Anda di halaman 1dari 8

"Materi kelompok 1 : Pendekatan dan model pembelajaran IPA di sd (pendekatan saintifik,

model PBL, model PjBL). Karna pada buku utama dan pembanding hanya ada satu model
pembelajaran yaitu model PBL, maka ringkasan buku berisi tentang Model pembelajaran PBL".

A. Ringkasan Buku Utama (Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah).

Belajar sebagai mana yang dikemukana oleh Sardiman (2003: 20), bahwa “belajar merupakan
perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya”. Belajar juga akan lebih
baik kalau subjek belajar mengalami atau melakukannya. Belajar suatu proses interaksi antara
diri manusia (id-ego-super ego) dengan lingkungan yang berwujud pribadi, fakta, konsep atau
teori. Dalam hal ini terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah: (1) proses
internalisasi ke dalam diri yang belajar, (2) dilakukan secara aktif, dengan segenap panca indera
ikut berperan.

Adapun hasil belajar menurut Bloom dalam Purwanto (2007: 45) yang menggolongkan kedalam
tiga ranah yang perlu diperhatikan dalam setipa proses belajar mengajar. Tiga ranah tersebut
adalah ranah kognitif, efektif, dan psikomotor. Ranah kognitif mencakup hasil belajar yang
berhubungan dengan ingatan, pengetahuan, dan kemampuan intelektual. Ranah efektif
mencakup hasil belajar yang berhubungan dengan sikap, nilai-nilai, perasaan, dan minat. Ranah
psikomotor mencakup hasil belajar yang berhubungan dengan keterampilan fisik atau gerak
yang ditunjang oleh kemampian psikis.

Konsep model pembalajaran menurut Trianto (2010: 51), menyebutkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran
mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-
tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan
pengelolaan kelas.

Menurut Arends (dalam Trianto, 2010:92-94) pengajaran berdasarkan masalah merupakan


suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik
dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inquiri dan
keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri.
Berbagai pengembang pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan model pengajaran
itu memiliki karakteristik sebagai berikut: Pengajuan pertanyaan atau masalah, berfokus pada
keterkaitan antardisiplin, penyelidikan autentik, menghasilkan produk dan memamerkannya,
dan kolaborasi.

Pembelajaran berdasarkan masalah memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan


masalah.

2. Belajar peranan orang dewasa yang autentik.

3. Menjadi pembelajar yang mandiri.

Menurut Trianto (2010:96-97) kelebihan dan kekurangan model Pembelajaran Berbasis


Masalah adalah sebagai berikut:

Kelebihan:

1. Realistik dengan kehidupan siswa;

2. Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa;

3. Memupuk sifat inquiry siswa;

4. Retensi konsep jadi kuat;

5. Memupuk kemampuan Problem Solving.

Kekurangan:

1. Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks;

2. Sulitnya mencari problem yang relevan;

3. Sering terjadi miss-konsepsi;


4. Konsumsi waktu, dimana model ini memerlukan waktu yang cukup dalam penyelidikan.

Menurut Trianto (2010: 98) langkah-langkah model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah
sebagai berikut:

1. Orientasi siswa kepada masalah: guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan


logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk
memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang
dipilih.

2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar: guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok: guru mendorong siswa untuk


mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya: guru membantu siswa dalam merencanakan
dan menyiapkan karya yang sesuai.

B. Buku Pembanding (Pembelajaran IPA Sekolah Dasar)

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti
berubah pengetahuannya, pemahamannya sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya
kecakapan dan kemampuannya, daya rekasinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang
ada pada individu (Sudjana, 2013). Jadi seseorang dikatakan telah belajar adalah jika seseorang
tersebut mengalami perubahan pada beberapa aspek yang ditentukan, selain itu dapat kita
ketahui bahwa belajar merupakan proses yang aktif yang mereaksi pada sekitar individu siswa.

Hasil belajar IPA yang ingin dikembangkan juga terdapat tiga macam, dari pengetahuannya,
sikap yang biasa dikenal sikap ilmiah dan keterampilan yang dikenal dengan keterampilan
proses dalam pembelajaran IPA. Diharapkan ketiga unsur ini dapat muncul pada diri peserta
didik, sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh memahami
fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah dan meniru cara dan
sikap ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru.

Hasil belajar yang juga harus dikembangkan dalam pembelajaran IPA adalah sikap ilmiah siswa.
Seperti yang disebutkan sebelumnya sikap ilmiah yang dikembangkan diantaranya adalah sikap
yang senantiasa mendahulukan bukti, luwes, kritis, tekun, terbuka, kreatif, teliti dan peka
terhadap lingkungan. Sikap ini tidak hanya dikembangkan selama proses pembelajaran IPA saja,
namun lebih terpenting lagi, sikap ini dikembangkan tidak hanya sampai pada tahap
mengetahui namun sampai pada tahap menerapkan.

Model pembelajaran adalah pendekatan spesifik dalam mengajar (Enggen dan Kauchak, 2012).
Lebih lanjut menurut Joyce dalam Trianto (201) menyatakan bahwa model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang didgunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputerm
kurikulum dan lain-lain. Setiapmodel pembelajaran mengarahkan kita mendesain pembelajaran
untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Tujuan model pembelajaran dirancang untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan


dari berbagai aspek (kognitif, afektif, dan psikomotor) serta memperoleh pemahaman
mendalam tentang bentuk spesifik materi.

Model pembelajaran tidak bersifat kaku, sehingga memungkinkan seorang guru untuk
memadukannya atau melakukan modifikasi sesuai dengan kreativitas guru namuntetap
berpegang pada tujuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Selain itu hal yang
diperhatikan lainnya adalah tingkat perkembangan kognitif siswa, sarana dan fasilitas yang
tersedia.

Cara pengembangan berpikir siswa dapat dilakukan dengan mempelajari berbagai hal dan
dapat mengkaitkannya dengan permasalahan kehidupan sehari-hari. Melalui penyajian
masalah, siswa dapat memberikan suatu solusi atau pemecahan masalah (problem solving).
Semakin sering siswa memecahkan masalah, maka kemampuan berpikir siswa akan semakin
terasah dan dapat meningkatkan kepekaannya terhadap masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih lanjut pembelajaran berbasis masalah tidak hanya sebatas hafalan.

Menurut (Arends dalam Trianto, 2012) menyatakan pengajaran berbasis masalah merupakan
suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik
dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan
keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, kemandirian dan percaya diri.

Pembelajaran berbasis masalah bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir, kepekaan


sosial dan mampu mengaitkan pengetahuan yang dimiliki dengan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari siswa serta siswa menjadi individu yang mandiri. Pembelajaran berbasis
masalah, lebih mengarahkan pada teori konstruktivisme yang mana pembelajaran adalah hasil
dari siswa membangun pengetahuannya sendiri.

Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik tersendiri baik sintaks- sintaksnya. Adapun
sintaks pembelajaran berbasis masalah, yaitu Tahap 1- Orientasi pada masalah, Tahap 2-
mengorganisasi siswa untuk belajar, Tahap 3- membimbing penyelidikan individual maupun
kelompok, Tahap 4- mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan Tahap 5- menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

 Pengertian belajar
Menurut buku utama (Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah), Sardiman (2003:
20), bahwa “belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru,
dan lain sebagainya”.
Menurut buku pembanding (Pembelajaran IPA Sekolah Dasar), Belajar adalah suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai
hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah
pengetahuannya, pemahamannya sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya
kecakapan dan kemampuannya, daya rekasinya, daya penerimaannya dan lain-lain
aspek yang ada pada individu (Sudjana, 2013).
 Hasil belajar
Menurut buku utama (Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah), Adapun hasil
belajar menurut Bloom dalam Purwanto (2007: 45) yang menggolongkan kedalam tiga
ranah yang perlu diperhatikan dalam setipa proses belajar mengajar. Tiga ranah
tersebut adalah ranah kognitif, efektif, dan psikomotor. Ranah kognitif mencakup hasil
belajar yang berhubungan dengan ingatan, pengetahuan, dan kemampuan intelektual.
Ranah efektif mencakup hasil belajar yang berhubungan dengan sikap, nilai-nilai,
perasaan, dan minat. Ranah psikomotor mencakup hasil belajar yang berhubungan
dengan keterampilan fisik atau gerak yang ditunjang oleh kemampian psikis.
Menurut buku pembanding (Pembelajaran IPA Sekolah Dasar), Hasil belajar IPA yang
ingin dikembangkan juga terdapat tiga macam, dari pengetahuannya, sikap yang biasa
dikenal sikap ilmiah dan keterampilan yang dikenal dengan keterampilan proses dalam
pembelajaran IPA. Diharapkan ketiga unsur ini dapat muncul pada diri peserta didik,
sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh memahami
fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah dan meniru cara
dan sikap ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru.
 Pengertian model pembelajaran
Menurut buku utama (Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah), Konsep model
pembalajaran menurut Trianto (2010: 51), menyebutkan bahwa model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran
mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya
tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Menurut buku pembanding (Pembelajaran IPA Sekolah Dasar), menurut Joyce dalam
Trianto (201) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
suatu pola yang didgunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputerm kurikulum dan lain-
lain. Setiap model pembelajaran mengarahkan kita mendesain pembelajaran untuk
membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
 Pengertian Problem Based Learning (pembelajaran berbasis masalah)
Menurut buku utama (Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah), menurut Arends
(dalam Trianto, 2010:92-94) pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu
pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik
dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inquiri
dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian, dan
percaya diri.
Menurut buku pembanding (Pembelajaran IPA Sekolah Dasar), Menurut (Arends dalam
Trianto, 2012) menyatakan pengajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan
pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud
untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan
keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, kemandirian dan percaya diri.
 Tujuan Problem Based Learning (pembelajaran berbasis masalah)
Menurut buku utama (Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah), Pembelajaran
berdasarkan masalah memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan
pemecahan masalah.
2. Belajar peranan orang dewasa yang autentik.
3. Menjadi pembelajar yang mandiri.
Menurut buku pembanding (Pembelajaran IPA Sekolah Dasar), Pembelajaran berbasis
masalah bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir, kepekaan sosial dan mampu
mengaitkan pengetahuan yang dimiliki dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-
hari siswa serta siswa menjadi individu yang mandiri. Pembelajaran berbasis masalah,
lebih mengarahkan pada teori konstruktivisme yang mana pembelajaran adalah hasil
dari siswa membangun pengetahuannya sendiri.
 Langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning (pembelajaran berbasis
masalah)

Anda mungkin juga menyukai