Anda di halaman 1dari 11

1. Hari/Tanggal : Kamis, 24 September 2020.

2. Waktu : 13.00 - 15.30 WIB

3. Nama Anggota Kelompok :

Rasita Karina Br Manulang (1191111024)

Risky Mayang Sari (1191111038)

Zeviona Amara Putri (1192411006)

Arda Yatul Liani Pasaribu (1192411018)

4. Pertemuan ke : 3 (tiga)

5. Nama Penanya / Kelompok / Pertanyaan

a. Nama : Agnes Clarissa Panjaitan

NIM : 1191111032

Saya ingin bertanya, di dalam makalah kalian ada terdapat bahwa pembelajaran problem based
learning (PLB)dikatakan lebih mampu meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar
peserta didik dibandingkan model konvensional. Coba jelaskan mengapa pembelajaran problem
based learning lebih unggul dibandingkan dengan model konvensional?

b. Nama : Riri Amanda

NIM : 1191111028

Saya ingin bertanya kepada kelompok 1 mengenai pelaksanaan pendekatan saintifik. Dalam
pendekatan saintifik menekankan pada pemberian pemahaman kepada siswa melalui
pengalaman yang diperoleh menggunakan pendekatan ilmiah. Pertanyaan saya, komponen
apa saja yang penting untuk diperhatikan dalam penggunaan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran ?

c. Nama : Juni Reh Meita Br Ginting


NIM : 1192411013

Coba jelaskan Bagaimana pelaksanaan atau teori pendekatan pembelajaran saintifik di sd kelas
rendah menurut tuntutan kurikulum yang berlaku?

d. Nama: Jessika Stephany Sirait

NIM: 1192411005

Usia SD kelas tinggi biasanya sudah mulai memasuki masa pubertas dan sudah mulai tertarik
dengan lawan jenis jadi bagaimana tindakan kalian selaku guru sd untuk membuat pendekatan
dan model pembelajaran IPA itu agar siswa tersebut fokus kepada guru nya dan
pembelajarannya?

e. Nama : Yunita Sari Sinaga

NIM: 1192411011

Bagaimana cara yang tepat menerapkan Model Pembelajaran Problem Based Learning2 pada
siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari
sulit untuk dipecahkan, sehingga mereka akan merasa enggan untuk mencoba?

f. Nama : Nur Elita Mardiyah Aswat Nasution

NIM : 1191111046

Sebagai seorang guru bagaimana cara kalian untuk meningkatkan keterampilan proses sains
dan hasil belajar peserta didik di SD kelas Tinggi. Dan model manakah yang paling cocok
diterapkan dimasa pandemi sekarang?

g. Nama: Muhammad Arif Zulmi

NIM: 1191111043
Mengenai pembela PBL. Nah pembelajaran PBL merupakan pembelajaran berbasis masalah.
Dengan kata lain siswa dihadapkan dengan masalah-masalah yang membuat siswa harus
berpikir kritis untuk mencari solusi masalah tersebut. Yang ingin saya tanyakan pembelajaran
berbasis masalah seperti apa yang bisa diterapkan oleh guru untuk meningkatkan tingkat
berpikir kritis siswa SD tersebut dan apakah pembelajaran PBL ini dapat dipadukan dengan
pembelajaran PJBL?

6. Nama penjawab / jawaban

Nb: urutan penjawab sama dengan urutan pertanyaan yang sudah dibuat pada berita acara
diatas.

a. Arda Yatul Liani Pasaribu (1192411018)

Pembelajaran problem based learning dikatakan lebih mampu meningkatkan keterampilan


proses belajar sains dibandingkan model konvensional, hal itu dikarenakan pada pembelajaran
problem based learning para peserta didik difasilitasi untuk mendukung dalam memecahkan
masalah yang dihadapi. Para peserta didik lebih mampu berpikir secara konkrit sehingga
dengan pembelajaran ini lebih memudahkan peserta didik dalam mengatasi
permasalahan.Dibandingkan model konvensional, model pembelajaran ini lebih unggul karena
model konvensional lebih banyak membuat peserta didik mendengarkan bukan melakukan.
Karena pada metode konvensional guru lebih banyak berceramah atau menjelaskan sehingga
siswa hanya dituntut sebagian pendengar pasif dalam pembelajaran dengan tidak dibantu
untuk membangun pengetahuannya sendiri.

b. Risky Mayang Sari (1191111038)

Komponen-komponen penting yang untuk diperhatikan dalam mengajar menggunakan


pendekatan scientifik antara lain:

1. Menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan (Foster asense of


wonder),

2. Meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation),


3. Melakukan analisis ( Push for analysis) dan

4. Berkomunikasi (Require communication)

Jika komponen tersebut dapat dilakukan dengan baik maka dapat dikatakan keberhasilan
pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dapat dicapai oleh siswa.

