Anda di halaman 1dari 8

PEMASARAN DAN PROMOSI

Pemasaran dan Strategi Pemasaran

SETIAP produk yang dihasilkan dari suatu usaha apa pun, sangat membutuhkan suatu
kegiatan pemasaran. Pemasaran merupakan seperangkat kegiatan yang dilakukan oleh
penghasil produk untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Sejalan dengan
pemahaman di atas, pemahaman yang secara mendalam mengenai pemasaran dikemukakan
oleh pakar pemasaran (marketing) dunia yaitu Philip Kotler. Menurut Kotler (2002).
pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan
apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan mempertukarkan
produk yang bernilai dengan pihak lain. Artinya, pemasaran menurut Kotler (2006)
merupakan ilmu dan seni menjelajah, menciptakan, dan menyampaikan nilai-nilai untuk dan
secara bebas memuaskan kebutuhan pasar sasaran (target market) demi laba.

Melalui pengertian pemasaran di atas, dapat dikemukakan bahwa pemasaran itu


mencari tahu kebutuhan dan keinginan konsumen yang belum terpenuhi, mencari tahu dan
mengukur serta menghitung ukuran pasar dan potensi laba, menunjukkan segmen pasar yang
dapat dilayani, serta merancang dan meningkatkan produk/jasa yang tepat. Dengan demikian,
pemasaran merupakan sebuah konsep bisnis yang stratejik sekaligus sebagai jiwa dari sebuah
organisasi usaha yang melakukan kegiatan bertransaksi dengan pasar. Selanjutnya Tjiptono
(2008) mengatakan, pemasaran telah menjelma menjadi filosofi dan cara berbisnis yang
berorientasi pada pemuasan kebutuhan dan keinginan konsumen secara efektif, efisien, dan
etis sedemikian rupa sehingga lebih unggul dibandingkan para pesaing dan berkontribusi
pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara umum.

Perkembangan kegiatan pemasaran sekarang semakin berubah terus, sejalan dengan


perkembangan pada lingkungan, persaingan, customer, dan company. Kartajaya (2000)
mengatakan, untuk bisa bersaing perlu berpikir strategis. Pemikiran yang strategis ini akan
bisa dilakukan dengan memahami marketing. Pemahaman marketing secara komprehensif
dimulai dari kegiatan outlook yaitu pengkajian terhadap lanskap bisnis di masa depan,
merancang dan melaksanakan arsitektur bisnis (architecture), dan menyeimbangkan value
proposition bagi para stakeholder utama (scorecard).

Kartajaya (2002) mengatakan, model marketing sekarang terdiri dari kegiatan: a.


Outlook yaitu Change, Competitor, Customer dan Company; b. Architecture pemasaran yaitu
Strategy. Tactic, dan Value, dan e. Scorecard yaitu Customer Value, People Value, dan
Shareholder Value. Untuk lebih terarah dan terfokus pada marketing, sangat diperlukan
arsitektur bisnis dari perspektif marketing.

Rancangan dan arsitektur bisnis dari perspektif marketing menurut Kartajaya (2002),
meliputi strategi pemasaran (mind share), taktik pemasaran (market share), dan value
pemasaran (heart share). Strategi pemasaran yang berfokus pada kegiatan mind share (strategi
pemasaran). pelaksanaannya dimaksudkan untuk memenangkan persepsi konsumen pada
produk yang dihasilkan. Untuk strategi pemasaran yang fokus pada kegiatan market share
(taktik pemasaran), pelaksanaannya dimaksudkan untuk memenangkan besaran pangsa pasar
produk. Dan untuk strategi pemasaran yang fokus pada kegiatan heart share (value
pemasaran), dilaksanakan dalam upaya untuk memenangkan hati konsumen. Jadi apabila
Anda mampu memenangkan persepsi konsumen, memenangkan besaran pangsa pasar
produk, dan menang merebut hati konsumen, niscaya usaha yang Anda geluti dipastikan akan
menjadi sangat sukses. Pertanyaannya adalah apakah semudah itu untuk memenangkannya?

Untuk memenangkan strategi pemasaran yang mampu merebut mind share dari
konsumen, Anda perlu melakukan kegiatan-kegiatan seperti segmentasi pasar, targeting, dan
positioning (STP). Untuk memenangkan besaran pangsa pasar dari produk yang ditawarkan
di pasar, Anda harus melakukan kegiatan- kegiatan seperti diferensiasi, marketing mix
(bauran pemasaran), dan selling (DMS). Dan untuk memenangkan hati para konsumen agar
menaruh hati pada produk yang ditawarkan, maka penghasil produk harus melakukan
kegiatan-kegiatan seperti brand, service, dan proses pelayanan (BSP).

Pada pelaksanaan STP, hal-hal yang dilakukan dalam segementasi pasar meliputi
kegiatan mengkotak-kotakkan pasar (konsumen) yang heterogen ke dalam kelompok-
kelompok potential customers yang memiliki kesamaan kebutuhan dan/atau kesamaan
karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya (Kasali, 2001).
Melalui penentuan segmen ini organisasi usaha akan dapat mengembangkan program-
program pemasaran secara terpisah untuk memenuhi kebutuhan khas dari masing- masing
segmen sehingga akan memudahkan organisasi usaha menyediakan atau merancang bauran
pemasaran yang akan memberikan kesesuaian antara apa yang ditargetkan dengan apa yang
diinginkan/diharapkan konsumen (Sumiati dan Rambe, 2004).

Selanjutnya Kasali (2001) mengemukakan bahwa segmentasi pasar dapat dilakukan


dengan beberapa pendekatan, yaitu: . Segmentasi berdasarkan pendekatan demografis: 2
Segmentasi berdasarkan pendekatan geografis; 3 Segmentasi berdasarkan pendekatan
geodemografis, 4. Segmentasi berdasarkan pendekatan psikografis; 5. Segmentasi
berdasarkan manfaat yang diperoleh konsumen (benefit segmentation); 6. Segmentasi
berdasarkan pemakaian produk (product usage): 7. Segmentasi berdasarkan generasi (cohort);
8. Segmentasi berdasarkan teknografi; dan 9. Segmentasi berdasarkan evolusi keluarga.
Petunjuk di atas memberikan gambaran kepada organisasi usaha untuk mengelompokkan
konsumen-konsumennya. menjangkau banyak konsumen, karena masih remang-remang siapa
saja konsumennya, sekarang konsumennya menjadi semakin jelas setelah Tadinya sulit
melakukan kegiatan pendekatan segmentasi (pengelompokkan konsumennya).

Penentuan kelompok konsumen ini, dimaksudkan agar organisasi usaha memiliki


kemampuan untuk memberikan tingkat kepuasan yang baik bagi konsumennya. Kemampuan
organisasi usaha menjadi semakin kuat dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen, karena sudah jelas target konsumennya atau pasar sasaran (targeting). Contoh,
gadget Samsung, target pasarnya ya generasi muda, sehingga fitur dan modelnya
menyesuaikan kebutuhan dan keinginan para generasi muda. Bandingkan kebutuhan dan
keinginan generasi tua (50 tahun ke atas) pada handphone (HP) Samsung. Nokia, blackberry
atau merek HP yang lain, kebutuhan mereka cukup fitur short message system (SMS) dan
fitur untuk bisa telepon, kecuali generasi tua yang masih berjiwa muda he he.

Setelah menentukan segmentasi pasar dari sebuah organisasi usaha, lalu jadikan
segementasi pasar itu menjadi pasar sasaran (targeting). Pasar sasaran menjadi target
penjualan hasil dari organisasi usaha. Seperti gudget Samsung tadi betul-betul all-out untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan para generasi muda sebagai pasar sasarannya. Meskipun
kita sudah menentukan target pasar kita, namun pasar yang sudah kita jadikan pasar sasaran
(targeting) itu bisa saja sudah dimasuki organisasi usaha lain atau akan dimasuki juga oleh
organisasi usaha yang lain. Untuk itu, supaya kita benar-benar kuat pada pasar sasaran
(targeting) kita itu, kita harus membuat langkah selanjutnya dalam bidang strategi pemasaran
yaitu melakukan kegjatan positioning.

Strategi Pemasaran dan Penerapannya pada Sektor Pariwisata

KITA sudah mengetahui bahwa ada 3 (tiga) komponen inti dari marketing, yaitu
strategi pemasaran, taktik pemasaran, dan nilai pemasaran seperti yang dikemukakan oleh
Kartajaya (aooo). Khusus strategi pemasaran kita sudah bahas secara mendalam pada tulisan
sebelumnya. Sekarang kita coba aplikasikan strategi pemasaran itu di bidang pariwisata, yang
merupakan keunggulan di daerah kita.

Untuk mengarahkan aktivitas kita pada strategi pemasaran yang terdiri dari
segmentasi pasar, targeting, dan positioning, perlu dijabarkan ke dalam pembangunan dan
pengembangan pariwisata di daerah. Mari kita perhatikan data yang disampaikan Saudara
kita Yafaowoloo Gea di Kompasiana tanggal 23 Maret 2or3. Data yang diambil hanya data
kunjungan wisatawan tahun 20n dan 2012 di Kota Gunungsitoli dan Kabupaten Nias Selatan.
Untuk Kota Gunungsitoli, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2011 sebanyak
18a orang dan wisatawan nusantara tahun 201 sebanyak 22 894 orang sedang jumlah
wisatawan mancanegara tahun 2012 sebanyak 212 orang dan wisatawan nusantara tahun
2012 sebanyak 23.530 orang jadi ada peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung di
Kota Gunungsitoli. Untuk Kabupaten Nias Selatan, jumlah wisatawan yang berkunjung pada
tahun 2012 sebanyak 1.250 orang wisatawan mancanegara dan 14475 orang wisatawan
nusantara.

Apabila jumlah kunjungan wisatawan di Kepulauan Nias dibandingkan dengan data


jumlah kunjungan wisatawan di Sumatera Utara (Kepulauan Nias termasuk di wilayah
provinsi Sumatera Utara- Medan) yang dipublikasikan oleh Hajizi, Kepala Bidang Statistik
Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, ternyata jumlah kunjungan wisatawan
di Kepulauan Nias masih jauh sekali dari harapan. Menurut Hajizi, jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara di Sumatera Utara, sejak bulan Januari 2013 sampai bulan Mei 2013
sebanyak 99 365 orang. Jumlah tersebut tercatat melalui pintu masuk Tanjung Balai Asahan,
Polonia, dan Belawan. Dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara itu, terbagi atas
wisatawan dari Malaysia 56.916 orang. Singapura 5.892 orang, China 3.259 orang. Belanda
1.918 orang. Australia 1.620 orang. Jerman 1.590 orang, Thailand L44 orang, Inggeris 1401
orang, Amerika Serikat L401 orang, dan Taiwan 884 orang, dan dari Negara-negara yang
lain.
Berdasarkan data kunjungan wisatawan mancanegara di Sumatera Utara itu, mestinya
kita bisa menentukan segmentasi pasar pariwisata. Untuk menentukan segmentasi pasar
berbasis geografis umpamanya, maka sebaiknya kita mempelajari secara mendalam tentang
latar belakang atau karakteristik masyarakat dari setiap Negara. Seperti halnya di Jogja,
wisatawan Eropa yang banyak berkunjung yaitu Belanda, sedang dari Asia yaitu Jepang dan
Malaysia. Kalau wisatawan itu melakukan kegiatan wisata, kira-kira apa yang akan mereka
lihat atau apa yang mereka akan pelajari terhadap objek dan daya tarik wisata itu.

Dari beberapa informasi, terutama dari sumber daya manusia (SDM) perhotelan,
mereka mengatakan bahwa wisatawan yang berasal dari Eropa suka belajar mengenai budaya
daerah setempat, melihat gedung-gedung bersejarah, dan kesenian khas dari daerah destinasi
pariwisata. Karena itu mereka suka memilih hotel di dalam kota yang memudahkan mereka
melihat tempat-tempat bersejarah dan berbagai atraksi budaya dan kesenian. Bila wisatawan
berasal dari Asia, kebanyakan mereka suka berbelanja, sehingga mereka akan mencari hotel
yang dekat dengan pusat perbelanjaan. Karakter wisatawan seperti di atas mungkin baru
sebagian, mungkin masih banyak yang perlu dipelajari. Dengan demikian, penyediaan produk
wisata tentu disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan dari para wisatawan yang berasal
dari Negara tertentu.

Berdasarkan analisis dari karakter wisatawan, tentu kita perlu melihat kondisi objek
dan daya tarik wisata yang dimiliki daerah. Artinya objek dan daya tarik wisata yang telah
dimiliki daerah itu, perlu dibangun dan dikembangkan sesuai harapan yang dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan para wisatawan. Seperti halnya pengertian dari suatu produk bahwa
produk itu merupakan sesuatu yang ditawarkan kepada pihak lain (pasar). Pihak lain itu akan
tergerak hatinya untuk melakukan pembelian dan menggunakannya, apabila produk yang
ditawarkan tersebut sudah sesuai dengan kebutuhannya. Seperti manfaat dari produk itu.
pelayanan yang ramah, pelayanan cepat, dan tempatnya nyaman.

Sekarang pertanyaan yang cukup menarik untuk dikemukakan di sini, yaitu


bagaimana kita menentukan segmentasi pasar dari pariwisata daerah kita? Di atas tadi sudah
dijelaskan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Sumatera Utara dan sudah
dikelompokkan menurut asal Negara. Juga sudah dijelaskan sebagian mengenai karakteristik
wisatawan mancanegara dari benua Eropa dan benua Asia, yang belum discbutkan yaitu
wisatawan dari benua mau Australia dan benua Amerika.

Hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik dari wisatawan sangat perlu diperhatikan
dengan seksama dan didalami. Melalui pendalaman karakteristik wisatawan itu, akan
memberikan daya ungkit bagi kita untuk berkreasi dan menyediakan objek dan daya tarik
wisata di daerah kita. Mari sediakan objek dan daya tarik wisata yang dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan para wisatawan. Tujuannya supaya mereka tertarik mau berkunjung
dan mau melihat-melihat objek dan daya tarik wisata yang telah disediakan oleh daerah kita.
Seperti wisatawan dari benua Eropa, berarti kita menyediakan produk wisata seperti atraksi
budaya, atraksi kesenian, gedung-gedung bersejarah, museum-museum, rumah-rumah adat,
gua-gua, sanggar-sanggar seni dan budaya, dan sehagainya.
Contoh lain yang menarik dalam hal budaya yaitu atraksi budaya yang terdapat di
Kepulauan Nias atau di Padang yaitu berburu babi hutan, dan mungkin atraksi budaya yang
sama masih terdapat juga di daerah lain di wilayah Indonesia. Babi hutan ini banyak merusak
pertanian dan perkebunan masyarakat di daerah itu. Budaya ini perlu dihidupkan kembali
meskipun babi hutan di daerah itu mungkin sudah mengalami kepunahan, tetapi paket wisata
ini perlu diadakan untuk mengingatkan kepada para wisatawan bahwa pada zaman dahulu
pernah hidup budaya ini dan banyak dilaksanakan pada zaman itu. Ternyata seorang teman
bercerita bahwa pada waktu membuat paket wisata berburu ini, banyak sekali wisatawan
mancanegara yang tertarik dan mau ikut dalam kegiatan berburu ini. Mereka mempraktekkan
bagaimana cara melaksanakan kegiatan berburu dengan membawa tombak, pisau, jaring, dan
bekal selama berburu di hutan. Apa yang terjadi? Ternyata peminat pada atraksi berburu ini
cukup banyak, dan setelah selesai menyaksikan, para wisatawan merasa puas.

Bagaimana kalau wisatawan yang berasal dari benua Asia? Mereka cenderung
berbelanja. Kalau seperti itu kondisinya, berarti kita menyediakan batik khas daerah, pusat-
pusat kerajinan seperti pembuatan tikar, pembuatan periuk, pembuatan kerajinan tangan,
pembuatan makanan khas daerah, penyediaan madu khas daerah, dan sebagainya. Dengan
model ini, berarti kita telah memilih segmentasi pasar berdasarkan geografis, berdasarkan
manfaat yang diperoleh konsumen (benefit segmentation), dan berdasarkan pemakaian
produk (product usage). Kalau sudah menentukan segmentasi pasar dalam bidang pariwisata,
maka langkah selanjutnya adalah penentuan pasar sasaran (targeting). Pasar sasaran kita
sekarang adalah umpamanya wisatawan yang berasal dari benua Eropa dan wisatawan yang
berasal dari benua Asia.

Apabila pasar sasaran kita sudah jelas, maka kita perlu bermain dalam pasar sasaran
itu. Contoh melakukan promosi pariwisata daerah kita di daratan Eropa dan di daratan Asia.
Setelah itu kita melakukan sebuah kerjasama antara Biro Perjalanan yang ada di daerah kita
dengan Biro-biro Perjalanan yang ada di daratan Eropa dan Asia. Di Eropa bisa bekerjasama
dengan Biro Perjalanan di Jerman, Belanda, dan negara lain yang diperkirakan memiliki
potensi sebagai wisatawan yang mau berkunjung di daerah kita. Di Asia, bisa bekerjasama
dengan industri pariwisata di Malaysia yang memiliki kunjungan wisatawan sebanyak lebih
25 juta per tahun. Juga bisa bekerjasama dengan industri pariwisata di negara Singapura dan
negara China, apalagi salah satu Kota Provinsi di negara China mungkin telah menjadi sister
city dengan salah satu kota atau beberapa kota di Indonesia. Negara lain yang memiliki
peluang karena sebagian warganya sudah banyak menjadi wisatawan di Indonesia yaitu
benua Australia termasuk Selandia Baru.

Setelah bermain di dalam pasar sasaran (targeting), maka langkah terakhir dari unsur
strategi pemasaran pariwisata yaitu positioning. Positioning berhubungan dengan kesan
(image) pasar yang akan dijadikan sebagai target pemasaran. Sebagaimana kita ketahui
bahwa kegiatan positioning merupakan usaha dari pariwisata di daerah agar dipersepsi dalam
benak si wisatawan bahwa pariwisata di daerah itu adalah sangat bagus.

Mari kita lihat Bali, memiliki positioning The Island of God. Jakarta merumuskan
positioningnya sebagai "Enjoy Jakarta'. Kota pelajar Yogyakarta memiliki rumusan
positioning Jogja Istimewa'. Negara Malaysia memiliki rumusan positioning Truly Asia'
sedang Negara Singapura merumuskan positioningnya "The Heart of Asia'. Untuk Negara
Thailand, tidak mau kalah juga. Negara ini merumuskan positioningnya dalam pariwisata
yaitu 'Amazing'.

Nah, sekarang bagaimana rumusan positioning daerah kita dalam bidang pariwisata?
Inilah pekerjaan rumah (PR) kita. Mari kita diskusikan positioning pariwisata daerah kita,
siapa tau usul-usul kita menjadi yang terbaik untuk pariwisata di daerah kita. Selamat
memberikan ide-ide yang segar dan brilian.

Promosi Pariwisata

BELAJAR memang harus terus dilakukan selama masih hidup. Tidak ada untungnya
kalau tidak belajar. Belajar berarti menambah wawasan apa pun itu, yang penting merupakan
sesuatu yang baru bagi diri sendiri.

Jangan melihat semut sebagai binatang kecil, tetapi lihat semut sebagai pemberi
pelajaran bagi kita sebagai manusia yang katanya memiliki akal sehat dan pikiran yang sehat.
Apa yang perlu kita pelajari dari gerombolan semut itu? Sebagian besar semut dikenal
sebagai serangga sosial, dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur beranggotakan
ribuan semut per koloni. Anggota koloni terbagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan
ratu semut. Dimungkinkan pula terdapat kelompok semut penjaga.

Wah hebat sekali semut itu ya, ada organisasinya seperti adanya pembagian tugas
diantara semut-semut itu. Juga memiliki kedisiplinan tinggi sehingga sarang-sarangnya dibuat
teratur, serta memiliki sifat sosial yang sangat tinggi yaitu tolong menolong. Hal lain lagi
yang perlu kita pelajari yaitu terjalinnya kerjasama yang baik antar semut sehingga mampu
membuat sarang yang banyak dan panjang-panjang. Meskipun anggota koloni semut terdiri
dari ribuan semut tetapi semut-semut itu sudah paham mengenai tugasnya masing-masing
sehingga pekerjaannya tidak saling tindih menindih atau tidak saling menyerobot.

Manusia juga makhluk sosial dan tentu mampu bekerja lebih baik lah dari semut,
hanya saja sifat individu manusia yang sok egois itulah yang membuat sesuatu yang baik itu
menjadi berantakan. Manusia bisa disiplin, bisa kerjasama, bisa membagi pekerjaan, bisa
tolong menolong, bisa membuat target pekerjaan yang akan diwujudkan, bisa merencanakan,
bisa mengorganisasikan, bisa memimpin, dan bisa mengendalikan. Tetapi bila unsur individu
atau kelompok yang dikedepankan, maka sesuatu yang bisa dilakukan dengan baik tadi itu
menjadi hancur-hancuran, dan menjadi tidak bermakna bagi siapa pun.

Walaupun bisa seperti itu, namun manusia yang memiliki akal sehat dan pikiran yang
sehat, bisa menjadi dapat berbuat yang lebih baik lagi bila tingkat kesadaran cepat pulih,
Manusia bisa melakukan kegiatan Amati, Tiru, dan Modifikasi (ATM), Tapi usahakan tidak
melakukan Amati, Tiru, dan Persis (ATP), karena kalau hanya melakukan ATP tidak banyak
mmberikan pilihan bagi yang membutuhkan, sehingga produk kita mungkin tidak dilirik
apalagi mau dibeli oleh pembeli. Jadi, lakukanlah kegiatan ATM, sehingga pembeli menjadi
tertarik pada produk yang kita tawarkan. Ketertarikan itu muncul, karena produk tersebut
sudah tersentuh dengan tangan yang penuh dengan kreativitas, melalui modifikasi yang
dilakukan pada produk.

Produk pariwisata merupakan sesuatu yang kita tawarkan kepada para wisatawan,
baik wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus). Mengapa kita
melakukan penawaran? Supaya pembeli datang dan kemanfaatannya dapat dinikmati oleh
masyarakat banyak. Pemerintahan daerah hanya berusaha memfasilitasi hal-hal yang bisa
memberikan hasil yang sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat.

Bagaimana kita menawarkan produk pariwisata? Tentu salah satu yang bisa
dilaksanakan yaitu melakukan kegiatan promosi pariwisata. Promosi adalah kegiatan
menberitahukan produk atau jasa yang hendak ditawarkan kepada calon konsumen /
wisatawan yang dijadikan target pasar. Untuk lebih membumikan pengertian promosi, Bahar
(2002) mengatakan bahwa promosi adalah setiap upaya marketing yang fungsinya untuk
memberikan informasi atau meyakinkan para konsumen yang potensial mengenai kegunaan
suatu produk atau jasa dengan tujuan untuk mendorong konsumen baik melanjutkan atau
memulai pembelian pada harga tertentu.

Mengenai promosi pariwisata diberi pemahaman oleh Morizka (2012) sebagai suatu
proses kegiatan yang bertujuan agar para konsumen mengetahui (aware) adanya produk dan
jasa yang ditawarkan, kemudian membelinya dan menjadikannya pelanggan yang setia.
Selanjutnya Morizka menjelaskan bahwa ada beberapa peran promosi pada industri
pariwisata, yaitu 1. Untuk merangsang pembelian produk-produk wisata oleh para konsumen
dan meningkatkan efektifitas penjualan pada waktu yang relatif singkat; dan 2. Perusahaan
berusaha menawarkan produk dan berusaha menarik calon konsumen baru

Untuk melakukan kegiatan promosi pariwisata itu tidak harus memeras pikiran
sendiri, tetapi bisa melaksanakan ATM dari bentuk promosi pariwisata yang telah dilakukan
oleh daerah lain, yang kehidupan perekonomiannya bersumber dari hasil usaha industri
pariwisata.

Kota Yogyakarta memiliki lokomotif pembangunan daerahnya yaitu sektor


pariwisata.Sektor ini yang diandalkan Kota Yogyakarta sebagai sumber kehidupan ekonomi
masyarakatnya. Seperti pada Natal tahun 2013 dan Tahun Baru 2014 yang lalu, Kota Jogja
diprediksi akan menerima kedatangan tamu sebanyak 1,12 juta orang melalui angkutan darat
789 ribu orang, kereta api 99 ribu orang, dan angkutan udara sebanyak 237 ribu orang (Radar
Jogja, 22 Desember 2013). Dari prediksi kedatangan orang di Kota Jogja pada akhir tahun
2013 ini, maka industri pariwisata sudah melakukan berbagai antisipasi untuk menyiapkan
diri menerima tamu yang akan datang tersebut, dengan suatu atribut pelayanan yaitu
keramahan dan kenyamanan yang siap diberikan kepada para tamu.

Antisipasi yang dilakukan yaitu berupa pelaksanaan promosi pariwisata. Promosi


merupakan proses mengkomunikasikan variable bauran pemasaran (marketing mix) yang
sangat penting untuk dilaksanakan oleh organisasi usaha dalam memasarkan produk (Hasan,
2014). Promosi pariwisata bersama di Kota Yogyakarta, diberi judul "Wisata Guide" (Tribun
Jogja, 21 Desember 2013). Di media Koran tersebut diberikan berbagai informasi kepada
para tamu yang akan menyerbu Kota Yogyakarta di Natal dan Tahun Baru. Informasi yang
disebarluaskan berupa nama-nama rumah sakit, kantor polisi, taxi mobil, taxi motor,
kedaruratan, transportasi, money changer, rumah makan dan kuliner, tempat kerajinan khas
Jogja, akomodasi, dan objek-objek wisata di Kota Jogja.

Bahkan, demi keamanan dan kenyamanan para wisatawan, ada beberapa tips
persiapan liburan dengan suatu pengantar (informasi) bagi para wisatawan yang akan
melakukan kegiatan berwisata ke pantai di akhir pekan atau pada saat melakukan rekreasi
bersama keluarga. Apabila Anda melakukan kegiatan berwisata di pantai, Anda tentu bisa
menikmati deburan ombak, berjemur, berenang, menyelam, hingga bermain bola di pantai.

Namun, demi keamanan dan kenyamanan, Anda diingatkan supaya menyiapkan


barang-barang yang diperlukan saat liburan ke pantai, yaitu: 1. Krim tabir surya, oleskan tabir
surya ketika berada di pantai, terutama di bagian wajah. Ini penting agar kulit Anda tidak
terbakar akibat sengatan sinar matahari; 2. Kacamata hitam, kacamata hitam cukup berguna
menangkal sinar matahari yang bisa menyilaukan pandangan pada siang hari. Kacamata
hitam akan membuat Anda nyaman saat bermain voli, berjemur, atau berkegiatan lainnya
selama di pantai; 3. Sandal, menyusuri pantai pakai sandal membuat langkah kaki lebih
ringan. Kenyamanan memakai sandal tidak akan terganggu pasir pantai; 4. Kain pantai, kain
ini bisa difungsikan sebagai alas duduk atau rebahan. Kain pantai ini juga bisa difungsikan
menjadi gaun atau rok; 5. Air mineral, cuaca panas di pantai bakal menyerap cairan tubuh.
Akibatnya Anda akan mudah haus, untuk itu Anda perlu siapkan air mineral dalam kemasan,
hindari air berasa manis karena hanya akan menambah rasa haus; 6. Kamera, momen liburan
di pantai harus diabadikan. Foto hasil jepretan Anda akan menjadi kenang-kenangan hidup
sepanjang masa; 7. P3K, bawalah perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K),
jangan sampai liburan Anda ke pantai rusak hanya karena ada luka di bagian tubuh; dan 8.
Waspadai binatang laut, hati-hati jika ada binatang laut yang dapat membuat kulit Anda
teriritasi hingga robek, semisal kutu laut atau ubur-ubur.

Sumber buku : Zebua, Manahati. 2018. Pemasaran Pariwisata : Menuju Festival Sail
Daerah. Yogyakarta : Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai