Anda di halaman 1dari 13

HIDROKUINON

HYDROQUINONE

1. N a m a
Golongan
Kuinon (1).

Sinonim / Nama Dagang (1,2,3,4,5,9)


Alpha-hydroquinone; Hydroquinol; Quinol; Benzoquinol; p-Benzenediol, p-
Diphenol; Hydroqhinone; 1,4-Benzenediol; 1,4-Dihydroxybenzene; p-
Dihydroxybenzene; p-Hydroxyphenol; p-Dioxobenzene; 1,4-Dihydroxybenzene;
Dihydroquinone; Pyrogentistic acid; Quinnone; Aida; Arctuvin; Eldoquin;
Eldopaque: Phiaquin; Tecquinol; Tenox HQ; Tequinol.

Nomor Identifikasi
Nomor CAS : 123-31-9 (1,2,3,4,5,6,7,8,9)
Nomor OHS : 11230 (1)
Nomor RTECS : MX3500000 (1,3,4,8,9)
Nomor EC (EINECS) : 204-617-8 (1,9)
Nomor EINECS : 200-001-8 (1)
UN : 2662 (1,3,8)

2. Sifat Fisika Kimia


Nama bahan
Hidrokuinon

Deskripsi (1,5,9)
Bentuk padat, kristal berbentuk seperti jarum atau serbuk, tidak berwarna hingga
putih, bila terpapar cahaya dan udara dapat mengalami perubahan warna
menjadi lebih gelap, tidak berbau, berasa manis; Berat molekul 110,11; Rumus
molekul C6H602; Titik didih 285 – 287 oC (545-549 F); Titik leleh 173-174 oC (343-
345 F); Tekanan uap 1 mmHg pada 132oC; Kerapatan uap 1,328 pada 15oC;
Kelarutan dalam air 7% pada 25oC; Larut dalam alkohol, eter, aseton, dimetil
sulfoksida, karbon tetraklorida; Sedikit larut dalam benzen.

Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya


Peringkat NFPA (Skala 0-4) (1,4,5) :
Kesehatan 2 = Tingkat keparahan tinggi
Kebakaran 1 = Dapat terbakar
Reaktivitas 0 = Tidak reaktif
(1,3,4,9)
Klasifikasi EC :
Xn = Berbahaya
N = Berbahaya terhadap lingkungan
R20/22 = Berbahaya jika terhirup atau tertelan
R36/38 = Iritasi pada mata dan kulit
R40 = Risiko karena pengaruh yang tidak dapat balik
R41 = Risiko kerusakan serius pada mata
R43 = Dapat menyebabkan sensitisasi karena bersinggungan /
kontak dengan kulit
R50 = Sangat beracun bagi organisme perairan
R53 = Dapat menyebabkan efek merusak jangka panjang di
lingkungan perairan
S2 = Jauhkan dari jangkauan anak-anak
S26 = Jika mengenai mata, bilas segera dengan sejumlah besar
air dan cari pertolongan medis
S39 = Pakai/kenakan pelindung mata/wajah
S61 = Hindari/cegah pembuangan ke lingkungan. Rujuk pada
Lembar Data Keamanan/Instruksi Khusus
S24/25 = Hindari/cegah persinggungan/kontak dengan kulit dan
mata
S36/37/39 = Pakai/kenakan pakaian pelindung, sarung tangan, dan
pelindung mata/wajah

3. Penggunaan
Hidrokuinon banyak digunakan di industri; untuk sintesis antioksidan dan
antiozonan dalam industri karet; digunakan dalam konversi kimia sebagai inhibitor
untuk penstabil monomer; digunakan dalam industri fotografi, termasuk film untuk
foto hitam putih, litografi, dan film sinar X di rumah sakit; digunakan pada menara
pendingin air sebagai penghambat pembentukan karat; digunakan dalam
konversi kimia untuk penstabil pada cat, bahan bakar, oli motor, pernis,
(5)
antioksidan pada industri lemak dan minyak ; sebagai reagen pada penentuan
sejumlah kecil fosfat (9); sebagai depigmentor (9).

4. Identifikasi Bahaya
Risiko utama dan sasaran organ
Bahaya utama terhadap kesehatan: Berbahaya jika tertelan, menyebabkan iritasi
saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi mata, reaksi alergi (1).
Organ sasaran: sistem imun (sensitizer) (1).

Rute paparan
Paparan jangka pendek
Terhirup
Iritasi, nyeri dada, kesulitan bernafas (1).

Kontak dengan kulit


Iritasi, reaksi alergi (1).

Kontak dengan mata


Iritasi (1).

Tertelan
Telinga mendenging, mual, muntah, nyeri abdominal, kesulitan bernapas, rasa
kantuk, pusing, disorientasi, kejang (1).

Paparan jangka panjang


Terhirup
Tidak ada informasi efek merugikan yang berarti (1).

Kontak dengan kulit


Kulit melepuh, ruam, dan gatal (1).

Kontak dengan mata


Mengeluakan air mata (1).

Tertelan
Tumor (1).

5. Stabilitas dan reaktivitas


Reaktivitas : Stabil pada tekanan dan suhu normal (1)
Kondisi yang harus : Panas, nyala, percikan, dan sumber nyala lain.
dihindarkan Hindarkan pembentukan debu. Hindarkan dari
sumber air dan saluran pembuangan air (1)
Tancampurkan : Basa, bahan pengoksidasi (1)
Hidrokinon dengan (1)
Alkali : Segera teroksidasi
Pengoksidasi (kuat) : Bahaya kebakaran dan ledakan
Oksigen : Kontak dengan oksigen dapat cepat menimbulkan
oksidasi eksotermik
Natrium hidroksida : Dapat menyebabkan dekomposisi eksotermik
yang berkepanjangan
Bahaya dekomposisi : Produk dekomposisi termal: oksida karbon (1),
kuinon (8)
Polimerisasi : Tidak akan terpolimerisasi (1)

6. Penyimpanan
 Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
standard yang berlaku (1).
 Simpan dalam wadah tertutup rapat (1,4).
 Simpan terpisah dari bahan yang tancampurkan (1)
.
 Simpan di tempat yang sejuk dan berventilasi baik (4)
.

7. Toksikologi
Toksisitas
Data pada manusia
LDL0 oral-manusia 29 mg/kg; TDL0 oral-manusia 170 mg/kg (1).

Data pada hewan


Data iritasi (1):
Iritasi ringan: kulit-manusia 2%; iritasi berat: kulit-manusia 5%.

Data toksisitas (1,3,4):


LD50 oral-tikus 320 mg/kg; LD50 intraperitoneal-tikus 170 mg/kg; LDLo subkutan-
tikus 300 mg/kg; LD50 intravena-tikus 115 mg/kg; LD50 oral-mencit 245 mg/kg;
LD50 intraperitoneal-mencit 100 mg/kg; LD50 subkutan-mencit 182 mg/kg; LD50
oral-anjing 200 gm/kg; LDLo subkutan-anjing 100 mg/kg; LDLo intravena-anjing 80
mg/kg; LDLo oral-kucing 70 mg/kg; LDLo subkutan-kucing 50 mg/kg; LD50 oral-
kelinci 200 mg/kg; LD50 intraperitoneal-kelinci 125 mg/kg; LDLo intravena-kelinci
100 mg/kg; LD50 oral-marmot 550 mg/kg; LDL0 intraperitoneal-marmot 200 mg/kg;
LDLo subkutan-marmot 300 mg/kg; LD50 oral-mamalia 480 mg/kg; LD50 kulit-
mamalia 5970 mg/kg.

Data Karsinogenik
IARC : Group 3 – bukti pada hewan tidak memadai (1)
ACGIH : A3 – karsinogen pada hewan; TRGS 905: K3

Pada penelitian selama 2 tahun menggunakan mencit dan tikus sebagai hewan
uji, diperoleh beberapa bukti aktivitas karsinogenik pada tikus jantan yang
ditandai dengan peningkatan adenoma sel-sel ginjal. Beberapa bukti yang
ditemukan pada tikus betina adalah adanya sel leukemia mononuklir. Bukti
lainnya pada mencit betina adalah adanya peningkatan neoplasma hepatoselular,
terutama adenoma, dan tidak diperoleh bukti pada mencit jantan (1).

Data Tumorigenik
TDLO oral-tikus 25750 mg/kg selama 2 tahun kontinyu; TDLO oral-mencit 25750
mg/kg selama 2 tahun kontinyu; TD oral-tikus (rat) 256 g/kg selama 2 tahun
kontinyu; TD oral-mencit 26 g/kg selama 2 tahun intermittent (1).

