Sebuah banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam
daratan.[1] Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman sementara
oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air.[2] Dalam arti "air mengalir", kata ini
juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan
air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari
batasan alaminya Ukuran danau atau badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah
hujan dan pencairan salju musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air
mencapai daerah yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain.
Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama
di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang
dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari
dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan
bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan
perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di wilayah rawan banjir
adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir
periodik.
Mitos banjir besar adalah kisah mitologi banjir besar yang dikirimkan oleh Tuhan untuk
menghancurkan suatu peradaban sebagai pembalasan agung dan sering muncul dalam
mitologi berbagai kebudayaan di dunia.
MENCEGAH BANJIR
Dibutuhkan adanya sistem irigasi sampai pembuangan akhir yang jelas. Jangan sampai akhir
saluran air yang ada berujung pada sebuah sungai mati atau tidak mengalir, sehingga airnya
akan meluber.
Saluran air yang baik bisa saja berupa kali besar yang bebas dari tumpukan sampah berfungsi
menerima limpahan genangan air dari areal perumahan yang over load karena hujan, saluran
air ini nantinya akan bermuara ke sungai besar di sekitar daerah tersebut.
Saluran air yang baik juga bisa berupa Terowongan Saluran Air di Bawah Tanah, yang
menjamin semua air hujan akan disalurkan menuju laut. Sistem yang seperti ini telah lama
diterapkan oleh Negara berkembang seperti Jepang.
Perbaikan dan pembersihan saluran air tentu harus ada. Di wilayah tertentu bisa diadakan
secara gotong royong. Penjagaan ini harus dilakukan secara terus menerus dengan waktu
berkala. Bukan hanya sampah yang terbuang di saluran air, namun juga sampah dari saluran
air seperti tumbuhan-tumbuhan air yang telah mati, jika berkumpul juga akan menghambat
saluran air. Tanaman-tanaman di sekitar sungai pun perlu ditanam sebanyak mungkin yang
fungsinya untuk memperkuat bantaran sungai sehingga mencegah terjadinya longsor di
bantaran ke sungai.
Bendungan, yang memiliki bentuk seperti kolam air raksasa. Fungsinya untuk tempat
menampung air dengan ukuran yang sangat besar. Selain itu, bendungan dapat difungsikan
untuk pengairan, tempat pemancingan, atau tempat untuk pembangkit tenaga listrik.
· Tanggul, yang merupakan bangunan yang berbentuk tembok yang memagari pinggiran
sungai. Bangunan ini dibuat untuk mencegah air meluap ke daerah-daerah yang berada di
sekitar sungai.
· Kanal air, yang merupakan sungai buatan untuk mengalirkan air sungai sehingga air
sampai ke laut.
Masalah nyata di kota-kota besar adalah sedikitnya jumlah permukaan tanah yang memiliki
penyerapan air yang baik, untuk itu diperlukan sesuatu yang dapat menyerap air dengan baik.
Salah satunya adalah dengan menanam pohon berbatang besar atau tanaman yang memiliki
daya serap air tinggi, seperti tanaman pacar air, pohon mangga, pohon duku, pohon kenanga,
dll di areal sekitar rumah anda. Tanaman dapat menyerap air melalui akar, yang selanjutnya
akan diangkut menuju batang dan daun oleh jaringan xilem. Apabila masing-masing rumah di
kampung anda memiliki minimal satu pohon, maka dapat dipastikan kampung anda dapat
terhindar dari banjir.
Melestarikan Hutan
Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk mengatasi
banjir dengan cara meningkatkan daya resapan air, mengubah sampah organik menjadi
kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan), memanfaatkan peran
aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, dan mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh
genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria.
Cara membuatnya cukup mudah, kita cukup membuat lubang di tanah dengan menggunakan
bor tanah. Diameternya cukup 10 cm dengan panjang kira-kira sebesar 100 cm. Semakin
banyak lubang biopori di halaman rumah, kita semakin aman dari bahaya banjir.
Membuat Sumur Serapan
Sumur resapan adalah sarana untuk penampungan air hujan dan meresapkannya ke dalam
tanah. Sumur serapan berfungsi untuk membantu penyerapan air hujan ke dalam tanah dan
kembali ke siklus air yang semestinya sehingga tidak menggenang di permukaan dan
menyebabkan banjir. Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal
dua meter di bawah permukaan air tanah.
Kebanyakan kejadian banjir berlaku karena kecetekan sungai. Jika sebelumnya sungai
mampu mengalirkan sejumlah air yang banyak dalam sesuatu masa, kini pengaliran telah
berkurang. Ini disebabkan proses pemendapan dan pembuangan bahan-bahan buangan.
Langkah untuk menangani masalah ini adalah dengan menjalankan proses pendalaman sungai
dengan mengorek semua lumpur dan kekotoran yang terdapat di sungai. Bila proses ini
dilakukan, sungai bukan saja menjadi dalam tetapi mampu mengalirkan jumlah air hujan
dengan banyak.
Penggunaan Paving Stone untuk Jalan
Pembangunan jalan setapak dengan sistem paving block dapat membuat jalan lebih mudah
menyerap air dibandingkan dengan penggunaan aspal, sehingga apabila hujan turun air banjir
dapat terserap ke dalam tanah dengan cepat.
Di Negara berkembang seperti Amerika serikat telah diluncurkan jalan yang menggunakan
photocatalytic cement, sebuah cara paving permukaan terbaru. Jalan inmengandung partikel
nano dari titanium dioksida. Dengan partikel ini, jalan tersebut mampu "memakan" asap dan
menghapus gasnitrogen oksida dari udara. Selain itu, lebih dari 60 persen sisa kontruksi bisa
didaur ulang.
Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) adalah kawasan atau areal permukaan tanah yang
didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, dan atau
sarana lingkungan/kota, dan atau pengamanan jaringan prasarana, dan atau budidaya
pertanian. Selain untuk meningkatkan kualitas atmosfer, menunjang kelestarian air dan tanah,
Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) di tengah-tengah ekosistem perkotaan juga
berfungsi untuk mencegah terjadinya banjir. Ruang terbuka hijau yang ideal adalah 30 % dari
luas wilayah. Hampir disemua kota besar di Indonesia, Ruang terbuka hijau saat ini baru
mencapai 10% dari luas kota.
Menumbuhkan sifat dan sikap bersama-sama bahwa lingkungan tempat tinggal atau wilayah
penting sekali untuk dijaga, merupakan faktor terpenting untuk mengatasi banjir. Jika hal ini
tidak bisa dilakukan, tentu saja kepentingan pribadi masing-masing akan muncul seenaknya.
Ada yang berusaha menjaga dan mementingkan lingkungan, namun bersamaan dengan itu
pula muncul sikap berlaku seenaknya dan tidak mementingkan lingkungan agar terbebas dari
banjir.
Sebuah pemberitahuan tentu saja tak bisa dilakukan secara individual. Campur tangan
pemerintah, ketua RT, ketua RW, dll dalam pemberitahuan akan pentingnya menjaga
lingkungan akan menjadi satu hal yang diperhatikan oleh warga. Sosialisasi yang tepat akan
membuat kesadaran dalam benak warga, untuk saling menjaga dan mengingatkan.
MENANGGULANGI BANJIR
Saat ini intensitas hujan sudah mulai meningkat. Hampir setiap hari, Jakarta dan sekitarnya
diguyur hujan deras. Akibat turun hujan yang terlalu sering mengakibatkan banjir di Ibu
kota ini. Banjir selalu melanda Jakarta, terutama saat musim hujan.
Namun, sebelum terjadi banjir ada beberapa langkah yang harus Anda lakukan, seperti
bekerja bakti membersihkan saluran air, melaksanakan 3M (Menguras, menutup, dan
menimbun) benda-benda yang dapat menjadi sarang nyamuk, membuang sampah pada
tempatnya, dan menyediakan bak penyimpanan air bersih.
Dengan melakukan antisipasi, setidaknya Anda akan sedikit lebih merasa nyaman walau
banjir akan datang dan agar tidak mengalami berbagai penyakit. Selain itu, Adapun langkah-
langkah yang bisa Anda lakukan saat terjadi banjir dan pasca banjir. Apa saja? Untuk
mengetahuinya mari Anda simak tips berikut ini:
Saat Banjir
1. Selamatkan diri ke tempat aman
Saat terjadi banjir, Anda dan keluarga harus menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman.
Carilah tempat yang lebih tinggi, seperti lantai 2 rumah jika rumah Anda bertingkat atau
segera mengungsi ke rumah saudara yang tidak terkena banjir. Namun, jika ingin
meninggalkan rumah, Anda harus lapor terlebih dahulu kepada ketua RT setempat.
Itulah cara yang bisa Anda lakukan saat menghadapi banjir. Banjir yang terjadi di
Jakarta sebenarnya ulah dari manusianya sendiri. Agar wilayah Anda tidak mengalami banjir,
sebaiknya melakukan pencegahan, seperti tidak membuang sampah sembarangan,
membersihkan saluran air secara berkala, dan menanam pohon di sepanjang aliran sungai.
AKIBAT BANJIR / DAMPAK BANJIR
Dampak primer
Kerusakan fisik - Mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk jembatan, mobil,
bangunan, sistemselokan bawah tanah, jalan raya, dan kanal.
Dampak sekunder
Persediaan air – Kontaminasi air. Air minum bersih mulai langka.
Penyakit - Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit bawaan air.
Pertanian dan persediaan makanan - Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh
kegagalan panen.[4] Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung kepada endapan sungai
akibat banjir demi menambah mineral tanah setempat.
Pepohonan' - Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa bernapas.[5]
Transportasi - Jalur transportasi hancur, sulit mengirimkan bantuan darurat kepada
orang-orang yang membutuhkan.
Dampak tersier/jangka panjang
Ekonomi - Kesulitan ekonomi karena penurunan jumlah wisatawan, biaya
pembangunan kembali, kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan harga, dll.
KESIMPULAN
Banjir hanyalah salah satu dari sekian banyak bencana alam yang sering terjadi.
Banjir sering terjadi terutama pada musim hujan dengan intensitas yang sering dan
lebat. Daerah yang menjadi langganan banjir terutama pada daerah sekitar arus sungai.
Namun daerah yang jauh dari sungai pun kadang terkena musibah banjir juga jika
curah banjir terjadi hujan yang datang terus menerus dan sungai tidak lagi sanggup
menampung banyaknya air hujan.
Bencana banjir yang terjadi di Indonesia selama ini tidak semata-mata disebabkan
oleh alam, namun juga disebabkan oleh perilaku manusia itu sendiri. Dengan demikian, maka
seluruh lapisan masyarakat yang ada di Indonesia serta pemerintah harus bersama-sama
mencegah agar bencana banjir tidak semakin parah, dan pada akhirnya Indonesia bebas dari
banjir.