dua
nPen
yusu
nanD
okume
n
P
ere
nca
naa
nPemba
ngu
nanDe
sa
PANDUAN
PENYUSUNAN DOKUMEN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
SK.4.7.3.
Juni
2020
Panduan Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Desa.
Copyright © YAPEKA
ISBN : 978-602-52324-5-9
Penerbit : YAPEKA
Redaksi :
Jl. Walikukun Blok M No.10, RT.01/RW.05, Sukadamai, Tanah Sereal
Kota Bogor, Jawa Barat 16165
Email yapeka@yapeka.or.id
Sejak bulan Mei 2018, Yapeka telah mendukung kegiatan Balai Taman Nasional Way
Kambas (TNWK) di wilayah penyangga kawasan dalam melakukan kegiatan
pendampingan di 6 (enam) desa yaitu Desa Labuhan Ratu 7, Desa Labuhan Ratu 9, Desa
Labuhan Ratu 6 (Kecamatan Labuhan Ratu), Desa Braja Yekti, Desa Braja Luhur
(Kecamatan Braja Slebah) dan Desa Sukorahayu (Kecamatan Labuhan Maringgai).
Kegiatan ini didukung oleh Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Sumatera dalam
konteks program “Pelestarian Habitat Badak Sumatera Melalui Peran Serta Masyarakat
Sekitar Taman Nasional Way Kambas”.
Sampai bulan Maret tahun 2019, Yapeka telah memfasilitasi 2 (dua) kali kegiatan
pelatihan tentang regulasi desa (pembangunan desa dan peraturan desa) khusunya
mengenai Permendagri 114/2014 tentang perencanaan pembangunan desa, dan 2
(dua) kali kegiatan pelatihan tentang integrasi kegiatan-kegiatan yang mendukung
perlindungan TNWK kedalam dokumen pembangunan desa serta 1 (satu) kali kegiatan
pendampingan penyusunan dokumen perencanaan pembangunan desa.
Dengan kondisi merebaknya COVID 19 di Indonesia dan adanya arahan dari pihak
Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Sumatera agar melakukan penyesuaian/modifik
kegiatan kepada para mitranya. Maka, kami selaku mitra TFCA-Sumatera melakukan
penyesuaian/modifikasi untuk kegiatan pendampingan penyusunan dokumen
perencanaan pembangunan desa yang seharusnya dilakukan dengan kegaiatan
asistensi melalui tatap muka, menjadi penyusunan buku panduan.
Semoga buku panduan ini mampu memberikan pengetahuan bagi tim penyusun
RPJMDesa atau RKPDesa dalam mengintegrasikan kegiatan-kegiatan yang mendukung
perlindungan TNWK kedalam dokumen perencanaan pembangunan desanya masing-
masing, khususnya bagi desa-desa dampingan Yapeka yang berada di sekitar kawasan
Taman Nasional Way Kambas.
A. Hakikat Desa......................................................................................................2
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal-usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada saat ini, Desa telah berkembang dalam berbagai bentuk sehingga perlu
dilindungi dan diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis
sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan
pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan
sejahtera.
Kemajuan desa, atau desa maju, bukan dalam pengertian modernisasi atau
westernisasi (kebarat-baratan), bukan juga mengubah seluruh desa menjadi
kota atau menjadi kelurahan. Desa harus semakin maju tetapi tidak
meninggalkan tradisi, dan tetap merawat tradisi tetapi tidak ketinggalan jaman.
Kemajuan desa (desa maju) dapat dimaknai sebagai transformasi atau
perubahan menuju kehidupan dan penghidupan desa yang lebih baik. Tolok
ukur kemajuan desa antara lain ketersediaan sarana dan prasarana desa yang
lebih baik, pelayanan dasar yang semakin baik, melek informasi dan teknologi,
ekonomi yang menguat, kualitas hidup manusia yang kian meningkat, dan lain
sebagainya.
Desa maju juga paralel dengan desa kuat dan desa mandiri. Desa kuat dan desa
mandiri merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam desa
kuat terdapat kemandirian desa, dan dalam desa mandiri terdapat kandungan
desa kuat. Kapasitas tentu merupakan jantung dalam desa kuat dan desa
mandiri. Tetapi secara khusus dalam desa kuat terdapat dua makna penting.
Desa yang demokratis serupa dengan makna “rakyat berdaulat secara politik”.
Demokrasi merupakan keharusan dalam penyelenggaraan desa yang secara
jelas tertuang di dalam UU No 6 tahun 2014 tentang Desa. Jika rekognisi dan
subsidiaritas merupakan solusi terbaik untuk menata ulang hubungan desa
dengan negara, maka demokrasi merupakan solusi terbaik untuk menata ulang
hubungan antara desa dengan warga atau antara pemimpin desa dengan
warga masyarakat. Rekognisi, subsidiaritas dan demokrasi merupakan satu
kesatuan dalam UU Desa. Rekognisi dan subsidiaritas, seperti halnya
desentralisasi, hendak membawa negara, arena dan sumberdaya lebih dekat
kepada desa; sementara demokrasi hendak mendekatkan akses rakyat desa
pada negara, arena dan sumberdaya.
1. Kewenangan Desa
Proses tata kelola desa yang demokratis dapat dilihat pada skema berikut.
Dari definisi tersebut, maka perencanaan memiliki dua unsur penting, yakni:
• Unsur hal yang ingin dicapai
• Unsur cara untuk mencapainya.
Rancangan RPJM Desa memuat visi dan misi kepala Desa, arah kebijakan
pembangunan Desa, serta rencana kegiatan yang meliputi bidang
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa. Tujuan
dari RPJM Desa, yaitu:
Tim penyusun RPJM Desa terdiri dari kepala Desa selaku pembina; sekretaris
Desa selaku ketua; ketua lembaga pemberdayaan masyarakat selaku sekretaris;
dan anggota yang berasal dari perangkat Desa, lembaga pemberdayaan
masyarakat, kader pemberdayaan masyarakat Desa, dan unsur masyarakat
lainnya. Tim penyusun berjumlah antara tujuh sampai sebelas orang dan harus
mengikutsertakan perempuan. Tim penyusun ini ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Desa.
Tim penyusun RPJM Desa melakukan pengkajian keadaan Desa dalam rangka
mempertimbangkan kondisi objektif Desa, yaitu kondisi yang menggambarkan
situasi yang ada di Desa, baik mengenai sumber daya manusia, sumber daya
alam maupun sumber daya lainnya, serta dengan mempertimbangkan, antara
lain, keadilan gender, pelindungan terhadap anak, pemberdayaan keluarga,
keadilan bagi masyarakat miskin, warga disabilitas dan marginal, pelestarian
lingkungan hidup, pendayagunaan teknologi tepat guna dan sumber daya
lokal, pengarus-utamaan perdamaian, serta kearifan lokal. Kegiatan yang
dilakukan pada tahapan ini meliputi:
RKP Desa merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 tahun.
RKP Desa mulai disusun oleh Pemerintah Desa pada bulan Juli dan ditetapkan
dengan peraturan Desa paling lambat akhir bulan September. RKP Desa
memiliki tujuan, antara lain:
• Menjabarkan RPJM Desa dalam perencanaan untuk periode 1(satu)
tahun yang berkekuatan hukum tetap.
• Menetapkan Daftar Usulan Rencana Kegiatan Pembangunan Desa
(DU-RKP-Desa) tahunan yang sifatnya baru, rehab maupun lanjutan
kegiatan pembangunan untuk dilaporkan kepada Bupati/Walikota
melalui camat sebagai bahan dasar RKP Daerah Kabupaten;
• Menetapkan RKP-Desa tahunan untuk dianggarkan dalam APB Desa,
APBD Kabupaten/Kota, APBD Provinsi, APBN, pihak ketiga maupun
swadaya masyarakat;
• Menetapkan rancangan kerangka ekonomi; menetapkan program dan
kegiatan prioritas; menetapkan kerangka pendanaan;
• Sebagai dasar penyusunan Peraturan Desa tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa).
Tim penyusun penyusun RKP Desa terdiri dari kepala Desa selaku pembina;
sekretaris Desa selaku ketua; ketua lembaga pemberdayaan masyarakat selaku
sekretaris; dan anggota yang berasal dari perangkat Desa, lembaga
pemberdayaan masyarakat, kader pemberdayaan masyarakat Desa, dan unsur
masyarakat lainnya. Tim penyusun berjumlah antara tujuh sampai sebelas
orang dan harus mengikutsertakan perempuan. Tim penyusun ini ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Desa.
3. Pencermatan Pagu Indikatif Desa dan Penyelarasan Program/Kegiatan
Masuk ke Desa
Tim penyusun RKP Desa melakukan pencermatan pagu indikatif Desa yang
meliputi:
• Rencana dana Desa yang bersumber dari APBN
• Rencana alokasi dana Desa (ADD) yang merupakan bagian dari dana
perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota
• Rencana bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah
Kabupaten/Kota
• Rencana bantuan keuangan dari anggaran pendapatan dan belanja
daerah provinsi dan anggaran pendapatan belanja daerah
Kabupaten/Kota.
tim penyusunan RKP Desa mencermati skala prioritas usulan rencana kegiatan
pembangunan Desa untuk satu tahun anggaran, yang akan menjadi dasar bagi
dalam menyusun rancangan RKP Desa.
1. Kawasan Perdesaan
➢ Keterpaduan hulu-hilir
Pembangunan kawasan perdesaan berorientasi pada nilai tambah, artinya
meneruskan aktivitas ekonomi primer yang diselenggarakan di desa. Oleh
karena itu, fokus hilirisasi dengan memadukan potensi mulai dari hulu
menjadi tantangan pembangunan kawasan perdesaan.
➢ Komunitas
Pembangunan kawasan perdesaan merupakan saham dari seluruh warga
masyarakat desa. Pusat gerakan adalah rakyat (komunitas) dan hal ini lah
yang menjadi penanda pentingnya mengembangkan ekonomi di kawasan
perdesaan.
➢ Keberlanjutan pembangunan
Pembangunan kawasan perdesaan akan berkesinambungan jika titik
tumpunya adalah komunitas. Tanpa kekuatan komunitas, pembangunan
kawasan perdesaan hanya merupakan replikasi pembangunan yang tidak
bermanfaat dan tidak akan berkesinambungan.
Kriteria Produk Unggulan Desa / Kawasan Perdesaan Penyangga Taman
Nasional Way Kambas, yaitu:
Pada saat penyusunan RPJM Desa, maka bagian yang paling penting terdapat
pada tahap Penyelarasan arah kebijakan Lingkungan Kabupaten, Provinsi,
Nasional (tahap kedua proses penyusunan RPJM Desa) dan Pengkajian
Keadaan Desa (tahap ketiga proses penyusunan RPJM Desa).
Pada awal penyusunan RPJM Desa yang terintegrasi isu lingkungan, maka
proses awal yang harus dilakukan adalah menyelaraskan program lingkungan
yang termuat di RPJMD dan RKPD, mengecek prioritas penggunaan dana Desa
terkait isu lingkungan, serta mengecek program prioritas TNWK dan zonasi
kawasan. Selanjutnya, pada tahap pengkajian keadaan desa, perlu dilakukan
penggalian potensi potensi dan masalah lingkungan yang terkait dengan
kawasan Taman Nasional, serta penentuan program yang dapat dilakukan
dalam upaya memperbaiki dan menjaga lingkungan di desa dan berdampak
positif pada Taman Nasional Way Kambas.
Setalah RPJM Desa ditetapkan, maka selanjutnya penyusunan RKP Desa. Dalam
hal ini, yang harus dilakukan pengecekan kode rekening terkait program
lingkungan pada Permendagri 20/2018, serta pengecekan jenis kegiatan
prioritas Dana Desa terkait isu lingkungan.
Mekanisme Pemantauan
Mekanisme Evaluasi
Ker
jas
amaant
ara