Proposal Skripsi
Proposal Skripsi
PROPOSAL SKRIPSI
ASRI DINANTI
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi
rahmat dan karunia yang tiada terputus serta yang telah memberi inspirasi kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul
“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Impor Kedelai di Indonesia”.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan memberi dukungan kepada penulis. Rasa
terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Dompak Mt Napitupulu,
M.Sc. selaku dosen Pembimbing I dan Ibu Ir. Dewi Sri Nurchaini, M.P. selaku
dosen Pembimbing II serta Ibu Ir. Adlaida Malik, M.S. selaku dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis dalam penyelesaian
proposal skripsi ini. Selain itu, penulis juga berterimakasih kepada orang tua
tercinta, keluarga, dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung
yang selalu memberi dukungan dan do’anya kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam proposal skripsi ini masih terdapat
kekurangan dan kesalahan karena terbatasnya pengetahuan dan kemampuan
penulis, karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
penyempurnaan proposal skripsi ini. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL........................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... v
I. PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................
1
1.2 PerumusanMasalah............................................................................ 8
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitia…………………………………………………... 10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 44
LAMPIRAN.................................................................................................... 47
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
v
I. PENDAHULUAN
hubungan ekonomi yang saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain
serta lalu lintas barang dan jasa yang akan membentuk perdagangan antar negara.
maka dapat diartikam bahwa negara tersebut semakin sejahtera dan sebaliknya.
Indonesia setelah beras dan jagung. Kandungan protein nabati yang tinggi dan
harga yang relatif terjangkau oleh semua lapisan masyarakat merupakan salah satu
alasan logis penggunaan kedelai sebagai bahan olahan pangan, seperti tahu,
tempe, susu kedelai, bermacam-macam penyedap seperti kecap, serta taosi atau
pakan. Biji kedelai juga dapat diolah menjadi tepung kedelai. Dalam bentuk
protein kedelai digunakan sebagai industri makanan yang diolah menjadi susu,
vetsin, kue-kue, permen dan daging nabati serta sebagai industri makanan
dan bahan lemak lainnya. Sedangkan dalam bentuk lecithin dibuat antara lain :
1
2
bahkan sudah mulai mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang
tempe kedelai diantaranya sumber protein nabati lebih besar daripada daging, dan
merupakan sumber kalsium yang tinggi setara dengan susu sapi (Pusat Data dan
pemanfaatan kedelai untuk bahan pangan, yakni masing-masing 50% dan 40%,
sisanya digunakan untuk pengolahan susu kedelai, kecap, tepung dan olahan
lainnya.
12% dan penurunan konsumsi cukup tajam yaitu 10,2% terjadi pada tahun 2008.
Sejak tahun 2014 konsumsi kedelai terus mengalami peningkatan hingga tahun
2018 (Lampiran 1). Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun
pemenuhan kebutuhan akan kedelai yang merupakan bahan baku utama tempe
dan tahu 67,28% atau sebanyak 1,96 juta ton harus di impor dari luar negeri.
Sampai saat ini di Indonesia masih terjadi kesenjangan yang sangat luas antara
sehat. Selain aman bagi kesehatan juga sebagai sumber protein paling murah di
adalah bahan baku tempe dan tahu ini bukan asli tanaman tropis sehingga hasilnya
selalu lebih rendah dari negara aslinya seperti Jepang dan Cina. Selain bukan
kedelai. Salah satu varian komoditi kedelai yaitu kedelai hitam kurang mendapat
perhatian pemuliaan meskipun dari segi adaptasi lebih cocok bagi Indonesia
(Outlook Kedelai, 2016). Berdasarkan uraian tersebut berikut data luas lahan,
tabel 1.
fluktuasi namun cenderung meningkat. Pada tahun 2014 produksi sebesar 954,997
ton/ha, dan menurun pada tahun berikutnya sampai tahun 2017 sebesar 542,000
ton/ha kemudian meningkat sebesar 982,598 ton/ha pada tahun 2018. Penurunan
dan peningkatan luas lahan kedelai tersebut juga diikuti oleh hasil produksi
4
tajam terjadi pada tahun 2017 dan pada tahun tersebut konsumsi kedelai
yang semain sempit dan kurang optimalnya potensi pemanfaatan lahan untuk
Penurunan luas areal tanam merupakan ancaman bagi negara Indonesia dalam
dilakukan pemerintah seperti pada era pasca orde baru melalui Program Kedelai
target luas panen mencapai 760 ribu ha (Tarigan, 2018). Namun, pada periode
2006-2010 produksi luas panen kedelai nasional yang paling tinggi adalah pada
5
tahun 2009 masing-masing sebesar 974,51 ribu ton dan 722,79 ribu ha (Lampiran
2). Sehingga dapat dikatakan bahwa program ini belum mencapai sasaran.
(RENSTRA) Kementrian Pertanian 2015-2019. Salah satu dari tujuh target utama
nasional. Dimana sasaran luas panen tahun 2015 adalah 953,2 ribu ha dengan
Pangan, 2015). Pada kenyataannya, di tahun tersebut luas panen kedelai Indonesia
Hal ini dilakukan untuk melindungi produsen kedelai dalam negeri. Kebijakan
tariff impor yang ditetapkan adalah tarif ad-valorem dengan besaran tarif berubah-
yang bersifat sementara. Penghapusan tarif impor ini kembali dilakukan tidak
hanya untuk menjaga stabilitas harga kedelai di dalam negeri tetapi juga sebagai
wujud antisipasi dari dampak yang lebih parah akibat kenaikan harga kedelai
terhadap kedelai impor negeri pada tahun 2013 melalui Peraturan Menteri
Hal ini juga dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas harga kedelai
Amerika Serikat selama 5 tahun terakhir. Sisanya di impor dari negara lain seperti
dibandingkan kedelai lokal karena harga kedelai impor lebih murah. Meskipun
perbedaan harga tidak terlampau jauh, namun pada skala besar untuk bahan baku
industri tetap saja akan berpengaruh pada biaya produksi yang dikeluarkan.
Perkembangan harga kedelai impor dan harga kedelai lokal dapat dilihat pada
volume impor kedelai di Indonesia. Semakin rendah harga harga kedelai dunia,
semakin tinggi jumlah yang diminta maka akan meningkatkan volume impor
kedelai di Indonesia. Sebaliknya jika harga kedelai dunia tinggi maka volume
impor turun. Perkembangan harga kedelai dunia dapat dilihat pada lampiran 5.
adalah harga kedelai impor, harga kedelai Indonesia, PDB, jumlah penduduk, dan
nilai tukar rupiah termasuk ke dalam variabel makroekonomi. Hal ini dikarenakan
harga produk dalam negeri yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi
menyebabkan barang impor relatif murah, maka negara tersebut lebih banyak
melakukan impor. Jika dilihat dari PDB, meningkatnya PDB suatu negara berarti
7
produk negara lain dengan asumsi tidak terjadi kenaikan presentasi harga lebih
tinggi dari kenaikan presentase PDB. Selain itu, suku bunga juga berpengaruh
terhadap impor, suku bunga yang tinggi akan meningkatkan biaya yang
negeri. Nilai tukar pun memiliki hubungan yang erat dalam kegiatan perdagangan
internasional. Hal ini karena suatu komoditas barang yang diimpor akan dinilai
dengan satuan mata uang asing. Bila nili mata uang suatu negara terhadap mata
uang negara lainnya meningkat (mengalami apresiasi) maka harga produk negara
itu bagi pihak luar negeri semakin mahal, sedangkan harga impor bagi penduduk
dibanding potensi alam yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk
Kedelai di Indonesia”
8
bertambahnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat akan gizi yang baik.
konsumsi masyarakat terhadap produk tahu dan tempe, serta untuk pasokan
kebutuhan pangan dari produksi sendiri. Hal ini terlihat dari produksi kedelai
selama ini dicanangkan belum memberikan hasil yang baik. Pengenaan tarif nol
persen untuk kedelai impor juga belum mampu mengatasi tingginya volume
impor. Impor kedelai yang semakin meningkat juga akan menyebabkan devisa
berkurangnya daya saing produk nasioanl mulai dari peningkatan impor yang
negeri yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi menyebabkan barang impor
Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi salah satu tolak ukur tingkat
suatu negara tersebut untuk mengimpor produk negara. Selain itu, nilai tukar
hal ini karena suatu komoditas barang yang diimpor akan dinilai dengan satuan
nilai mata uang asing. Bila nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang
bagi pihak luar negeri semakin mahal, sedangkan bila harga impor bagi
variabel yang paling mempengaruhi kegiatan impor, yang terdiri dari beberapa
variabel yaitu harga kedelai impor, harga kedelai lokal, PDB, jumlah penduduk
dan nilai tukar rupiah dan dilihat pengaruh tidak langsungnya melalui variabel
permintaan kedelai.
1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait
lainnya untuk mengambil kebijakan dalam pengurangan impor kedelai di
Indonesia.
Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merill ) adalah salah satu tanaman yang
berasal dari dataran Cina yang telah ditemukan dan di budidayakan sejak tahun
2500 SM. Kedelai merupakan tanaman semusim, berupa semak rendah, tumbuh
tegak, dan berdaun lebat. Tinggi tanaman berkisar antara 30-100 cm, batangnya
kaku dan tahan rebah (Pitojo, 2003). Daun kedelai berbentuk oval, daun pertama
(trifoliat). Tanaman kedelai mempunyai bunga yang sempurna, yaitu dalam satu
bunga terdapat benang sari dan putik. Bunga berwarna ungu atau putih
(Fachruddin, 2000).
berisi 3-4 biji. Pada umumnya, biji berbentuk bulat lonjong, namun ada juga yang
berbentuk bundar atau bulat agak pipih. Warna biji bervariasi antara kuning,
hitam, hijau, atau coklat. Suprapto (2001), menjelaskan bahwa besaar biji kedelai
Sistem perakaran kedalai terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang
tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang tumbuh dari akar sekunder.
Akar tunggang merupakan perkembangan dari akar radikal yang sudah mulai
11
12
muncul sejak masa perkecambahan. Pada kondisi yang optimal, akar tunggang
kedelai dapat tumbuh hingga kedalaman 2 meter atau lebih pada kondisi yang
optimal. Namun demikian, pada umumnya akar tunggang hanya tumbuh pada
kedalaman lapisan tanah olahan yang tidak terlalu dalam, sekitar 30-50 cm
(Adisarwanto,2005).
komoditasterpenting ketiga setelah padi dan jagung. Selain itu, kedelai juga
kebutuhan bahan baku industri olahan pangan seperti tahu,tempe, kecap, susu
kedelai, tauco, dan sebagainya (Damardjati et al.2005). Lebih dari 90% kedelai di
88% untuk tahu dan tempe dan 10% untuk pangan olahan lainnya serta sekitar 2%
dari budi daya, pengolahan, transportasi, pasar sampai pada industri pengolahan.
dapat mencapai 34%, sehingga sangat diminatisebagai sumber protein nabati yang
memiliki jumlah penduduk yang cukup besar, dan industri pangan berbahan baku
kedelai berkembang pesat serta permintaan kedelai yang tinggi maka komoditas
lintas negara, yang mencakup ekspor dan impor. Perdagangan internasional bagi
dalam hal impor, ada dua persoalan. Pertama, jika impor lebih besar daripada
ekspor, maka cadangan devisa akan berkurang. Kedua, bila sebagian besar dari
untuk kebutuhan kegiatan produksi dalam negeri, maka kenaikan impor tidak
dua negara atau pasar internasional dalam kondisi ekuilibrium, yaitu pada saat
pengekspor. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2 yang menujukkan proses
negara yang ditinjau dari analisis keseimbnagan parsial. Misalkan kedua negara
terjadi akibat kelebihan penawaran pada negara A dan kelebihan permintaan pada
negara B. Pada negara A harga suatu komoditas sebesar Pa, dan di negara B harga
komoditas tersebutsebesar Pb, cateris paribus. Pada pasar internasional harga yang
dimiliki oleh negara A akan lebih kecil yaitu berada pada harga P* sehingga
15
internasional. Pada negara B, terjadi harga yang lebih besar dibandingkan harga
pada pasar internasional yaitu sebesar ED. Kelebihan penawaran dan permintaan
terjadi karena terdapat perbedaan antarahargadomestik (Pa dan Pb), dan harga
digolongkan kedalam dua kelompok, yaitu teori klasik dan teori modern. Teori
klasik yang umumdigunakan adalah Teori Keunggulan Absolut dari Adam Smith,
Teori Keunggulan Komparatif dari J.S. Mill, Teori Biaya Relatif dari David
Ricardo,Teori Faktor Produksi dari Hecksher dan Teori Modern dari Ohlin.
terhadap ekspor suatu jenis barang tertentu, dimana Negara tersebut memiliki
keunggulan absolut dan tidak memproduksi atau melakukan impor jenis barang
16
Sumber daya yang digunakan dengan cara yang paling efisien dengan
proses ini dan hasil dari kedua komoditas akan naik. Peningkatan dalam hasil
produksi yang tersedia untuk dibagi antara kedua negara melalui perdagangan.
saing.
tidak berbeda dengan dasar pemikiran dari Adam Smith. Perbedaanya hanya
bahwa suatu negara akan mengkhususkan diri pada ekspor barang tertentu bila
negara itu memiliki keunggulan komparatif terbesar dan akan impor barang
terkecil untuk jenis barang yang berbeda, maka dapat mengakibatkan terjadinya
perbedaan efisiensi relatif anatar negara dalam memproduksi dua atau lebih
Menurut teori H-O ini, struktur perdagangan luar negeri dari suatu
produksi dan yang terakhir ini ditentukan oleh teknologi. Suatu negara akan
yang input utama tidak dimiliki oleh negara tersebut (jumlah terbatas). Negara
membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode tertentu.
yaitu:
5. Jumlah penduduk
7. Distribusi pendapatan
barang yang benar-benar dibeli. Kadang jumlah yang diminta melebihi jumlah
barang yang tersedia, sehingga jumlah yang dibeli kurang dari jumlah yang
satunya adalah harga. Hubungan antara jumlah barang yang diminta dengan
ketika hal-hal yang lain tetap sama, semakin tinggi jumlah yang diminta dan
semakin rendah harga suatu barang, semakin besar jumlah yang diminta
(Parkin, 2017).
sebab utama yaitu perubahan harga dan peruabahan faktor ceteris paribus,
itu hanya terjadi dalam satu kurva yang sama. Ini yang disebut pergeseran
kedelai.
19
Gambar 2.
kurva permintaan bergeser kekiri, sehingga jumlah barang yang diminta akan
Kenaikan harga akan menyebabkan jumlah barang yang diminta berkurang dan
bila harganya turun akan menambah jumlah yang diminta. Sedangkan apabila
2. Adanya barang dan jasa yang belum atau tidak dapt di produksi di
dalam negeri.
bergantung banyak faktor. Sesuai dengan model dasar teori permintaan dan
21
2.4.2.1 Harga
Harga suatu barang, baik harga barang itu sendiri, harga barang
umum bila harga suatu komoditas tinggi, kemampuan dan keinginan untuk
permintaan yaitu apabila harga impor turun maka permintaan impor akan
dan Obsfeld, 2004). Harga turut menentukan besar kecilnya impor suatu
Manurung (2004), suatu barang menjadi substitusi barang lain bila memiliki
barang dan jasa-jasa yang diproduksi di dalam negara tersebut dalam satu tahun
berkembang, barang dan jasa diproduksi bukan saja oleh perusahaan milik
penduduk negara tersebut tetapi oleh penduduk lain. Selain terdapat produk
nasional diciptakan oleh faktor-faktor produksi yang berasal dari luar negeri.
Dengan demikian Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product (GDP)
adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh
faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan negara asing (Sukirno,
2017).
negara tersebut untuk mengimpor produk negara lain dengan asumsi tidak
terjadi kenaikan presentasi harga lebih tinggi dari kenaikan presentasi PDB.
dari produk impor. Hal ini sangat erat kaitannya dengan jenis investasi negara
impor.
jumlah penduduk harus disertai dengan jumlah bahan pangan dunia yang
2003).
dengan negara lain (Samanhudi, 2009). Perdagangan yang dilakukan antara dua
menggunakan mata uang yang berbeda. Besarnya jumlah mata uang tertentu
yang diperlukan untuk memperoleh satu unit valuta asing disebut dengan kurs
1. Pengaruh harga dalam negeri negara importir relatif terhadap harga ekspor.
24
permintaan akan barang impor akan meningkat, karena harga dalam negeri
meningkat berarti daya saing produk domestik turun. Sebaliknya, jika harga
barang impor karena harga barang ekspor tersebut menjadi lebih mahal bagi
negara importir.
dari perubahan penawaran dan permintaan valuta asing. Biasanya pada negara
berkembang seperti Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara
3. Pendapatan Negara
pendapatan suatu negara maka semakin tinggi pula permintan impor. Begitu
4. Kebijakan Perdagangan
menaikkan tarif impor karet terhadap produk impor karet Indonesia. Hal ini
25
impor. Nilai tukar perdagangan dari mitra dagang kemudian sama dengan
timbale balik, atau kebalikan, nilai tukar perdagangan negara lainnya. Menurut
Sukirno (2007), transaksi ekspor dan impor dibayar dalam mata uang asing.
Disamping itu diantara satu negara dengan negara lain akan selalu berlaku
Aliran-aliran uang diantara berbagai negara ini adalah dalam mata uang
asing. Untuk menentukan nilai mata uang asing itu dalam suatu negara perlu
ditentukan kurs atau nilai pertukarannya. Dengan demikian kurs valuta asing
dapat didefinisikan sebagai nilai seunit valuta (mata uang) asing apabila
ditukarkan dengan mata uang dalam negeri. Penentuan valuta asing dapat
1. Kurs Tetap
26
Kurs tetap adalah sistem penentuan nilai mata uang asing dimana bank
barang dari luar negeri dan memerlukan dollar US, akan membayar sebanyak
2. Kurs Fleksibel
hari ke hari. Salah satu yang penting dalam sistem ini adalah sistem ini dapat
mengakibatkan fluktuasi harga valuta asing yang sangat besar dari satu periode
ke periode lainnya. Fluktuasi yang tidak teratur ini dapat mempengaruhi tingkat
beli valuta asing dengan tujuan untuk mengurangi fluktuasi harga valuta asing.
Ketika valuta asing dianggap terlalu tinggi, bank sentral akan menjual valuta
asing. Apabila harga valuta asing dianggap terlalu rendah, bank sentral akan
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi model koreksi
kesalahan atau Error Correction Model (ECM) dengan data sekunder bentuk
time series (deret waktu) dalam periode waktu 39 tahun, yaitu dari tahun 1977
menujukkan bahawa variabel produksi kedelai dalam jangka panjang dan juga
terhadap pengaruh impor kedelai di Indonesia; dan nilai tukar dalam jangka
ini menujukkan bahwa nilai tukar bukanlah faktor utama untuk mengimpor
nilai tukar dalam jangka panjang memiliki dampak signifikan terhadap impor
kedelai di Indonesia.
analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi model
koreksi kesalahan atau Error Correction Model (ECM) dengan data sekunder
bentuk time series (deret waktu) dalam periode waktu 16 tahun yaitu dari tahun
2001 sampai tahun 2017. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
kedelai di Indonesia dalam jangka panjang dan jangka pendek yaitu negatif dan
nilai tukar/kurs terhadap impor kedelai di Indonesia dalam jangka panjang dan
jangka pendek yaitu positif dan berpengaruh signifikan, pengaruh harga kedelai
nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, harga kedelai impo, produk
domestik bruto,volume impor kedelai, tingkat upah, luas areal panen dan
tingkat suku bunga. Metode penelitian yang digunakan adalah data sekunder
time series (deret waktu) metode analisis menggunakan analisis regresi linear
luas areal panen dan tingkat upah tenaga kerja memiliki pengaruh yang
Indonesia.
yang di gunakan yaitu produksi kedelai, konsumsi kedelai, harga kedelai lokal,
harga kedelai impor dan nilai tukar impor kedelai di Indonesia. Dengan data
sekunder bentuk time series (deret waktu) 25 tahun. Metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Error Correction Model (ECM). Hasil
gunakan yaitu produksi kedelai, konsumsi kedelai dan harga kedelai lokal.
Dengan data sekunder bentuk time series (deret waktu)25 tahun. Metode
signifikan dengan signifikansi 0,009 atau lebih kecil dari 0,05 (5%) terhadap
30
lokal berpengaruh negatif dan signifikan 0,006 atau lebih kecil dari 0,05,
konsumsi kedelai lokal berpengaruh positif dan signifikan 0,007 atau lebih
kecil dari 0,05 dan harga kedelai lokal tidak berpengaruh dan tidak signifikan
dengan nilai signifikansi 0,563 atau lebih dari 0,05. Implikasi dalam penelitian
ini adalah dalam melakukan impor sebaiknya pemerintah harus terlebih dahulu
melihat komoditas apa yang akan di impor. Dan khusus untuk tanaman kedelai,
menanam kedelai.
Model (ECM) tahun 1980-2017. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan
produksi kedelai, kurs dan produk domestik bruto (PDB) sebagai variabel
independen. Data yang digunakan adalah data sekunder mulai tahun 1980
sampai 2017. Alat analisis yang digunakan adalah Error Corection Model
konsumsi kedelai, produksi kedelai, kurs dan PDB mempunyai pengaruh yang
atau jasa atau komoditas dari luar negeri ke dalam negeri secara legal melalui
kebutuhan akan produk tertentu di dalam negeri yang tidak dapat di penuhi
sendiri, atau untuk menambah cadagan. Selain itu kegiatan impor dilakukan
luar negeri. Indonesia sampai saat ini masih menjadi konsumen dalam pasar
impor yang sangat tinggi dan cenderung mengalami peningkatan tiap tahunnya.
Indonesia salah satunya adalah harga kedelai lokal dan harga kedelai dunia.
Harga kedelai lokal maupun harga kedelai dunia dapat mempengaruhi volume
32
permintaan kedelai. Harga kedelai dunia yang murah dan tidak adanya beban
dalam negeri yang disebabkan murahnya harga kedelai impor. Oleh sebab itu
2.7 Hipotesis
berikut:
1. Diduga bahwa harga kedelai dunia, harga kedelai lokal, PDB, jumlah
penduduk, dan nilai tukar rupiah memiliki pengaruh signifikan terhadap volume
waktu tahun 1980-2018. Beberapa hal yang menjadi ruang lingkup dan batasan
dari penelitian ini yaitu harga kedelai dunia, harga kedelai lokal, PDB, jumlah
penduduk, dan nilai tukar rupiah di Indonesia. Penelitian ini akan dilakukan pada
Adapun data yang diperlukan untuk menjelaskan aspek yang akan diteliti
meliputi:
diperoleh dari library research yaitu penellitian melalui kepustakan. Data dalam
bentuk time seriestahunan, yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
selama periode yang diamati. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan study literature dan metode dokumentasi. Study literature yang dilakukan
adalah dengan membaca berbagai laporan dari instansi yang terkait, hasil-hasil
dokumentasi adalah dengan mengambil data berupa tabel, grafik, dan gambar dari
sumber terkait seperti Food Agriculture Organization (FAO), Pusat Data dan
cara untuk memperoleh data informasi mengenai berbagai hal yang ada kaitannya
kepentingan penelitian ini juga digali berbagai data, informasi dan referensi dari
Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi
model koreksi kesalahan atau Error Correction Model (ECM)
denganmenggunakan program Eviews7. Tahap-tahap pengujian ECM:
luas dari estimasi model ekonomi, yang merupakan pengaruh perubahan variable
jangka pendek. Model ECM adalah model yang dapat digunakan untuk mencari
konsistensi atau tidaknya suatu model. Adapun model regresi ECM yang
Keterangan :
Y = Volume impor kedelai Indonesia (ton/tahun)
X1 = Harga kedelai dunia (US$/ton/tahun)
X2 = Harga kedelai lokal (rupiah/ton/tahun)
X3 = Produk domestik bruto (milliyar rupiah/tahun)
X4 = Jumlah penduduk (jt jiwa/tahun)
X5 = Nilai tukar rupiah (US$/rupiah/tahun)
ut = Nilai residual
ECT = Error Correction Term
38
Untuk memperoleh hasil yang baik dan model yang layak maka perlu
yang tersedia pada program statistik E-views. Koefisien yang dihasilkan dapat
dilihat pada output regresi berdasarkan data yang dianalisis untuk kemudian
diinterpretasikan serta dilihat setiap variabel yang diteliti, cara mengujinya adalah
sebagai berikut :
Uji determinan (R2) adalah suatu cara untuk mengukur proporsi atau
persentase dari total variasi variabel tak bebas Y yang dijelaskan oleh sebuah
oleh X sama sekali. Tidak tepatnya titik pada garis regresi disebabkan oleh adanya
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap variabel bebas. TSS adalah variasi dari
data, sedangkan ESS adalah variasi dari garis regresi yang dibuat. Nilai R 2 = 1,
artinya 100 persen variasi Y dapat diterangkan oleh X, maka semua titik
2. Uji Statistik F
Nilai sig < 0,10, maka H0 ditolak, artinya secara simultan ada pengaruh beda
dependen.
