Agama Dan Arti Lingkupnya
Agama Dan Arti Lingkupnya
DISUSUN OLEH
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil Alamin, puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Drs. H Rasyid Siddiq, M.pd. I Selaku dosen mata pelajaran Al
Islam I, serta kepada teman - teman yang telah membantu yaitu dengan memberi semangat dan motivasi
Akhirnya melalui sebuah do’a dan harapan, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Metro, September 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan
dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan. Banyak agama
memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan /
atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka
tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas,etika, hukum agama atau gaya
hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang
berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Kata "agama" berasal
dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi”. Kata lain untuk menyatakan konsep ini
adalah religiyang berasal dari bahasa Latin religiodan berakar pada kata kerja re-ligareyang berarti
"mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepadaTuhan.
Menurut filolog Max Müller, akar kata bahasa Inggris "religion", yang dalam bahasa
Latin religio, awalnya digunakan untuk yang berarti hanya "takut akan Tuhan atau dewa-dewa,
merenungkan hati-hati tentang hal-hal ilahi, kesalehan" ( kemudian selanjutnya Cicero menurunkan
menjadi berarti " ketekunan " ).[11][12]Max Müller menandai banyak budaya lain di seluruh dunia,
termasuk Mesir, Persia, dan India, sebagai bagian yang memiliki struktur kekuasaan yang sama pada
saat ini dalam sejarah. Apa yang disebut agama kuno hari ini, mereka akan hanya disebut sebagai
"hukum".
Banyak bahasa memiliki kata-kata yang dapat diterjemahkan sebagai "agama", tetapi
mereka mungkin menggunakannya dalam cara yang sangat berbeda, dan beberapa tidak memiliki
kata untuk mengungkapkan agama sama sekali. Sebagai contoh, dharma kata Sanskerta, kadang-
kadang diterjemahkan sebagai "agama", juga berarti hukum. Di seluruh Asia Selatan klasik, studi
hukum terdiri dari konsep-konsep seperti penebusan dosa melalui kesalehan dan upacara serta
tradisi praktis. Medieval Jepang pada awalnya memiliki serikat serupa antara "hukum kekaisaran"
dan universal atau "hukum Buddha", tetapi ini kemudian menjadi sumber independen dari
kekuasaan.
Tidak ada setara yang tepat dari "agama" dalam bahasa Ibrani, danYudaisme tidak
membedakan secara jelas antara, identitas keagamaan nasional, ras, atau etnis.[16] Salah satu konsep
pusat adalah "halakha" , kadang-kadang diterjemahkan sebagai "hukum" ",yang memandu praktek
keagamaan dan keyakinan dan banyak aspek kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian agama menurut bahasa (etimologi) atau secara lughawi, menurut H.M
Syafaat, bahwa agama berarti “tidak kacau”. Kata agama itu berasal dari bahasa Sansekerta yaitu a =
tidak, gama = kacau (tidak kacau). Pengertian agama secara istilah adalah sesuatu yang membawa
peraturan yang merupakan hukum yang harus dipatuhi, menguasai diri seseorang dan membuat ia
tunduk dan patuh kepada Tuhan dengan menjalankan ajaran itu, membawa kewajiban-kewajiban yang
kalau tidak dijalankan menjadi utang.kewajiban dan kepatuhan membawa faham pembalasan,
Pengertian Islam secara etimologi adalah sebagai berikut : Islam itu berasal dari bahsa Arab,
dari bentuk masdar (isim masdar, dalam istilah ilmu sharaf) yaitu “penyerahan diri (menyerahkan diri)”.
Sedangkan pengertian Islam secara istilah adalah sebagai berikut : Islam adalah agama yang mengatur
manusia agar menjadi selamat, sejahtera, aman, damai, dan menyerahkan diri kepada Allah, patuh dan
tunduk kepada-Nya serta mau beribadah dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Secara kongkrit
pengertian agama Islam menurut istilah adalah sebagai berikut : Agama Islam yang diturunkan oleh Allah
kepada Nabi Muhammad SAW yang disiarkan dengan dakwah ke seluruh penjuru dunia, memberikan
petanda bahwa Islam diperuntukkan bagi semua manusia yang berada di muka bumi. Kesempurnaan,
keuniversilan dan kecocokan ajaran Islam dalam kehidupan manusia baik kehidupan masa lalu, masa
sekarang, maupun masa yang akan datang jelas memberikan pandangan yang luas kepada manusia
bahwa Islam mempunyai konsepsi yang matang, terarah dan sesuai dengan perkembangan zaman yang
sebagian besar ditandai dengan akselerasi peradaban, rekayasa industri dan teknologi.aksioma yang
dapat diterima bahwa Islam pada prinsipnya adalah agama yang mengatur manusia di dunia agar
memenuhi perintah Tuhannya dan selalu mentaatinya, dan tunduk serta tawakal untuk mencapai
Islam merupakan agama yang Allah turunkan kepada semua Rasul-Nya dari sejak Rasul
pertama hingga yang terakhir, agar ia menjadi rahmat bagi seluruh makhluk alam ini. Islam datang
dalam bentuk konsep, aturan, undang-undang, prinsip serta ideologi yang harus diberlakukan
kepada setiap manusia agar manusia meraih kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat.
Secara Istilah pengertian islam lebih luas dari apa yang didefinisikan oleh para ulama. Yang
demikian itu karena adanya hadits Rasullah SAW yang menjelaskan makna Islam, diantaranya adalah
sebagai berikut ini :
a. Islam adalah engkau bersyahadat bahwasanya tiada illah melainkan Allah dan bahwasanya Nabi
Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan sholat, menunaikan zakat, melaksanakan shaum
dibulan Ramadhan dan pergi Haji ke baitullah jika mampu. ( Potongan hadits Jibril yang diriwayatkan
oleh Muslim)
b. Islam itu memiliki delapan saham; Islam itu sendiri merupakan saham, shalat juga termasuk
saham, zakat adalah saham, shaum adalah saham, Haji termasuk saham, amar ma'ruf termasuk
saham, nahi munkar termasuk saham, berjihad termasuk saham, maka celakalah orang yangn
tidak memiliki saham itu. (HR. Al Bazzar)
B. Ruang Lingkup Agama Islam
Ruang lingkup ajaran islam meliputi tiga bidang yaitu aqidah, syari’ah dan
akhlak
a. Aqidah
Aqidah arti bahasanya ikatan atau sangkutan. Bentuk jamaknya ialah aqa’id.
Arti aqidah menurut istilah ialah keyakinan hidup atau lebih khas lagi iman.
Sesuai dengan maknanya ini yang disebut aqidah ialah bidang keimanan dalam
islam dengan meliputi semua hal yang harus diyakini oleh seorang
qada’dan qadar
b. Syari’ah
Syari’ah arti bahasanya jalan, sedang arti istilahnya ialah peraturan Allah yang
mengatur hubungan manusia dengan tiga pihak Tuhan, sesama manusia dan
tuhan disebut ibadah, dan yang mengatur hubungan manusia dengan sesama
manusia dan alam seluruhnya disebut Muamalah. Rukun Islam yang lima yaitu
syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji termasuk ibadah, yaitu ibadah dalam
artinya yang khusus yang materi dan tata caranya telah ditentukan secara
· Munakahat (perkawinan), termasuk di dalamnya soal harta waris (faraidh) dan wasiat
· Akhlak/etika
c. akhlak
Akhlak adalah berasal dari bahasa Arab jamat dari “khuluq” yang artinya perangai atau tabiat. Sesuai
dengan arti bahasa ini, maka akhlak adalah bagian ajaran islam yang mengatur tingkahlaku perangai
manusia. Ibnu Maskawaih mendefenisikan akhlak dengan “keadaan jiwa seseorang yang
mendorongnya melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan fikiran”. Akhlak ini
meliputi akhlak manusia kepada tuhan, kepada nabi/rasul, kepada diri sendiri, kepada keluarga,
kepada tetangga, kepada sesama muslim, kepada non muslim. Dalam Islam selain akhlak dikenal
juga istilah etika. Etika adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa
yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh
manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus
diperbuat (Amin, 1975 : 3) Jadi, etika adalah perbuatan baik yang timbul dari orang yang
melakukannya dengan sengaja dan berdasarkan kesadarannya sendiri serta dalam melakukan
perbuatan itu dia tau bahwa itu termasuk perbuatan baik atau buruk. Etika harus dibiasakan sejak
dini, seperti anak kecil ketika makan dan minum dibiasakan bagaimana etika makan atau etika
minum, pembiasaan etika makan dan minum sejak kecil akan berdampak setelah dewasa. Sama
halnya dengan etika berpakaian, anak perempuan dibiasakan menggunakan berpakaian berciri khas
perempuan seperti jilbab sedangkan laki-laki memakai kopya dan sebagainya. Islam sangat
memperhatikan etika berpakai sebagaimana yang tercantum dalam surat al-Ahsab di atas.
C. Pentingnya Agama Bagi Manusia
manusia terhadap agama. Ketiga alasan tersebut secara singkat dapat dikemukakan
sebagai berikut.
dalam ajaran Islam, yakni bahwa agama adalah kebutuhan fitri manusia.
