Anda di halaman 1dari 7

HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN

TINGGI

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Payerli Pasaribu, M.Pd

DISUSUN KELOMPOK 8

ERNI RISKA LAOLI (4191111026)

LATHIFAH MAWAR (4191111020)

RADIKA ANANDA (4191111013)

RONALDO (4192411007)

TESA K. LUMBAN GAOL (4191111047)

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Swt, berkat rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan salah satu
tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Penulis juga berterima kasih kepada Bapak
Dosen Dr. Payerli Pasaribu, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan.

Inti dari pembuatan tugas ini yakni menjelaskan dan merangkum materi perkuliahan
mengenai Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi yang bertujuan untuk
pemenuhan salah satu tugas KKNI mata kuliah Teori Bilangan dan sebagai bahan perkuliahan.

Tak lepas dari kekurangan, kamis sadar bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi karya yang lebih
baik dimasa mendatang. Semoga tugas ini dapat melengkapkan tugas kami sebagai mahasiswa
dan untuk mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 28 April 2020

Tim Penulis Kelompok 8


BAGAIMANA HAKIKAT PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DALAM
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN UTUH
SARJANA ATAU PROFESIONAL?

Belajar tentang Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya adalah belajar tentang


keindonesiaan, belajar untuk menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia, membangun rasa
kebangsaan, dan mencintai tanah air Indonesia. Oleh karena itu, seorang sarjana atau
professional sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang terdidik perlu memahami tentang
Indonesia, memiliki kepribadian Indonesia, memiliki rasa kebangsaan Indonesia, dan mencintai
tanah air Indonesia.
Mengapa Pendidikan Kewarganegaraan menjadi kriteria bagi pengembangan kemampuan
utuh sarjana atau profesional?
Jati diri Pendidikan Kewarganegaraan sejalan dengan kaidah pembelajaran ilmiah dan aktif,
maka harus mengikuti proses sebagai berikut: Menelusuri konsep dan urgensi Pendidikan
Kewarganegaraan dalam pencerdasan kehidupan bangsa; Menanya alasan mengapa diperlukan
Pendidikan Kewarganegaraan; Menggali sumber historis, sosiologis, dan politis tentang
Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia; Membangun argumen tentang dinamika dan
tantangan Pendidikan Kewarganegaraan; Mendeskripsikan esensi dan urgensi Pendidikan
Kewarganegaraan untuk masa depan; Merangkum tentang hakikat dan pentingnya Pendidikan
Kewarganegaraan.
Setelah pembelajaran ini, sebagai calon sarjana dan professional diharapkan: bersikap
positif terhadap fungsi dan peran pendidikan kewarganegaraan dalam memperkuat jadi diri
keindonesiaan para sarjana dan profesional; mampu menjelaskan tujuan dan fungsi pendidikan
kewarganegaraan dalam pengembangan kemampuan utuh sarjana atau profesional; dan mampu
menyampaikan argumen konseptual dan empiris tentang fungsi dan peran pendidikan
kewarganegaraan dalam memperkuat jadi diri keindonesiaan para sarjana dan profesional.

A. KJHFK
B. JGRJKW
C. JSGD
D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pendidikan
Kewarganegaraan

Suatu kenyataan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan telah mengalami beberapa kali


perubahan, baik tujuan, orientasi, substansi materi, metode pembelajaran bahkan sistem
evaluasi. Semua perubahan tersebut dapat teridentifikasi dari dokumen kurikulum yang
pernah berlaku di Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini.
Pendidikan Kewarganegaraan pertama kali tahun 1957 dengan nama
Kewarganegaraan, yang isinya sebatas hak dan kewajiban warga negara serta cara-cara
memperoleh dan kehilangan status kewarganegaraan, namun saat muncul orde baru mata
pelajaran ini hampir dihilangkan karena tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman
pada saat itu. lalu Kewarganegaraan berubah men-jadi Pendidikan Moral Pancasila , materi
yang sangat dominan disini adalah mengenai materi P-4.
Pada kurikulum 1984 maupun Kurikulum 1994. Dalam era reformasi P4
dipermasalahkan substansinya, karena tidak memberikan gambaran yang tepat tentang nilai
Pancasila sebagai satu kesatuan.
Pada kurikulum 2004 diperkenalkan istilah Pengganti PPKn dengan pendidikan
kewarganegaraan. Perubahan nama ini juga diikuti dengan perubahan isi PKn lebih
memperjelas akar keilmuan yakni politik, hukum dan moral.
Pada saat kurikulum 2013 mata pelajaran ini berubah nama menjadi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dimana dalam kurikulum tersebut menekan
tentang sikap.
Pendidikan kewarganegaraan seringkali mengalami perubahan karena adanya
kebijakan Pemerintah dalam bidang pendidikan dan kurikulum satuan pendidikan sekolah
dan pendidikan tinggi. Dengan membaca dan mengkaji produk kebijakan pemerintah, dapat
diketahui bahwa dinamika dan tantangan yang dihadapi Pendidikan Kewarganegaraan di
Indonesia sangat tinggi.
Untuk mengerti dinamika dan tantangan PKn di Indonesia dari masa ke masa, dapat
dilihat periodisasi perjalanan sejarah tentang praktik kenegaraan/pemerintahan Republik
Indonesia sejak periode Negara Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945
sebagai negara merdeka sampai dengan periode saat ini yang dikenal Indonesia era
reformasi.
Dinamika dan tantangan PKn sangat erat dengan perjalanan sejarah praktik
kenegaraan/pemerintahan RI. Inilah ciri khas PKn sebagai mata kuliah dibandingkan
dengan mata kuliah lain. Ontologi PKn adalah sikap dan perilaku warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Status warga negara dapat meliputi
penduduk yang berkedudukan sebagai pejabat negara sampai dengan rakyat biasa. Tentu
peran dan fungsi warga negara berbeda-beda, sehingga sikap dan perilaku mereka sangat
dinamis. Oleh karena itu, mata kuliah PKn harus selalu menyesuaikan/sejalan dengan
dinamika dan tantangan sikap serta perilaku warga negara dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Saat ini dinamika perubahan dalam sistem ketatanegaraan dan pemerintahan serta
tantangan kehidupan yang telah mempengaruhi di Indonesia sejak dulu .Semua perubahan
tersebut dapat teridentifikasi dari dokumen kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia
sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini.
Untuk mengerti dinamika perubahan dalam sistem ketatanegaraan dan pemerintahan
serta tantangan kehidupan yang telah mempengaruhi PKn di Indonesia, Anda dianjurkan
untuk mengkaji perkembangan praktik ketatanegaraan dan sistem pemerintahan RI menurut
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, yakni: Periode I ; Periode II ; Periode
III ; Periode IV ; Periode V ; Periode VI .
Aristoteles mengemukakan bahwa secara konstitusional «...different constitutions
require different types of good citizen... because there are different sorts of civic function.»
Dapat disimpulkan secara implisit, setiap konstitusi mensyaratkan kriteria warga negara
yang baik karena setiap konstitusi memiliki ketentuan tentang warga negara. Artinya,
konstitusi yang berbeda akan menentukan profil warga negara yang berbeda. Hal ini akan
berdampak pada model pendidikan kewarganegaraan yang tentunya perlu disesuaikan
dengan konstitusi yang berlaku.
Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya didasarkan pada konstitusi negara yang
bersangkutan, tetapi juga tergantung pada tuntutan perkembangan zaman dan masa depan.

E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan


untuk Masa Depan

Identitas nasional penting bagi sebuah negara-bangsa, karena dengan adanya


identitas nasional bangsa Indonesia dikenal oleh bangsa lain. Apabila kita sudah dikenal
oleh bangsa lain maka kita dapat melanjutkan perjuangan untuk mampu eksis sebagai
bangsa sesuai dengan fitrahnya. Identitas nasional juga sangat berpengaruh bagi
kelangsungan hidup negara-bangsa tersebut karena tidak mungkin negara dapat hidup
sendiri agar dapat eksis. Dengan identitas-identitas tersebut, maka NKRI akan semakin
kokoh dan semakin dikenal oleh bangsa dan masyarakat dunia.
Selain itu, identitas nasional penting bagi kewibawaan negara dan bangsa
Indonesia. Dengan saling mengenal identitas, maka akan tumbuh rasa saling hormat,
saling pengertian , tidak ada stratifikasi dalam kedudukan antar negara-bangsa. Pada tahun
2045, bangsa Indonesia akan memperingati 100 Tahun Indonesia merdeka. Berdasarkan
hasil analisis ahli ekonomi yang diterbitkan oleh Kemendikbud nasib bangsa Indonesia
akan mendapat bonus demografi sebagai modal Indonesia pada tahun 2045. Bonus
demografi ini adalah peluang yang harus ditangkap dan bangsa Indonesia perlu
mempersiapkan untuk mewujudkannya. Usia produktif akan mampu berproduksi secara
optimal apabila dipersiapkan dengan baik dan benar, tentunya cara yang paling strategis
adalah melalui pendidikan, termasuk pendidikan kewarganegaraan.
Tahun ini, ekonomi Indonesia berada pada urutan 16 besar. Pada tahun 2030,
ekonomi Indonesia akan berada pada urutan 7 besar dunia. Saat ini, jumlah konsumen
sebanyak 45 juta dan jumlah penduduk produktif sebanyak 53%. Pada tahun 2030, jumlah
konsumen akan meningkat menjadi 135 juta dan jumlah penduduk produktif akan
meningkat menjadi 71%. Oleh karena itu, nasib sebuah bangsa tidak ditentukan oleh
bangsa lain, melainkan sangat tergantung pada kemampuan bangsa sendiri yaitu bangsa
Indonesia.
Demikian pula untuk masa depan Pendidikan Kewarganegaraan sangat ditentukan
oleh eksistensi konstitusi negara dan bangsa Indonesia.

F. Rangkuman tentang Identitas Nasional


a) Identitas nasional dibentuk oleh dua kata dasar, ialah “identitas” dan “nasional”.
identitas berasal dari bahasa Inggrisidentity yang secara harfiah berarti jati diri,
ciri-ciri, atau tanda-tanda yang melekat pada seseorang atau sesuatu sehingga
mampu membedakannya dengan yang lain. Istilah “nasional” menunjuk pada
kelompok-kelompok persekutuan hidup manusia yang lebih besar dari sekedar
pengelompokan berdasarkan ras, agama, budaya, bahasa, dan sebagainya.
b) Dalam konteks pendidikan kewarganegaraan, identitas nasional lebih dekat dengan arti
jati diri yakni ciri-ciri atau karakteristik, perasaan atau keyakinan tentang kebangsaan
yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.
c) Identitas nasional sebagai identitas bersama suatu bangsa dapat dibentuk oleh beberapa
faktor yang meliputi: primordial, sakral, tokoh, bhinneka tunggal ika, sejarah,
perkembangan ekonomi dan kelembagaan.
d) Identitas nasional Indonesia menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnya
nasional, bersifat buatan karena dibentuk dan disepakati dan sekunder karena
sebelumnya sudah terdapat identitas kesukubangsaan dalam diri bangsa Indonesia.
e) Bendera Negara Indonesia, Bahasa Negara, dan Lambang Negara, serta Lagu
Kebangsaan merupakan identitas nasional bagi negara-bangsa Indonesia yang telah
diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2009
Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan
f) Secara historis, identitas nasional Indonesia ditandai ketika munculnya kesadaran rakyat
Indonesia sebagai bangsa yang sedang dijajah oleh bangsa asing pada tahun 1908
yang dikenal dengan masa Kebangkitan Nasional (Bangsa)
g) Secara sosiologis, identitas nasional telah terbentuk dalam proses interaksi, komunikasi,
dan persinggungan budaya secara alamiah baik melalui perjalanan panjang menuju
Indonesia merdeka maupun melalui pembentukan intensif pasca kemerdekaan.
h) Secara politis, bentuk identitas nasional Indonesia menjadi penciri atau pembangun jati
diri bangsa Indonesia yang meliputi bendera negara Sang Merah Putih, bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa negara, lambang negara Garuda
Pancasila, dan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
i) Warisan jenius yang tidak ternilai harganya dari para the founding fathers adalah
Pancasila. Pancasila sebagai identitas nasional tidak hanya bersifat fisik seperti
simbol atau lambang tetapi merupakan cerminan identitas bangsa dalam wujud
psikis (nonfisik), yakni yang mencerminkan watak dan perilaku manusia Indonesia
sehingga dapat dibedakan dengan bangsa lain.
j) Identitas nasional sangat penting bagi bangsa Indonesia karena (1) bangsa
Indonesia dapat dibedakan dan sekaligus dikenal oleh bangsa lain; (2) identitas
nasional bagi sebuah negara-bangsa sangat penting bagi kelangsungan hidup
negara-bangsa tersebut karena dapat mempersatukan negara-bangsa; dan (3)
identitas nasional penting bagi kewibawaan negara dan bangsa Indonesia
sebagai ciri khas bangsa.

Anda mungkin juga menyukai