DAN HAM
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah Pendidikan
Kewarganegaraan yang berjudul “Negara Hukum Dan Ham Dan Penegakan
Hukum Dan Ham” dapat diselesaikan secara tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pendidikan Kewarganegaraan
Negara Hukum Dan Ham Dan Penegakan Hukum Dan Ham bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik yang bersifat membangun dari
pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.................................................................................................................
LATAR BELAKANG........................................................................... 1
1.2.................................................................................................................
RUMUSAN MASALAH....................................................................... 2
1.3.................................................................................................................
TUJUAN PENULISAN......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Negara Hukum dan HAM................................................................ 3
2.1. Pengertian Negara Hukum.................................................................... 3
2.2. Ciri-Ciri Negara Hukum....................................................................... 3
2.3. Makna Negara Indonesia Dalam Hukum.............................................. 5
2.4. Pengertian Hak Asasi Manusia............................................................. 6
2.5. Sejarah Hak Asasi Manusia di Indonesia.............................................. 7
2.6. Hubungan Antara Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia................. 12
B. Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia.................................... 12
2.7. Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia........................................ 12
2.8. Upaya Pemerintah dalam Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia
...................................................................................................................... 18
2.9. Pengertian Penegak Hukum.................................................................. 19
2.10. Penegak Hukum Objektif.................................................................... 19
2.11. aparatur penegak hukum..................................................................... 20
2.12. ketidakpuasan masyarakat terhadap penegakan hukum di Indonesia. 21
2.13. mengatasi permasalahan penegak hukum di Indonesia...................... 22
BAB III PENUTUP
3.1. kesimpulan makna hukum dan HAM................................................... 24
3.2. kesimpulan penegak hukum dan HAM................................................. 24
iii
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 25
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Berkaitan dengan unsur di atas, adanya jaminan terhadap hak asasi manusia
(HAM), dapat diartikan bahwa di dalam setiap konstitusi selalu ditemukan adanya
jaminan terhadap hak asasi manusia (warga negara). Perlindungan konstitusi
terhadap hak asasi manusia tersebut, salah satunya adalah perlindungan terhadap
nyawa warga negaranya seperti yang tercantum dalam Pasal 28A Undang Undang
Dasar 1945: ”Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya”. Nyawa dan tubuh adalah milik manusia yang paling
berharga dan merupakan hak asasi setiap manusia yang diberikan oleh Tuhan
Yang Maha Esa dan tidak ada seorangpun yang dapat merampasnya.
1
diimpelementasikan Dalam hal pengimpelementasian ini, terutama terhadap hak-
hak asasi yang
2
bersifat universal dan memiliki keberlakuan universal sebagaimana yang
dirumuskan dalam deklarasi hak-hak asasi manusia. Oleh karena itu, sebagaimana
ditegaskan dalam Mukadimah Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia/DUHAM,
HAM perlu dilindungi dengan merumuskannya dalam instrumen hukum agar
orang tidak akan terpaksa memilih pemberontakan sebagai usaha terakhir guna
menentang kezaliman dan penindasan sebagaimana ditunjukan dalam sejarah
HAM itu.
1.2. RUMUSAN MASALAH
A. Makna Negara Hukum dan HAM
1. Apa itu Negara Hukum dan ciri-cirinya ?
2. Apa itu Hak Asasi Manusia ?
3. Bagaimana Hubungan Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia ?
B. Penegakan Hukum dan HAM
1. Bagaimana Penegekan Hukum di Indonesia ?
2. Bagaimana Penegakan HAM di Indonesia ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dari berbagi pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa negara
hukum adalah negara yang memberikan perlindungan hukum bagi warga
negaranya berdasarkan atas keadilan.
3
Dalam sistem hukum Anglo Saxon, negara hukum sering disebut Rule Of
Law, sedangkan di negara yang menganut sistem hukum Eropa Kontinental
disebut Rechstaat.
a) Supremasi hukum,
b) Kedudukan yang sama di depan hukum, dan
c) Terjaminnya Hak Asasi Manusia dalam undang-undang atau keputusan
pengadilan.
4
a) Fungsi kenegaraan dijalankan oleh lembaga yang bersangkutan sesuai
dengan ketetapan sebuah undang-undang dasar,
b) Undang-undang dasar menjamin Hak Asasi Manusia yang paling penting,
karena tanpa jaminan tersebut, hukum menjadi sarana penindasan,
c) Badan-badan negara menjalankan kekuasaan masing-masing dan hanya
taat pada dasar hukum yang berlaku,
d) Terhadap tindakan badan negara, masyarakat dapat mengadu ke
pengadilan dan putusan pengadilan dilaksanakan oleh badan Negara, dan
e) Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
Selain daripada kelima ciri yang disebutkan Suseno diatas, terdapat ciri-ciri
Negara Hukum Indonesia diantaranya :
5
hak asasi manusia, adanya pembagian kekuasaan dalam negara, adanya
pengawasan dari badan-badan peradilan.
a) Hak Asasi itu tidak dberikan atau diwariskan melainkan melekat pada
martabat kita sebagai manusia.
6
b) Hak Asasi itu berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin,
asal-usul, ras, agama, etnik, dan pandangan politik.
c) Hak Asasi itu tidak boleh dilanggar. Tidak seorang pun mempunyai hak
untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap memiliki hak
asasi manusia meskipun sebuah negara membuat hukum yang tidak
melindungi bahkan melanggar hak asasi manusia.
Pemahaman Ham di Indonesia sebagai tatanan nilai, norma, sikap yang hidup
di masyarakat dan acuan bertindak pada dasarnya berlangsung sudah cukup lama.
Secara garis besar Prof. Bagir Manan pada bukunya Perkembangan Pemikiran dan
Pengaturan HAM di Indonesia (2001), membagi perkembangan HAM pemikiran
HAM di Indonesia dalam dua periode yaitu periode sebelum Kemerdekaan (1908
– 1945), periode setelah Kemerdekaan (1945 – sekarang).
7
a. Periode Sebelum Kemerdekaan (1908 – 1945)
1) Boedi Oetomo, dalam konteks pemikiran HAM, pemimpin Boedi Oetomo
telah memperlihatkan adanya kesadaran berserikat dan mengeluarkan
pendapat melalui petisi – petisi yang dilakukan kepada pemerintah
kolonial maupun dalam tulisan yang dalam surat kabar goeroe desa.
Bentuk pemikiran HAM Boedi Oetomo dalam bidang hak kebebasan
berserikat dan mengeluarkan pendapat.
2) Perhimpunan Indonesia, lebih menitikberatkan pada hak untuk
menentukan nasib sendiri.
3) Sarekat Islam, menekankan pada usaha – usaha unutk memperoleh
penghidupan yang layak dan bebas dari penindasan dan deskriminasi
rasial.
4) Partai Komunis Indonesia, sebagai partai yang berlandaskan paham
Marxisme lebih condong pada hak – hak yang bersifat sosial dan
menyentuh isu – isu yang berkenan dengan alat produksi.
5) Indische Partij, pemikiran HAM yang paling menonjol adalah hak untuk
mendapatkan kemerdekaan serta mendapatkan perlakuan yang sama dan
hak kemerdekaan.
6) Partai Nasional Indonesia, mengedepankan pada hak untuk memperoleh
kemerdekaan.
7) Organisasi Pendidikan Nasional Indonesia, menekankan pada hak politik
yaitu hak untuk mengeluarkan pendapat, hak untuk menentukan nasib
sendiri, hak berserikat dan berkumpul, hak persamaan di muka hukum
serta hak untuk turut dalam penyelenggaraan Negara.
8
b. Periode Setelah Kemerdekaan ( 1945 – sekarang )
1) Periode 1945 – 1950
Pemikiran HAM pada periode awal kemerdekaan masih pada hak untuk
merdeka, hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik yang didirikan
serta hak kebebasan untuk untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen.
Pemikiran HAM telah mendapat legitimasi secara formal karena telah
memperoleh pengaturan dan masuk kedalam hukum dasar Negara (konstitusi)
yaitu, UUD 45. komitmen terhadap HAM pada periode awal sebagaimana
ditunjukkan dalam Maklumat Pemerintah tanggal 1 November 1945. Langkah
selanjutnya memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk mendirikan partai
politik. Sebagaimana tertera dalam Maklumat Pemerintah tanggal 3 November
1945.
9
Pada periode ini sistem pemerintahan yang berlaku adalah sistem demokrasi
terpimpin sebagai reaksi penolakan Soekarno terhaap sistem demokrasi
Parlementer. Pada sistem ini (demokrasi terpimpin) kekuasan berpusat pada dan
berada ditangan presiden. Akibat dari sistem demokrasi terpimpin Presiden
melakukan tindakan inkonstitusional baik pada tataran supratruktur politik
maupun dalam tataran infrastruktur poltik. Dalam kaitan dengan HAM, telah
terjadi pemasungan hak asasi masyarakat yaitu hak sipil dan dan hak politik.
Sementara itu, pada sekitar awal tahun 1970-an sampai periode akhir 1980-an
persoalan HAM mengalami kemunduran, karena HAM tidak lagi dihormati,
dilindungi dan ditegakkan. Pemerintah pada periode ini bersifat defensif dan
represif yang dicerminkan dari produk hukum yang umumnya restriktif terhadap
HAM. Sikap defensif pemerintah tercermin dalam ungkapan bahwa HAM adalah
produk pemikiran barat yang tidak sesuai dengan nilai –nilai luhur budaya bangsa
yang tercermin dalam Pancasila serta bangsa Indonesia sudah terlebih dahulu
mengenal HAM sebagaimana tertuang dalam rumusan UUD 1945 yang terlebih
dahulu dibandingkan dengan deklarasi Universal HAM. Selain itu sikap defensif
pemerintah ini berdasarkan pada anggapan bahwa isu HAM seringkali digunakan
oleh Negara – Negara Barat untuk memojokkan Negara yang sedang berkembang
seperti Inonesia.
10
Meskipun dari pihak pemerintah mengalami kemandegan bahkan
kemunduran, pemikiran HAM nampaknya terus ada pada periode ini terutama
dikalangan masyarakat yang dimotori oleh LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
dan masyarakat akademisi yang concern terhaap penegakan HAM. Upaya yang
dilakukan oleh masyarakat melalui pembentukan jaringan dan lobi internasional
terkait dengan pelanggaran HAM yang terjadi seprti kasus Tanjung Priok, kasus
Keung Ombo, kasus DOM di Aceh, kasus di Irian Jaya, dan sebagainya.
Pergantian rezim pemerintahan pada tahan 1998 memberikan dampak yang sangat
besar pada pemajuan dan perlindungan HAM di Indonesia. Pada saat ini mulai
dilakukan pengkajian terhadap beberapa kebijakan pemerintah orde baru yang
beralwanan dengan pemjuan dan perlindungan HAM. Selanjutnya dilakukan
penyusunan peraturan perundang – undangan yang berkaitan dengan
pemberlakuan HAM dalam kehidupan ketatanegaraan dan kemasyarakatan di
Indonesia. Hasil dari pengkajian tersebut menunjukkan banyaknya norma dan
ketentuan hukum nasional khususnya yang terkait dengan penegakan HAM
diadopsi dari hukum dan instrumen Internasional dalam bidang HAM.
Strategi penegakan HAM pada periode ini dilakukan melalui dua tahap yaitu
tahap status penentuan dan tahap penataan aturan secara konsisten. pada tahap
penentuan telah ditetapkan beberapa penentuan perundang – undangan tentang
HAM seperti amandemen konstitusi Negara (Undang – undang Dasar 1945),
11
ketetapan MPR (TAP MPR), Undang – undang (UU), peraturan pemerintah dan
ketentuan perundang – undangam lainnya.
Negara Hukum haruslah memiliki ciri atau syarat mutlak bahwa negara itu
melindungi dan menjamin Hak Asasi Manusia setiap warganya. Dengan demikian
jelas sudah keterkaitan antara Negara hukum dan Hak Asasi Manusia, dimana
Negara Hukum wajib menjamin dan melindungi Hak Asasi Manusia setiap
warganya. Perumusan ciri-ciri Negara Hukum yang dilakukan oleh F.J. Stahl,
yang kemudian ditinjau ulang oleh International Commision of Jurist pada
Konferensi yang diselenggarakan di Bangkok tahun 1965, yang memberikan ciri-
ciri sebagai berikut:
12
1) Faktor Kondidisi Sosial-Budaya
Letak geografis Indonesia yang luas dengan laut, sungai, hutan,dan gunung
yang membatasi komunikasi antar daerah sehingga Sarana dan prasarana
komunikasi dan informasi yang belum terbangun secara baik yang mencakup
seluruh wilayah Indonesia.Sistem informasi untuk kepentingan sosialisasi yang
masih sangat terbatas baik sumber daya manusia-nya maupun perangkat (software
dan hardware) yang diperlukan.Keuntungan rasa percaya kepada orang lain adalah
meningkatkan komunikasi interpersonal dan mengurangi hambatan interpersonal.
Sejak tahap pertama dalam hubugan interpersonal sampai tahap akhir, “percaya”
menentukan efektifitas komunikasi. Bila klien sudah percaya kepada kita.
13
Hal ini akan membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan
penerimaan informasi, serta memperluas peluang komunikan untuk mencapai
maksudnya.Hilangnya kepercayaan kepada orang lain akan menghambat
perkembangan hubungan intrapersonal yang akrab.Hubungan antar manusia
(human relation) adalah komunikasi antar pribadi yang manusiawi, berarti
komunikasi yang telah memasuki tahap psikologis yang komunikator dan
komunikasinya saling memahami pikiran, perasaan dan melakukan tindakan
bersama. Ini juga berarti bahwa apabila kita hendak menciptakan suatu
komunikasi yang penuh dengan keakraban yang didahului oleh pertukaran
informasi tentang identitas dan masalah pribadi yang bersifat sosial.Interaksi
karyawan dalam lingkungan perusahaan/ organisasi/ instansi merupakan halyang
tidak dapat dipisahkan yang mana akan menimbulkan tingkat kepuasan kerja
karyawan, situasi lingkungan perusahaan dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya antara karyawan yang satu dengan yang lain tidak terlepas dari interaksi
satu sama lainnya demi kelancaran dan keharmonisan kerja. Dengan demikian
yang terpenting dalam mewujudkan human relation adalah bagaimana kita
memahami hakekat manusia dan kemanusiaan serta bagaimana kitamampu
menerima orang lain di luar diri kita dengan apa adanya agar tercipta suasana
kerja yang harmonis dan baik yang dapat meningkatkan semangat kerja yang akan
mempengaruhi juga hasil pekerjaannya.
14
suatu Negara. Dalam hal ini, sistem politik yang demokratis dianggap
sebagaisistem yang menjamin terlaksananya suatu perlindungan terhadan hak
asasi manusia terutama hak-hak sipil dan politik.
15
penekan HAM di Indonesia. Undang-undang ini selain berisi tentang aturan-
aturan dalam penghormatan dan perlindungan HAM, juga berisikan sanksi-sanksi
bagi para pelaku pelanggaran HAM.
Hak asasi manusia yang diatur oleh UU No. 39 Tahun 1999 antara lain hak
untuk hidup, hak berkeluarga danmelanjutkan keturunan, hak mengembangkan
diri, hak memperoleh keadilan, hak atas kebebasan pribadi, hak memperoleh rasa
aman, hak atas kesejahteraan, hak wanita, dan hak anak.- UU No. 26 Tahun 2000
tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia- Undang-undang ini mengatur
pelaksanaan proses pengadilan bagi para pelaku kejahatan kemanusiaan.Namun
undang-undang ini tidak dapat berlaku surut artinya para pelaku kejahatan
kemanusiaan atau pelanggar hak asasi manusia itu jika terjadi sebelum undang-
undang ini disahkan maka mereka tidak dapat dituntut di muka pengadilan, dan
para pelanggar hak asasi tersebut akan luput dari jeratan hukum.
16
1. Masih adanya oknum aparat yang secara institusi atau pribadi
mengabaikan prosedur kerja yang sesuai dengan hak asasi manusia.
2. Tingkat pendidikan dan kesejahteraan sebagian aparat yang dinilai masih
belum layak sering membuka peluang (jalan pintas) untuk memperkaya
diri.
3. Pelaksanaan tindakan pelanggaran oleh oknum aparat masih diskriminatif,
tidak konsekuen, dan tindakan penyimpangan berupa KKN.
17
2.8. Upaya pemerintah dalam penegakan hak asasi manusia di Indonesia
Pemerintah Indonesia sudah sangat serius dalam penegakan HAM. Hal ini
dapat kita lihat dalam upaya pemerintah, sabagai berikut:
Menjadi titik berat adalah hal-hal yang tercantum dalam UU nomor 39 tahun
1999 tentang hak asasi manusia adalah sebagai berikut;
18
2.9. Pengertian penegak hukum
Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau
berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam
lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
Pengertian penegakan hukum di tinjau dari:
a) Ditinjau dari sudut subjeknya
Penegakan hukum itu dapat dilakukan oleh subjek yang luas dan dapat
pula diartikan sebagai upaya penegakan hukum oleh subjek dalam arti yang
terbatas atau sempit.
Dalam arti luas, proses penegakan hukum itu melibatkan semua subjek
hukum dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja yang menjalankan aturan
normatif atau melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dengan
mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang berlaku, berarti dia
menjalankan atau menegakkan aturan hukum.
Dalam arti sempit, dari segi subjeknya itu, penegakan hukum itu hanya
diartikan sebagai upaya aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin
dan memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana seharusnya.
Dalam memastikan tegaknya hukum itu, apabila diperlukan, aparatur penegak
hukum itu diperkenankan untuk menggunakan daya paksa.
b) Ditinjau dari sudut subjeknya
Yaitu dari segi hukumnya. Dalam hal ini, pengertiannya juga mencakup
makna yang luas dan sempit.
Dalam arti luas, penegakan hukum itu mencakup pula nilai-nilai keadilan
yang terkandung di dalamnya bunyi aturan formal maupun nilai-nilai keadilan
yang hidup dalam masyarakat.Tetapi, dalam arti sempit, penegakan hukum itu
hanya menyangkut penegakan peraturan yang formal dan tertulis saja.
19
peraturan perundang-undangan yang tertulis, sedangkan hukum materiel
mencakup pula pengertian nilai-nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat.
Dalam bahasa yang tersendiri, kadang-kadang orang membedakan antara
pengertian penegakan hukum dan penegakan keadilan. Penegakan hukum dapat
dikaitkan dengan pengertian ‘law enforcement’ dalam arti sempit, sedangkan
penegakan hukum dalam arti luas, dalam arti hukum materiel, diistilahkan dengan
penegakan keadilan. Dalam bahasa Inggeris juga terkadang dibedakan antara
konsepsi ‘court of law’ dalam arti pengadilan hukum dan ‘court of justice’ atau
pengadilan keadilan. Bahkan, dengan semangat yang sama pula, Mahkamah
Agung di Amerika Serikat disebut dengan istilah ‘Supreme Court of Justice’.
Istilah-istilah itu dimaksudkan untuk menegaskan bahwa hukum yang harus
di tegakkan itu pada intinya bukanlah norma aturan itu sendiri, melainkan nilai-
nilai keadilan yang terkandung di dalamnya.
20
(i) institusi penegak hukum beserta berbagai perangkat sarana dan
prasarana pendukung dan mekanisme kerja.
(ii) budaya kerja yang terkait dengan aparatnya, termasuk mengenai
kesejahteraan aparatnya.
(iii) perangkat peraturan yang mendukung baik kinerja
kelembagaannya maupun yang mengatur materi hukum yang dijadikan
standar kerja, baik hukum materielnya maupun hukum acaranya.
3. Empat fungsi penting yang memerlukan perhatian yang seksama dalam
penegakan hukum yaitu :
(i) pembuatan hukum (‘the legislation of law’ atau ‘law and rule making’)
(ii) sosialisasi, penyebarluasan dan bahkan pembudayaan hukum
(socialization and promulgation of law).
(iii) penegakan hukum (the enforcement of law).
(iv) adminstrasi hukum (the administration of law) yang efektif dan efisien
yang dijalankan oleh pemerintahan (eksekutif) yang bertanggungjawab
(accountable).
2.12. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Penegakan Hukum di Indonesia
Ketidakpuasan masyarakat terhadap penegakan hukum di Indonesia ini
merupakan fakta dan data yang ditunjukkan dari hasil survei terhadap masyarakat
oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menyebutkan bahwa
Namun demikian, mereka yang tinggal di desa, berasal dari ekonomi bawah,
dan berpendidikan rendah lebih tak puas jika dibandingkan dengan mereka yang
berada di kota dan berpendidikan tinggi. Hal ini disebabkan karena mereka
21
yang berada di desa dankelompok ekonomi bawah lebih sering menghadapi
kenyataan merasa diperlakukan tidak adil jika berhadapan dengan aparat hukum.
Sejumlah masalah yang layak dicatat berkenaan dengan bidang hukum antara
lain:
Dalam rangka melakukan reformasi hukum tersebut ada beberapa hal yang
harus dilakukan antara lain:
22
3. Peningkatan penegakkan hukum dengan menyelesaikan kasus-kasus
pelanggaran hukum
4. Pengikutsertaan rakyat dalam penegakkan hukum
5. Pendidikan publik untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap
hukum, dan
6. Penerapan konsep Good Governance (Pemerintahan yang baik).
23
BAB III
PENUTUP
24
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8432637/Makalah_KWN_Negara_Hukum_dan_HAM_
http://raheemannoer.blogspot.com/2016/04/negara-hukum-dan-ham.html
https://merantikepulauanku.blogspot.com/2016/01/makalah-tentang-hukum-
penegakan-hukum.html diakses tanggal 16 mei 2020 pukul 11.00 wib.
https://www.academia.edu/11503813/Makalah_penegak_hukum diakses
tanggal 16 mei 2020 pukul 12.00 wib.
25