Data Mutagenik
Mutasi pada mikroorganisme – Salmonella thypimurium 2 µmol/cawan (+S9);
Mutasi pada mikroorganisme – Salmonella thypimurium 750 nmol/cawan (-S9);
Kerusakan DNA – mikroorganisme lain 1 mmol/L; Pertukaran gen dan
rekombinasi miotik – Aspergillus nidulans 1 mmol/L; Kehilangan kromosom seks
dan non-disjungtion – Aspergillus nidulans 1 mmol/L; Uji mikronukleus – limfosit
manusia 75 µmol/L; adisi DNA – sumsum tulang manusia 500 µmol/L; Kerusakan
DNA – paru-paru manusia 800 µmol/L; Kerusakan DNA-limfosit manusia 100
µmol/L; Inhibisi DNA – sel HeLa manusia 100 µmol/L (1).

Data Reproduksi
TDL0 oral-tikus betina hamil 2500 mg/kg selama 1-22 hari kontinyu; TDL0 oral-
tikus betina hamil 667 mg/kg selama 11 hari kontinyu; TDL0 oral-tikus betina
hamil 1 g/kg selama 11 hari kontinyu; TDL0 subkutan-tikus betina hamil 5 mg/kg
selama 1 hari kontinyu; TDL0 subkutan-tikus pra kehamilan 550 mg/kg selama 11
(1)
hari kontinyu; TDL0 subkutan-tikus jantan 5100 mg/kg selama 51 hari .
Informasi Ekologi
Hidrokuinon sangat beracun terhadap kehidupan perairan (1).
Toksisitas pada ikan : LC50 (kematian) ikan zebra danio (Brachydanio
rerio) 170 µg/L selama 96 jam (1)
Toksisitas pada invertebrata : EC50 (imobilisasi) kutu air (Daphnia magna) 290
µg/L selama 28 jam (1)
Toksisitas pada alga : EC100 (pertumbuhan) Algae, fitoplankton, Algal
mat 20000 µg/L selama 14 minggu (1)
Fototoksisitas : Rumput air (Elodea canadensis) 341000 µg/L
selama 3 jam (1)

8. Efek Klinis (1)


Keracunan akut
Terhirup
Hidrokuinon: Mengirup uap bahan dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan
bagian atas yang disertai batuk, rasa tidak nyaman pada dada, dan dispnea.

Kontak dengan kulit


Hidrokuinon: Debu dapat menyebabkan iritasi ringan. Larutan hidrokuinon 5%
atau lebih dapat menyebabkan iritasi berat. Pada orang yang sebelumnya pernah
terpapar dapat terjadi reaksi sensitisasi.

Kontak dengan mata


Hidrokuinon: Debu dapat menyebabkan iritasi ringan. Pemberian kristal
hidrokuinon secara berangsur-angsur pada mata kelinci dapat menimbulkan
eritema sedang yang membaik dalam 14 hari.

Tertelan
Hidrokuinon: Menelan 1-12 gram dapat menyebabkan tinnitus, pucat, penurunan
suhu tubuh, kulit berkeringat dingin, sianosis, sesak nafas, dispnea,
pembengkakan lidah, lemas, peningkatan denyut jantung dan laju pernapasan,
kelelahan ekstrim, rasa kantuk, kejang, ketidaksadaran dan urin berwarna hijau
atau gelap. Dapat timbul pusing, kedutan otot, gelisah, mual, muntah, dan
delirium. Pada kasus menelan 5-12 gram hidrokuinon dengan senyawa kimia lain
yang terdapat pada bahan pencuci film dilaporkan timbulnya nyeri abdominal,
syok, methemoglobinemia, jaundice, anemia hemolitik, leukositosis hematuria,
bronkopneumonia, edema paru, dan kematian. Perubahan patologi terjadi pada
(1)
hati, ginjal, jantung, paru-paru, saluran pencernaan, dan limpa .

Keracunan kronik
Terhirup
Hidrokuinon: Penelitian terhadap sekelompok pekerja yang terpapar hidrokuinon,
trimetil-hidrokuinon, dan retinenehidrokuinon menunjukkan adanya prevalensi
gejala pernafasan yang lebih tinggi daripada kelompok yang tidak terpapar (1).

Kontak dengan kulit


Hidrokuinon: Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan
dermatitis. Konsentrasi hidrokuinon sampai 3% yang terkandung pada krim, lotion
atau salep, yang digunakan sebagai sediaan depigmentasi, dapat menyebabkan
iritasi ringan, tetapi dapat menyebabkan luka bakar, rasa menyengat, dan
eritema. Konsentrasi yang lebih tinggi dapat menyebabkan reaksi inflamasi yang
lebih berat, kekeringan, kulit pecah-pecah dan ruam. Penggunaan sediaan yang
mengandung 6-8 % hidrokuinon selama satu setengah hingga 3 tahun
bersamaan dengan adanya paparan sinar matahari menyebabkan insiden
okronosis dan koloid milium pada sekelompok orang di Afrika. Paparan di tempat
kerja kadang-kadang menimbulkan leukoderma, tetapi tidak dilaporkan adanya
depigmentasi. Pada penggunaan sediaan depigmentasi yang mengandung
hidrokuinon kurang dari 3% jarang menimbulkan reaksi sensitisasi, yang ditandai
oleh rasa gatal, eritema, vesikulasi dan respon inflamasi yang berlebihan. Reaksi
sensitisasi kadang-kadang muncul pada paparan terhadap larutan alkali, tetapi
jarang terjadi pada paparan terhadap debu. Respon yang diperoleh pada uji
sensitisasi terhadap hewan uji berkisar dari ringan hingga kuat (1).

Kontak dengan mata


Hidrokuinon: Paparan berulang atau jangka panjang uap kuinon dan debu
hidrokuinon menunjukkan adanya perubahan yang progresif termasuk warna
kecoklatan pada mata, kornea dan konjungtiva yang terbatas pada jaringan
intrapalpebral, kekeruhan kornea, dan perubahan struktur kornea yang dapat
menyebabkan hilangnya ketajaman mata. Pigmentasi dapat bersifat reversibel
jika paparan dihentikan, tetapi perubahan struktur bersifat progresif. Pigmentasi
terjadi pada paparan 1-2 tahun, tetapi tidak terjadi luka serius pada paparan
kurang dari 5 tahun. Pada suatu penelitian, dilaporkan adanya iritasi mata yang
kontinyu, konjungtivitis, fotofobia, lakrimasi sedang, dan sensasi terbakar (1).

Tertelan
Menelan 300-500 mg bahan per hari selama 3-5 bulan oleh 19 orang subjek
tidak menunjukkan abnormalitas. Pada uji selama 14 hari dan 13 minggu
terhadap hewan uji, ditemukan adanya tremor, kejang, radang, tukak atau
hiperplasia epitel lambung, nefropati toksik, dan kematian. Tikus yang diberi
pakan hidrokuinon 5% pada pakannya selama 9 minggu menunjukkan penurunan
berat badan, anemia aplastik, berkurangnya sumsum tulang, atropi sel hati, tukak
superfisial, dan hemoragia mukosa lambung. Tidak ditemukan efek yang berarti
pada tikus (rat) yang diberi hidrokinon 1% dalam pakannya selama 2 tahun.
Tikus (rat) yang diberi hidrokuinon selama kehamilan menunjukkan peningkatan
resorpsi fetus. Dosis 25-50 mg/kg untuk tikus (rat) dan 50-100 mg/kg untuk
mencit (mice) diberikan selama 2 tahun. Tikus (rat) jantan mengalami
peningkatan adenoma sel tubular; tikus (rat) betina mengalami peningkatan
leukemia sel mononuklir; dan mencit (mice) betina menunjukkan peningkatan
neoplasma hepatoselular, terutama adenoma. Terdapat pula hubungan dengan
hiperplasia sel folikular tiroid pada mencit jantan dan betina serta terdapat
perubahan histologi hati mencit jantan (1).

9. Pertolongan Pertama
Terhirup
Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu
gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa
(1).
ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat

Kontak dengan kulit


Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci
dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai
dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (sekurangnya selama 15-20
(1)
menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat .
Kontak kulit yang serius: Cuci dengan sabun disinfektan lalu oleskan krim anti-
bakteri pada kulit yang terpapar. Cari pertolongan medis (9).

Kontak dengan mata (1,4)


Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal
(NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata
dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan
tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Jangan gunakan salep mata. Segera
bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Tertelan
Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan
sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak
sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada
panggul untuk mencegah aspirasi. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat (1).

Catatan untuk dokter: Bila terpapar bahan melalui penelanan, pertimbangkan


kumbah lambung, pemberian pencahar, dan penawar sakit (1).

10. Penatalaksanaan
Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk
menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi
dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya
kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30
menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin
diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.
Anak-anak: 200-300 µg/kg BB.

Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring
ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan
sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan
selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.

b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)


- Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin
atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau
kertas secara lembut. Jangan digosok.
- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau
muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan
sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak
menghirupnya.
- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri (1,6)


Batas paparan hidrokuinon:
OSHA TWA: 2 mg/m3
OSHA/PEL: 2 mg/m3
ACGIH TWA: 2 mg/m3
ACGIH/TLV: 2 mg/m3

NIOSH batas atas yang direkomendasikan selama 15 menit: 2 mg/m3


DFG MAK 1 kali/shift (total debu): 2 mg/m3
UK OES TWA: 2 mg/m3
UK OES STEL: 4 mg/m3

Metode pengukuran: Penyaring partikel; asam asetat; kromatografi cair kinerja


tinggi dengan detektor UV; NIOSH III # 5004.
Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus
tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan
dipatuhinya batas paparan yang berlaku.

Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran
pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan
area kerja.

Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia.

Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.

Respirator: Respirator dan konsentrasi maksimum disadur dari NIOSH dan/atau


OSHA.

50 mg/m3

Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi dengan penyaring debu.


Setiap respirator pemurni udara yang bertenaga yang dilengkapi masker wajah
penuh dan penyaring partikel berefisiensi tinggi.
Setiap respirator serba lengkap yang dilengkapi masker wajah penuh.

Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi dengan masker wajah penuh.

Escape

Setiap respirator serba lengkap yang dilengkapi tipe escape yang sesuai.

Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan
dan kesehatan:
Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi pelindung wajah penuh yang
dioperasikan dalam suatu mode perlu tekanan atau tekanan positif lain
digabungkan dengan pasokan pelepas terpisah.

Setiap respirator serba lengkap yang dilengkapi pelindung wajah penuh.

12. Manajemen Pemadam Kebakaran


Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran ringan. Campuran
(1)
debu/udara dapat terbakar atau meledak .

Media pemadam kebakaran: Bahan kimia kering, karbon dioksida, semprotan


air, busa tahan alkohol (1,8).
Kebakaran kecil: Gunakan serbuk kimia kering (4).
(1)
Kebakaran besar: Gunakan busa atau basahi dengan semprotan air . Jangan
(4)
gunakan water jet .

Pemadaman kebakaran: Pindahkan wadah dari daerah yang terbakar jika dapat
dilakukan tanpa adanya risiko. Gunakan bahan pemadam di sekitar api.
Hindarkan menghirup bahan atau produk samping pembakaran. Tetaplah diam
di tempat yang arah anginnya berlawanan dan hindari daerah yang lebih
(1)
rendah. Air atau busa dapat menimbulkan buih .

13. Manajemen Tumpahan


Jangan menyentuh tumpahan bahan. Hentikan kebocoran jika dapat dilakukan
tanpa adanya risiko (1).

Tumpahan yang sedikit: Serap tumpahan menggunakan pasir atau bahan lain
yang tidak mudah terbakar. Kumpulkan tumpahan bahan dalam wadah yang
sesuai (1).

Tumpahan kering dalam jumlah sedikit: Kumpulkan tumpahan bahan dalam


wadah yang sesuai untuk pembuangan. Jauhkan wadah dari tempat tumpahan
ke daerah yang aman (1).

Tumpahan yang banyak: Buat tanggul untuk pembuangan lebih lanjut.


Hindarkan orang yang tidak berkepentingan untuk mendekat, isolasi area
tumpahan, dan beri larangan masuk (1).

14. Daftar Pustaka


1. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997.
2. Sitting, Marshal, Handbook of Toxic and Hazardous Chemicals and
Carcinogens Volume I A-F, 1991, Noyes Publication, New Jersey, USA.
3. http://msds.chem.ox.ac.uk/HY/hydroquinone.html
4. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927544
5. http://www.inchem.org/documents/sids/sids/123319.pdf
6. http://www.setonresourcecenter.com/msdshazcom/htdocs//MSDS/Retail/N/N
AILENE%20POLISH%20BOND%20BRUSH%20ON.pdf
7. http://www.caledonlabs.com/upload/msds/4050-5e.pdf
8. http://www.sciencestuff.com/msds/C1887.html
9. http://www.chemicalbook.com/ProductMSDSDetailCB6371188_EN.htm

Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional
Bidang Informasi Keracunan, Pusat Informasi Obat dan Makanan
Badan POM RI, Tahun 2011

Anda mungkin juga menyukai