c. Risky Mayang Sari (1191111038)

Pelaksanaan atau teori pendekatan pembelajaran saintifik di sd kelas tinggi menurut tuntutan
kurikulum yang berlaku :

Kurikulum yang berlaku saat ini adalah Kurikulum 2013, dalam kurikulum 2013 model
pembelajaran tematik merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan
untuk diaplikasikan. Melalui pembelajaran tematik terpadu peserta didik dapat memperoleh
pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpandan
menerapkan konsep yang telah dipelajarinya.

pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan


ilmiah dan inkuiri dimana peserta didik diarahkan dan dibimbing pada kegiatan mengobservasi,
menanya, mencoba, menalar dan membangun jejaring atau mengkomunikasikan untuk
menyebarluaskan hasil belajar yang diperoleh.

Adapun bentuk kegiatan pembelajaran tematik terpadu melalui pendekatan saintifik dapat
dilihat sebagai berikut :

a. Mengamati

Mengamati merupakan aktivitas ilmiah yang sungguh mudah untuk dilaksanakan, yaitu dengan
menggunakan panca indera yang meliputi penglihatan,pendengaran, pengecapan, perabaan,
dan pembauan. Melalui proses penginderaan itu peserta didik menangkap fenomena dan atau
informasi tentang benda, manusia, alam, kegiatan dan gagasan.

Misal : Siswa mengamati foto hutan Kalimantan dan membaca teks tentang keindahan hutan
kalimantan serta manfaat hutan bagi kehidupan.
b. Menanya

Merupakan aktivitas ilmiah setelah kegiatan mengamati yang dimaksudkan agar peserta didik
berperan aktif dalam pembelajaran. Peserta didik menjadi terangsang menanyakan sesuatu
yang belum mereka pahami atau masih diragukan. Kegiatan menanya ini diawali dengan
bimbingan guru hingga peserta didik mampu menanya secara mandiri yang akhirnya menjadi
suatu kebiasaan.

Misal : Siswa menanyakan hal-hal yang ingin diketahui, dan yang ingin mereka lakukan
kaitannya dengan hutan.

c. Mengumpulkan Informasi/Mencoba Mengeksperimen

Mengumpulkan informasi/mencoba/mengeksperimen di sini, merupakan aktivitas ilmiah yang


dilaksanakan untuk memperoleh hasil belajar yang nyata, langsung dan bermakna. Kegiatan ini
dilakukan untuk menggali dan mengumpulkan sejumlah informasi dari berbagai sumber melalui
berbagai cara bahkan sampai melakukan percobaan/eksperimen. Kegiatannya tidak hanya
dibatasi ruang kelas, tetapi juga bahkan ke luar kelas seperti di perpustakaan, halaman sekolah,
ruang komputer dan sebagainya.

Misal : Siswa melakukan 2 jenis percobaan untuk mengetahui fungsi pohon/tanaman bagi
kehidupan di bumi. Siswa mencari informasi tambahan untuk mendapatkan paling sedikit 10
contoh perilaku peduli dengan keindahan lingkungan dan 10 contoh perilaku merusak
keindahan lingkungan.

d. Menalar/Mengasosiasi

Menalar/Mengasosiasi merupakan aktivitas ilmiah yang mengkondisikan peserta didik untuk


bekerja sama sehingga dapat saling membantu untuk mengerjakan hasil tugas. Kegiatan ini
menekankan aktivitas belajar peserta didik untuk melakukan proses pemahaman, mendapatkan
makna/pengertian tentang fakta, gejala, kegiatan, gagasan, nilai dan lain-lain.

Misal : Siswa menuliskan alasan mengapa gambar yang mereka lingkari termasuk ke dalam
perilaku yang menjaga lingkungan.
e. Mengkomunikasikan

Pada akhir kegiatan inti pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu mengkomunikasikan
hasil kerjanya baik secara individu maupun kelompok. Dalam aktivitas kegiatan ini guru dapat
mengklarifikasi dan mengoreksi mengenai hasil kerja peserta didik, agar peserta didik dapat
mengetahui hasil kerja yang tepat.

Misal : Bersama seorang teman siswa mengomunikasikan secara bergantian, hasil pencarian
data dan kesimpulan mengenai dua jenis perilaku tersebut. Siswa menyebutkan contoh-
contohnya dan menjelaskan dengan singkat alasannya.

d. Arda Yatul Liani Pasaribu (1192411018)

Terkait pendekatan yang bisa dilakukan agar anak bisa lebih fokus dalam pembelajaran.

Menghadapi anak yang sudah pubertas sehingga sulit fokus dalam belajar menjadi tantangan
tersendiri bagi guru agar mereka bisa memfokuskan diri dalam menerima pembelajaran. Perlu
adanya pendekatan khusus dan perhatian yang diberikan, untuk membantu anak.

Anak pada usia SD mempunyai karakteristik tersendiri dalam hal ini harus dipahami oleh guru
sehingga dalam proses pembelajaran dikelas menjadi pertimbangan tersendiri, selain harus
memahami karakteristiknnya, guru juga harus memahami perkembangan intelektualnya, fungsi
dari fisiknya serta merefleksikannya didalam kelas ketika proses pembelajaran terjadi. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi permasalahan dalam proses pembelajaran terutama
ketidakfokusan peserta didik. Jika dalam pembelajaran IPA bisa digunakan pendekatan
keterampilan proses agar anak bisa lebih fokus dalam belajar, hal ini dikarenakan pendekatan
keterampilan proses ini lebih melibatkan siswa dengan materi konkret dan bekerja ilmiah.
Keterampilan proses yang umum diajarkan adalah mengorvasi, menyampaikan hasil
pengamatan, dan menyimpulkan serta melakukan percobaan/penelitian.

Ketika anak sudah mulai mengikuti pembelajaran dengan konsep pengamatan secara faktual
maka anak bisa lebih fokus untuk meneliti dan mendapatkan hasil atas permasalahan IPA yang
terjadi.
e. Zeviona Amara Putri (11924110006)

Cara yang tepat menerapkan Model Pembelajaran Problem Based Learning7 pada siswa tidak
memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk
dipecahkan, sehingga mereka akan merasa enggan untuk mencoba. Mari sebelumnya kita
bahas dulu dari pengertian model pembelajaran PBL ini. Problem Based Learning (PBL) adalah
metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para
peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh
pengetahuan. Pada model pembelajaran ini memperhatikan orientasi peserta didik terhadap
masalah. Guru harus menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas yang akan dilakukan agar
peserta didik tahu apa tujuan utama pembelajaran, apa permasalahan yang akan dibahas,
bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini untuk memberi konsep dasar
kepada peserta didik. Guru juga harus bisa memberikan motivasi peserta didik untuk terlibat
aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih. Guru mengorganisasikan peserta didik dan
mengawasinya. Selama pembelajaran siswa harus selalu dalam pengawasan gurunya. Guru juga
harus mengenal karakteristik pribadi setiap siswa. Jika memang siswa tersebut merasa payah
dalam hal pembelajaran maka sang guru harus mendampingi siswa tersebut secara pelan-pelan
agar membuatnya paham. Dengan motivasi dan bantuan yang telah diberikan oleh guru, maka
siswa pelan-pelan akan berubah dan ia akan mencoba untuk semangat dalam hal belajar.

f. Rasita Karina Br Manulang (1191111024)

Cara untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar peserta didik yaitu

1) memberikan kesempatan untuk menggunakan keterampilan proses dalam menangani setiap


materi dan fenomena pada tangan pertama, hal ini akan mendorong siswa menggunakan
indera mereka untuk mengumpulkan data;

2) memberikan kesempatan untuk berdiskusi baik dalam kelompok kecil maupun kelompok
besar (keseluruhan kelas), hal ini memungkinkan siswa untuk bertukar ide, mengeluarkan
pendapat, dan mendengarkan pendapat;
3) dengarkan apa yang dikemukakan siswa dan telaah hasil yang mereka peroleh serta pelajari
keterampilan proses apa yang mereka gunakan untuk menyusun ide atau pendapat mereka,
melalui hal ini guru akan tahu bagaimana cara siswa mengumpulkan data;

4) mendorong adanya reviu kritis siswa dari setiap kegiatan yang telah dilaksanakan, hal ini
mendorong siswa untuk mencari alternatif permasalahan yang lain untuk mengatasi masalah
yang muncul; serta

5) menyiapkan teknik yang luwes untuk pengembangan keterampilan proses, suatu instrumen
akan meningkatkan keakuratan pengamatan serta membantu siswa dalam mengkomunikasikan
hasil yang mereka peroleh.

Dan model yang cocok diterapkan di masa pandemi yaitu model pembelajaran berbasis proyek
(project based learning) karena pada model ini memacu siswa untuk lebih aktif dalam belajar.
Dan salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan
berpikir siswa dalam membantu memecahkan masalah dalam kehidupan nyata.

g. Arda Yatul Liani Pasaribu (1192411018) dan Zeviona Amara Putri (11924110006)

Jawaban Arda :

Mengenai model pembelajaran PBL dan PJBL.

Untuk Masalah yang diangkat dalam pembelajaran adalah masalah yang terjadi di dunia nyata,
bukan masalah yang dihadapi siswa karena tidak memahami materi pelajaran tertentu.
Masalah yang dapat diangkat misalnya, , wabah penyakit, sampah, pemanasan global, bencana
alam, dll. Nah disini la pengetahuan yang diperoleh siswa di kelas untuk diaplikasikan di dunia
nyata dengan membuat solusi atas permasalahan-permasalahan yang ada – dimana siswa juga
berperan sebagai profesi-profesi yang ada di dunia nyata, seperti dokter, peneliti lingkungan dll.
Selain itu, PjBL harus mampu memberikan value/nilai/manfaat kepada masyarakat
sekitar/dunia nyata, dimana hal ini adalah esensi utama dari tujuan pendidikan.

Dua model pembelajaran ini dapat dikombinasikan secara bersama sama dikarenakan strategi
pengajaran yang dilakukan sama-sama fokus pada pertanyaan/tugas yang bersifat terbuka,
pembelajaran otentik, berpusat pada siswa, multi-disiplin ilmu, fokusi pada penguatan
kecakapan belajar mandiri, komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, manajemen waktu, dan
keterampilan manajemen proyek. Sehingga dalam mencapai hasil pembelajaran IPA siswa SD
kelas tinggi.

Namun alangkah lebih baiknya untuk mendapatkan hasil dalam yang lebih baik juga agar fokus
siswa tidak menjadi terpecah belah maka bisa digunakan salah satu dari dua model
pembelajaran ini.

Jawaban Viona :

Untuk Masalah yang diangkat dalam pembelajaran adalah masalah yang terjadi di dunia nyata,
bukan masalah yang dihadapi siswa karena tidak memahami materi pelajaran tertentu.
Masalah yang dapat diangkat misalnya, , wabah penyakit, sampah, pemanasan global, bencana
alam, dll. Nah disini la pengetahuan yang diperoleh siswa di kelas untuk diaplikasikan di dunia
nyata dengan membuat solusi atas permasalahan-permasalahan yang ada – dimana siswa juga
berperan sebagai profesi-profesi yang ada di dunia nyata, seperti dokter, peneliti lingkungan dll.
Selain itu, PjBL harus mampu memberikan value/nilai/manfaat kepada masyarakat
sekitar/dunia nyata, dimana hal ini adalah esensi utama dari tujuan pendidikan.

Dua model pembelajaran ini dapat dikombinasikan secara bersama sama dikarenakan strategi
pengajaran yang dilakukan sama-sama fokus pada pertanyaan/tugas yang bersifat terbuka,
pembelajaran otentik, berpusat pada siswa, multi-disiplin ilmu, fokusi pada penguatan
kecakapan belajar mandiri, komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, manajemen waktu, dan
keterampilan manajemen proyek. Sehingga dalam mencapai hasil pembelajaran IPA siswa SD
kelas tinggi

Namun alangkah lebih baiknya untuk mendapatkan hasil dalam yang lebih baik juga agar fokus
siswa tidak menjadi terpecah belah maka bisa digunakan salah satu dari dua model
pembelajaran ini.

7. Nama menanggapi atau menambahkan jawaban


a. Intan Permata Sari Siregar (1191111039)

b. Gita Laurenza S. (1192411009)

c. Riska Uli Enjelina Br Sidabariba (1192411008)

d. Nanda Widya Putri (1191111034)

e. Ronauli Gurning (1192411016)

f. Maria Magdalena Marpaung (1192411010)

g. Nur Elita Mardiyah Aswat Nasution (1191111046)

h. Vizalastri Saragih (1191111029)

i. Wita Laila Rivani (1191111027)

j. Ummul Huda Harahap (1191111041)

k. Ladi Ladita Sigalingging (1191111036)

l. Desnica Maria (1192411007)

m. Yunita Sinaga (1192411011)

n. Zuani Jesica Pasaribu (1192411014)

o. Yosefh Banjarnahor (1192411003)

p. Citra Lestari (1192411004)

q. Salsa Nabilla Putri (1191111025)

r. Najla Pramesti (1191111026)

s. Adela Chairani Syahputri (1191111040)


8. Kesimpulan

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir
yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan
bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Ada beberapa pendekatan dan model pembelajaran IPA yang dapat diterapkan di Sekolah
Dasar Kelas Tinggi. Yakni pendekatan saintifik, model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) semua pendekatan dan model
pemebelajaran ini dapat di terapkan dalam pembelajaran IPA untuk menganalisis pembelajaran
yang lebih konkret.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses
individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar. Dengan demikian, dapatlah dikatakan
bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai aktifitas untuk
mencapai proses perubahan, yang dilakukan seseorang dengan sengaja untuk memperoleh
suatu pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang mengalami
perubahan perilaku yang positif.

9. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai