggota keluarga sakit, keluarga selalu memeriksakan kesehatan secara

rutin ke pelayanan kesehatan terdekat.

6. Fungsi keluarga

Pengkajian terhadap fungsi keluarga yang meliputi; fungsi afektif,

fungsi sosial, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi dan fungsi perawatan

kesehatan. Fungsi afektif tidak terpenuhi dimana hubungan antara anggota

keluarga kurang perhatian dan kasih sayang keluarga lebih sering

menghabiskan waktu diluar untuk bekerja sehingga antar anggota keluarga

jarang berkumpul. Fungsi sosial tidak terpenuhi dimana keluarga tidak dapat

berinteraksi dengan lingkungan sosial karena merasa malu mempunyai

anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Fungsi reproduksi tidak

terpenuhi dimana Tn. H dan Ny. N sudah berusia lanjut sehingga tidak

memungkinkan untuk mempunyai keturunan. Fungsi ekonomi terpenuhi

dimana keluarga mampu memenuhi semua kebutuhan keluarga sehari-hari


walaupun Ny. N harus menghabiskan waktunya dari pagi sampai sore untuk

bekerja. Fungsi perawatan kesehatan dimana keluarga mengetahui masalah

kesehatan yang dialami Tn. H, tidak dapat membuat keputusan yang tepat

untuk mengatasi masalah kesehatan, kurang mengetahui cara merawat

keluarga yang mengalami gangguan kesehatan, tidak dapat

mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat dan dapat

menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif.

7. Pola koping keluarga

Pengkajian pola koping keluarga saat keluarga bereaksi terhadap situasi

yang penuh stres. Stressor yang dihadapi keluarga Tn. H adalah merasa malu

karena mempunyai salah satu anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

sehingga keluarga menutup diri dan jarang bersosialisasi dengan orang lain.

Strategi koping yang digunakan oleh keluarga tidak efektif dimana tidak semua

anggota keluarga mau berdiskusi tentang perawatan untuk Tn. H sehingga

keputusan diambil secara sepihak oleh Ny. N selaku istri dari Tn. H.

8. Data penunjang keluarga

a. Rumah dan sanitasi lingkungan

Kondisi rumah keluarga Tn. H yaitu terletak di bagian belakang gudang

tembakau, luas rumah 10 x 6 meter persegi yang didalamnya terdapat 1 ruang

tamu, 1 ruang keluarga, 3 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi. Tipe rumah

permanen, lantai terbuat dari keramik, setiap ruangan tertata dengan rapi.

Ventilasi rumah baik, sinar matahari dapat masuk melalui jendela kaca yang ada

disetiap ruangan, pada bagian ruang keluarga menggunakan ventilasi dengan satu

genting kaca. Keluarga Tn. H memasak menggunakan kompor,untuk pembuangan


limbah atau sampah keluarga Tn. H membuangnya disungai tepat dibelakang

rumah, didepan rumah dan di dapur terdapat pembuangan sampah tertutup. Kamar

mandi bersih dan air yang digunakan yaitu melalui sumur. Halaman rumah bersih

dan rumah Tn. H saling berhadapan dengan penduduk yang lain.

b. Pola hidup bersih dan sehat di rumah tangga

Tidak ada ibu nifas; tidak ada bayi; tidak ada balita; keluarga menggunakan

air bersih untuk makan & minum; keluarga menggunakan air bersih untuk

kebersihan diri; sebelum dan setelah melakukan kegiatan seperti memasak,

makan, bersih-bersih, buang air besar/kecil keluarga selalu mencuci tangan

dengan air akan tetapi jarang menggunakan sabun; keluarga membuang sampah

pada tempat sampah, akan tetapi keluarga tidak dapat memilah-milah sampah

tersebut; keluarga selalu menjaga lingkungan rumah tampak bersih dengan

membersihkan rumah sehari dua kali; mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari yaitu

tahu tempe, ikan dan sayur; menggunakan jamban sehat untuk buang air

besar/kecil dengan menggunakan jamban jenis leher angsa; keluarga melakukan

pemberantasan jentik dengan menguras, mengubur, menutup dan selalu menguras

tempat tampungan air; keluarga mengkonsumsi buah dan sayur akan tetapi tidak

setiap hari; keluarga melakukan aktifitas setiap hari dengan bekerja menjadi

buruh; tidak ada anggota keluarga yang merokok dan tidak ada anggota keluarga

yang menggunakan alkohol dan zat adiktif.

9. Kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota

keluarga

Kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota

keluarga dimana keluarga menyatakan ada perhatian keluarga kepada anggotanya


yang menderita sakit dimana keluarga menyatakan memperhatikan anggota

keluarganya yang sakit, keluarga merawat Tn. H dengan membantu Tn. H dalam

memenuhi kebutuhan sehari-hari (misalnya: makan, minum, buang air besar/kecil

dan mandi); keluarga mengetahui masalah kesehatan, penyebab masalah

kesehatan, tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya

dan mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami Tn. H bila tidak

diobati/dirawat yaitu penyakit Tn. H akan kambuh, keluaga juga dapat menggali

informasi tentang masalah kesehatan yang dialami Tn. H kepada tenaga kesehatan

yang melakukan kunjungan rumah. Keluarga melakukan upaya peningkatan

kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara aktif dimana keluarga selau

membawa Tn. H kontol ke pelayanan kesehatan. Keluarga juga kurang

memahami cara merawat Tn. H dimana keluarga terlalu memaksakan kehendak

keluarga kepada Tn. H, jika Tn. H tidak dapat mengikuti perintah keluarga, maka

keluarga akan memarahinya. Selain itu keluarga tidak dapat melakukan

pencegahan terhadap masalah kesehatan yang dialami Tn.H dimana keluarga tidak

dapat mencegah penyakit yang dialami Tn. H, keluarga juga tidak mampu

memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan Tn. H

dimana ketika keluarga bekerja maka Tn. H dikurung di dalam rumah dan

dibiarkan sendirian. Ketika kelurga berada di dalam rumah Tn. H sering dilarang

untuk keluar rumah karena Tn. H sering tidak memakai baju jika keluar rumah

sehingga keluarga merasa malu kepada orang-orang disekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai