Anda di halaman 1dari 6

REVIEW JURNAL

A. Latar Belakang
Kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian merupakan tiga dimensi dari sekian
banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga dimensi tersebut saling
berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu, disamping kurikulum
yang cocok dan proses pembelajaran yang benar perlu ada sistem penilaian yang baik dan
terencana (Surapranata, 2004).
Pembelajaran matematika pada siswa mempunyai tujuan agar siswa dapat memiliki
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, dan inovatif serta mampu
menyelesaikan soal matematika.
Penilaian hasil belajar peserta didik jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (PERMENDIKNAS RI No. 23
Tahun 2006 dan PERMENDIKBUD RI No. 54 Tahun 2013) dan Standar Penilaian
Pendidikan (PERMENDIKNAS RI No. 20 Tahun 2007 dan PERMENDIKBUD RI No.
66 Tahun 2013) yang berlaku secara nasional.
Standar kompetensi lulusan mengharapkan peserta didik lulusan
SMP/MTs/SMPLB/Paket B memiliki dimensi pengetahuan yaitu pengetahuan factual,
konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya denga
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian yang tampak mata (Warso, 2014).
Warso (2014) dan Sudijono (2015) menjelaskan bahwa penilaian dilakukan secara
menyeluruh meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk setiap jenjang
pendidikan. Keterampilan berpikir dan hasil belajar kognitif penting bagi siswa dalam
mempelajari berbagai mata pelajaran, termasuk matematika
Proses belajar matematika akan terjadi dengan lancar bila belajar itu sendiri dilakukan
dengan terus menerus. Untuk menyelesaikan soal siswa perlu mengelola pikirannya
dengan baik dengan memanfaatkan pengetahuan yang sudah dimiliki, mengontrol dan
merefleksi proses dari hasil berpikirnya sendiri, karena apa yang dipikirkan dapat
membantunya dalam menyelesaikan soal. Kesadaran akan proses berpikirnya ini yang
disebut metakognisi. metakognisi dapat berperan dalam membantu siswa menyelesaikan

1
soal yang ada. Bagaimana siswa mengontrol apa yang telah dilakukannya, soal yang telah
diselesaikan, dan bagaimana baiknya ia menggunakan hasil pengamatan untuk
menyelesaikan soal.

B. Tujuan Penelitian

Nama Jurnal Tujuan Penelitian

Jurnal 1 (Profil metakognisi siswa Mendeskripsikan metakognisi siswa bergaya kognitif


dalam menyelesaikan soal sistem reflektif dan impulsif dalam menyelesaikan soal
persamaan linear dua variabel Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
berdasarkan gaya kognitif )

Jurnal II (Pengembangan Mengembangkan instrumen tes terstandarisasi kognitif


mata pelajaran 7 kelas junior sesuai dengan langkah-
Instrumen Tes Standar Kognitif
langkah pengembangan tes berdasarkan kisi-kisi UN
pada Mata Pelajaran IPA Kelas 7 tahun 2015/2016.
SMP Di Kabupaten Banjar )

C. Subjek Penelitian

Nama Jurnal Subjek Penelitian

Jurnal 1 ((Profil metakognisi siswa Siswa/i SMP AL Falah Tropodo Waru Sidoarjo kelas
IX tahun ajaran 2011/2012.
dalam menyelesaikan soal sistem
persamaan linear dua variabel
berdasarkan gaya kognitif )

Jurnal II (Pengembangan (1) Siswa sebagai subjek untuk simulasi dan uji coba
produk (uji kelas),
Instrumen Tes Standar Kognitif
(2) Pakar sebanyak 9 orang untuk validasi instrumen
pada Mata Pelajaran IPA Kelas 7 tes yang dibuat. Tim ahli sebagai validator yang terdiri
atas 3 orang ahli substansi (bidang studi Biologi), 3
SMP Di Kabupaten Banjar )
orang ahli konstruksi (evaluasi) dan 3 orang ahli
bahasa dan
(3) Guru sebanyak 4 orang untuk uji keterbacaan
instrument soal.