Nilai sig > 0,10, maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh beda nyata
3. Uji Statistik t
Uji t adalah untuk melihat apakah variabel bebas yang terdapat dalam model
secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas. Uji untuk
hipotesisnya adalah :
Nilai sig < 0,10, maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh beda nyata antara
Nilai sig > 0,10, maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh beda nyata
Keputusan yang diharapkan adalah tolak H0, yang artinya bahwa variabel-variabel
bebas berpengaruh beda nyata terhadap variabel tak bebas dengan tingkat
hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian asumsi klasik
1. Uji Normalitas
penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan uji Jarque-Bera melalui software
membandingkan nilai Jarque-Bera yaitu apabila nilai probabilitasnya > 0.1 (10%)
2. Uji Heteroskedastisitas
tidak ada masalah heteroskedastisistas dan juga sebaliknya jika nilai probabilitas
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
Test pada eviews. Jika pada tabel, hasil LM Test yang diperoleh adalah nilai prob
Chi-Square > α (0,1), artinya data penelitian dapat dikatakan tidak ada masalah
autokorelasi, tetapi jika nilai prob Chi-Square < α (0,1), maka terdapat masalah
autokorelasi.
4. Uji Stationeritas
Uji stationer bertujuan untuk mengetahui data tersebut stationer atau tidak
stationer karena mengandung unsur trend. Pada data time series sering
ditransformasi dari data non stationer menjadi data stationer. Pengujian stationer
menggunakan uji akar unit root (Unit Root Test) bisa menggunakan uji ADF
dengan tingkat kesalahan (α) pada tingkat tertentu. Adapun persmaan dari uji
Penolakan hipotesis nol menunjukan data yang dianalisis adalah stationer, jika
metode analisis ECM adalah seluruh variabel yang digunakan harus tidak
stationer. Apabila data yang diuji pada tingkat level tidak stationer maka harus
dilanjutkan dengan uji derajat integrasi ditingkat tertentu (first difference atau
second difference).
5. Uji Kasualitas
dimana di satu sisi suatu variabel dependen dapat dipengaruhi oleh variabel lain
yaitu variabel independen dan disis lain variabel independen tersebut dapat
menempati posisi variabel dependen. Hubungan seperti ini sering disebut sebagai
hubungan kawal atau hubungan timbal balik. Uji kasulitas yang digunakan di
dalam penelitian ini adalah granger casuality tests. Jika nilai probabilitasnya lebih
kecil daripada 0.1 (alpha), maka artinya mempengaruhi, serta sebaliknya jika nilai
2. Volume impor kedelai adalah jumlah kedelai yang di impor dan tercatat di
Badan Pusat Statistik (ton/tahun).
4. Harga kedelai lokal adalah harga kedelai yang diberlakukan di pasar dalam
negeri (rupiah/ton/).
43
5. Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai pasar semua barang dan jasa
yang di produksi oleh suatu negara pada periode tertentu (milliyar
rupiah/tahun).
7. Nilai tukar rupiah adalah nilai tukar uang Indonesia terhadap mata uang
pembayaran yang berlaku, yakni Dollar AS (rupiah/US Dollar).
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Perkembangan Konsumsi, Produksi, dan Volume Impor
Kedelai di Indonesia Tahun2003-2018
2014 -2018