Anda di halaman 1dari 3

PENGERTIAN

Pembendungan ASI menurut Pritchar (1999) adalah pembendungan air susu


karena penyempitan duktus lakteferi atau oleh kelenjar-kelenjar yang tidak dikosongkan
dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu (Buku Obstetri Williams)
 Keluhan ibu menurut Prawirohardjo, (2005) adalah payudara bengkak, keras,
panas dan nyeri. Penanganan sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan
payudara untuk mencegah terjadinya kelainan. Bila terjadi juga, maka berikan terapi
simptomatis untuk sakitnya (analgetika), kosongkan payudara, sebelum menyusui
pengurutan dulu atau dipompa, sehingga sumbatan hilang. Kalau perlu berikan stilbestrol
atau lynoral tablet 3 kali sehari selama 2-3 hari untuk membendung sementara produksi
ASI.
Demam nifas akibat destensi payudara sering terjadi.Roser (1966) mengamati
bahwa 18% wanita normal akan mengalami demam post partum akibat bendungan air
susu. Lamanya panas berkisar dari 4 hingga 16 jam dan suhu tubuh berkisar antara 38-
39⁰C.Ditegaskan bahwa penyebab panas yang lain,khususnya panas yang disebabkan
oleh infeksi harus disingkirkan lebih dahulu.
ETIOLOGI
1.         Pengosongan mamae yang tidak sempurna 
Dalam masa laktasi, terjadi peningkatan produksi ASI pada Ibu yang produksi ASI-nya
berlebihan. apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu, & payudara tidak
dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI tersebut jika
tidak dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI.
2.         Faktor hisapan bayi yang tidak aktif 
Pada masa laktasi, bila Ibu tidak menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi
tidak aktif mengisap, maka akan menimbulkan bendungan ASI.
3.         Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar 
Teknik yang salah dalam menyusui dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan
menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi menyusu. Akibatnya Ibu tidak mau menyusui
bayinya dan terjadi bendungan ASI.
4.         Puting susu terbenam. 
Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam menyusu. Karena bayi tidak
dapat menghisap puting dan areola, bayi tidak mau menyusu dan akibatnya terjadi
bendungan ASI.
5.         Puting susu terlalu panjang 
Puting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada saat bayi menyusu karena bayi
tidak dapat menghisap areola dan merangsang sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI.
Akibatnya ASI tertahan dan menimbulkan bendungan ASI.
PATOFISIOLOGI
a)      Gejala yang biasa terjadi pada bendungan ASI antara lain payudara penuh terasa panas,
berat dan keras, terlihat mengkilat meski tidak kemerahan.
b)      ASI biasanya mengalir tidak lancar, namun ada pula payudara yang terbendung
membesar, membengkak dan sangat nyeri, puting susu teregang menjadi rata.
c)      ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit mengenyut untuk menghisap ASI. Ibu
kadang-kadang menjadi demam, tapi biasanya akan hilang dalam 24 jam (Mochtar,
1998).
TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala terjadinya bendungan ASI antara lain (Wiknjosastro, 2005):
1.      Payudara keras dan panas pada perabaan
2.      Suhu badan naik
3.      Putting susu bisa mendatar dan dalam hal ini dapat menyukarkan bayi untuk menyusu.
4.      Kadang-kadang pengeluaran air susu terhalang
Gejala bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakan payudara bilateral dan secara
palpasi teraba keras, kadang kadang terasa nyeri serta sering kali disertai peningkatan
suhu badan ibu, tetapi tidak terdapat tanda-tanda kemerahan dan demam. (Sarwono,
2009)
PENANGANAN DAN PERAN BIDAN
1.        Mencegah terjadinya payudara bengkak.
2.        Susukan bayi segera setelah lahir.
3.        Susukan bayi tanpa di jadwal.
4.        Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek.
5.        Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila produksi melebihi kebutuhan ASI.
6.        Laksanakan perawatan payudara setelah melahirkan.
7.        Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara berikan kompres dingin dan hangat dengan
handuk secara bergantian kiri dan kanan.
8.        Untuk memudahkan bayi menghisap atau menangkap puting susu berikan kompres
sebelum menyusui.
9.        Untuk mengurangi bendungan divena dan pembuluh getah bening dalam payudara
lakukan pengurutan yang dimulai dari puting kearah korpus mamae,ibu harus rileks,pijat
leher dan punggung belakang.
10.    Bagi ibu menyusui,dan bayi tidak menetek,bantulah memerah air susu dengan tangan dan
pompa .
11.    Berikan konseling suportif
Yakinkan kembali tentang nilai menyusui, bahwa yang aman untuk diteruskan ASI dari
payudara yang terkena tidak akan membahayakan bayinya dan bahwa payudarany akan
pulih baik bentuk maupun funsinya.

Anda mungkin juga menyukai