Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN LANSIA TN “ K “

DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN NUTRISI


DI DUSUN ARJANGKA DASAN LAUK DESA ARJANGKA
TANGGAL 28 SEPTEMBER S/D 3 OKTOBER 2020

Oleh:
LALU HURNIADI
NIM.

ROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BAGU
TAHUN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Konsep Teori Lansia


1.1 Batasan Lansia
Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:
1) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
2) Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun
3) Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun
4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun

1.2 Proses Menua (Aging Process)


Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang
telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua
(Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis.
Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran secara fisik maupun psikis.
Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih, penurunan
pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai fungsi organ
vital, sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah.

1.3 Teori Proses Menua


1.3.1 Teori – Teori Biologi
(1) Teori Genetik Dan Mutasi (Somatic Mutatie Theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies –
spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang
diprogram oleh molekul – molekul / DNA dan setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel – sel
kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel).

(2) Pemakaian Dan Rusak


Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh lelah (rusak).

(3) Reaksi Dari Kekebalan Sendiri (Auto Immune Theory)


Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat
khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut
sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.

1
(4) Teori “Immunology Slow Virus” (Immunology Slow Virus
Theory)
Sistem imune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya
virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

(5) Teori Stres


Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal,
kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.

(6) Teori Radikal Bebas


Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas
(kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti
karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat
regenerasi.

(7) Teori Rantai Silang


Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang
kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis,
kekacauan dan hilangnya fungsi.

(8) Teori Program


Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah
setelah sel-sel tersebut mati.

1.3.2 Teori Kejiwaan Sosial


(1) Aktivitas Atau Kegiatan (Activity Theory)
 Ketentuan akan meningkatnya pada
penurunan jumlah kegiatan secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa usia
lanjut yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan
sosial.
 Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan
pada cara hidup dari lanjut usia.
 Mempertahankan hubungan antara sistem
sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia.
(2) Kepribadian Berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori

2
ini merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa
perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh
tipe personality yang dimiliki.
(3) Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara
berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun
kuantitas sehingga sering terjaadi kehilangan ganda (triple loss), yakni :
 Kehilangan Peran
 Hambatan Kontak Sosial
 Berkurangnya Kontak Komitmen

1.3.3 Teori Psikologi


(1) Teori Tugas Perkembangan
Havigurst (1972) menyatakan bahwa tugas perkembangan pada masa tua
antara lain adalah:
 Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan
 Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan
 Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
 Membentuk hubungan dengan orang-orang yang sebaya
 Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
 Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes
Selain tugas perkembangan diatas, terdapat pula tugas perkembangan yang
spesifik yang dapat muncul sebagai akibat tuntutan :
 Kematangan fisik
 Harapan dan kebudayaan masyarakat
 Nilai-nilai pribadi individu dan aspirasi
Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri,
kebutuhan yang memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow 1954).

(2) Teori Individual Jung


Carl Jung (1960) Menyusun sebuah teori perkembangan kepribadian dari
seluruh fase kehidupan yaitu mulai dari masa kanak-kanak, masa muda dan masa
dewasa muda, usia pertengahan sampai lansia. Kepribadian individu terdiri dari
Ego, ketidaksadaran sesorang dan ketidaksadaran bersama. Menurut teori ini
kepribadian digambarkan terhadap dunia luar atau ke arah subyektif.

3
Pengalaman-pengalaman dari dalam diri (introvert). Keseimbangan antara
kekuatan ini dapat dilihat pada setiap individu, dan merupakan hal yang paling
penting bagi kesehatan mental.
(3) Teori Delapan Tingkat Kehidupan
Secara Psikologis, proses menua diperkirakan terjadi akibat adanya kondisi
dimana kondisi psikologis mencapai pada tahap-tahap kehidupan tertentu.
Ericson (1950) yang telah mengidentifikasi tahap perubahan psikologis (delapan
tingkat kehidupan) menyatakan bahwa pada usia tua, tugas perkembangan yang
harus dijalani adalah untuk mencapai keeseimbangan hidup atau timbulnya
perasaan putus asa.
Peck (1968) menguraikan lebih lanjut tentang teori perkembangan Erikson
dengan mengidentifikasi tugas penyelarasan integritas diri dapat dipilah dalam
tiga tingkat yaitu : pada perbedaan ego terhadap peran pekerjaan preokupasi,
perubahan tubuh terhadap pola preokupasi, dan perubahan ego terhadap ego
preokupasi.
Pada tahap perbedaan ego terhadap peran pekerjaan preokupasi, tugas
perkembangan yang harus dijalani oleh lansia adalah menerima identitas diri
sebagai orang tua dan mendapatkan dukungan yang adekuat dari lingkungan
untuk menghadapi adanya peran baru sebagai orang tua (preokupasi). Adanya
pensiun dan atau pelepasan pekerjaan merupakan hal yang dapat dirasakan
sebagai sesuatu yang menyakitkan dan dapat menyebabkan perasaan penurunan
harga diri dari orang tua tersebut.

