Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pembangunan jalan tol Solo-
Kertosono terhadap hak ekonomi masyarakat Desa Kasreman Kecamatan Geneng Kabupaten
Ngawi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian dilakukan di Desa Kasreman Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi dengan teknik
pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Kesimpulan dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa pembangunan jalan tol Solo-Kertosono mengakibatkan
dampak positif dan negatif. Dampak positif yaitu membuka peluang bagi pelaku usaha untuk
membuka usaha sekitar pembangunan jalan tol, sedangkan dampak negatifnya pembangunan
jalan tol menyebabkan pendapatan petani menurun karena lahan pertanian berkurang, tidak
dapat mengurangi jumlah pengangguran di Desa Kasreman karena tidak adanya pelibatan
masyarakat dalam pembangunan tersebut.Pembangunan jalan tol Solo-Kertosono merupakan
pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan karena pembangunan tersebut
mengakibatkan berkurangnya lahan yang masih produktif sekitar 12 Ha, menyebabkan
hilangnya saluran irigasi sawah, hilangnya akses jalan menuju sawah seberang serta
meningkatnya polusi udara karena banyaknya kendaraan besar bermuatan material.
Kata kunci: Pembangunan Jalan Tol, Hak Ekonomi
Abstract
The purpose of this study is to determine the impact of the construction of Solo-
Kertosono toll road to the economic rights of the people of Kasreman Village, Geneng, Ngawi
District. The type of this research is descriptive by using qualitative approach. The research
was conducted in Kasreman Village, Geneng Subdistrict of Ngawi District with data
collecting technique through interview, observation and documentation. The conclusion of the
research shows that the construction of the Solo-Kertosono toll road has a positive and
negative impact. Positive impact is opening opportunities for business actors to open a
business around toll road development, while the negative impact of toll road development
causes farmers' income decreased due to reduced agricultural land, can not reduce the
number of unemployed in Kasreman village due to the absence of public involvement in the
development. the Solo-Kertosono toll road is an environmentally insecure development
because the development resulted in less productive land loss of around 12 Ha, causing loss
of irrigation channels, loss of access road to the other rice fields and increased air pollution
due to the large number of large vehicles loaded with material.
Keywords: Toll Road Construction, Economic Rights
Copyright © 2017, Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/citizenship
ISSN: 2302-433X (print) 2579-5740 (online)
Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3 No 1 Maret 2017, hal 108-120
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
ISSN: 2302-433X (print) 2579-5740 (online)
menghubungkan 2 (dua) propinsi yaitu (2010: 65) menjelaskan bahwa hak asasi
Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur ini ekonomi (proverty rights), yaitu hak untuk
merupakan proyek transjawa yang disebut memiliki sesuatu, membeli, dan menjual
sebagai mega proyek. Proyek jalan tol ini sesuatu serta memanfaatkannya.
adalah jalan tol Solo-Kertosono yang dibagi Padahal dalam Undang-Undang Dasar
ke dalam 2 (dua) ruas yaitu Solo-Ngawi dan Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Ngawi-Kertosono. Wilayah Kabupaten Pasal 33 ayat (3) yang menjelaskan bahwa
Ngawi merupakan salah satu dari 6 (enam) bumi, air dan kekayaan alam yang
kabupaten yang dilewati oleh pembangunan terkandung di dalamnya yang diletakkan
jalan tol sehingga sebagian masyarakat dalam penguasaan negara itu digunakan
Kabupaten Ngawi tidak lepas dari dampak untuk mewujudkan sebesar-besarnya
sosial dan ekonomi akibat pembangunan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.
tersebut. Fokus penelitian dimaksudkan untuk
Jalan tol memiliki beberapa tahap memperjelas beberapa masalah dalam suatu
pembangunan. Untuk tahap pelaksanaan penelitian. Berdasarkan latar belakang
yang pertama adalah prakonstruksi yaitu masalah, maka fokus penelitian dalam
pembebasan lahan untuk proyek jalan tol. penelitian ini adalah dampak pembangunan
Pembebasan lahan pada proyek jalan tol jalan tol Solo-Kertosono terhadap hak
Solo-Kertosono ini melewati lahan yang ekonomi, pembangunan jalan tol yang
sebagian besar digunakan penduduk desa berwawasan lingkungan, mekanisme ganti
untuk pertanian. Untuk itu, masyarakat rugi yang sesuai prosedur, pelibatan atau
yang terkena pembebasan lahan untuk partisipasi masyarakat Desa Kasreman
pembangunan jalan tol mendapatkan dalam pembangunan jalan tol solo-
kompensasi sebagai ganti rugi berupa uang Kertosono.
tunai sebesar lahan yang dilewati proyek Berdasarkan latar belakang dan fokus
jalan tol tersebut. Meskipun demikian penelitian tersebut, maka tujuan penelitan
dampak dari pembebasan lahan untuk ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pembangunan jalan tol sangat dirasakan dampak positif dan negatif Pembangunan
oleh masyarakat desa terutama petani sebab Jalan Tol Solo-Kertosono terhadap hak
lahan pertanian yang dijadikan sumber mata ekonomi masyarakat Desa Kasreman
pencaharian utama semakin berkurang. Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi,
Selain itu, lahan pertanian menjadi 2 (dua) untuk mengetahui solusi yang dapat
bagian karena terpisah oleh pembangunan ditawarkan dalam pembangunan jalan tol
jalan tol, hal tersebut tentunya menjadi Solo-Kertosono untuk melindungi hak
kendala petani mengenai irigasi atau ekonomi masyarakat Desa Kasreman
pengairan. Dampaknya adalah pada hak Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi.
ekonomi masyarakat berkaitan dengan Kegunaan penelitian secara umum,
haknya sebagai warga negara untuk hasil penelitian ini diharapkan dapat
mendapatkan kemakmuran dari negara dijadikan titik tolak untuk penelitian sejenis
sebagai berikut jumlah pendapatan dari yang lebih mendalam dan dalam lingkup
pertanian menurun sebab lahan yang yang lebih luas.Selain itu penelitian ini juga
digunakan untuk kegiatan pertanian semakin bermanfaat untuk dijadikan referensi bagi
berkurang hal tersebut berkaitan dengan hak peneliti selanjutnya yang terkait dengan
masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan pembangunan jalan tol Solo-Kertosono. Dan
dan penghidupan yang layak serta secara praktis, untuk masyarakat Desa
ketidakpuasan masyarakat atas nilai dan Kasreman, hasil penelitian ini dapat
proses ganti rugi (lahan, pekarangan dan dijadikan suatu saran pemikiran kepada
bangunan). Sedangkan Heri dan Jumanta pemerintahan desa dalam melindungi hak
alat lainnya. Data primer diperoleh secara terhadap kegiatan yang sedang
mentah-mentah dari masyarakat dan masih berlangsung”.
memerlukan analisa lebih lanjut”. Jadi data Wawancara
yang didapat berasal dari informan yang “Wawancara atau interview adalah
memiliki jabatan/status yang ada di desa suatu bentuk komunikasi verbal jadi
Kasreman yaitu Kepala Desa Kasreman, semacam percakapan yang bertujuan
Pamong Desa Kasreman, masyarakat Desa memperoleh informasi. Dalam wawancara
Kasreman yang terkena pembebasan lahan pertanyaan dan jawaban diberikan secara
untuk pembangunan jalan tol dan tokoh verbal. Biasanya komunikasi ini dilakukan
masyarakat. dalam keadaan saling berhadapan, namun
Sedangkan data sekunder adalah data komunikasi dapat juga dilaksanakan melalui
primer yang telah diolah atau diproses yang telepon” (Nasution, 2012: 113).
dapat disajikan dalam bentuk diagram atau Dokumentasi
tabel. Menurut Subagyo, (2015: 88) Guba dan Lincoln (dalam Moleong,
menjelaskan “Data sekunder adalah data 2012: 216-217) menjelaskan “dokumen
yang diperoleh dari atau berasal dari bahan ialah setiap bahan tertulis ataupun film, lain
kepustakaan”. Data sekunder berarti data dari record, yang tidak dipersiapkan karena
yang berasal dari data primer yang diolah adanya permintaan seorang penyidik”.
dalam bentuk diagram atau tabel. Selain dari Metode ini sangat penting juga dalam
bahan kepustakaan data sekunder dapat mengumpulkan data karena jika ada
diperoleh dari dokumen yang dimiliki kekeliruan datanya masih tetap karena yang
instansi yang bersangkutan, misalnya di amati adalah benda mati. Pengumpulan
Peraturan desa, Profil Desa, foto hasil data dengan meneliti catatan-catatan sangat
pembangunan maupun dokumen-dokumen penting dan sangat erat hubungannya
yang ada dalam kantor desa. dengan obyek penelitian.
Menurut Sugiyono (2007: 222) dalam Untuk mendapatkan data yang valid dan
penelitian kualitatif, yang menjadi kredibel dalam penelitian diperlukan teknik
instrumen atau alat penelitian adalah peneliti keabsahan data. Dalam penelitian ini
itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai peneliti menggunakan teknik trianggulasi.
instrumen juga harus “divalidasi” seberapa Menurut Sugiyono, (2013: 241) “dalam
jauh peneliti kualitatif siap melakukan teknik pengumpulan data, triangulasi
penelitian yang selanjutnya terjun ke diartikan sebagai teknik pengumpulan data
lapangan, dengan demikian dalam penelitian yang bersifat menggabungkan dari berbagai
kualitatif yang menjadi instrumen penelitian teknik pengumpulan data dan sumber data
adalah peneliti itu sendiri karena pada yang telah ada”.
penelitian kualitatif belum dapat Teknik Analisis Data
dikembangkan instrumen penelitian sebelum Setelah proses pengambilan data di
peneliti mengetahui gambaran secara jelas lapangan langkah selanjutnya yaitu
ketika terjun di lapangan. menganalisa data. Data yang diperoleh di
Adapun teknik pengumpulan data lapangan di analisa untuk kemudian
yang dipergunakan penulis dalam penelitian diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan
ini adalah sebagai berikut: variabel dan masalah yang sedang diteliti.
Teknik Observasi Setelah data dari lapangan seperti
Syaodih (dalam Satori dan Komariah, wawancara, observasi, dan dokumentasi
2012: 105) menyatakan “Observasi telah terkumpul, kemudian peneliti harus
(observation) atau pengamatan merupakan menganalisis data-data tersebut. Peneliti
suatu teknik atau cara mengumpulkan data dalam menganalisis data harus dengan
dengan jalan mengadakan pengamatan menggunakan indikator-indikator
yang bekerja. Menurut data tersebut akibat adanya kegiatan yang diusulkan
pendapatan penduduk Desa Kasreman tersebut merupakan pembangunan yang
sebagian besar bersumber pada kegiatan tidak berwawasan lingkungan.
bertani hal itu terbukti dengan luas lahan Pembangunan jalan tol yang berwawasan
persawahan di Desa Kasreman seluas lingkungan seharusnya pembangunan yang
306,46 Ha. Perlindungan hak ekonomi tetap menjaga ekosistem lingkungan sekitar,
masyarakat Desa Kasreman Kecamatan tidak merusak ataupun menghancurkan
Geneng bergantung pada bagaimana mata ekosistem sekitar pembangunan.
pencaharian tersebut diupayakan agar Mekanisme Ganti Rugi yang Sesuai
senantiasa tetap berjalan dan tidak Prosedur
merugikan masyarakat sehingga hak Berdasarkan Undang-Undang
ekonomi dapat terpenuhi. Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012
Pembangunan Jalan Tol yang Pasal 36-40 Tentang Pengadaan Tanah Bagi
Berwawasan Lingkungan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum,
Pembangunan jalan tol yang melewati pemberian ganti rugi dapat diberikan dalam
lahan pertanian masyarakat Desa Kasreman bentuk: uang, tanah pengganti, permukiman
merupakan pembangunan yang tidak kembali, kepemilikan saham atau bentuk
berwawasan lingkungan karena lain yang disetujui oleh kedua belah pihak.
pembangunan tersebut mengakibatkan lahan Mekanisme pemberian ganti rugi
pertanian masyarakat yang produktif dengan dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap yaitu
3 (tiga) kali panen menjadi hilang. Selain itu Musyawarah penetapan ganti kerugian dan
jalan desa menjadi rusak bahkan Pemberian ganti kerugian.
menyebabkan kecelakaan, hilangnya saluran Pembangunan jalan tol Solo-
irigasi dan jalan akses ke sawah seberang, Kertosono di Desa Kasreman dibangun di
serta meningkatnya polusi udara sebab jalan atas lahan pertanian penduduk seluas sekitar
desa dilalui oleh kendaraan besar bermuatan 12 Ha. Lahan tersebut terdiri dari 183 sawah
material. Hasil penelitian tersebut sesuai milik warga Kasreman dan 1 (satu) tanah
dengan teori yang dijelaskan oleh Wisnu kas desa. Masyarakat yang lahannya
Arya yang mengemukakan bahwa dibebaskan untuk pembangunan jalan tol
pembangunan yang berwawasan lingkungan diberi ganti rugi berupa uang tunai sesuai
tidak dapat terlepas dari Analisis Mengenai dengan luas tanah yang dibebaskan. Bapak
Dampak Lingkungan (AMDAL). SKC menyampaikan bahwa “Sistem ganti
Menurut Wisnu Arya ( 2001: 161-162) rugi dilakukan melalui musyawarah terlebih
menjelaskan bahwa Analisis Mengenai dahulu antara pemilik lahan, pihak
Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah pelaksana pembangunan jalan tol dan
suatu studi tentang beberapa masalah yang pemerintah desa. musyawarah dilakukan
berkaitan dengan rencana kegiatan yang untuk mencapai kesepakatan harga tanah
diusulkan. Dalam hal ini studi yang yang dibebaskan tersebut”. Pendapat yang
dilakukan meliputi kemungkinan terjadinya hampir sama juga disampaikan oleh Bapak
berbagai macam perubahan, baik perubahan SHT yang mengatakan,
sosial-ekonomi maupun perubahan biofisik “Ganti ruginya sudah sesuai dengan
lingkungan sebagai akibat adanya kegiatan prosedur yaitu adanya pertemuan
yang diusulkan tersebut. antara masyarakat, pihak pelaksana
Dalam Analisis Mengenai Dampak jalan tol dan pemerintah desa untuk
Lingkungan (AMDAL) tersebut dijelaskan memusyawarahkan mulai dari
bahwa pembangunan yang mengakibatkan kesepakatan persetujuan jalan tol
perubahan sosial-ekonomi maupun melewati lahan Desa Kasreman
perubahan biofisik lingkungan sebagai sampai dengan tawar menawar