Anda di halaman 1dari 2

BOVIN SOMATOTROPIN

 Salah satu teknologi yang saat ini sedang digunakan secara  luas adalah penggunaan Bovine Somatotropin
(bST).  Penggunaan bST di beberapa negara terutama  Amerika telah teruji kemampuannya dalam meningkatkan
produksi susu. Akan tetapi berbagai kalangaan termasuk praktisi, peneliti maupun konsumen masih
mempertanyakan dampak penggunaan bST, baik pada ternak, manusia maupun lingkungan. Sehingga penggunaan
di Indonesia mungkin masih menunggu beberapa waktu lagi. Padahal dibandingkan dengan impor sapi perah yang
pada saat ini yang sangat besar biayanya, penggunaan bST dapat meningkatkan produksi susu hingga 30 % tanpa
harus menambah jumlah sapi perah  serta menambah fasilitas seperti kandang dan penggunaan lahan baru.
       Tulisan ini hanya merupakan beberapa review dari beberapa jurnal yang merupakan hasil penelitian baik
yang dilakukan di laboratorium Pusat-pusat penelitian atau Universitas yang terkemuka (Lab) juga dan dari hasil
penelitian dan penerapan di lapangan (field  study) pada beberapa perusahaan sapi perah.  Penelitian tersebut tidak
hanya dilakukan di Amerika juga di Amerika  latin seperti Mexico, Brazil, Puerto Rico , daerah Eropa Timur
bahkan negara tropis seperti di Zimbabwe, Kenya di Afrika dan tetangga kita Malaysia.
       Dari hasil tulisan yang sangat sederhana ini diharapkan  diperoleh imformasi mengenai penggunaan bST dan
kemungkinan penggunaannya di Indonesia.

Mekanisme kerja Somatotropin dalam memperbaiki performans


laktasi dinyatakan oleh Breier et al . (1991) yaitu dengan perubahan
pembagian penyerapan zat makanan  (partitioning of absorbed
nutrients), pertambahan lemak dikurangi, mobilisasi lemak
ditingkatkan dan penggunaan glukosa oleh jaringan peripheral dan
oksidasi glukosa  dan asam-amino dikurangi . Akibatnya glukosa dan
asam-amino menjadi tersedia untuk sintesis komponen susu serta
cadangan lemak digunakan sebagai sumber energi. Selain itu respons
ternak terhadap bST adalah peningkatan pengeluaran darah dari
jantung (cardiac out put ) dan laju  aliran darah ke
ambing (mammary blood flow). Respons-respons ini yang
menyebabkan peningkatan pemasukan zat makanan (nutrient) ke
ambing.
       Ketertarikan terhadap bST mulai  tahun 1932, ketika seorang
peneliti bernama Asdell mendemonstrasikan satu respons produksi
susu pada kambing betina laktasi yang diberi ekstrak  pituitary.  Pada
tahun 1940 diperoleh imformasi  bahwa zat tersebut adalah ekstrak
somatotropin. Pada tahun 1982 muncul suatu produk bioteknologi
yang digunakan pada ternak berupa Bovine Somatotropin (bST).
Sejak penemuan bST ini penelitian demi penelitian dilakukan para
ahli untuk menguji sejauh mana manfaat bST secara biologis dan apa
dampak penggunaan tersebut. Penelitian terutama dilakukan pada
sapi perah

Anda mungkin juga menyukai