Anda di halaman 1dari 20

Nama : Winda Luciana

NPM : E1I018052

Mata kuliah : Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu

Perubahan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil menjadi Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2014

Dalam perubahan tersebut berikut merupakan pasal, ayat serta bab yang direvisi dari Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 menjadi Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2014

Pasal/ Ayat/sub
Sebelum revisi (UU NO.27 Tahun 2007) Sesudah revisi (UU N0.1 Tahun 2014) KETERANGAN REVISI
BAB judul
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- Terjadi perubahan pada
Pulau Kecil adalah suatu proses Pulau Kecil adalah suatu pengoordinasian - Kata “proses” menjadi
perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan “pengoordinasian ”
dan pengendalian Sumber Daya Pesisir pengendalian sumber daya pesisir dan - Kalimat “antarsektor,
dan Pulau-Pulau Kecil antarsektor, pulau-pulau kecil yang dilakukan oleh antara” menjadi “yang
1 1
antara Pemerintah dan Pemerintah Pemerintah dan Pemerintah Daerah, dilakukan oleh”
Daerah, antara ekosistem darat dan laut, antarsektor, antara ekosistem darat dan laut,
serta antara ilmu pengetahuan dan serta antara ilmu pengetahuan dan
manajemen untuk meningkatkan manajemen untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. kesejahteraan rakyat.
17 Rencana Zonasi Rinci adalah rencana Rencana Zonasi Rinci adalah rencana detail Penghapusan kalimat “yang
detail dalam 1 (satu) Zona berdasarkan dalam 1 (satu) Zona berdasarkan arahan dapat disusun oleh
arahan pengelolaan di dalam Rencana pengelolaan di dalam Rencana Zonasi Pemerintah Daerah”
Zonasi yang dapat disusun oleh dengan memperhatikan daya dukung Penambahan kata-kata
Pemerintah Daerah dengan lingkungan dan teknologi yang diterapkan “pemerintah dan”
memperhatikan daya dukung lingkungan serta ketersediaan sarana yang pada
dan teknologi yang dapat diterapkan serta gilirannya menunjukkan jenis dan jumlah
ketersediaan sarana yang pada gilirannya surat izin yang diterbitkan oleh Pemerintah
menunjukkan jenis dan jumlah surat izin dan Pemerintah Daerah.
yang dapat diterbitkan oleh Pemerintah
Daerah.
Hak Pengusahaan Perairan Pesisir, Izin Lokasi adalah izin yang diberikan untuk Terjadi perubahan total
selanjutnya disebut HP-3, adalah hak atas memanfaatkan ruang dari sebagian Perairan dimana pada UU No 27
bagian-bagian tertentu dari perairan Pesisir yang mencakup permukaan laut dan TAHUN 2007 mengatur
pesisir untuk usaha kelautan dan kolom air sampai dengan permukaan dasar mengenai “Hak Pengusahaan
perikanan, serta usaha lain yang terkait laut pada batas keluasan tertentu dan/atau Perairan Pesisir” dan pada
18
dengan pemanfaatan Sumber Daya untuk memanfaatkan sebagian pulau-pulau UU NO 1 TAHUN 2014
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang kecil mengatur mengenai “Izin
mencakup atas permukaan laut dan Lokasi”
kolom air sampai dengan permukaan
dasar laut pada batas keluasan tertentu.
Konservasi Wilayah Pesisir dan Pulau- Konservasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Terjadi perubahan kata
Pulau Kecil adalah upaya perlindungan, Kecil adalah upaya pelindungan, “perlindungan” menjadi
pelestarian, dan pemanfaatan Wilayah pelestarian, dan pemanfaatan Wilayah “pelindungan”
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta
ekosistemnya untuk menjamin ekosistemnya untuk menjamin keberadaan,
19 keberadaan, ketersediaan, dan ketersediaan, dan kesinambungan Sumber
kesinambungan Sumber Daya Pesisir dan Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dengan
Pulau-Pulau Kecil dengan tetap tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya
nilai dan keanekaragamannya.

Reklamasi adalah kegiatan yang Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan Penghapusan kata “setiap”
dilakukan oleh Setiap Orang dalam oleh Orang dalam rangka meningkatkan
rangka meningkatkan manfaat sumber manfaat sumber daya lahan ditinjau dari
23 daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan sudut lingkungan dan sosial ekonomi
dan sosial ekonomi dengan cara dengan cara pengurugan, pengeringan lahan
pengurugan, pengeringan lahan atau atau drainase
drainase.
Bencana Pesisir adalah kejadian karena Bencana Pesisir adalah kejadian karena Penghapusan kata “setiap”
peristiwa alam atau karena perbuatan peristiwa alam atau karena perbuatan Orang
Setiap Orang yang menimbulkan yang menimbulkan perubahan sifat fisik
26 perubahan sifat fisik dan/atau hayati dan/atau hayati pesisir dan mengakibatkan
Pesisir dan mengakibatkan korban jiwa, korban jiwa, harta, dan/atau kerusakan di
harta, dan/atau kerusakan di Wilayah Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Pencemaran Pesisir adalah masuknya Pencemaran Pesisir adalah masuknya atau Penghapusan kata “setiap”
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
energi, dan/atau komponen lain ke dalam dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan Pesisir akibat adanya lingkungan pesisir akibat adanya kegiatan
28 kegiatan Setiap Orang sehingga kualitas Orang sehingga kualitas pesisir turun sampai
Pesisir turun sampai ke tingkat tertentu ke tingkat tertentu yang menyebabkan
yang menyebabkan lingkungan Pesisir lingkungan pesisir tidak dapat berfungsi
tidak dapat berfungsi sesuai dengan sesuai dengan peruntukannya.
peruntukannya.
Akreditasi adalah prosedur pengakuan Akreditasi adalah prosedur pengakuan suatu Perubahan kata “program”
suatu kegiatan yang secara konsisten kegiatan yang secara konsisten telah menjadi “program-program”
telah memenuhi standar baku sistem memenuhi standar baku sistem Pengelolaan
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang
29
Pulau Kecil yang meliputi penilaian, meliputi penilaian, penghargaan, dan
penghargaan, dan insentif terhadap insentif terhadap program-program
program pengelolaan yang dilakukan pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat
oleh Masyarakat secara sukarela. secara sukarela
30 Pemangku Kepentingan Utama adalah Pemangku Kepentingan Utama adalah para - Perubahan kata “pembudi
para pengguna Sumber Daya Pesisir dan pengguna Sumber Daya Pesisir dan Pulau- daya” menjadi
Pulau-Pulau Kecil yang mempunyai Pulau Kecil yang mempunyai kepentingan “pembudidaya”
kepentingan langsung dalam langsung dalam mengoptimalkan - Penambahan kata
mengoptimalkan pemanfaatan Sumber pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan “pesisir” di akhir kalimat
Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Pulau-Pulau Kecil, seperti nelayan
seperti nelayan tradisional, nelayan tradisional, nelayan modern, pembudidaya
modern, pembudi daya ikan, pengusaha ikan, pengusaha pariwisata, pengusaha
pariwisata, pengusaha perikanan, dan perikanan, dan Masyarakat Pesisir.
Masyarakat.
Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya Perubahan kalimat “dan
pemberian fasilitas, dorongan, atau pemberian fasilitas, dorongan atau bantuan nelayan tradisional” menjadi
bantuan kepada Masyarakat dan nelayan kepada Masyarakat Pesisir agar mampu kata “pesisir”
31 tradisional agar mampu menentukan menentukan pilihan yang terbaik dalam
pilihan yang terbaik dalam memanfaatkan Sumber Daya Pesisir dan
memanfaatkan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil secara lestari
Pulau-Pulau Kecil secara lestari.
Masyarakat adalah masyarakat yang Masyarakat adalah masyarakat yang terdiri - Penghapusan kata “atas”,
terdiri atas Masyarakat Hukum Adat, dari Masyarakat Adat dan Masyarakat “hukum”, dan
32 Masyarakat Lokal, dan Masyarakat Lokal yang bermukim di Wilayah Pesisir “masyarakat tradisional”
Tradisional yang bermukim di wilayah dan Pulau-Pulau Kecil. - penambahan kata “dari”,
pesisir dan pulau-pulau kecil. “dan”
33 Masyarakat Hukum Adat adalah Masyarakat Adat adalah kelompok - Perubahan “masyarakat
sekelompok orang yang secara turun- Masyarakat Pesisir yang secara turun- hukum adat” menjadi
temurun bermukim di wilayah geografis temurun bermukim di wilayah geografis “masyarakat adat”
tertentu di Negara Kesatuan Republik tertentu karena adanya ikatan pada asal-usul - Perubahan “Sekelompok
Indonesia karena adanya ikatan pada asal leluhur, adanya hubungan yang kuat dengan orang” menjadi
usul leluhur, hubungan yang kuat dengan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau “kelompok masyarakat
tanah, wilayah, sumber daya alam, Kecil, serta adanya sistem nilai yang pesisir”
memiliki pranata pemerintahan adat, menentukan pranata ekonomi, politik, - Penghapusan
dan tatanan hukum adat di wilayah sosial, dan hukum - ‘di Negara Kesatuan
adatnya sesuai dengan ketentuan Republik Indonesia”
peraturan perundang-undangan. - Perubahan sumber daya
alam, memiliki pranata
pemerintahan adat, dan
tatanan hukum adat di
wilayah adatnya sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan menjadi
Sumber Daya Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil, serta
adanya sistem nilai yang
menentukan pranata
ekonomi, politik, sosial,
dan hukum
Setiap Orang adalah orang perseorangan Masyarakat Tradisional adalah masyarakat Terjadi perubahan total
atau korporasi, baik yang berbadan perikanan tradisional yang masih diakui hak
hukum maupun yang tidak berbadan tradisionalnya dalam melakukan kegiatan
38 hukum. penangkapan ikan atau kegiatan lainnya
yang sah di daerah tertentu yang berada
dalam perairan kepulauan sesuai dengan
kaidah hukum laut internasional
Menteri adalah menteri yang Menteri adalah Menteri yang bertanggung Perubahan kalimat
menyelenggarakan urusan jawab di bidang kelautan dan perikanan. “menyelenggarakan urusan
44
pemerintahan di bidang kelautan dan pemerintah” menjadi
perikanan.” “bertanggung jawab”
Usulan penyusunan RSWP-3-K, RZWP- Usulan penyusunan RSWP-3-K, RZWP-3- Penambahan kata
3-K, RPWP-3-K, dan RAPWP-3-K K, RPWP-3-K, dan RAPWP-3-K dilakukan “masyarakat” pada UU NO 1
14 1
dilakukan oleh Pemerintah Daerah serta oleh Pemerintah Daerah, Masyarakat, dan tahun 2014
dunia usaha. dunia usaha.
Dalam hal tanggapan dan/atau saran Dalam hal tanggapan dan/atau saran Penghapusan kata “maka”
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) sebagaimana dimaksud pada ayat (6) tidak
tidak dipenuhi, maka dokumen final dipenuhi, dokumen final perencanaan
7
perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
dan PulauPulau Kecil dimaksud Pulau Kecil dimaksud diberlakukan secara
diberlakukan secara definitif. definitif.
Hak Pengusahaan Perairan Pesisir Izin Perubahan sub judul pada
BAB Bagian BAB V yang berbunyi “Hak
V kesatu Pengusahaan Perairan
Pesisir” menjadi “Izin"
16 1 Pemanfaatan perairan pesisir diberikan Setiap Orang yang melakukan pemanfaatan Perubahan total pasal 16 ayat
dalam bentuk HP3. ruang dari sebagian Perairan Pesisir dan 1
pemanfaatan sebagian pulau-pulau kecil
secara menetap wajib memiliki Izin Lokasi.
HP-3 sebagaimana dimaksud pada ayat Izin Lokasi sebagaimana dimaksud pada Perubahan total pasal 16 ayat
(1) meliputi pengusahaan atas permukaan ayat (1) menjadi dasar pemberian Izin 2
2
laut dan kolom air sampai dengan Pengelolaan
permukaan dasar laut.
HP-3 diberikan dalam luasan dan waktu Izin Lokasi sebagaimana dimaksud dalam Perubahan total pasal 17 ayat
tertentu Pasal 16 ayat (1) diberikan berdasarkan 1
17 1
rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil.
Pemberian HP-3 sebagaimana Pemberian Izin Lokasi sebagaimana Perubahan kalimat
dimaksud pada ayat (1) wajib dimaksud pada ayat (1) wajib “Pemberian HP-3
mempertimbangkan kepentingan mempertimbangkan kelestarian Ekosistem sebagaimana” menjadi
2 kelestarian Ekosistem Pesisir dan Pulau- pesisir dan pulau-pulau kecil, Masyarakat, “Pemberian Izin Lokasi”
Pulau Kecil, Masyarakat Adat, dan nelayan tradisional, kepentingan nasional,
kepentingan nasional serta hak lintas dan hak lintas damai bagi kapal asing.
damai bagi kapal asing
Izin Lokasi sebagaimana dimaksud pada Penambahan ayat 3 pasal 17
3 ayat (1) diberikan dalam luasan dan waktu
tertentu
Izin Lokasi tidak dapat diberikan pada zona Penambahan ayat 4 pasal 17
4 inti di kawasan konservasi, alur laut,
kawasan pelabuhan, dan pantai umum.
HP-3 dapat diberikan kepada: Dalam hal pemegang Izin Lokasi Perubahan total pada pasal 18
a. Orang perseorangan warga negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat
Indonesia; (1) tidak merealisasikan kegiatannya dalam
18
b. Badan hukum yang didirikan jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun
berdasarkan hukum Indonesia; atau sejak izin diterbitkan, dikenai sanksi
c. Masyarakat Adat. administratif berupa pencabutan Izin Lokasi.
19 1 HP-3 diberikan untuk jangka waktu 20 Setiap Orang yang melakukan pemanfaatan Perubahan total pada pasal 19
(dua puluh) tahun sumber daya Perairan Pesisir dan perairan ayat 1
pulaupulau kecil untuk kegiatan:
a. produksi garam;
b. biofarmakologi laut;
c. bioteknologi laut;
d. pemanfaatan air laut selain energi;
e. wisata bahari;
f. pemasangan pipa dan kabel bawah laut;
dan/atau
g. pengangkatan benda muatan kapal
tenggelam, wajib memiliki Izin
Pengelolaan.
Jangka waktu sebagaimana dimaksud Izin Pengelolaan untuk kegiatan selain Perubahan total pada pasal 19
pada ayat (1) dapat diperpanjang tahap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat 2
2
kesatu paling lama 20 (dua puluh) tahun diberikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Jangka waktu sebagaimana dimaksud Dalam hal terdapat kegiatan pemanfaatan Perubahan total pada pasal 19
pada ayat (2) dapat diperpanjang lagi sumber daya Perairan Pesisir dan perairan ayat 3
untuk tahap kedua sesuai dengan pulau-pulau kecil yang belum diatur
3
peraturan perundang-undangan berdasarkan ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
HP-3 dapat beralih, dialihkan, dan Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib Perubahan total pada pasal 20
dijadikan jaminan utang dengan memfasilitasi pemberian Izin Lokasi dan dan pengurangan jumlah ayat
20 1
dibebankan hak tanggungan Izin Pengelolaan kepada Masyarakat Lokal
dan Masyarakat Tradisional.
HP-3 diberikan dalam bentuk sertifikat Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Perubahan total
HP-3 diberikan kepada Masyarakat Lokal dan
Masyarakat Tradisional, yang melakukan
2 pemanfaatan ruang dan sumber daya
Perairan Pesisir dan perairan pulau-pulau
kecil, untuk pemenuhan kebutuhan hidup
sehari-hari.
HP-3 berakhir karena: Penghapusan pasal 20 ayat 3
a. jangka waktunya habis dan tidak
3 diperpanjang lagi;
b. ditelantarkan; atau
c. dicabut untuk kepentingan umum.
Tata cara pemberian, pendaftaran, dan Penghapusan pasal 20 ayat 4
4 pencabutan HP-3 diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah
Pemberian HP-3 wajib memenuhi Pemanfaatan ruang dan sumber daya Perubahan total
persyaratan teknis, administratif, dan Perairan Pesisir dan perairan pulau-pulau
operasional. kecil pada wilayah Masyarakat Hukum Adat
22 1
oleh Masyarakat Hukum Adat menjadi
kewenangan Masyarakat Hukum Adat
setempat
Persyaratan teknis sebagaimana Pemanfaatan ruang dan sumber daya Perubahan total
dimaksud pada ayat (1) meliputi: Perairan Pesisir dan perairan pulau-pulau
a. kesesuaian dengan rencana Zona kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan/atau rencana Pengelolaan dilakukan dengan mempertimbangkan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau kepentingan nasional dan sesuai dengan
Kecil; ketentuan peraturan perundang-undangan.
2 b. hasil konsultasi publik sesuai dengan
besaran dan volume pemanfaatannya;
serta c. pertimbangan hasil pengujian
dari berbagai alternatif usulan atau
kegiatan yang berpotensi merusak
Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil
3 Persyaratan administratif sebagaimana Penghapusan pasal 22 ayat 3
dimaksud pada ayat (1) meliputi: a.
penyediaan dokumen administratif; b.
penyusunan rencana dan pelaksanaan
pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil sesuai dengan daya
dukung ekosistem; c. pembuatan sistem
pengawasan dan pelaporan hasilnya
kepada pemberi HP-3; serta d. dalam hal
HP-3 berbatasan langsung dengan garis
pantai, pemohon wajib memiliki hak atas
tanah.
Persyaratan operasional sebagaimana Penghapusan pasal 22 ayat 4
dimaksud pada ayat (1) mencakup
kewajiban pemegang HP-3 untuk:
a. memberdayakan Masyarakat sekitar
lokasi kegiatan;
b. mengakui, menghormati, dan
melindungi hak-hak Masyarakat Adat
4
dan/atau Masyarakat lokal;
c. memperhatikan hak Masyarakat untuk
mendapatkan akses ke sempadan
pantai dan muara sungai; serta
d. melakukan rehabilitasi sumber daya
yang mengalami kerusakan di lokasi
HP-3.
Penolakan atas permohonan HP-3 wajib Penghapusan pasal 22 ayat 5
disertai dengan salah satu alasan di
bawah ini: a. terdapat ancaman yang
5 serius terhadap kelestarian Wilayah
Pesisir; b. tidak didukung bukti ilmiah;
atau c. kerusakan yang diperkirakan
terjadi tidak dapat dipulihkan.
Pemberian HP-3 sebagaimana dimaksud Penghapusan pasal 22 ayat 6
6 pada ayat (1) dilakukan melalui
pengumuman secara terbuka.
22 HP-3 tidak dapat diberikan pada Ayat 1 : Penghapusan isi pasal 22 di
Kawasan Konservasi, suaka perikanan, Kewajiban memiliki izin sebagaimana UU N0 27 tahun 2007
alur pelayaran, kawasan pelabuhan, dan dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) dan menjadi 2 ayat pada UU NO
pantai umum. Pasal 19 ayat (1) dikecualikan bagi 1 tahun 2014
Masyarakat Hukum Adat.
Ayat 2:
Masyarakat Hukum Adat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
pengakuannya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Izin Lokasi sebagaimana dimaksud dalam Penambahan pasal 22A pada
Pasal 16 ayat (1) dan Izin Pengelolaan UU NO 1 tahun 2014
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat
(1) diberikan kepada:
22A a. orang perseorangan warga negara
Indonesia;
b. korporasi yang didirikan berdasarkan
hukum Indonesia; atau
c. koperasi yang dibentuk oleh Masyarakat.
Orang perseorangan warga Negara Penambahan pasal 22B pada
Indonesia atau korporasi yang didirikan UU NO 1 tahun 2014
berdasarkan hukum Indonesia dan koperasi
22B yang dibentuk oleh Masyarakat yang
mengajukan Izin Pengelolaan harus
memenuhi syarat teknis, administratif, dan
operasional.
Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat, tata Penambahan pasal 22C pada
cara pemberian, pencabutan, jangka waktu, UU NO 1 tahun 2014
22C luasan, dan berakhirnya Izin Lokasi dan Izin
Pengelolaan diatur dengan Peraturan
Pemerintah.”
23 2 Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil dan Pemanfaatan pulau-pulau kecil dan perairan - Perubahan kalimat “salah
perairan di sekitarnya diprioritaskan di sekitarnya diprioritaskan untuk satu atau lebih
untuk salah satu atau lebih kepentingan kepentingan sebagai berikut: kepentingan berikut”
berikut: a. konservasi; menjadi “kepentingan
a. konservasi; b. pendidikan dan pelatihan; sebagai berikut”
b. pendidikan dan pelatihan; c. penelitian dan pengembangan; - Penambahan poin i pada
c. penelitian dan pengembangan; d. budi daya laut; UU NO 1 tahun 2014
d. budidaya laut e. pariwisata;
e. pariwisata; f. usaha perikanan dan kelautan serta
f. usaha perikanan dan kelautan dan industri perikanan secara lestari;
industri perikanan secara lestari; g. pertanian organik;
g. pertanian organik; dan/atau h. peternakan; dan/atau
h. peternakan. i. pertahanan dan keamanan negara.
Kecuali untuk tujuan konservasi, Kecuali untuk tujuan konservasi, pendidikan Perubahan kata “serta”
pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pelatihan serta penelitian dan menjadi kata “dan”
dan pengembangan, pemanfaatan pulau- pengembangan, pemanfaatan pulau-pulau
pulau kecil dan perairan di sekitarnya kecil dan perairan di sekitarnya wajib:
wajib: a. memenuhi persyaratan pengelolaan
3 a. memenuhi persyaratan pengelolaan lingkungan;
lingkungan; b. memperhatikan kemampuan dan
b. memperhatikan kemampuan sistem kelestarian sistem tata air setempat; dan
tata air setempat; serta c. menggunakan teknologi yang ramah
c. menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.
lingkungan
Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil dan Penghapusan pasal 23 ayat 4
perairan di sekitarnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan memenuhi
4 persyaratan pada ayat (3) wajib
mempunyai HP-3 yang diterbitkan oleh
Pemerintah atau Pemerintah Daerah
sesuai dengan kewenangannya
5 Untuk pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil Penghapusan pasal 23 ayat 5
dan perairan di sekitarnya yang telah
digunakan untuk kepentingan kehidupan
Masyarakat, Pemerintah atau Pemerintah
Daerah menerbitkan HP-3 setelah
melakukan musyawarah dengan
Masyarakat yang bersangkutan
Bupati/walikota memfasilitasi Penghapusan pasal 23 ayat 6
6 mekanisme musyawarah sebagaimana
dimaksud pada ayat (5).
Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil dan Penghapusan pasal 23 ayat 7
7 perairan di sekitarnya oleh Orang asing
harus mendapat persetujuan Menteri.
Pemanfaatan pulau-pulau kecil dan Penambahan pasal 26A ayat 1
pemanfaatan perairan di sekitarnya dalam
26A 1
rangka penanaman modal asing harus
mendapat izin Menteri.
Penanaman modal asing sebagaimana Penambahan pasal 26A ayat 2
2 dimaksud pada ayat (1) harus
mengutamakan kepentingan nasional.
Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Penambahan pasal 26A ayat 3
3 diberikan setelah mendapat rekomendasi
dari bupati/wali kota.
4 Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Penambahan pasal 26A ayat 4
harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. badan hukum yang berbentuk perseroan
terbatas;
b. menjamin akses public
c. tidak berpenduduk;
d. belum ada pemanfaatan oleh Masyarakat
Lokal;
e. bekerja sama dengan peserta Indonesia;
f. melakukan pengalihan saham secara
bertahap kepada peserta Indonesia;
g. melakukan alih teknologi; dan
h. memperhatikan aspek ekologi, sosial,
dan ekonomi pada luasan lahan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengalihan Penambahan pasal 26A ayat 5
saham dan luasan lahan sebagaimana
5
dimaksud pada ayat (4) huruf f dan huruf h
diatur dengan Peraturan Presiden
Perubahan status Zona inti sebagaimana - Ayat (1) Perubahan peruntukan dan Perubahan isi pasal 30
dimaksud dalam Pasal 29 untuk kegiatan fungsi zona inti pada kawasan konservasi menjadi ayat 1, ayat 2, ayat 3,
eksploitasi yang dapat menimbulkan untuk eksploitasi ditetapkan oleh Menteri dan ayat 4
dampak besar dilakukan oleh Pemerintah dengan didasarkan pada hasil penelitian
atau Pemerintah Daerah dengan terpadu.
memperhatikan pertimbangan DPR. - Ayat (2) Menteri membentuk Tim untuk
melakukan penelitian terpadu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas unsur-unsur kementerian dan
lembaga terkait, tokoh masyarakat,
akademisi, serta praktisi perikanan dan
30
kelautan.
- Ayat (3) Perubahan peruntukan dan
fungsi zona inti sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) yang ber Dampak Penting
dan Cakupan yang Luas serta Bernilai
Strategis, ditetapkan oleh Menteri
dengan persetujuan DPR.
- Ayat (4) Tata cara perubahan peruntukan
dan fungsi zona inti sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan
ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri.
50 1 Menteri berwenang memberikan HP-3 di Menteri berwenang memberikan dan Perubahan total
wilayah Perairan Pesisir lintas provinsi mencabut Izin Lokasi sebagaimana
dan Kawasan Strategis Nasional Tertentu. dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) dan Izin
Pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 ayat (1) di wilayah Perairan Pesisir
dan pulau-pulau kecil lintas provinsi,
Kawasan Strategis Nasional, Kawasan
Strategis Nasional Tertentu, dan Kawasan
Konservasi Nasional.
Gubernur berwenang memberikan HP-3 Gubernur berwenang memberikan dan Perubahan total
di wilayah Perairan Pesisir sampai mencabut Izin Lokasi sebagaimana
dengan 12 (dua belas) mil laut diukur dari dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) dan Izin
2 garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke Pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam
arah perairan kepulauan, dan Perairan Pasal 19 ayat (1) di wilayah Perairan Pesisir
Pesisir lintas kabupaten/kota. dan pulau-pulau kecil sesuai dengan
kewenangannya.
Bupati/walikota berwenang memberikan Bupati/wali kota berwenang memberikan Perubahan total
HP-3 di wilayah Perairan Pesisir 1/3 (satu dan mencabut Izin Lokasi sebagaimana
pertiga) dari wilayah kewenangan dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) dan Izin
3 provinsi. Pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 ayat (1) di wilayah Perairan Pesisir
dan pulau-pulau kecil sesuai dengan
kewenangannya.
Menteri berwenang menetapkan: Menteri berwenang: Perubahan total
a. HP-3 di Kawasan Strategis Nasional a. menerbitkan dan mencabut izin
Tertentu, pemanfaatan pulau-pulau kecil dan
b. Ijin pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil pemanfaatan perairan di sekitarnya yang
yang menimbulkan dampak besar menimbulkan Dampak Penting dan
51 1
terhadap perubahan lingkungan, dan Cakupan yang Luas serta Bernilai
c. Perubahan status Zona inti pada Strategis terhadap perubahan lingkungan;
Kawasan Konservasi Perairan dan
nasional b. menetapkan perubahan status zona inti
pada Kawasan Konservasi Nasional.
2 Penetapan HP-3 sebagaimana dimaksud Ketentuan mengenai tata cara penerbitan Perubahan total
pada ayat (1), dilakukan setelah dan pencabutan izin serta perubahan status
memperhatikan pertimbangan DPR zona inti sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Menteri.”
Tata cara penetapan sebagaimana Penghapusan ayat 3
3 dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Pemerintah
60 1 Dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Perubahan total
Pulau-Pulau Kecil, Masyarakat Pulau-Pulau Kecil, Masyarakat mempunyai
mempunyai hak untuk: hak untuk:
a. memperoleh akses terhadap perairan a. memperoleh akses terhadap bagian
yang telah ditetapkan HP-3; Perairan Pesisir yang sudah diberi Izin
b. memperoleh kompensasi karena Lokasi dan Izin Pengelolaan;
hilangnya akses terhadap Sumber b. mengusulkan wilayah penangkapan ikan
Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil secara tradisional ke dalam RZWP-3-K;
yang menjadi lapangan kerja untuk c. mengusulkan wilayah Masyarakat
memenuhi kebutuhan akibat Hukum Adat ke dalam RZWP-3-K;
pemberian HP-3 sesuai dengan d. melakukan kegiatan pengelolaan Sumber
peraturan perundang-undangan Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
c. melakukan kegiatan pengelolaan berdasarkan hukum adat yang berlaku
Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau dan tidak bertentangan dengan ketentuan
Kecil berdasarkan hukum adat yang peraturan perundangundangan;
berlaku dan tidak bertentangan e. memperoleh manfaat atas pelaksanaan
dengan peraturan perundang- Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
undangan; Pulau Kecil;
d. memperoleh manfaat atas pelaksanaan f. memperoleh informasi berkenaan dengan
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau-Pulau Kecil; Pulau Kecil;
e. memperoleh informasi berkenaan g. mengajukan laporan dan pengaduan
dengan Pengelolaan Wilayah Pesisir kepada pihak yang berwenang atas
dan Pulau-Pulau Kecil; kerugian yang menimpa dirinya yang
f. mengajukan laporan dan pengaduan berkaitan dengan pelaksanaan
kepada pihak yang berwenang atas Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
kerugian yang menimpa dirinya yang Pulau Kecil;
berkaitan dengan pelaksanaan h. menyatakan keberatan terhadap rencana
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan pengelolaan yang sudah diumumkan
Pulau-Pulau Kecil; dalam jangka waktu tertentu;
g. menyatakan keberatan terhadap i. melaporkan kepada penegak hukum
rencana pengelolaan yang sudah akibat dugaan pencemaran, pencemaran,
diumumkan dalam jangka waktu dan/atau perusakan Wilayah Pesisir dan
tertentu; Pulau-Pulau Kecil yang merugikan
h. melaporkan kepada penegak hukum kehidupannya;
atas pencemaran dan/atau perusakan j. mengajukan gugatan kepada pengadilan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau terhadap berbagai masalah Wilayah
Kecil yang merugikan kehidupannya; Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang
i. mengajukan gugatan kepada merugikan kehidupannya;
pengadilan terhadap berbagai masalah k. memperoleh ganti rugi; dan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau l. mendapat pendampingan dan bantuan
Kecil yang merugikan kehidupannya; hukum terhadap permasalahan yang
serta dihadapi dalam Pengelolaan Wilayah
j. memperoleh ganti kerugian. Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2 Masyarakat dalam Pengelolaan Wilayah Masyarakat dalam Pengelolaan Wilayah Perubahan kata “perusak”
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil berkewajiban: menjadi “kerusakan”
berkewajiban: a. memberikan informasi berkenaan dengan
a. memberikan informasi berkenaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
dengan Pengelolaan Wilayah Pesisir Pulau Kecil;
dan Pulau-Pulau Kecil; b. menjaga, melindungi, dan memelihara
b. menjaga, melindungi, dan memelihara kelestarian Wilayah Pesisir dan Pulau-
kelestarian Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil;
Pulau Kecil; c. menyampaikan laporan terjadinya
c. menyampaikan laporan terjadinya bahaya, pencemaran, dan/atau
bahaya, pencemaran, dan/atau kerusakan lingkungan di Wilayah
perusakan lingkungan di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; d. memantau pelaksanaan rencana
d. memantau pelaksanaan rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil; dan/atau
Pulau-Pulau Kecil; dan/atau e. melaksanakan program Pengelolaan
e. melaksanakan program Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau yang disepakati di tingkat desa
Kecil yang disepakati di tingkat desa.
Masyarakat mempunyai kesempatan yang Pemerintah dan Pemerintah Daerah Perubahan total
sama untuk berperan serta dalam berkewajiban memberdayakan Masyarakat
63 1 perencanaan, pelaksanaan, dan dalam meningkatkan kesejahteraannya
pengawasan terhadap Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Ketentuan mengenai peran serta Pemerintah dan Pemerintah Daerah Perubahan total
masyarakat dalam Pengelolaan Wilayah berkewajiban mendorong kegiatan usaha
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Masyarakat melalui peningkatan kapasitas,
2
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pemberian akses teknologi dan informasi,
diatur lebih lanjut dalam Peraturan permodalan, infrastruktur, jaminan pasar,
Menteri dan aset ekonomi produktif lainnya.
3 Dalam upaya Pemberdayaan Masyarakat, Penambahan ayat 3
Pemerintah dan Pemerintah Daerah
mewujudkan, menumbuhkan, dan
meningkatkan kesadaran dan tanggung
jawab dalam:
a. pengambilan keputusan;
b. pelaksanaan pengelolaan;
c. kemitraan antara Masyarakat, dunia
usaha, dan Pemerintah/ Pemerintah
Daerah;
d. pengembangan dan penerapan kebijakan
nasional di bidang lingkungan hidup;
e. pengembangan dan penerapan upaya
preventif dan proaktif untuk mencegah
penurunan daya dukung dan daya
tampung Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil;
f. pemanfaatan dan pengembangan
teknologi yang ramah lingkungan;
g. penyediaan dan penyebarluasan
informasi lingkungan; dan
h. pemberian penghargaan kepada orang
yang berjasa di bidang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman Penambahan ayat 4
4 Pemberdayaan Masyarakat diatur dengan
Peraturan Menteri
Pelanggaran terhadap persyaratan Pemanfaatan ruang dari sebagian Perairan Perubahan total
sebagaimana tercantum di dalam HP-3 Pesisir dan pemanfaatan sebagian pulau-
dikenakan sanksi administratif. pulau kecil yang tidak sesuai dengan Izin
71 1
Lokasi yang diberikan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) dikenai
sanksi administratif.
Sanksi administratif sebagaimana yang Sanksi administratif sebagaimana dimaksud Perubahan kalimat “denda
dimaksud pada ayat (1) berupa pada ayat (1) berupa peringatan, pembekuan administratif, dan/atau
2 peringatan, pembekuan sementara, denda sementara, dan/atau pencabutan Izin pencabutan HP-3” menjadi
administratif, dan/atau pencabutan Lokasi. “dan/atau pencabutan Izin
HP-3. Lokasi”
Ketentuan lebih lanjut mengenai denda Pemanfaatan sumber daya Perairan Pesisir Perubahan total
administratif sebagaimana dimaksud pada dan perairan pulau-pulau kecil yang tidak
ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri. sesuai dengan Izin Pengelolaan yang
3
diberikan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 ayat (1) dikenai sanksi
administratif.
4 Sanksi administratif sebagaimana dimaksud Penambahan ayat 4
pada ayat (3) dapat berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara kegiatan;
c. penutupan lokasi;
d. pencabutan izin;
e. pembatalan izin; dan/atau
f. denda administratif.
Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi Penambahan ayat 5
administratif sebagaimana dimaksud pada
5
ayat (2) dan ayat (4) diatur dalam Peraturan
Pemerintah
Dipidana dengan pidana kurungan paling Setiap Orang yang memanfaatkan ruang dari Perubahan total
lama 6 (enam) bulan atau denda paling sebagian Perairan Pesisir dan pemanfaatan
banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta sebagian pulau-pulau kecil yang tidak
rupiah) setiap Orang yang karena memiliki Izin Lokasi sebagaimana dimaksud
kelalaiannya: dalam Pasal 16 ayat (1) dipidana dengan
75 a. melakukan kegiatan usaha di Wilayah pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun
Pesisir tanpa hak sebagaimana dimaksud dan denda paling banyak Rp500.000.000,00
dalam Pasal 21 ayat (1); dan/atau (lima ratus juta rupiah).”
b. tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
ayat (4).
Setiap Orang yang memanfaatkan sumber Penambahan pasal 75A
daya Perairan Pesisir dan perairan pulau-
pulau kecil yang tidak memiliki Izin
Pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam
75A
Pasal 19 ayat (1) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun dan
denda paling banyak Rp2.000.000.000,00
(dua miliar rupiah).”
78 Semua peraturan perundang-undangan Penghapusan pasal 78
yang terkait dengan Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang telah
ada, sepanjang tidak bertentangan dengan
UndangUndang ini, tetap berlaku sampai
dengan dikeluarkannya peraturan
pelaksanaan yang baru berdasarkan
UndangUndang ini.
Kawasan konservasi di Wilayah Pesisir dan Penambahan pasal 78A
Pulau-Pulau Kecil yang telah ditetapkan
78A melalui peraturan perundang-undangan
sebelum Undang-Undang ini berlaku adalah
menjadi kewenangan Menteri.
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Penambahan pasal 78B
izin untuk memanfaatkan sumber daya
Perairan Pesisir dan perairan pulau-pulau
78B kecil yang telah ada tetap berlaku dan wajib
menyesuaikan dengan Undang-Undang ini
dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga)
tahun.”

Anda mungkin juga menyukai