Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

IDRNTITAS DAN INTEGRASI

A. BANGSA DAN IDENTITAS

Identitas pada umumnya melekat pada entitas yang sifatnya ind vidual Misalnya, manusia
secara pribadi dapat diketahui dari iden titas nama, dan cıri fısik lainnya Kata identitas
berasal dari bahasa manusia Inggris identhty vang secara harafiah berartı jatı diri, ciri-cıri,
atau tanda-tanda yang melekat pada seseorang atau sesuatu sehingga mampu
membedakannya dengan yang lain Dalam kamus Maya Wikıpedıa dikatakan "identity is an
umbrella term used throughout the social scrences to describe a person s conception and
expression of their mdrviduality or group affilations (such as nattonal identity and cultural
identity)" Dalam terminologı antropologi, identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan
sesuai dengan kesadaran dıri pribadı sen diri, golongan sendiri, kelompok sendıri, atau
komunitas sendıri Dengan demikian, identitas tidak hanya diberlakukan pada ındividu. tetapı
luga pada kelompok atau afilasi kelompok, seperti sebutan lompok atau afiliasi kelompok,
sepertı sebutan ıdentitas nasional dan identitas budaya.

1) Pengertian Bangsa

Istilah "bangsa" dalam bahasa Inggris disebut "nation" Kata nation berasal dari kata "natıo"
(Latin) yang berarti "lahir" Nation dapat berarti suatu kelahiran, suatu keturunan, suatu suku
bangsa yang memiliki kesamaan keturunan, orang-orang yang sama keturunanKata "bangsa"
sendırı berasal dari bahasa Sansekerta "wangsa" yang berarti orang-orang yang satu
keturunan atau satu "trah" (Jawa) cara etimologis bangsa berasal dari kata"wangsa" artinya
orang- orang yang berasal dari satu keturunan. Istilah "nahon" (Inggris) maupun "wangsa"
(Sansekerta) memiliki kesamaan makna. Berdasarkan hal ini, disimpulkan bangsa me- nunjuk
pada persekutuan hidup dari orang-orang atau kelompok manusia yang memiliki kesamaan
keturunan.

a) Bangsa menurut arti Sosiologi antropologis

Menurut Bangsa dalam pengertian sosiologis antropologis adalah persekutu an hidup


masyarakat yang berdiri sendiri dan masing-masing anggota persekutuan hidup tersebut
meras dan adat istiadat Jadi, mereka menjadi satu bangsa karena disatu- kan oleh kesamaan
ras, budaya, keyakinan, bahasa, dan sebagainya Ikatan demikian disebut ikatan primordial.
Persekutuan hudup masya- rakat semacam ini dalam suatu negara dapat merupakan perse-
kutuan hidup yang mayoritas dan dapat pula persekutuan hidup minoritas Bangsa dalam
pengertian sosiologis antropologis inı dapat a satu kesatuan ras, bahasa, agama, disejajarkan
dengan pendapat Hans Kohn sebagai bangsa yang disatukan oleh faktor objektif.

Bangsa menurut arti politis

Dengan adanya perkembangan bangsa dalam artı politis ini maka bangsa dalam arti
sosiologis antropologis sekarang ini lebih dikenal dengan istilah etnic atau suku, suku bangsa
atau paruh bangsa Ini untuk membedakan dengan istilh bangsa yang sudah beralih dalam artı
politis. Akan tetapı, kita msih mendengar istilah bangsa dalam arti sosiologıs antropologıs
untuk menunjuk pada per- sekutuan hidup tersebut Misalnya, bangsa Moro, bangsa Yahudi,
bangsa Kurdi, dan bangsa Tamil Bangsa Indonesia (dalam artı politis) memilıki banyak
bangsa (dalam arti sosiologis antropologis) seperti suku bangsa Batak, Minangkabau, Jawa,
Betawi, Madura, Dayak, Asmat, Dani, dan lain-lain Indonesia dikenal sebagai bangsa yang
heterogen, karena ada banyak bangsa.

Cultural Unity dan Political Unity

Dengan pemahaman yang kurang lebih sama, AT Soegito (2004) de- ngan mengutip
pendapat Jacobsen dan Lipman, menyatakan bangsa memilikı dua artı, yaitu bangsa dalam
pengertian kebudayaan (cul- tural uwnity) dan bangsa dalam pengertian politık kenegaraan
(political unity) Pertama, bangsa adalah suatu cultural unty Cultural umty ter- jadi karena
suatu masyarakat sebagai persekutuan hidup itu me- rasa satu satuan dalam ras, bahasa, religi,
sejarah, dan adat istıadat Roeslan Abdulgani (tt) menyebutnya sebagai culture-natio-theory
bahwa suatu natio atau bangsa itu adalah sekelompok manusia de- ngan persamaan culture
atau kebudayaan Dua, bangsa dalam arti politik (kenegaraan) adalah suatu political uity.

Proses Pembentukan Bangsa Negara

Secara umum dikenal adanya dua proses pembentukan bangsa- egara, yaitu model ortodoks
dan model mutakhir (Ramlan Surbaktı, 999) Pertama, model ortodoks bermula dari adanya
suatu bangsa terlebih dahulu untuk kemudian bangsa itu membentuk satu negara ersendirı
Contoh, bangsa Yahudi berupaya mendirikan negara Israel untuk satu bangsa Yahudi. Setelah
bangsa-negara inı terbentuk maka rezim politik (penguasa) dirumuskan berdasar konstitusi
negara ang selanjutnya dikembangkan partisipasi warga negara dalam ehidupan politik
bangsa-negara yang bersangkutan. Kedua, model utakhir yang berawal dari adanya negara
terlebih dahulu yang terbentuk melalui proses tersendiri, sedangkan penduduk negara
merupakan sekumpulan suku bangsa dan ras. Contoh adalah ke- munculan negara Amerıka
Serikat pada tahun 1776.

2) Identitas kultural dan identitas nasional


a. Identitas Cultural Unity

atau Identitas Kesukubangsaan Cultural unity merujuk pada bangsa dalam pengertian kebude
atau bangsa dalam arti sosiologıs antropoligis Cultural uity disatu- kan oleh adanya kesamaan
dalam hal ras, suku, agama, adat dan budaya, keturunan (darah), dan daerah asal (homeland)
Unsur-unsur ini menjadi identitas kelompok bangsa yang bersangkutan sehingga bisa
dibedakan dengan bangsa lain Identitas cultural unity dapat disebut dengan identıitas
kesukubangsaan. Identitas ini, misalnya unity disatsepakat berwujud pada bahasa ibu,
pakaian daerah, nama diri, falsafah hidup, dan tradisi.

b. Identitas Political Unity atau Identitas Kebangsaan

Pohtical unity merujuk pada bangsa dalam pengertian politık, yaitu bangsa-negara. Kesamaan
primordial dapat saja menciptakan bangsa tersebut untuk bernegara Negara terbentuk dari
satu bangsa dengan dentitas primordial yang sama atau dapat dikatakan negara terbentuk dari
faktor-faktor objektif bangsa.

B. IDENTITAS NASIONAL INDONESIA

Telah dikemukakan sebelumnya, identitas nasional dapat dısama- kan dengan identitas
kebangsaan la menjadi identitas bersama karena merupakan kesepakataan bangsa-bangsa
yang ada dalam negara Secara etimologis identitas nasional berasal darı kata "iden- titas" dan
"nasional" Kata identitas berarti ciri-ciri, tanda-tanda. atau jati diri yang dimilıkı seorang,
kelompok, masyarakat, bahkan suatu bangsa sehingga dengan identitas itu bisa membedakan
dengan yang lain.

Faktor Pembentukan identitas bersama

Proses pembentukan bangsa-negara membutuhkan identitas-idenba titas untuk menyatukan


masyarakat bangsa yang bersangkutan la akan menjadi identitas nasionalnya. Faktor-faktor
yang diperkira- kan menjadı identitas bersama suatu bangsa meliputi primordial, sakral,
tokoh, bhinneka tunggal ika, sejarah, perkembangan eko- nomi, dan kelembagaan (Ramlan
Surbakti, 1999).

Primordial
Sakral

Tokoh

Bhineka Tunggal Ika

Sejarah

Perkembangan Ekonomi

Kelembagaan

Identitas Nasional Indonesia

Identitas nasional Indonesia menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnya nasional. Pada
uraian sebelumnya identitas nasional ber ifat buatan dan sekunder. Bersifat buatan karena
identitas nasional itu dibuat, dibentuk, dan disepakati oleh warga bangsa sebagai iden-
titasnya setelah mereka bernegara. Bersifat sekunder karena lahir- nya identitas nasional
setelah identitas kesukubangsaan yang me- mang telah dimiliki warga bangsa itu secara
askriptif. Jauh sebelum mereka memiliki identitas nasional itu, warga bangsa telah memil
identitas primer, yaitu identitas kesukubangsaan.

Identitas bangsa penting untuk dimiliki, dibangun, dibentuk, atau dikonstruksikan agar suatu
bangsa sebagai persekutuan hidup manusia memiliki ciri khasnya sendiri yang terbedakan
dengan bangsa lain. Selain itu identitas berguna untuk membangun kesatu- an sosial sebuah
bangsa, tidak mudah terombang-ambingkan oleh arus globalisasi, menciptakan cita rasa
keanggotaan yang sama, men- ciptakan rasa kepemilikan dan hasrat yang sama untuk
melanjut- kan kehidupan. Identitas juga akan membantu melestarikan ke- percayaan dan
kesetiakawanan warga negara terhadap negara bangsa. Oleh karena itu, identitas nasional
Indonesia merupakan sesuatu yang terus perlu direkonstruksi kembali, dibangun, diwujud-
kan, dan dikembangkan

C. NEGARA KEBANGSAAN INDONESIA

1. Hakikat Negara Kebangsaan Indonesia

Negara kita adalah Negara Republik Indonesia Proklamasi 17 Agus- tus 1945 disingkat
negara RI Proklamasi. Maksud dari pernyataan ini adalah bahwa negara Indonesia yang
didirikan ini tidak bisa lepas dari peristiwa Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus
1945. Dengan momen Proklamasi 17 Agustus 1945 itulah bangsa Indonesia berhasil
mendirikan negara sekaligus menyatakan ke- pada dunia luar mengenai adanya baru, yaitu
Indonesia.

Hakikat dari negara Indonesia adalah negara kebangsaan (nation state). Negara-bangsa
(uation state) adalah fenomena baru mengenai tipe negara yang mulai bermunculan pada
akhir abad ke-20, terlebih pasca Perang Dunia II. Negara bangsa dapat dilawan kan dengan
tipe negara etnik, negara kota, empirium, kekaisaran dan kekalifahan. Negara-bangsa adalah
format modern kebangsaan dimana otoritas negara secara otomatis meliputi dan mengatur
secara keseluruhan bangsa-bangsa (suku bangsa) tersebut yang ada dalam wilayah
teritorialnya. Negara-bangsa menyatukan wilayah- wilayah yang berbeda beserta
masyarakatnya ke dalam satu wila- yah pemerintahan baru. Mereka membentuk kesatuan
politik barubd dan juga kesatuan bangsa yang baru.

Proses Terbentuknya Negara Indonesia

Terbentuknya negara Indonesia merupakan proses atau rangka tahap-tahap yang


berkesinambungan Rangkaian tahap perkembang an tersebut digambarkan sesuai dengan
keempat alenia dalam pem bukaan UUD 1945 Secara teoritis, perkembangan terbentu negara
Indonesia sebagai berikut

Terbentuknya negara tidak sekedar dimulai darı proklamasi, tetapı adanya pengakuan akan
hak setiap bangsa untuk me- merdekakan dirinya. Bangsa Indonesia memilikı tekad kuat
untuk menghapus segala penındasan dan penjajahan suatu bangsa atas bangsa lain. Ini
menjadi sumber motivasi perjuangan (Alenia l Pembukaan UUD 1945)

Adanya perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan Per uangan panjang bangsa
Indonesia menghasilkan proklamasi Proklaması mengantarkan ke pintu gerbang kemerdekaan
dan dengan proklaması tidaklah selesai bernegara

3Cita-Cita, Tujuan, dan Visi Negara Indonesia

Bangsa Indonesia bercita-cita mewujudkan negara yang bersa berdaulat, adil, dan makmur.
Dengan rumusan yang singk Indonesia bercita-cita mewujudkan masyarakat Indonesia yang
adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini sesuai dengan amanat dalam
alenia II Pembukaan UUD 1945, yaitu negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil, dan makmur tu, at, negara Tujuan negara Indonesia selanjutnya terjabar dalam alenia IV
Pembukaan UUD 1945. Secara rinci sebagai berikut. a. Melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia Memajukan kesejahteraan umum
Mencerdaskan kehidupan bangsa kut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemer- dekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

D INTEGRASI NASIONAL

Pengertian Integrasi Istilah integrasi nasional terdiri kata integrasi dan nasional. Integrasi
berasal dari bahasa Inggris "integration" yang berarti kesempurna an atau keseluruhan.
Integrasi memiliki 2 (dua) pengertian, yaitu a) pengendalian terhadap konflik dan
penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu dan (b) membuat suatu keseluruhan
dan menyatukan unsur-unsur tertentu. Merujuk pada pengertian kedua Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), kata integrasi mempunyai arti pembauran atau penyatuan sehingga
menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Berintegrasi artinya berpadu (bergabung agar menjadi
kesatuan yang utuh). Kata"mengintegrasikan" berarti mem- uat untuk atau menyempurnakan
dengan jalan menyatukan unsur- mengintegrasikan berarti menyatukan unsur-unsur yang ada
unsur yang semula terpisah pisah.

Jenis integrasi

Integrasi Myron Weiner dalam Yahya Muhaimin & Colin Mc Andrews (19%2 membedakan
5 (lima) tipe atau jenis integrasi, yaitu integrasi bangsa, integrasi wilayah, integrasi nilai,
integrasi elit-massa, dan integras tingkah laku (tindakan integratif). a. Integrasi bangsa, yakni
proses penyatuan berbagai kelompok it-massa, dan integrasE. budaya dan sosial ke dalam
satu kesatuan wilayah dan padat pembentukan identitas nasional. Yang mana membangun
rasa kebangsaan dalam suatu wilayah Contoh: Bangsa Indonesia yang terdiri dari beragam
suku, agama. ras, dan golongan berse negara Indonesia yang dilandasi semangat kebangsaan
yangrm satu pula. dia berintegrasi dalam satu negara, yakni b. Integrasi wilayah, yakni
pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat di atas unit-unit atau wilayah-wilayah
yang lebih kecil yang mungkin beranggotakan suatu kelompok budaya ataum sosial tertentu.

Contoh: Negara Indonesia memiliki kedaulatan wilayah dari Sabang sampai Merauke,
dengan batas-batas yang telah di- tetapkan. c. Integrasi nilai, yakni adanya konsensus atau
persetujuan ter- hadap nilai-nilai bersama yang diperlukan untuk memelihara tertib sosial
Contoh: Masyarakat Indonesia bersepakat bahwa Pancasila me- rupakan nilai bersama yang
mampu menyatukan keragaman dan perbedaan Integrasi d. elit-massa, yakni kemampuan
menghubungkan antara yang memerintah dengan yang diperintah, antara penguasa dengan
rakyat atau antara elit dengan massa. Contoh: Adanya komunikasi yang intensif antara kepala
desa dengan warga desa. e. Integrasi tingkah laku (tindakan integratif), yakni kemampuan
orang-orang di dalam masyarakat untuk berorganisasi, bekerja sama demi mencapai tujuan
bersama dan yang bermanfaat. Contoh: Orang-orang yang mendirikan satu perusahaan lalu
mereka bekerja bersama di bawah satu manajemen.

E. PENGEMBANGAN INTEGRASI DI INDONESIA 1. Integrasi di Indonesia Dalam


kajiannya tentang heterogenitas masyarakat di Indonesia, William Liddle dalam Nazaruddin
Syamsudin (1989) mengidenti- fikasikan dua jenis halangan integrasi yang dihadapi negeri
ini. Yang pertama adalah adanya apa yang disebut pembelahan horizontal pada William yang
berakar pada perbedaan suku, ras, agama, dan geografi. Hambatan kedua bersifat vertikal,
yakni celah perbedaan antara elit dan masa. Latar belakang pendidikan kekotaan
menyebabkan kaum elit berbeda dari masa yang berpandangan tradisional

2. Pengembangan Integrasi Howard Wriggins dalam Yahya Muhamin &Collin McAndrew


(1982) menyebut ada 5 pendekatan atau cara bagaimana bangsa dapat mengembangkan
integrasinya. Kelima cara tersebut adalah:

a. Adanya Ancaman dari Luar.

b. Gaya politik kepemimpinan

c. kekuatan lembaga-lembaga politik

d. ideologi nnasional

e. kesempatan pembangunan ekonomi

BAB 2

WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN

A. PENGERTIAN WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN

Warga Negara

Istilah warga negara merupakan terjemahan kata citizen (Inggris) Kata citizen secara
etimologis berasal masa Romawi yang pada waktu itu berbahasa Latin, yaitu kata "civis" atau
civitas yang ber warga dari city-state. Selanjutnya kata ini dalam arti anggota atau bahasa
Perancis distlahkan "citoyen" yang bermakna warga dalam "cite" (kota yang memiliki hak-
hak terbałas. Cioen atau citizende ngan demikian bermakna warga atau penghuni kota.

Di samping warga negara, perlu dijelaskan pula istilah rakyat dan penduduk. Rakyat lebih
merupakan konsep politis dan me- nunjuk pada orang-orang yang berada di bawah satu
pemierintahan dan tunduk pada pemerintahan itu. Istilah rakyat umumnya di- lawankan
dengan penguasa. Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah
negara dalam kurun waktu tertentu. Orang yang berada di suatu wilayah negara dapat
dibedakan menjadi penduduk dan non-penduduk. Sedangkan penduduk negara dapat
dibedakan menjadi warga negara dan orang asing atau bukan warga negara.

Kewarganegaraan

Cogan & Derricott (1998) mendefinisikan kewarganegaraan sebagai a set of characteristics of


being a citizen". Kewarganegaraan menunjuk pada seperangkat karakteristik dari seorang
warga. Karakteristik atau atribut kewarganegaraan (attribute of citizenship) itu meliputi (a)
sense of identify (perasaan akan identitas), (b) the enjoyment of cer- tain rights (pemilikan
hak-hak tertentu), (c) the fulfilment of corres- ponding obligations (pemenuhan kewajiban-
kewajiban yang sesuai), (d) a degre of interest and involvement in public affair (tingkat
ketertari- kan dan keterlibatan dalam masalah publik), dan (e) an acceptance of basic social
values (penerimaan terhadap nilai-nilai sosial dasar).

KEDUDUKAN WARGA NEGARA DALAM NEGARA

Hubungan antara warga negara dengan negara terwujud dalam identitas, partisipasi, dan
aneka bentuk hak dan kewajiban antara keduanya. Warga negara memiliki hak dan kewajiban
terhadap negara dan begitu juga sebaliknya. Dengan diistilahkan sebagai warga negara maka
ia memiliki hubungan timbal balik yang sederajat dengan negaranya (hubungan
resiprokalitas).

Penetuan Warga Negara

Penentuan kewarganegaraan didasarkan pada sisi kelahiran di- kenal dengan dua asas, yaitu
asas ius soli dan asas ius sanguinis. lus artinya hukum atau dalil. Soli berasal dari kata solum
yang artinya negeri atau tanah. Sanguinis berasal dari kata sanguis yang artinya darah a. Asas
ius soli adalah asas yang menyatakan bahwa kewarganegara- an seseorang ditentukan dari
tempat di mana orang tersebut dilahirkan. b. Asas ius sangunis adalah asas yang menyatakan
bahwa kewarga- negaraan seseorang ditentukan berdasar keturunan dari orang tersebut.
Warga Negara Indonesia

Berdasar pada Pasal 26 Ayat 2 UUD 1945 bahwa penduduk erkenegara Indonesia terdiri atas
dua, yaitu warga negara dan orang asing. Ketentuan ini merupakan hal baru dan sebagai hasil
aman- demen atas UUD 1945. Sebelumnya penduduk Indonesia berdasar de ane egaa
Indische Staatsregeling 1927 pasal 163 penduduk dibagi 3, yaitu: a. Golongan Eropa, terdiri
atas: D 1) Bangsa Belanda, 2) Bukan bangsa Belanda, tetapi dari Eropa, dan 3) Orang bangsa
lain yang hukum keluarganya sama dengan golongan Eropa. C. Golongan Timur Asing,
terdiri atas: 1) Golongan Tionghoa, dan 2) Golongan Timur Asing bukan Cina. Golongan
Bumiputra atau Pribumi, terbagi; 1) Orang Indonesia asli dan keturunannya, dan 2) orang lain
yang menyesuaikan diri dengan pertama.

Ketentuan Undang-Undang Mengenai Warga Negara Indonesia

Perihal warga negara Indonesia diatur oleh undang-undang. Sejak Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia sampai saat ini, undang-undang a. Undang-Undang No. 3 Tahun 1946 tentang
Warga Negara dan b. Undang-Undang No. 6 Tahun 1947 tentang Perubahan atas yang
mengatur perihal kewarganegaraan adalah sebagai berikut. Penduduk Negara. Undang-
Undang No. 3 Tahun 1946 tentang Warga Negara darn Penduduk Negara. c. Undang-Undang
No. 8 Tahun 1947 tentang Memperpanjang Waktu untuk Mengajukan Pernyataan Berhubung
dengan Ke- wargaan Negara Indonesia. D.Undang-Undang No. 11 Tahun 1948 tentang
Memperpanjang e. Undang-Undang No. 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan f.
Undang-Undang No. 3 Tahun 1976 tentang Perubahan atas g. Undang-Undang No. 12 Tahun
2006 tentang Kewarganegaraan aktu Lagi untuk Mengajukan Pernyataan Berhubung denga
Kewargaan Negara Indonesia epublik Indonesia pasal 18 Undang-Undang No. 62 Tahun
1958 tentang Kewarga negaraan Republik Indonesia. Republik Indonesia. Sampai saat ini
undang-undang yang berlaku adalah Undan Undang 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesi g- Adapun peraturan pelaksanaan guna mendukung
undang-undan ini antara lain, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 2Tahun 2007
tentang Tata Cara Memperoleh, Kehilangan, Pembatalan, dan Memperoleh Kembali
Kewarganegaraan Republik Indonesia.

KEWARGANEGARAAN INDONESIA
Undang-undang yang mengatur tentang kewarganegaraan Indonesia atau undang-undang
sebagai pelaksanaan dari Pasal 26 UUD 1945 yang berlaku sekarang ini adalah Undang-
Undang No. 12 Tahun 2d006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia yang diundang-
kan pada 1 Agutus 2006. Undang-undang ini menggantikan undang- undang
kewarganegaraan lama, yaitu Undang-Undang No. 62 Tahun Sejal da 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia. ut dat Pokok materi yang diatur dalam undang-undang
ini adalah: 1. siapa yang menjadi warga negara Indonesia, 2. syarat dan tata cara memperoleh
Kewarganegaraan Republik Indonesia, 3. kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia,
4. syarat dan tata cara memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia, dan 5.
ketentuan pidana.

Tentang Warga Negara Indonesia B

Berikut ini beberapa ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2006
tersebut tentang siapa yang menjadi warga negara Indonesia, dinyatakan bahwa warga negara
Indonesia adalah: setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau
berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum undang-
undang ini berlaku sudah a. b. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah c.
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah d. anak yang lahir dari
perkawinan yang sah dari seorang ayah menjadi Warga Negara Indonesia; dan ibu Warga
Negara Indonesia; Warga Negara Indonesia dan ibu warga negara asing warga negara asing
dan ibu Warga Negara Indonesia.

Tentang Pewarganegaraan

Pewarganegaraan secara luas dapat diartikan sebagai cara atau upaya orang dalam
memperoleh status sebagai warga negara suatu negara. Pewarganegaraan dikenal dengan
istilah naturalisasi. Se- tiap negara memiliki ketentuan tentang cara-cara bagaimana orang
dapat menjadi warga negara di negara tersebut. Negara Indonesia S 10juga memiliki
ketentuan mengenai cara memperoleh kewarga- gard negaraan Indonesia sebagaimana diatur
dalam Undang-undang se No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Sedangkan pewarganegaraan secara sempit merupakan salah satu cara memperoleh
kewarganegaraan Indonesia.

Tentang Kehilangan Kewarganegaraan


Dinyatakan bahwa kewarganegaraan Republik Indonesia hilang karena: a. memperoleh
kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri b. tidak menolak atau tidak melepaskan
kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu.
dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas per- mohonannya sendiri, yang
bersangkutan sudah berusia 18 (de- lapan belas) tahun, bertempat tinggal di luar negeri, dan
de- ngan dinyatakan hilang Kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi tanpa
kewarganegaraan, d. masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari
Presiden, e. secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas
semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya
dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia f. secara sukarela mengangkat sumpah atau
menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut.

D. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA

1. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara

Wujud hubungan antara warga negara dengan negara pada umum- nya berupa peran (role),
hak, dan kewajiban. Peran pada dasarnva adalah tugas apa yang dilakukan sesuai dengan
status yang dimiliki dalam hal ini sebagai warga negara, Istilah peran dapat kan dengan
partisipasi warga negara, sebagai salah satu atrib warganegaraan. Secara teoritis, status warga
negara meliputi sta pasif, aktif, negatif, dan positif. Peran warga negara juga meliputi peran
yang pasif, aktif, negatif, dan positif (Cholisin, 2000).

Disamping adanya hak dan kewajiban warga negara terhadap negara, dalam UUD 1945 hasil
amandemen I telah dicantumkan adanya hak asasi manusia. Ketentuan mengenai hak asasi
manusia ini merupakan langkah maju dari bangsa Indonesia untuk menuju kehidupan
konstitusional yang demokratis. Ketentuan mengenai hak asasi manusia tertuang pada pasal
28 A-J UUD 1945. Dalam ke- tentuan tersebut juga dinyatakan adanya kewajiban dasar
manusia.

Selain adanya hak dan kewajiban warga negara, di dalam UUD 1945 juga tercantum tentang
hak asasi manusia. Hak asasi manusia perlu dibedakan dengan hak warga negara. Hak warga
negara me- rupakan hak yang ditentukan dalam suatu konstitusi negara. Muncul- nya hak ini
adalah karena ketentuan undang-undang dan berlaku bagi orang yang berstatus sebagai warga
negara. Hak dan kewajiban warga negara Indonesia bisa berbeda dengan hak warga negara
Malaysia karena ketentuan undang-undang yang berbeda pula. yang sifatnya mendasar yang
melekat dengan keberadaannya sebagai etapi justru Sedangkan hak asasi manusia umumnya
merupakan hak-hak manusia. Hak asasi manusia tidak diberikan oleh negara, tetapi harus
dijamin keberadaannya oleh negara.

BAB 3

NEGARA DAN KONSTITUSI

A Konstitusionalisme

Gagasan tentang konstitusionalisme

Jadi, dapat disimpulkan di dalam gagasan konstitu sionalisme, isi daripada konstitusi negara
bercirikan dua hal pokok berikut ini. a. Konstitusi itu membatasi kekuasaan pemerintah atau
penguasa agar tidak bertindak sewenang-wenang terhadap warganya b. Konstitusi itu
menjamin hak-hak dasar dan kebebasan warga enang- olutely" derung negara. Konstitusi atau
undang-undang dasar dianggap sebagai per- wujudan dari hukum tertinggi yang harus ditaati
oleh negara dan pejabat-pejabat negara sekalipun. Hal ini sesuai dengan dalil "goven!- dasar
suatu dasar ment by law, not by men" (pemerintahan berdasarkan hukum bukan oleh
manusia).

Negara Konstitusional

Setiap negara memiliki konstitusi sebagai hukum dasar. Namun tidak setiap negara memiliki
undang-undang dasar. Inggris tetap merupakan negara konstitusional (constitutional state)
meskipun tidak memiliki undang-undang dasar. Konstitusi Inggris terdiri atas ber- bagai
aturan pokok yang timbul dan berkembang dalam sejarah bangsa tersebut. Konstitusi tersebar
adalam berbagai dokumen, se- perti Magna Charta (1215), Bill of Rights (1689), dan
Parliament Act (1911). Konstitusi dalam kaitan ini memiliki pengertian yang lebi luas dari
undang-undang dasar.

KONSTITUSI NEGARA

Pengertian Konstitusi

Konstitusi berasal dari istilah bahasa Perancis "constituer" yang arti- nya membentuk.
Pemakaian istilah konstitusi dimaksudkan untuk pembentukan suatu negara atau menyusun
dan menyatakan suatu konstitusi negara. Konstitusi juga dapat berarti peraturan dasar (awal)
menge- titusionalnai pembentukan negara. Istilah konstitusi bisa dipersamakan dalam kamus
besar bahasa Indonesia diartikan sebagai berikut: (1) segala ketentuan dan aturan mengenai
ketatanegaraan (2) undang undang dasar suatu negara. tersebutngan hukum dasar atau
undang-undang dasar.

Kedudukan Konstitusi

Konstitusi menempati kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan ketatanegaraan suatu
negara karena konstitusi menjadi barometer kehidupan bernegara dan berbangsa yang sarat
dengan bukti sejarah perjuangan para pendahulu. Selain itu, konstitusi juga than siste
merupakan ide-ide dasar yang digariskan oleh the founding fathers, peratura serta
memberikan arahan kepada generasi penerus bangsa dalam n pemern mengemudikan suatu
negara yang mereka pimpin.

Isi, Tujuan, dan Fungsi Konstitusi Negara

Konstitusi merupakan tonggak atau awal terbentuknya suatu negara. Konstitusi menjadi dasar
utama bagi penyelenggaraan bernegara Oleh karena itu, konstitusi menempati posisi penting
dan strategis dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara. Prof. A. Hamid S Attamimi
mengatakan bahwa konstitusi atau undang-undang dasar merupakan pemberi pegangan dan
pemberi batas, sekaligus merupa- kan petunjuk bagaimana suatu negara harus dijalankan

UUD 1945 SEBAGAI KONSTITUSI NEGARA INDONESIA Konstitusi negara Indonesia


adalah Undang-Undang Dasar 1945ancasi yang pertama kali disahkan oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. Konstitusi ini diundangkan
dalam Berita Republik Indonesia No. 7 Tahun 1946. Sekarang ini, setelah dilakukan
perubahan undang-undang dasar dengan cara "addendum", kita memiliki 5 (lima) naskah
resmi UUD 1945.

Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia

Dalam sejarahnya, sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 hingga se karang, di Indonesia telah
berlaku tiga macam undang-undang dasar dalam empat periode, yaitu: a. periode 18 Agustus
1945-27 Desember 1949 menggunakan UUD 1945. UUD 1945 terdiri dari bagian
pembukaan, batang tubuh dengan 16 bab, 37 pasal, 4 pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat
Aturan Tambahan dan bagian penjelasan, b. periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950
menggunakan UUD RIS. UUD RIS yang terdiri terdiri atas 6 bab, 197 pasal, dan beberapa
bagian, c. periode 17 Agustus 1950-5 Juli 1959 menggunakan UUDS 1950 yang terdiri atas 6
bab, 146 pasal, dan beberapa bagian, dan d. periode 5 Juli 1959-sekarang kembali
menggunakan UUD 1945.

Proses Amandemen UUd 1945

Amandemen atas UUD 1945 dimaksudkan untuk mengubah dan memperbarui konstitusi
negara Indonesia agar sesuai dengan prinsip-prinsip negara demokrasi. Dengan adanya
amandemen terhadap UUD 1945 maka konstitusi kita diharapkan semakin baik dan lengkap
dalam menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan tahun dan kehidupan kenegaraan yang
demokratis.

Isi Undang-Undang Dasar Negara Republik Isi Indonesia Tahun 1945

UUD 1945 sekarang ini hanya terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pembukaan dan bagian
pasal-pasal. Hal ini didasarkan atas Pasal II Aturan Tambahan Naskah UUD 1945 Perubahan
Keempat yang menyatakan "Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan
Pasal-Pasal". Tambahan kons Bagian pembukaan pada umumnya berisi pernyataan luhur dan
cita-cita dari bangsa yang bersangkutan. Akan tetapi, tidak semua konstitusi negara memiliki
bagian pembukaan ini. Konstitusi Malaysia, Singapura, dan Australia tidak memiliki bagian
pem- bukaan. Contoh konstitusi negara yang memiliki bagian pembukaan adalah Jepang,
India, dan Amerika Serikat.

SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

sistem ketatanegaraan Indonesia menurut UUD 1945 adalah sebagai berikut. 1.Bentuk
negara adalah kesatuan. 2. Bentuk pemerintahan adalah republik.3. Sistem pemerintahan
adalah presidensial 4. Sistem politik adalah demokrasi atau kedaulatan rakyat.

BAB 4

DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKARASI

Anda mungkin juga menyukai