NAMA : HERIYANTO
NIM : 08041381419070
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : SITI SOLEHA
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2015
1 Universitas Sriwijaya
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1 Universitas Sriwijaya
2
senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah terurai akibat
temperature yang tinggi atau tekanannya yang tinggi (Hidayat, 2006).
Proses sterilisasi bahan eksplan merupakan kegiatan penting dalam kultur
jaringan. Sterilisasi tersebut tidak hanya dilakukan terhadap bahan eksplan tetapi
juga terhadap bahan dan peralatan, serta ruangan yang digunakan. Kegiatan
sterilisasi bertujuan untuk mengeliminasi patogen atau cendawan yang mungkin
terbawa saat pengambilan eksplan, yang dapat menimbulkan kontaminasi
sehingga menghambat pertumbuhan eksplan menjadi tanaman utuh (Gunawan,
1992, Sugiyama, 1999 dalam Hidayat, 2008).
Alat-alat logam dan gelas disterilkan dengan otoklaf, sedangkan alat-alat
tanam seperti pinset, gunting, skapel, disterilkan setiap akan dipakai dengan
dicelupkan pada alkohol, pembakaran di atas bunsen, dan dicelupkan pada air
steril. Alat-alat yang akan disterilkan dengan otoklaf dibungkus dengan
alumunium foil, lalu disterilisasi pada suhu 121oC pada tekanan 1 atm selama 15
menit. Laminar air flow cabinet disterilisasi dengan cara menyalakan lampu
ultraviolet selama 30 menit, dan permukaan meja kerjanya disterilkan dengan
alkohol 70%. Alat-alat yang akan dipakai kerja seperti sarung tangan, gunting dan
pinset juga dibersihkan dengan alkohol 70% (Hidayat, 2008).
Pembuktian keberhasilan sterilisasi dilakukan dengan pendugaan umur
simpan tape ketan hitam khas Mojokerto hasil sterilisasi tersebut menggunakan
metode Accelerated Shelf-Life Testing (ASLT) dengan pendekatan Arrhenius.
Metode ASLT adalah metode pendugaan umur simpan dengan mempercepat
reaksi penurunan mutu melalui cara mengkondisikan produk makanan diatas
kondisi penyimpanan normal. Dalam metode ASLT suhu berperan sebagai
parameter kunci penentu kerusakan makanan, karena semakin tinggi suhu,
kerusakan makanan akan semakin cepat. Hubungan suhu dengan kecepatan
penurunan mutu bisa dilihat menggunakan persamaan Arrhenius (Hidayat, 2006).
1 Universitas Sriwijaya
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
1 Universitas Sriwijaya
24
1 Universitas Sriwijaya
52
1 Universitas Sriwijaya
2
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
6
1 Universitas Sriwijaya
82
4.2. Pembahasan
Sterilisasi sangat diperlukan karena bertujuan membebaskan alat-alat bahan
makanan atau bahan kimia dan bahan-bahan lain dari mikroorganisme, baik yang
patogen maupun yang tidak patogen. Menurut Suriantika (2013), sterilisasi
mikrobiologi adalah suatu proses mematikan mikrorganisme yang mungkin ada
pada atau di dalam benda. Secara umum ada empat teknik yang biasa digunakan
untuk sterilisasi. Pemilihan teknik sterilisasi didasarkan pada sifat bahan dan alat
yang akan disterilisasi. Pada teknik aseptis digunakan cara pembakaran dan bahan
kimia. Cara lain adalah dengan menggunakan panas dan penyaringan. Sterilisasi
dengan menggunakan panas dan kombinasi dengan uap air disebut sterilisasi
panas basah/lembab. Sebaliknya jika tanpa air disebut sterilisasi kering.
Sterilisasi sendiri berfungsi untuk membuat seluruh alat dan bahan praktikum
menjadi bebas dan steril dari mikroorganisme terutama mikroorganisme yang
patogen. Menurut Irianto (2006), sterilisasi merupakan metode praktis yang
dirancang untuk membersihkan dari mikroorganisme, atau sengaja untuk
menghambat pertumbuhannya, yang nyata dari kepentingan dasar di banyak
keadaan. Jenis dari mikroorganisme sangat berbeda dalam kelemahannya terdapat
berbagai macam agen antimikroba, dan lebih banyak lagi, aspek yang praktis dari
agen ini pada adanya keadaan nyatayang sangat besar dipengaruhi oleh keadaan
sekitar.
Alat Autoclave termasuk ke dalam macam sterilisasi dengan pemanasan pada
jenis uap air panas dan tekanan. Alat ini dipakai untuk mensterilkan bahan atau
alat yang tahan panas tinggi disertai tekanan. Menurut Hidayat (2008), autoclave
adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan
dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang
digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121 oC
(250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon
tiap inchi (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan
biasanya 15 menit untuk 121oC.
Selain Autoklaf masih banyak lagi alat yang digunakan dalam sterilisasi,
seperti inkubator, oven, bunsen dan lemari es. Menurut Irianto (2006), inkubator
adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang
1 Universitas Sriwijaya
2
terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran
suhu untuk inkubator bisa dikatakan berkisar 10-70oC. Hot plate stirrer dan
Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan
dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan
sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan
batang magnet Hot plate dan magnetic stirrermampu menghomogenkan sampai
10 L, dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm.
Tyndalisasi termasuk ke dalam jenis sterilisasi dengan pemanasan. Dipakai
untuk mensterilkan bahan atau alat yang tidak tahan suhu tinggi. Menurut Hidayat
(2006), metode lain untuk sterilisasi yaitu dengan Tyndalisasi, yaitu mendidihkan
medium dengan uap untuk beberapa menit saja. Habis didiamkan satu hari selama
itu spora-spora sempat tumbuh menjadi bakteri vegetatif, maka medium tersebut
didihkan lagi selama beberapa menit akhirnya pada hari ketiga, medium tersebut
didihkan sekali lagi. Dengan jalan demikian ini diperoleh medium yang steril, dan
lagi pula, zat-zat organik yang terkandung didalamnya tidak mengalami banyak
perubahan.
Setiap alat dan bahan yang digunakan dalam sterilisasi memiliki fungsinya
masing-masing. Seperti cawan petri dan erlenmeyer yang dapat kita gunakan
untuk peletakan media. Tabung reaksi yang berguna untuk meletakkan agar
miring, dan untuk meletakan tabung ini kita bisa menggunakan rak tabung reaksi.
Menurut Hidayat (2006), alat-alat yang pada umumnya untuk melakukan
sterilisasi adalah bunsen, Autoclave, oven, dan inkubator. Dalam proses sterilisasi,
bunsen digunakan untuk memanaskan suatu media, mensterilkan suatu bahan dari
bakteri atau kuman, autoklaf digunakan sebagai alat untuk sterilisasi dengan
metode pemanasan uap air panas.
Metode dalam sterilisasi banyak macamnya, namun yang umum dipakai
biasanya sterilisasi dengan pemanasan ataupun penyaringan. Menurtu Suriantika
(2013), bahwa penyaringan merupakan teknik sterilisasi bahan cair pada suhu
ruang dengan menggunakan penyaring yang memiliki pori-pori kurang dari 0,45
atau 0,22 μm. beberapa bahan yang umum disterilisasi dengan teknik ini adalah
cairan serum, antibiotik, enzim, toksin larutan bikarbonat dan medium sintetik
tertentu.
1 Universitas Sriwijaya
2
BAB 5
KESIMPULAN
10
1 Universitas Sriwijaya
2
DAFTAR PUSTAKA
Feliatra, Irwan Effendi, dan Edwar Suryadi. 2004. Isolasi dan Identifikasi Bakteri
Probiotik dari Ikan kerapu Macan (Ephinephelus fuscogatus) dalam
Upaya Efisiensi Pakan Ikan. Jurnal Natur Indonesia. 6(2):75-80.
Sujoko, Ahmad, Musthofa Lutfhi, dan, Dwi Purnomo. 2015. Kajian Sterilisisasi
Media Tumbuh Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus (L) Fries)
Menggunakan Steamer Baglog. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan
Biosistem.3(3): 303-3014.
11
1 Universitas Sriwijaya
12
2
LAMPIRAN
1 Universitas Sriwijaya