1.4 Permasalahan Yang Terjadi Pada Lansia


Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan – perubahan yang
menuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus – menerus. Apabila proses
penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbulah berbagai
masalah. Hurlock (1979) seperti dikutip oleh Munandar Ashar Sunyoto (1994)
menyebutkan masalah – masalah yang menyertai lansia yaitu:
1) Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang lain,
2) Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam pola
hidupnya,
3) Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah meninggal atau
pindah,
4) Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang bertambah
banyak dan
5) Belajar memperlakukan anak – anak yang telah tumbuh dewasa. Berkaitan dengan

4
perubahan fisk, Hurlock mengemukakan bahwa perubahan fisik yang mendasar
adalah perubahan gerak.

Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat terhadap diri
makin bertambah. Kedua minat terhadap penampilan semakin berkurang. Ketiga minat
terhadap uang semakin meningkat, terakhir minta terhadap kegiatan – kegiatan rekreasi
tak berubah hanya cenderung menyempit. Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi
pada diri usia lanjut untuk selalu menjaga kebugaran fisiknya agar tetap sehat secara
fisik. Motivasi tersebut diperlukan untuk melakukan latihan fisik secara benar dan
teratur untuk meningkatkan kebugaran fisiknya.
Dalam menghadapi perubahan tersebut diperlukan penyesuaian. Ciri – ciri
penyesuaian yang tidak baik dari lansia (Hurlock, 1979, Munandar, 1994) adalah:
1) Minat sempit terhadap kejadian di lingkungannya.
2) Penarikan diri ke dalam dunia fantasi
3) Selalu mengingat kembali masa lalu
4) Selalu khawatir karena pengangguran
5) Kurang ada motivasi
6) Rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga kurang baik, dan
7) Tempat tinggal yang tidak diinginkan.
Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain adalah: minat
yang kuat, ketidaktergantungan secara ekonomi, kontak sosial luas, menikmati kerja
dan hasil kerja, menikmati kegiatan yang dilakukan saat ini dan memiliki kekhawatiran
minimal terhadap diri dan orang lain.

1.5 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan


(1) Hereditas atau ketuaan genetik
(2) Nutrisi atau makanan
(3) Status kesehatan
(4) Pengalaman hidup
(5) Lingkungan
(6) Stres

1.6 Perubahan – Perubahan yang Terjadi Pada Lansia


1.6.1 Perubahan Fisik
(1) Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan
intra dan extra seluler
(2) Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarapan, lambat dalam respon

5
waktu untuk mereaksi, mengecilnya saraf panca indra sistem pendengaran,
presbiakusis, atrofi membran timpani, terjadinya pengumpulan serum karena
meningkatnya keratin
(3) Sistem penglihatan : spinkter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon
terhadap sinaps, kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh, meningkatnya
ambang pengamatan sinar, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang
pandang.
(4) Sistem Kardiovaskuler. : katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan
jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun setelah berumur 20 tahun
sehingga menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume, kehilangan elastisitas
pembuluh darah, tekanan darah meninggi.
(5) Sistem respirasi : otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga menyebabkan
menurunnya aktifitas silia. Paru kehilangan elastisitasnya sehingga kapasitas
residu meingkat, nafas berat. Kedalaman pernafasan menurun.
(6) Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi, sehingga menyebkan gizi buruk, indera
pengecap menurun karena adanya iritasi selaput lendir dan atropi indera
pengecap sampai 80 %, kemudian hilangnya sensitifitas saraf pengecap untuk
rasa manis dan asin
(7) Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi sehingga aliran
darah ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR menurun sampai 50 %. Nilai
ambang ginjal terhadap glukosa menjadi meningkat. Vesika urinaria, otot-
ototnya menjadi melemah, kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga vesika
urinaria sulit diturunkan pada pria lansia yang akan berakibat retensia urine.
Pembesaran prostat, 75 % dialami oleh pria diatas 55 tahun. Pada vulva terjadi
atropi sedang vagina terjadi selaput lendir kering, elastisitas jaringan menurun,
sekresi berkurang dan menjadi alkali.
(8) Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksi hormon
menurun, sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah, aktifitas
tiroid menurun sehingga menurunkan basal metabolisme rate (BMR). Porduksi
sel kelamin menurun seperti : progesteron, estrogen dan testosteron.
(9) Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak,
kulit kepala dan rambut menipis menjadi kelabu, sedangkan rambut dalam
telinga dan hidung menebal. Kuku menjadi keras dan rapuh.
(10) Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan makin rapuh
menjadi kiposis, tinggi badan menjadi berkurang yang disebut discusine
vertebralis menipis, tendon mengkerut dan atropi serabut - serabut otot, sehingga
lansia menjadi lamban bergerak. otot kram dan tremor.

6
1.6.2 Perubahan Mental
faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
 Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
 Kesehatan umum
 Tingkat pendidikan
 Keturunan
 Lingkungan.

1.6.3 Perubahan Perubahan Psikososial


 Pensiun : nilai seorang diukur oleh produktifitasnya, identits
dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan
 Merasakan atau sadar akan kematian
 Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan
bergerak lebih sempit.
 Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.
 Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan
famili.
 Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran
diri, perubahan konsep diri.

1.6.4 Perubahan Spiritual


Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya (Maslow,
1970) Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya , hal ini terlihat dalam
berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zentner, 1970)

7
1.7 Patofisiologi Proses Penuaan

Berbagai teori ttg.proses menua : Perubahan-perubahan yg


A.Faktor Biologi terjadi
- Teori Kesalahan. - Terganggunya pembentukan
- Teori Keterbatasan sel-sel baru
- Teori Pakai Dan Usang - Penurunan fungsi imunitas
- Teori Imunitas - Penurunan semua fungsi
- Teori Radikal Bebas organ tubuh.
- Teori Ikatan Silang - Tidak stabilnya keadaan
B. Faktor Psikologis psikologis
- T.Tugas perkembangan - Memasuki group / kelompok
- T.Delapan tingkat kehidupan lansia dalam komunitas
- T. Jung
C. Faktor Sosial.
- Teori Stratifikasi
- Teori Aktifitas
- Teori Kontinyuitas

Diagnosa Keperawatan : Penurunan berbagai fungsi


a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan sistem dan organ tubuh ;
b. Resiko tinggi terjadinya infeksi paru, jantung, ginjal,
c. Keterbatasan mobilitas fisik pencernaan, penglihatan,
d. Gangguan rasa nyaman ; Nyeri musculuskletal, dll
e. Resiko terjadinya cedera
f. Gangguan pemenuhan aktivita sehari-hari

2 KONSEP KEPERAWATAN
2.1 Data Dasar Pengkajian
(1) Aktivitas dan Istirahat
Pada pola aktivitas dan istirahat didapatkan data tanda, malaise, keterbatasan
rentang gerak sendi, atrofi otot, kulit, kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot.
Sedangkan gejala yang nampak adalah nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan,
memburuk dengan beban berat, kekakuan sendi pada pagi hari, biasanya terjadi
secara bilateral sendi.

(2) Kardiovaskuler
Gejala yang nampak pada sistem kardiovaskuler adalah, misal pucat intermiten,
sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.

(3) Makanan dan cairan


Gejala yang nampak ; ketidakmampuan mengkonsumsi makanan dan cairan secara
adekuat, mual, anoreksia.
Tanda ; adanya kesulitan untuk mengunyah, penurunan berat badan, kekeringan
pada membran mukosa.

8
(4) Higiene
Gejala ; Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi,
ketergantungan pada orang lain.
(5) Neurosensori
Gejala : merasakan kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan.
Tanda : pembengkakan pada sendi secara simetris.
(6) Nyeri / kenyamanan
Gejala : Pada fase akut nyeri mungkin tidak disertai pembengkakan jaringan lunak
pada sendi.
Pada nyeri kronis disertai kekakuan sendi terutama pada pagi hari.
(7) Keamanan
Gejala : Pada kulit nampak mengkilat, tegang, nodul subkutaneus.
Lesi kulit, demam ringan menetap, dan keekringan mukosa dan pada mata.
(8) Interaksi sosial
Terjadi peruabhan interaksi sosial dengan keluarga, orang lain, peruabhan peran,
dan isolasi.
(9) Pemeriksaan diagnostik
LED umumnya meningkat pesat (80-100 mm/h).
Protein C-raktif : positif selama masa eksaserbasi.
SDP : meningkat pada waktu timbul proses inflamasi.
JDL : umumnya menunjukkan anemia sedang.
Ig.M dan IgG mengalami peningkatan.
Sinar X : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi dan
osteoporosis dari tulang yang berdekatan berkembang menjadi formasi kista tulang.
Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan
suhu menjadi panas.

2.2 Diagnosa Keperawatan


1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan nutrisi yang
tidak adekuat akibat anoreksia
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan asupan kalori dan protein
3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skleletal, nyeri,
intoleransi aktifitas
4. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi, destruksi sendi
5. Resiko cedera (dislokasi sendi) berhubungan dengan otot hilang kekuatannya, rasa
nyeri sendi

9
2.3 Perencanaan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan nutris kurang
adekuat akibat anoreksia
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat
Kriteria : - Meningkatkan masukan oral
- Menunjukkan peningkatan BB
Intervensi :
a. Buat tujuan BB ideal dan kebutuhan nutrisi harian yang adekuat
R/ Nutrisi yang adekuat menghindari adanya malnutrisi
b. Timbang setiap minggu
R/ Deteksi dini perubahan BB dan masukan nutrisi
c. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
R/ Dengan pemahaman yang benar akan memotivasi klien untuk masukan nutrinya
d. Ajarkan individu menggunakan penyedap rasa (seperti bumbu)
R/ aroma yang enak akan membangkitkan selera makan
e. Beri dorongan individu untuk makan bersama orang lain
R/ Dengan makan bersama sama secara psikologis meningkatkan selera makan
f. Pertahankan kebersihan mulut yang baik (sikat gigi) sebelum dan sesudah
mengunyah makanan
R/ dengan situasi mulut yang bersih meningkatkan kenyamanan
g. Anjurkan makan dengan porsi yang kecil tapi sering
R/ Mengurangi perasaan tegang pada lambung
h. Instruksikan individu yang mengalami penurunan nafsu makan untuk
1) Makan-makan kering saat bangun tidur
2) Hindari makanan yang terlalu manis, berminyak
3) Minum sedikit-sedikit melalui sedotan
4) Makan kapan saja bila dapat toleransi
5) Makan dalam porsi kecil rendah lemak dan makan sering
R/ Meningkatkan asupan makanan.

10
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan asupan kalori dan protein
Tujuan : Klien akan memperlihatkan kemampuan terhindar dari tanda-tanda infeksi
Kriteria : tanda-tanda peradangan tidak ditemukan : panas, bengkak, nyeri,
merah,gangguan fungsi
Intervensi :
a. Kaji tanda-tanda radang umum secara teratur
R/ Mendeteksi dini untuk mencegah terjadinya radang
b. Ajarkan tentang perlunya menjaga kebersihan diri dan lingkungan
R/ Mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dan kebersihan diri yang kurang
sehat
c. Tingkatkan kemampuan asupan nutris TKTP
R/ meningkatkan kadar protein dalam tubuh sehingga meningkatkan kemampuan
kekebalan dalam tubuh
d. Perhatikan penggunaan obat-obat jangka panjang yang dapat menyebabkan
imunosupresi
R/ Menurunkan resiko terjadinya infeksi.

3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri


Tujuan : klien dapat mobilisasi dengan adekuat
Kriteria : Mendemontrasikan tehnik/perilaku yang memungkinkan melakukan aktifitas
Intervensi :
a. Evaluasi pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit
R/ tingkat aktifitas tergantung dari perkembangan /resolusi dari proses inflamasi
b. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif
R/ mempertahankan fungsi sendi, kekuatan otot
c. Rubah posisi dengan sering dengan personal cukup
R/ Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi
d. Berikan lingkungan yang nyaman misal alat bantu
R/ menghindari cedera.

11
4. Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan proses inflamasi, destruksi sendi
Tujuan : Menunjukkan nyeri berkurang/hilang
Kriteria : terlihat rileks, dapat tidur dan berpartisipasi dalam aktifitas
Intervensi :
a. kaji keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan intensitas. Catat faktor yang mempercepat
tanda tanda nyeri
R/ membantu dalam menentukan managemen nyeri
b. Biarkan klien mengambil posisi yang nyaman pada waktu istirahat ataupun tidur
R/ Pada penyakit berat tirah baring sangat diperlukan untuk membatasi nyeri
c. Anjurkan klien mandi air hangat , sediakan waslap untuk kompres sendi
R/ panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan
kekakuan sendi.
d. Berikan masase lembut
R/ meningkatkan relaksasi/mengurangi ketegangan otot
e. Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti : aspirin, ibuprofen, naproksin,
piroksikam, fenoprofen
R/ sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi kekakuan.

5. Resiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot, rasa nyeri


Tujuan : klien terhindar dari cedera
Kriteria : klien berada pada perilaku yang aman dan lingkungan yang nyaman
Intervensi :
a. Kaji tingkat kekuatan otot
R / mengatur tindakan selanjutnya
b. Kaji tingkat pergerakan pasif
c. Beri alat bantu sesui kebutuhan
d. Ciptakan lingkungan yang aman (lantai tidak licin)
e. Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan yang tidak bisa dilakukan secara mandiri

12
DAFTAR PUSTAKA

Capernito Lynda juall (1998), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 6 , Alih Bahasa
Yasmin Asih EGC jakarta

C. Long barbara ( 1996) Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses) Unit IV, V,
VI Alih bahasa Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran
Bandung, IAPK Bandung

Depkes R.I (1999) Kesehatan keluarga, Bahagia di Usia Senja, Medi Media, Jakarta

Nugroho Wahyudi (1995) Perawatan Usia Lanjut, Penerbit EGC, Jakarta

Setyabudhi T, Hadiwinoyo (1999) Panduan Gerontologi, Tinjauan dari Berbagai Aspek,


PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

13
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN LANSIA TN : K.
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN NUTRISI
DI DUSUN ARJANGKA DASAN LAUK DESA ARJANGKA
TANGGAL PENGKAJIAN : 28 SEPTEMBER 2020 JAM : 10.00
OLEH : LALU HURNIADI UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BAGU
===============================================================
IDENTITAS KLIEN
Data biografi
Nama : Tn K
Tempat &tanggal lahir : Arjangka 1 juli 1946
Pendidikan terakhir :-
Agama : Islam
Status : Duda
TB / BB : 157 cm / 35 kg
Ciri-ciri tubuh : Kurus
Alamat : Dusun Arjangka Dasan Lauk
Orang yang dekat dihubungi : Husni
Hubungan dengan usila : Anak
Alamat : Dusun Arjangka Dasan Lauk

Riwayat keluarga
a. Genogram

Keterangan :
= meninggal
= laki-laki masih hidup
= perempuan masih hidup
= hubungan perkawinan
= klien

14
Klien adalah anak kedua dari keluarganya, isterinya sudah meninggal sejak 10 tahun yg
Lalu dan dikaruniai seorang anak yang saat sekarang sudah berumur 37 tahun, sudah
berkeluarga dan saat ini klien tinggal di rumah anaknya .
Riwayat Pekerjaan :
Pekerjaan saat ini : tidak bekerja
Alamat pekerjan :-
Jarak dari rumah :-
Alat transportasi :
Pekerjaan sebelumnya :
Berapa jarak dari rumah : -
Sumber – sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan : klien tidak
bekerja ,semua kebutuhannya ditanggung oleh anaknya.
Riwayat Lingkungan Hidup
Tipe tempat tinggal : permanen
Jumlah kamar : 3 kamar
Kondisi tempat tinggal : pencahayaan cukup terang, ventilasi baik tidak lembab,
bersih tidak pengap
Jumlah orang yang tinggal di kamar : 3 orang
Derajat privasi : baik
Tetangga terdekat : Tn A P
Riwayat rekreasi
Hobby/minat :-
Keanggotaan organisasi : -
Liburan perjalanan : Saat ini klien rekreasi dengan menonton TV saja.

Sistem pendukung
Klien selalu shalat berjamaah ke masjid dekat rumahnya dan setiap hari minggu selalu
pegi ke Tuan Guru Bebante untuk mendengar ceramah agama,dan kalau ada keluhan
sakit ringan klien selalu berobat ke Puskesmas terdekat.

Status Kesehatan
Klien tidak pernah sakit yang serius yang harus di opname di Rumah sakit, saat ini
klien hanya sakit ngilu ringan di pinggang dan kurang nafsu makan, atas gejala-gejala
tersebut,tidak menghalangi klien untuk melakukan aktivitas sehari hari. Saat ini Berat
badan klien 35 kg (Data dari klien) pada saat dilakukan pengkajian.

15
KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan nafsu makan sudah menurun, makan yang disediakan sering tidak
habis, rasa sakit dan ngilu pada dengkulnya, klien menganggap penyakit itu penyakit
orang yang sudah tua
Penatalaksanaan masalah kesehatan :
Selama ini klien kalau sakit selalu berobat ke Puskesmas . Klien tidak pernah sakit
yang serius. Dan pemahaman klien mengenai penyakit yang dideritanya adalah
penyakit orang yang sudah tua
Pola persepsi pemeliharaan kesehatan
Selama ini klien tidak pernah melakukan hal-hal yang merugikan kesehatan seperti
merokok atau minum-minuman keras.
Alergi : klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan,
serta cuaca yang extrim.
Penyakit yang diderita : klien tidak mempunyai penyakit keturunan seperti Hipertensi,
DM dll

16
Pola aktifitas Hidup sehari hari
Bantun
Kemampuan Bantuan Bantuan
Independen orang lain Dependen
Perawatan Diri Alat orang lain
& peralatan
1. Makan /Minum V
2. Mandi V
3. Berpakaian V
4. Ke WC V
5. Transfering/Pindah V
6. Ambulasi V

Indeks Katz : Skor A yaitu kemandirian dalam hal makan, mandi, berpindah, berpakaian,
Nutrisi : klien mendapat jatah makan 3 kali sehari dengan menu yang cukup, setiap
porsi makan yang diberikan sering tidak dihabiskan oleh klien dengan
alasan “kurang nafsu makannya”
Eliminasi : BAB 1 kali sehari dan BAK 10 - 12 kali sehari, lancar dan tidak ada
keluhan yang berarti.
Aktifitas : klien dapat melakukan aktifitas sendiri tanpa bantuan. Waktu –waktu
luang klien memanfaatkannya dengan menonton TV yang ada didekat
tempat tidurnya dan klien merasa sangat terhibur sekali.
Istirahat & tidur : Tidak ada keluhan tentang istirahat & tidur, tidur mulai jam 22.00-
04.00 WIB dan siangnya tidak tentu.
Personal Hygeine : Klien terlihat cukup rapi dan kebersihan badan, rambut kuku
pakaian maupun tempat tidurnya cukup terjaga (bersih)
Sexual : Selama ditinggal istrii (meninggal sejak tahun 2010) klien tidak pernah
lagi melakukan hubungan seksual dan sekarang klien menganggap sudah
tidak perlu lagi karena umur sudah tua.
Rekreasi : Menonton TV yang ada didekat di tempat tidur.

17
Psikologis :
a) Persepsi klien : klien merasakan linu dan kurang nafsu makan merupakan
penyakitnya orang yang sudah tua
b) Konsep diri : Kepercayaan diri klien masih sangat tinggi, terbukti dengan pada saat
kami mewawancarainya Klien selalu menjawab dengan tepat dan meyakinkan
c) Emosi : klien sangat periang tidak pernah menunjukkan emosi yang berlebihan /
tidak pernah marah-marah
d) Adaptasi : klien tinggal bersama anaknya sekitar 10 tahun ,sebelumnya klien
tinggal di Sulawesi , dan sampai saat ini klien sudah sangat akrab dengan
tetangganya maupun masyarakat di Dusun Arjangka Dasan Lauk .
e) Mekanisme pertahanan diri : bila ada masalah klien selalu mengutarakan
masalahnya kepada anaknya, selain itu klien selalu berdo’a kepada Tuhan Yang
Maha Esa .

Tinjauan Sistem
Keadaan umum : secara umum baik.
Tingkat kesadaran : kompos mentis
GCS : membuka mata = 4, verbal = 5, psikomotor = 6
Tanda vital : nadi = 90 X/menit RR = 22 X/mnt, tensi = 120/80 mmHg
1) Sistem kardiovaskuler : bunyi jantung S1 dan S2 normal tidak ada suara tambahan
2) Sistem pernafasan : frekwensi 22 x/mnt, suara nafas vesukuler di area paru,
bronchovesikuler di percabangan bronchus dan tidak ada suara tambahan seperti
wezing, ronchi dll.
3) Sistem integumen : kulit keriput, warna sawo matang tidak ditemukan kelainan.
4) Sistem muskuloskeletal : klien masih dapat melakukan aktifitas sendiri, terasa nyeri
di bagian dengkul dan pinggangnya.
5) Sistem endokrin : klien tidak menderita sakit DM
6) Sistem gastrointestinal : klien mengalami penurunan nafsu makan, peristaltik 15
X/mnt, BAB lancar setiap pagi, konsistensi lembek.
7) Sistem persyarapan : klien tidak mengalami gangguan persyarapan
8) Sistem pengecapan : klien masih merasakan rasa manis pahit, asin tetapi merasa
berkurang dibandingkan dengan masa masih muda
9) Sistem penciuman: klien masih bisa membedakan bau-bauan seperti bau kopi dll.

18
ANALISA DATA
PENGELOMPOKAN DATA MASALAH ETIOLOGI
Data Subyektif : Perubahan nutrisi : Nafsu makan
Klien mengatakan : nafsu makannya kurang dari kebutuhan menurun
menurun , makanan yang disediakan Penurunan
tidak pernah habis, makannya hanya 2 masukan oral
kali yaitu pukul 10.00 dan 18.00, tidak
pernah makan pagi, makan hanya sedikit

Data Obyektif :
Berat badan tanggal 28 September 2020
35 kg
BB termasuk katagori Gizi kurang
Porsi yang disediakan dimakan
sebagian . Jatah makan pagi dimakan
pukul 10.00
Peristaltik 15 X/mnt
Gigi sudah tanggal semua
Data Subyektif : Gangguan rasa Destruksi sendi
Pada saat dianamnese Klien nyaman : nyeri
mengeluhkan : Rasa nyeri di daerahlutut
dan pinggangnya, persepsi klien terhadap
nyeri tsb. adalah wajar karena umur
sudah tua.

Data Obyektif :
Klien terlihat : pada daerah lutut terdapat
nyeri tekan
TD : 120/ 80 mmHg.

19
DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH
1. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan menurun,
penurunan masukan oral
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses inflamasi, destruksi sendi.

PROSES KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan menurun
yang ditandai dengan setiap makan tidak habis 1 porsi
Tujuan : Setelah tindakan keperawatan selama 1 minggu kebutuhan nutrisi klien
terpenuhi secara adekuat
Kriteria : - nafsu makan klien meningkat
- porsi yang disediakan habis
- klien makan 3 kali dengan kalori yang cukup
- Dalam waktu 1 minggu ada peningkatan BB
Intervensi :
a. Kaji pengetahuan klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh
R/ sebagai indikator dalam memberikan HE tentang Nutrisi
b. Beri penjelasan tentang pentingnya nutrisi yang adekuat bagi tubuh terutama pada
lansia
R/ Pengetahuan yang benar tentang nutrisi dapat memotivasi gairah makan klien.
c. Anjurkan klien makan sedikit sedikit tapi sering
R/ meningkatkan asupan makanan sekaligus mencegah rasa mual / muntah
d. Anjurkan klien membiasakan makan pagi
R/ pola yang baik meningkatkan asupan makanan disamping menghindari
kekosongan lambung
e. Ajarkan jenis-jenis makanan yang harus dikonsumsi oleh usila dan pentingnya
tinggi serat bagi tubuh
R/ dengan mengetahui makanan yang dikonsumsi serta pentingnya serat akan
memperbaiki pencernaan usus / proses asorbsi
f. Ciptakan lingkungan tempat makan yang bersih dan nyaman
R/ lingkungan yang bersih dan nyaman akan meningkatkan selera makan.
g. Dampingi klien saat makan
R/ Mendeteksi sekaligus mengevaluasi perkembangan selera makan klien
h. Pantau berat badan klien setiap 1 minggu sekali
R/ dengan pemantauan BB diketahui peningkatan atau penurunan BB
i. Kerjasama dengan petugas panti untuk menberikan menu klien lansia yang adekuat
R/ Sebagai upaya perbaikan menu agar meningkatkan nafsu makan

20
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses inflamasi, destruksi sendi
yang ditandai dengan klien mengeluh nyeri didaerah dengkul dan pinggangnya.
Tujuan : Setelah tindakan keperawatan selama 1 minggu nyeri klien berkurang
Kriteria : - mengungkapkan nyeri berkurang
- dapat tidur dengan nyeyak.
- terlihat rileks
Intervensi ;
a. Kaji keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan intensitas. Catat faktor yang
memperberat/ mempercepat tanda tanda nyeri
R/ membantu dalam menentukan managemen nyeri
b. Biarkan klien mengambil posisi yang nyaman pada waktu istirahat ataupun tidur
R/ Posisi yang tepat akan membantu mengurangi rasa nyeri / membatasi nyeri
c. Upayakan untuk mandi air hangat / paling tidak sediakan waslap untuk kompres
sendi yg nyeri
R/ panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan
kekakuan sendi.
d. Berikan masase lembut
R/ meningkatkan relaksasi/mengurangi ketegangan otot

21
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI.
DIAGNOSA IMPLEMENTASI
1 Tanggal ; 28 September 2020
a. Mengkaji pengetahuan klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh
b. Memberi penjelasan tentang pentingnya nutrisi yang adekuat bagi
tubuh terutama pada lansia
c. Menganjurkan klien makan sedikit sedikit tapi sering.
d. Menganjurkan klien membiasakan makan pagi.
e. Mengajarkan jenis-jenis makanan yang harus dikonsumsi oleh usila
dan pentingnya tinggi serat bagi tubuh
f. Menciptakan lingkungan tempat makan yang adekuat
g. Mendampingi klien saat makan
h. Memantau berat badan klien setiap 1 minggu sekali
i. Bekerjasama dengan petugas panti, menu klien lansia yang adekuat

2 Tanggal 28 September 2020


a. Mengkaji keluhan nyeri, mencatat lokasi nyeri dan intensitas.
Mencatat faktor yang mempercepat tanda - tanda nyeri
b. Membiarkan klien mengambil posisi yang nyaman pada waktu
istirahat ataupun tidur
c. Menganjurkan klien mandi air hangat, sediakan waslap untuk
kompres sendi
d. Memberikan masase lembut

22
CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KLIEN
NO HARI/TGL DIAGNOSA PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KET
KEPW (S O A P)
1 Senin ,28 1 S : Klien mengatakan sudah mengerti
September pentingnya nutrisi, dan harus makan 3 kali
2020 . sehari, serta makan sayuran yang berserat
dan selingi dengan makanan kering /
snack.
O : Saat ditanya, klien dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan. Klien masih
menghabiskan ¾ porsi yang disediakan.
A : masalah teratasi sebagian
P : Kerjasama dengan pendamping tentang
menu klien.
Intervensi lain tetap diberikan.

2 Senin ,28 2 S : Klien mengatakan mengerti cara agar


September nyerinya berkurang yaitu mandi air
2020 . hangat, masase ringan, minum obat yang
diberikan, mengatur posisi senyaman
mungkin .
Klien mengatakan sudah agak berkurang
nyerinya, dibandingkan dengan hari
kemarin.
O : Obat yang diberikan oleh petugas sudah
diminum namun nyeri tekan didaerah
persendian dengkulnya masih dirasakan.
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi b,c dan d

23
NO HARI/TGL DIAGNOSA PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KET
KEPW ( S OAP)
1 Selasa,29 1 S : Klien mengatakan sudah mengerti
September pentingnya nutrisi, dan harus makan 3 kali
2020 sehari, serta makan sayuran yang berserat
dan selingi dengan makanan kering /
snack.
O : Saat ditanya, klien dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan. Klien masih
menghabiskan ¾ porsi yang disediakan.
A : masalah teratasi sebagian
P : Kerjasama dengan pendamping tentang
menu klien.
Intervensi lain tetap diberikan.

2 Selasa,29 2 S : Klien mengatakan mengerti cara agar


September nyerinya berkurang yaitu mandi air
2020 hangat, masase ringan, minum obat yang
diberikan, mengatur posisi senyaman
mungkin .
Klien mengatakan sudah agak berkurang
nyerinya, dibandingkan dengan hari
kemarin.
O : Obat yang diberikan oleh petugas sudah
diminum namun nyeri tekan didaerah
persendian dengkulnya masih dirasakan.
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi b,c dan d

24
NO HARI/TGL DIAGNOSA PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KET
KEPW ( S OAP)
1 Rabu,30 1 S : Klien mengatakan sudah mengerti
September pentingnya nutrisi, dan harus makan 3 kali
2020 sehari, serta makan sayuran yang berserat
dan selingi dengan makanan kering /
snack.
O : Saat ditanya, klien dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan. Klien masih
menghabiskan ¾ porsi yang disediakan.
A : masalah teratasi sebagian
P : Kerjasama dengan pendamping tentang
menu klien.
Intervensi lain tetap diberikan.

2 Rabu,30 2 S : Klien mengatakan mengerti cara agar


September nyerinya berkurang yaitu mandi air
2020 hangat, masase ringan, minum obat yang
diberikan, mengatur posisi senyaman
mungkin .
Klien mengatakan sudah agak berkurang
nyerinya, dibandingkan dengan hari
kemarin.
O : Obat yang diberikan oleh petugas sudah
diminum namun nyeri tekan didaerah
persendian dengkulnya masih dirasakan.
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi b,c dan d

25
NO HARI/TGL DIAGNOSA PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KET
KEPW ( S OAP)
1 Kamis, 1 1 S : Klien mengatakan sudah mengerti
Oktober pentingnya nutrisi, dan harus makan 3 kali
2020 sehari, serta makan sayuran yang berserat
dan selingi dengan makanan kering /
snack.
O : Saat ditanya, klien dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan. Klien masih
menghabiskan ¾ porsi yang disediakan.
A : masalah teratasi sebagian
P : Kerjasama dengan pendamping tentang
menu klien.
Intervensi lain tetap diberikan.

2 Kamis, 1 2 S : Klien mengatakan mengerti cara agar


Oktober nyerinya berkurang yaitu mandi air
2020 hangat, masase ringan, minum obat yang
diberikan, mengatur posisi senyaman
mungkin .
Klien mengatakan sudah agak berkurang
nyerinya, dibandingkan dengan hari
kemarin.
O : Obat yang diberikan oleh petugas sudah
diminum namun nyeri tekan didaerah
persendian dengkulnya masih dirasakan.
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi b,c dan d

26
NO HARI/TGL DIAGNOSA PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KET
KEPW ( S OAP)
1 Jumat, 2 1 S : Klien mengatakan sudah mengerti
Oktober pentingnya nutrisi, dan harus makan 3 kali
2020 sehari, serta makan sayuran yang berserat
dan selingi dengan makanan kering /
snack.
O : Saat ditanya, klien dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan. Klien masih
menghabiskan ¾ porsi yang disediakan.
A : masalah teratasi sebagian
P : Kerjasama dengan pendamping tentang
menu klien.
Intervensi lain tetap diberikan.

2 Jumat, 2 2 S : Klien mengatakan mengerti cara agar


Oktober nyerinya berkurang yaitu mandi air
2020 hangat, masase ringan, minum obat yang
diberikan, mengatur posisi senyaman
mungkin .
Klien mengatakan sudah agak berkurang
nyerinya, dibandingkan dengan hari
kemarin.
O : Obat yang diberikan oleh petugas sudah
diminum namun nyeri tekan didaerah
persendian dengkulnya masih dirasakan.
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi b,c dan d

27
NO HARI/TGL DIAGNOSA PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KET
KEPW ( S OAP)
1 Sabtu,3 1 S : Klien mengatakan sudah mengerti
Oktober pentingnya nutrisi, dan harus makan 3 kali
2020 sehari, serta makan sayuran yang berserat
dan selingi dengan makanan kering /
snack.
O : Saat ditanya, klien dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan. Klien masih
menghabiskan ¾ porsi yang disediakan.
BB 35 kg
A : masalah teratasi sebagian
P : Kerjasama dengan pendamping tentang
menu klien.
Intervensi lain tetap diberikan.

2 Sabtu,3 2 S : Klien mengatakan mengerti cara agar


Oktober nyerinya berkurang yaitu mandi air
2020 hangat, masase ringan, minum obat yang
diberikan, mengatur posisi senyaman
mungkin .
Klien mengatakan sudah agak berkurang
nyerinya, dibandingkan dengan hari
kemarin.
O : Obat yang diberikan oleh petugas sudah
diminum namun nyeri tekan didaerah
persendian dengkulnya masih dirasakan.
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi b,c dan d

28
EVALUASI
Minggu,4 Oktober 2020
S : Klien mengatakan sudah mengerti pentingnya nutrisi, dan harus makan 3 kali sehari,
serta makan sayuran yang berserat dan selingi dengan makanan kering / snack.
O : Saat ditanya, klien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. Klien masih
menghabiskan ¾ porsi yang disediakan. BB 36 kg
A : masalah teratasi sebagian
P : Kerjasama dengan pendamping tentang menu klien.
Intervensi lain tetap diberikan.

Minggu,4 Oktober 2020


S : Klien mengatakan mengerti cara agar nyerinya berkurang yaitu mandi air hangat,
masase ringan, minum obat yang diberikan, mengatur posisi senyaman mungkin .
Klien mengatakan sudah agak berkurang nyerinya, dibandingkan dengan hari
kemarin.
O : Obat yang diberikan oleh petugas sudah diminum namun nyeri tekan didaerah
persendian dengkulnya masih dirasakan.
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi b,c dan d

29

Anda mungkin juga menyukai