D. Metode Penelitian

2
Nama Jurnal Metode Penelitian

Jurnal 1 ((Profil metakognisi siswa Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
dalam menyelesaikan soal sistem menggunakan pendekatan kualitatif karena
menggunakan data kualitatif yang dideskripsikan
persamaan linear dua variabel
untuk menghasilkan gambaran yang mendalam serta
berdasarkan gaya kognitif ) terperinci mengenai metakognisi yang digunakan
siswa dalam menyelesaikan soal sistem persamaan
linear dua variabel berdasarkan gaya kognitif reflektif
dan impulsif. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun
ajaran 2011/2012 di SMP AL Falah Tropodo Waru
Sidoarjo kelas IX.

Jurnal II (Pengembangan Penelitian ini dilakukan di kelas 7 SMP di Kabupaten


Banjar yang menggunakan Kurikulum KTSP 2006
Instrumen Tes Standar Kognitif
sebanyak 4 sekolah yaitu SMPN 3 Martapura, SMPN
pada Mata Pelajaran IPA Kelas 7 1 Pengaron, SMPN 2 Sungai Pinang dan SMP
Darussalam.
SMP Di Kabupaten Banjar )
Subjek penelitian ini yaitu (1) Siswa sebagai subjek
untuk simulasi dan uji coba produk (uji kelas), (2)
Pakar sebanyak 9 orang untuk validasi instrumen tes
yang dibuat. Tim ahli sebagai validator yang terdiri
atas 3 orang ahli substansi (bidang studi Biologi), 3
orang ahli konstruksi (evaluasi) dan 3 orang ahli
bahasa dan (3) Guru sebanyak 4 orang untuk uji
keterbacaan instrument soal.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
pengembangan. Model penelitian yang dijadikan
acuan adalah tahapan pengembangan dari Model R&D
oleh Sugiyono (2015). Tahapan tersebut terdiri dari
desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba
produk, revisi produk, uji coba pemakaian, revisi
produk dan produksi massal
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah (1) Teknik Tes, dilakukan kepada
siswa menggunakan lembar soal instrumen tes kognitif
standard, dan (2) Teknik Non Tes yang dilakukan
kepada siswa dan guru menggunakan angket dan
wawancara
Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif

E. Hasil dan Pembahasan

3
Nama Jurnal Hasil dan Pembahasan Jurnal

Jurnal I (Profil metakognisi siswa Subjek bergaya kognitif reflektif MT dan SHM
dalam menyelesaikan soal sistem melakukan aktivitas sesuai dengan indikator pada
persamaan linear dua variabel masing-masing aktivitas metakognisi. Kedua subjek
berdasarkan gaya kognitif ) memiliki kecenderungan metakognisi yang sama
dalam menyelesaikan soal sistem persamaan linear
dua variabel pada soal 1 maupun 2 dengan melakukan
aktivitas metakognisi yang meliputi mengembangkan
perencanaan, memonitor pelaksanaan, dan
mengevaluasi tindakan. Siswa yang impulsif
cenderung lebih sulit melakukan aktivitas metakognisi

Jurnal II (Pengembangan Proses pengembangan tes yang dilakukan adalah


Instrumen Tes Standar Kognitif desain produk, validasi desain oleh 9 orang pakar yang
pada Mata Pelajaran IPA Kelas 7 memiliki nilai validitas sangat valid, dan uji coba
SMP Di Kabupaten Banjar ) produk yang sangat baik bagi guru maupun siswa.
Terdapat 7 butir soal yang tidak cocok dengan model
melalui analisis kuantitatif dengan program Bigsteps
dari 36 butir soal yang diujikan yaitu soal nomor 34,
10, 9, 13, 17, 15 dan 31. Terdapat 3 butir soal yang
harus drevisi dalam hal pilihan jawban yaitu butir soal
nomor 4, 5 dan 19. Ditemukan 3 orang peserta yang
menjawab dengan menebak dan terdapat 77,78% atau
28 butir soal yang memiliki kualitas baik untuk
mengukur kemampuan siswa.

F. KELEBIHAN

Nama Jurnal Kelebihan

4
Jurnal 1 (Profil metakognisi siswa - Tujuan penelitian tercapai dengan baik.
dalam menyelesaikan soal sistem - Penulis menggunakan teori yang masuk akal
persamaan linear dua variabel oleh ahli.
berdasarkan gaya kognitif ) - Bahasa yang digunakan oleh penulis mudah
dimengerti.

Jurnal II (Pengembangan - Tujuan penelitian dalam penulisan tercapai.


- Teori yang digunakan terpapar sangat jelas.
Instrumen Tes Standar Kognitif
- Data yang diberikan penulis sangat jelas dan
pada Mata Pelajaran IPA Kelas 7 terperinci
SMP Di Kabupaten Banjar )

G. KEKURANGAN

Nama Jurnal Kekurangan

Jurnal 1 (Profil metakognisi siswa - Penulis tidak memaparkan dengan jelas hasil
dalam menyelesaikan soal sistem penelitian dalam jurnal.

persamaan linear dua variabel - Penulis tidak memuat proses dalam penelitian
berdasarkan gaya kognitif ) tersebut.

- Kerangka dalam penulisan jurnal sangat tidak


teratur

Jurnal II (Pengembangan - Bahasa yang digunakan susah dimengerti


karna mengunakan kata kajian yang jarang
Instrumen Tes Standar Kognitif
digunakan.
pada Mata Pelajaran IPA Kelas 7
SMP Di Kabupaten Banjar )

PENUTUP

A. KESIMPULAN

5
Siswa bergaya kognitif reflektif melakukan aktivitas metakognisi yang meliputi
mengembangkan perencanaan, memonitor pelaksanaan, dan mengevaluasi tindakan yang
sesuai dengan indikator pada masing-masing aktivitas metakognisi: a. Dalam
mengembangkan perencanaan, kedua subjek telah menuliskan yang diketahui, ditanyakan,
menentukan tujuan, memperoleh sesuatu yang bermanfaat dari data, dapat menemukan
hubungan antara data dengan yang ditanyakan, memperoleh rencana penyelesaian soal,
mengetahui alasan mengapa menggunakan notasi ini, dan dapat menghubungkan dengan
suatu konsep; b. Dalam memonitor pelaksanaan, kedua subjek telah meyakini bahwa jalan
yang dipilihnya benar, melakukan langkah-langkah dengan mantap, dapat mengingat
informasi yang penting, menetapkan hasil, mengotrol kemungkinan kesalahan pada satu
langkah, memeriksa kecermatan perhitungan tahap demi tahap, dan analisis kesesuaian hasil
dengan pencapaian tujuan; c. Dalam mengevaluasi tindakan, kedua subjek dapat menerapkan
cara yang digunakan untuk soal lain, meneliti kembali kebenaran pekerjaannya, mengenali
kekurangan yang sudah dilakukan, mengecek kebenaran hasilnya, dan meyakinkan diri kalau
evaluasinya sudah benar serta memperhatikan kekuatan atau kelemahan diri sendiri.

B. SARAN

Kepada guru dalam pembelajaran matematika untuk siswa yang bergaya kognitif impulsif
hendaknya diberi perhatian khusus dengan sering memberi latihan soal, menunjukkan
langkah-langkah penyelesaian soal serta mengarahkan agar tidak tergesa-gesa dalam
menyelesaikan soal sehingga dapat melakukan aktivitas metakognisi yang meliputi
mengembangkan perencanaan, memonitor pelaksanaan, dan mengevaluasi tindakan sesuai
dengan indikator pada masing-masing aktivitas metakognisi.

Anda mungkin juga menyukai