Anda di halaman 1dari 7

NAMA: ANISYA PUTRI HANIPASHYA

NIM : 19330043
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
SINTESIS IODOFORM

I. DASAR TEORI

Iodoform merupakan termasuk senyawa halaform selain kloroform dan


bromoform. Halogenasi dapat digunakan sebagai dasar uji iodoform untuk
senyawa – senyawa metil keton. Iodoform merupakan senyawa dengan formulasi
CHI3, sebuah kuning pucat, kristal, zat volatil, memiliki bau tajam bau ini kadang
– kadang disebut seperti bau rumah sakit dan analog dengan klorofrom, rasa
manis hal ini kadang – kadang digunakan sebagai desinfektan. Iodoform pertama
kali ditemukan oleh Georges Servias tahun 1822 dan rumus molekul yang telah
diidentiikasi oleh Jean – Baptiste Dumas pada taun 1834, hal ini disintesis dalam
reaksi haloform dalam reaksi iodium dan natrium hidroksida dengan salah satu
dari 4 jenis senyawa etalc yaitu etal keton : CH3COR asetaldehid (CH3CHO),
etanol (CH3 CH2 OH) dan sekunder tertentu alcohol     (CH3 CH2 OH, dimana R
adalah gugus akil atau aril).

Gambar 1. Mekanisme Reaksi Sintesa Iodoform

            Reaksi iodium dengan metil keton sangat handal bahwa uji


iodoforrm  munculnya endapan kuning digunakan untuk menyelidiki metil keton.
Hal ini juga terjadi bila pengujian untuk alkohol sekunder (metil alkohol).
Beberapa reagen misalnya hidrogen iodida mengkonversi iodoform untuk
diodamethane. Juga konversi karbon dioksida mungkin iodoform bereaksi dengan
air perak nitrat untuk menghasilkan karbamoil dioksidanid (CH2NO3) yang
dioksidasi

 dengan campuran asam sulfat dan pentaoksida iodium. Bila dicampurkan dengan
unsur perak bubuk iodoform berkurang menghasilkan asetilena. Setelah
pemanasan iodoform terurai menghasilkan iodium diatomik, gas hidrogen iodida
dan karbon (Wertheim, 1953).

            Menurut Wibowo (2009), iodoform terbuat dari bubuk dengan kristal


heksaganol berwarna kuning, sedikit larut air (1:10.000), larut dengan alkohol (1:
60) dan dalam eter (1: 73). Selama bertahun-tahun pasta yang mengandung
iodoform digunakan sebagai antiseptik, karena pelepasan iodin bila berkontak
dengan sekresi atau infeksi endodontik. Salah satu contoh adalah pasta krim. Pasta
krim merupakan campuran iodoform, kamfer, perak larofenol, dan mentol. Bahan
jika terdorong ke jaringan periapikal dapat segera digantikan oleh jaringan yang
normal. Pasta krim juga bersifat bakterisidal dan mudah untuk diaplikasikan dan
diambil kembali bila diperlukan. Kelemahan iodoform adalah bersifat mengiritasi
jaringan periapikal dan menyebabkan sementum dan nekrosis. Campuran
iodoform dan bismuth dilaporkan menyebabkan ensefalopati jika digunakan untuk
mengompres luka setelah operasi di daerah kepala dan leher. Iodoform juga
direabsorpsi lebih cepat daripada reabsorpsi  fisiologis.

            Berdasarkan penelitian Nurdina et al. (2012), L. acidophilus merupakan


bakteri yang berperan pada lesi karies lanjut sehingga bahan antibakteri ini
kemungkinan dapat dimanfaatkan sebagai bahan antibakteri tambahan pada pulp
capping dalam ilmu kedokteran gigi kuratif. Bahan antibakteri tambahan pada
pulp capping ini digunakan untuk memastikan sisa bakteri yang ada. Bahan
tersebut adalah iodoform salah satu kompleks iodoform adalah povidone iodine.
Kandungan povidone iodin terdapat dalam betadine solution yaitu sebesar 10%.
Iodin telah diketahui mempunyai efek brood spectrum untuk bakteri juga efektif
dalam melawan jamur, virus, dan protozoa. Dalam 10% providan iodin
mengandung 1% iodin aktif yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri
dengan cara merusak zat organik bakteri. Bahan ini akan mengubah tegangan
permukaan membran sel bakteri sehingga keutuhan membran sel akan rusak.

Iodoform merupakan senyawa kimia yang dapat disintesis berdasarkan reaksi


halogenasi (halogenasi pada dasarnya adalah reksi substansi atau penggantian
karena atom halogen menggantikan posisi hidrogen dalm struktur) dengan bahan
dasar iodium yang direaksikan dengan aseton yang menggunakan bantuan natrium
hidroksida sebagai katalisator. Iodoform merupakan suatu zat kimia yang banyak
digunakan dalam bidang farmasi sebagai desinfektan dan antiseptik. Antiseptik
merupakan zat yang bekerja baktriostatik, biasanya dipakai pada infeksi bakteri
pada kulit mukosa dan melawan bakteri pada luka sedangkan desinfektan
merupakan zat yang bekerja bakterisid, digunakan untuk membebaskan ruangan
dan pakaian dari mikroba. Iodoform kadang-kadang sebagai antiseptik dan
desinfektan dibidang kedokteran gigi (Vogel, 1979).
            Iodoform merupakan antiseptik yang sangat efektif untuk kulit utuh, maka
sebagai tinctur iod banyak digunakan sebelum injeksi. Efek sampingnya berwarna
coklat dan kadang terjadi dermatitis (alergi kulit) hampir semua kuman patogen
termasuk fungi dan virus dimatikan oleh iodoform. Begitu pula spora, walaupun
diperlukan waktu yang lebih lama. Larutan 2 % memerlukan 2-3 jam. Hidrogen
peroksida dan iodoform dapat menunda penumbuhan luka dengan larutan garam
normal  steril merupakan teknik pembersih yang baik. Meskipun bilangan dan
sprei dan jaringan air pada luka dekronik banyak dipakai, teknik – teknik sering
kali tidak efektif untuk melepaskan dibris dan bahkan dapat memaksa bakteri
masuk kedalam jaringan granulasi. Aliran air mungkin dapat membantu pada
sebagian pasien dengan ulkus tangkai bawah. Jika cara–cara ini gagal, maka
depridimen dengan dereksi tajam mungkin merupakan  metode terbaik untuk
membersihkan luka yang kronis. Penentuan iodometrik secara luas digunakan
untuk biji maupun logam campur, cara- caranya memberikan hasil-hasil yang baik
sekali dan lebih cepat daripada penentuan tembaga dengan cara elektrolisa biji
tembaga biasanya mengandung besi, arsen dan antimon. Unsur-unsur ini pada
keadaan oksidasi yang lebih tinggi akan mengoksidasi iodida sehingga
mengganggu beberapa tindakan pencegahan harus diambil dalam menangani
larutan kalium iodida untuk menghindari kesalahan  Iodoform merupakan suatu
zat kimia yang banyak digunakan dalam bidang farmasi sebagai desinfektan dan
antiseptik  Antiseptik merupakan zat yang bekerja bakteriostatik, biasanya dipakai
pada infeksi bakteri pada kulit, mukosa dan melawan bakteri pada luka.
Sedangkan desinfektan merupakan zat yang bekerja bakterisida, digunakan untuk
membebaskan ruang dan pakaian dari mikroba. Iodoform kadang – kadang
sebagai antiseptik dan desinfektan di bidang kedokteran gigi. Walaupun demikian,
sekarang iodoform telah jarang disintesis karena dapat menimbulkan efek toksik
pada jantung sehingga telah digantikan dengan bahan lain yang lebih aman
penggunaannya dan lebih sedikit efek sampingnya (Corey, 2006).

II. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. labu Erlenmeyer
2. Penangas Air
3. Corong Buchner
4. Corong Corong pisah
5. Kertas saring
6. Gelas kimia
7. Labu bundar
8. Gelas Ukur
9. Kondensor
Bahan :
1. Larutan Kalium iodide
2. Aseton
3. Larutan natrium hipoklorit
4. Etanol 95%
III. HASIL DAN REAKSI / PEMBAHASAN
1. Masukan100 ml air ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL, kemudian
masukan 6 gram kalium iodida dan atambahkan 2 mL aseton.
Aquadest 50 ml + 3 gram KI menjadi bening
Penambahan aseton berfungsi sebagai penghasil warna merah
kecoklatan pada larutab yang menandakan reaksi halogenasi
2. Tambahkan larutan natrium hipoklorit 5% sedikit demi sedikit ke
dalam larutan diatas sampai zat padat kloroform tidak terbentuk lagi
( diperlukan kira-kira sebanyak 65 mL)
Campuran awal + 1 ml aseton menjadi larutan tidak berwarna
Natrium hipoklorit digunakan untuk mempercepat kristalisasi
Campuran + 2ml ca(clo)2 membentuk warna merah
kecoklatan,setelah didiamkan terdapat endapan
3. Diamkan campuran reaksi selama 10 menit dan saring dengan corong
Buchner.
4. Cuci Kristal dengan air sebanyak 2 sampai 3 kali, kemudian biarkan
kering di udara
Residu yang dikeringkan untuk memperoleh senyawa iodoform dalam
bentuk serbuk
5. Rekristalisasi padatan kuning iodoform yang terbentuk, dengan etanol
95%, dengan cara sebagai berikut:
a) Masukan padatan kuning iodoform dalm labu bundar 100 mL, yang
telah dilengkapi dengan kondensor
b) Tambahkan 100 mL etanol 95% dan panaskan di atas penganas air
sampai mendidih.
c) Tambahkan lagi etanol sedikit demi sedikit melalui kondensor sampai
seluruh iodoform larut( dibutuhkan kira–kira 50 mL)
d) Saring larutan melalui kertas saring dan corong, selama masih panas.
Kemudian dinginkan di udara selanjutnya dengan air es e) Saring iodoform
yang diperoleh dengan corong Buchner dan keringkan di udara.
f) Identifikasi iodoform dengan cara menguji titik lelehnya
pada larutan yang ditambahkan natrium hipoklorit 5 % larutannya
berubah menjadi warna kuning seperti air perasan jeruk lemon dan
terdapat endapat didalamnya
endapannya disarinng untuk memperoleh Kristal kuningnya
tujuan pemberian etanol untuk melarutkan Kristal iodoform
pemanasan bertujuan untuk membantu proses kelarutan
Pembahasan
Pada praktikum kali ini melakukan percobaan sintesa iodoform. Prosedur
pertama yang dilakukan adalah memasukkan 50 ml air kedalam
Erlenmeyer 250 ml . lalu masukkan 3 gram kalium iodide dan tambahkan
1 ml aseton lalu masukkan larutan natrium hipoklorit secara perlahan lahan
kedalam larutan diatas sampai zat padat kloroform tidak terbentuk lagi.
Maka hasil yang diperoleh dalam pencampuran bahan tersebut adalah
endapan dalam larutan dan larutan tersebut berwarna kuning seperti
perasan jeruk lemon yang terdapat endapan dengan warna lebih pucat
dalam larutan tersebut. Diamkan campuran reaksi tersebut kurang lebih 10
menit dan saring larutan yang terdapat endapan tersebut dengan
menggunakan corong Buchner yang selanjutnya cuci Kristal dengan air
sebanyak 2-3 x kemudian biarkan endapan yang sudah disaring tersebut
diudara.
Yang kedua dilakukan pada prosedur kali ini adalah memasukkan 50 ml
air kedalam labu Erlenmeyer 250 ml,kemudianmasukkan 3 gram KI dan
tambahkan 1 ml aseton kedalam labu Erlenmeyer. Selanjutnya masukkan
larutan kaporit secara perlahan kedalam larutan tersebut sampai kira-kira
35 ml atau terjadi pengendapan ,namun setelah semua larutan dimasukkan
kedalam campuran air ,3 gram KI dan aseton tidak terjadi pengendapan
dalam campuran tersebut yang terjadi hanyalah perubahan warna dari
pencampuran yang berwarna putih,menjadi campuran yyang berwarna
merah kecoklatan pekat,perbandingan yang didapat pada kedua campuran
tersebut adalah larutan pertama saat air,aseton,dan KI dimasukkan dalam
Erlenmeyer lalu ditambahkan Na hipklorit yang terjadi ada 2 perubahan
warna menjadi warna kuning pucat seperti perasan air jeruk lemon dan
terdapat endapan dengan warna sedikit agak pekat kuningnyadibanding
larutan air diatasnya dan pada campurann larutan kedua saat dimasukkan
air,aseton,dan Na hipoklorit kedalam Erlenmeyer , seluruh campuran
berwarna putih bening seperti biasa kalau berubah campuran laruttannya
menjadi warna merah kecoklatan pekat dan tidak terdapat endapan
didalamnya hanya terbentuj satu lapisan saja ,setelah itu larutan pertama
yang terdapat endapan didalamnya disaring menggunakan corong yang
dilapisi kertas saring yang dibawahnya terdapat Erlenmeyer,setelah
disaring dipisahkan hasil endapan dan dikeringkan diudara.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006. ”Penuntun Praktikum Kimia Organik Sintesis”. UMI.


Makassar     

Depkes RI., 1979. ”Farmakope Indonesia Edisi III”.


Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.

Ebel, Siegrfried.1992. Obat Sintetik. Buku Ajar Dan Buku


Pegangan. Gadjah Mada University  Press : Yogyakarta.

G. Paul. (1968). ”The Merck Index Eighth Edition”. Rahway : USA

Genaro R Alfonso, (1990). “Remington`s Pharmaceutical Sciences”.


Mack   Publishing Company. Easton, Pennsylvania.

Reksohadiprodjo, Samhoedi. (1976). ”Kimia Farmasi


Preparatif”. UGM :  Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai