Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Ali Al Faridzy

NIM : 1501307
Tugas : RANGKUMAN MATERI SISTEM TRANSPORTASI LISTRIK

RANGKUMAN MATERI PERTEMUAN 6 (SISTEM PENGGERAK KENDARAAN REL)

A. MOTOR TRAKSI

Motor traksi adalah motor yang terdapat pada kereta ataua lokomotif yang digunakan untuk
menggerakkan roda lokomotof atau kereta.

Jenis motor traksi

1. Motor traksi AS
 Motor traksi AS seri
 Motor traksi ASshunt / penguatan bebas
2. Motor traksi ABB
 Motor traksi ABB serempak
 Motor traksi ABB tak serempak (induksi)
3. Motor traksi linier
 Motor traksi linier serempak
 Motor traksi linier tak serempak (induksi)

Berdasarkan cara pemasangan pada perangkat roda ,ada empat jenis motor traksi

1. Axle Hung Nose Suspended Traction Motor


Dipasang pada perangkat bogie tempat bagian shaft tersusun parallel dengan axle. Hal ini
membuat perangkat roda menjadi lebih sederhana dan lebih ekonomis, pemasangan lebih
kokoh karena massa motor melekat pada axle.
2. Fully Suspended Traction Motor
Berat motor sepenuhnya ditopang pada keran dan ditopang oleh suspensi primer. Getaran
yang disebabkan oleh lintasan yang tidak baik dapat diredam. Penggunaan motor traksi
seperti ini cocok untuk aplikasi kereta berkecepatan tinggi.

3. Longitudinal Traction Motor


Pada Trem atau LRV jenis 8200 di kota kumamoto digunakan motor traksi jenis ini. Satu
motor traksi menggerakkan langsung dua pasang roda.

4. Direct Drive PMSM Toshiba dan Siemens


Dalam tahap pengembangan jenis motor mengurangi biaya pemeliharaan.

B. Cara Kerja KRL


Dua macam sumber listrik, yaitu AC maupun DC bisa digunakan di KRL. Sumber DC yang
umum dipakai biasanya 1500 Volt, sedangkan untuk kereta super cepat bisa memakai
sumber AC hingga 25 kV. Untuk menyalurkan ke kereta yang berjalan digunakan piranti
bernama pantograf. Tipe pantograf ada yang diamond-shaped atau single-arm, kedua tipe ini
memiliki fungsi sama untuk mengalirkan listrik dari sumber diatas ke konverter kemudian
diteruskan ke motor (Gambar 1) sehingga KRL berjalan. Pantograf harus bisa kontak secara
kontinyu dengan konduktor sumber tanpa cepat aus disamping pantograf harus aerodinamis
karena dipakai di kecepatan yang relatif tinggi terus-menerus.

Motor AC atau motor DC


Pada awal perkembangan KRL, motor DC dominan digunakan karena mudah
pengaturannya. Cara klasik pengaturan KRL motor DC adalah dengan membatasi tegangan
yang masuk ke motor DC dengan menggunakan rheostat sehingga kecepatan motor DC
dapat diatur. Efisiensi yang rendah akibat rheostat dan berkembangnya teknologi saklar
statis (thyristor) mengakibatkan cara ini sudah tidak lagi dipakai. Sekarang ini untuk
mengatur tegangan DC pada KRL motor DC digunakan konverter DC - DC atau sering
disebut chopper DC (Gambar 2). Dengan konverter DC-DC pengaturan tegangan lebih
mudah dan efisiensi lebih baik. Penggunaan konverter dcDC dimulai pada KRL generasi
tahun 1970. Pada motor DC, komutator, sikat dan cincin belah merupakan sesuatu yang
harus ada, sayangnya banyak kejadian ground fault yang terjadi ketika komutator kontak
dengan sikat pada kecepatan putar yang tinggi. Hal ini termasuk salah satu yang mendasari
penggunaan motor AC pada KRL.
Kerugian tadi dan semakin berkembangnya teknologi saklar statis untuk rangkaian
elektronika daya mengakibatkan KRL generasi selanjutnya lebih memanfaatkan motor AC
daripada motor DC. Untuk menggerakkan motor AC pada KRL ditunjukkan pada Gambar
3. Apabila sumber yang digunakan berupa sumber DC maka pengaturan kecepatan
menggunakan inverter VVVF (variable voltage, variable frequency) untuk mendapatkan
tegangan AC tiga fasa yang bisa diubah-ubah tegangan sekaligus frekuensinya sehingga
kecepatan motor AC dapat berubah-ubah (Gambar 3 atas). Pada kasus sumber yang dipakai
adalah sumber AC satu fasa, diperlukan tambahan penyearah untuk mengubah sumber AC
menjadi DC, kemudian baru diubah lagi menjadi tegangan tiga fasa menggunakan vvvf
(Gambar 3 bawah). Mengapa tampak repot dengan konfigurasi AC-DC-AC padahal
sumbernya AC dan motornya AC juga? Karena pada umumnya sumber AC yang dipakai
merupakan sumber satu fasa sedangkan motor AC yang digunakan adalah motor tiga fasa,
sampai saat ini konversi satu fasa ke tiga fasa langsung belum bisa
Penggunaan motor AC pun terbagi menjadi dua macam, ada KRL yang menggunakan mesin
AC asinkron dan ada juga yang menggunakan mesin AC sinkron. Contoh terkenal dari KRL
yang menggunakan mesin AC sinkron adalah TGV di Perancis. Alasan penggunaan motor
AC sinkron pada TGV adalah pada saat generasi TGV pertama rilis, dengan menggunakan
mesin AC sinkron, komutasi dan pemadaman thyristor dapat dilakukan secara natural. Hal
ini akan menghilangkan rangkaian tambahan untuk memadamkan thyristor (yang harus ada
apabila motor yang dipakai adalah motor AC asinkron). Alasan lain adalah adanya peraturan
berat maksimum dari boogie pada TGV. Teknologi KRL sekarang lebih banyak yang
memanfaatkan mesin AC asinkron sebagai motor traksinya

Gambar 2 Sistem penggerak motor DC Gambar 3 sistem penggerak motor AC


Terpusat atau terdistribusi
Terdapat dua jenis KRL, terpusat (locomotive-hauled) atau terdistribusi (electric multiple
unit/EMU). Kereta cepat di Eropa kebanyakan menganut sistem terpusat dengan hanya 1
gerbong yang memiliki sistem penggerak, seperti lokomotif pada kereta konvensional.
Keuntungan dari sistem ini adalah biaya produksi yang lebih rendah karena hanya 1 gerbong
saja yang berisi peralatan, disamping itu getaran dan kebisingan yang lebih rendah bagi para
penumpang. Sebaliknya KRL yang banyak dipakai di Jepang menganut tipe terdistribusi,
termasuk shinkansen (bullet train), sebagai gambaran 1 unit KRL biasanya terdiri dari 5
gerbong dimana 3 gerbong memilki sistem penggerak dan 2 gerbong tanpa penggerak.
Keuntungan sistem terdistibusi adalah penyebaran berat yang merata, peluang kegagalan yg
lebih rendah karena penggerak yang tersebar, pengereman regeneratif, dsb. Pemilihan
apakah sistem penggerak terpusat atau terdistribusi murni bebas, bahkan alasan geografis
pun bisa dipakai, seperti sistem KRL di Jepang yang jarak antar stasiun berdekatan tentu
saja sistem terdistribusi akan lebih baik karena akselerasi dan deselerasi dalam waktu
singkat.

C. Prinsip Kerja Motor Listrik DC


Prinsip kerja Motor DC terutama tergantung pada aturan Tangan Kiri Fleming. Pada motor
DC dasar, armature atau rotor ditempatkan di antara kutub magnet. Jika lilitan pada rotor
dipasok sumber daya DC eksternal, arus mulai mengalir melalui konduktor rotor. Ketika
konduktor membawa arus di dalam medan magnet, mereka akan mengalami gaya yang
cenderung memutar dinamo. Misalkan konduktor rotor di bawah kutub N magnet medan,
membawa arus ke bawah (persilangan) dan yang di bawah kutub S membawa arus ke atas
(titik). Dengan menerapkan Aturan Tangan Kiri Fleming, arah gaya F, yang dialami oleh
konduktor di bawah kutub N dan gaya yang dialami oleh konduktor di bawah kutub S dapat
ditentukan. Ditemukan bahwa setiap saat kekuatan yang dialami oleh konduktor berada
sedemikian rupa sehingga mereka cenderung memutar dinamo.
Sekali lagi, karena rotasi konduktor di bawah kutub N berada di bawah kutub S dan
konduktor di bawah kutub S berada di bawah kutub N. Sementara konduktor beralih dari
kutub N ke kutub S dan kutub S ke kutub N, arah arus yang melalui mereka, dibalikkan
dengan menggunakan commutator. Karena pembalikan arus, semua konduktor berada di
bawah kutub N membawa arus ke arah bawah dan semua konduktor berada di bawah kutub S
membawa arus dalam arah ke atas seperti yang ditunjukkan pada video animasi di bawah.
Oleh karena itu, setiap konduktor datang di bawah N-pole mengalami kekuatan dalam arah
yang sama dan sama juga berlaku untuk konduktor berada di bawah S-kutub. Fenomena ini
membantu mengembangkan torsi terus menerus dan searah.

Anda mungkin juga menyukai