keagamaan yang ada dalam diri manusia inilah yang melatarbelakangi perlunya
manusia pada agama. Oleh karenanya, ketika datang wahyu Tuhan yang
menyeru manusia agar beragama, maka seruan tersebut memang amat sejalan
dengan fitrahnya itu. Dalam konteks ini kita dapat melihat ayat al-qur’an surat
agama Allah; tetaplaj atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia sesuai
ciptaan Tuhan lainnya sudah dilengkapi dengan kemampuan mengenal dan memahami
kebenaran dan kebaikan yang terpancar dari ciptaan-Nya. Lebih lanjut, pengertian
lapangan kegiatan manusia yang amat luas adalah terletak pada kemampuan
pula dijumpai dalam al-qur’an surat Al-A’raf ayat 172 yang artinya: “Dan
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
Bukanlah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami),
kami menjadi saksi (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu
dengan jelas bahwa manusia secara fitri merupakan makhluk yang memiliki
dalam salah satu hadisnya yang mengatakan bawha setiap anak yang dilahirkan
manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi beragama ini dapat dilihat
adanya Tuhan, sungguhpun Tuhan yang mereka percayai itu terbatas pada daya
dengan ruh atau jiwa yang memiliki karakter dan kecenderungan baik dan
buruk yang selanjutnya mereka beri nama agama animisme. Roh dan jiwa itu
untuk menginformasikan bahwa Tuhan yang mereka cari itu adalah Allah yang
disampaikan para nabi. Dengan demikian, sebutan Allah bagi Tuhan bukanlah
hasil khayalan manusia dan bukan pula hasil seminar, penelitian, dan
sebagainya. Sebutan atau nama Allah bagi Tuhan adalah disampaikan oleh
Tuhan sendiri.
kita jumpai pendapatnya bahwa pada diri manusia terdapat sifat dasar ke-
mengacu kepada unsur batiniah dan Ilahiah. Jika manusia mampu meredam
Faktor lain yang melatarbelakangi manusia memerlukan agama adala karena di samping
manusia memiliki berbagai kesempurnaan juga memiliki kekurangan. Hal ini antara lain diungkapkan
oleh kata an-nafs. Menurut Quraish Shihab, bahwa dalam pandangan al-qur’an, nafs diciptakan
Allah dalam keadaan sempurna yang berfungsi menampung serta mendorong manusia berbuat
kebaikan dan keburukan, dan karena itu sisi dalam manusia inilah yang oleh al-qur’an dianjurkan
untuk diberi perhatian lebih besar. Seperti yang tertera dalam al-qur’an surat Al-Syams ayat 7-8 yang
artinya: “Demi nafs serta penyempurnaan ciptaan, Allah mengilhamkan kepadanya kefasikan dan
ketakwaan.”
Menurut Quraish Shihab bahwa kata mengilhamkan berarti potensi agar manusia
melalui nafs menangkap makna baik dan buruk, serta dapat mendorongnya untuk melakukan
kebaikan dan keburukan. Tetapi katanafs dalam pandangan kaum sufi merupakan sesuatu yang
melahirkan sifat tercela dan periaku buruk. Pengertian kaum sufi tentang nafs ini sama dengan yag
terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indoneisa yang antara lain menjelaskan bahwa nafs adalah
dorongan hati yang kuat untuk berbuat yang kurang baik. Selanjutnya, Quraish Shihab mengatakan,
walaupun al-qur’an menegaskan bahwa nafs berpotensi positif dan negatif, namun doperoleh pula
isyarat bahwa pada hakikatnya potensi positif manusia lebih kuat daripada daya tarik negatifnya,
hanya aja daya tarik keburukan lebih kuat daripada daya tarik kebaikan. Untuk menjaga
kesucian nafs ini manusia harus selalu mendekatkan diri pada Tuhan dengan bimbingan agama, dan
di sinilah letaknya kebutuhan manusia terhadap agama.
3. Tantangan Manusia
Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena manusia dalam
kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang datang dari dalam maupun dari
luar. Tantangan dari dalam dapat berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan setan, sedangkan tantangan
dari luar dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang dilakukan manusia yang secara sengaja berupaya
ingin memalingkan manusia dari Tuhan. Mereka dengan rela mengeluarkan biaya, tenaga, dan pikiran
yang dimanifestasikan dalam berbagai bentuk kebudayaan yang di dalamnya mengandung misi
menjauhkan manusia dari Tuhan. Seperti yang tertera dalam al-qur’an surat Al-anfal ayat 36 yang
artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu menafkahkan harta mereka untuk menghalangi
Untuk itu, upaya mengatasi dan membentengi manusia adalah dengan mengajar mereka agar taat
menjalankan agama. Godaan dan tantangan hidup demikian itu, saat ini semakin meningkat, sehinga
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang telah dibahas maka daat ditarik kesimpulan sebgai berikut
1. Secara garis besar pengertian agama berarti “tidak kacau”. Kata agama itu berasal dari bahasa Sansekerta
yaitu a = tidak, gama = kacau (tidak kacau) yang membawa peraturan dan merupakan hukum yang harus
dipatuhi, menguasai diri seseorang dan membuat ia tunduk dan patuh kepada Tuhan dengan
menjalankan ajaran itu, membawa kewajiban-kewajiban yang kalau tidak dijalankan menjadi
mengingkarinya memperoleh balasan buruk. Ruang lingkup agama secara umum memiliki tiga bidang
2. Sekurang-kurangnnya ada tiga alasan yang melatar belakangi perlunya manusia terhadap agama yaitu :
3. Tantangan Manusia.
Untuk itu, upaya mengatasi dan membentengi manusia adalah dengan mengajar mereka agar taat
menjalankan agama. Godaan dan tantangan hidup demikian itu, saat ini semakin meningkat, sehinga
Jianto, Ari. 2012. Agama Islam. (online). (http://wordpress.com/diakses pada 17 September 2014)