Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEBIJAKAN PENYALURAN KREDIT PERBANKAN


(Studi pada Bank Umum di Indonesia Periode Tahun 2005 - 2009)

Billy Arma Pratama, ST

ABSTRAK

Bank adalah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan. Bank
menerima simpanan uang dari masyarakat dan selanjutnya menyalurkannya kembali dalam
bentuk kredit. Penyaluran kredit memungkinkan dilakukannya investasi, distribusi, dan
juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan tersebut selalu berkaitan dengan
penggunaan uang.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena belum optimalnya penyaluran
kredit perbankan. Hal ini ditunjukkan dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang masih
berada dibawah harapan Bank Indonesia. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian faktor
- faktor yang mempengaruhi kebijakan penyaluran kredit perbankan, yang meliputi Dana
Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan
suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Penelitian ini menggunakan Bank Umum
secara keseluruhan sebagai satu unit obyek penelitian, dengan periode penelitian dari tahun
2005 - 2009 (secara bulanan). Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier
berganda, sementara uji hipotesis menggunakan uji - t untuk menguji pengaruh variabel
secara parsial serta uji - F untuk menguji pengaruh variabel secara serempak dengan
tingkat signifikansi 5%.
Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan. Capital
Adequacy Ratio (CAR) dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan. Sementara suku bunga Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit
perbankan. Untuk meningkatkan penyaluran kredit Bank Umum harus melakukan
penghimpunan dana secara optimal, mengoptimalkan kegunaan sumber daya finansial
(modal) yang dimiliki, dan memiliki manajemen perkreditan yang baik agar NPL tetap
berada dalam tingkat yang rendah dan dalam batas yang disyaratkan oleh Bank Indonesia.

Kata Kunci : penyaluran kredit perbankan, Loan to Deposit Ratio (LDR), Bank Umum,
Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Loan (NPL), dan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

 
I. PENDAHULUAN Bank Umum (Commercial Bank)
Bank adalah lembaga keuangan memiliki peranan yang sangat penting
(financial institution) yang berfungsi dalam menggerakkan roda
sebagai perantara keuangan (financial perekonomian nasional, karena lebih
intermediary) antara pihak yang dari 95% Dana Pihak Ketiga (DPK)
kelebihan dana (surplus unit) dan pihak perbankan nasional yang meliputi Bank
yang kekurangan dana (deficit unit). Umum (Commercial Bank), Bank
Melalui bank kelebihan dana tersebut Syariah (Sharia Bank), dan Bank
dapat disalurkan kepada pihak - pihak Perkreditan Rakyat (Rural Bank) berada
yang memerlukan dan memberikan di Bank Umum (Statistik Perbankan
manfaat bagi kedua belah pihak. Bank Indonesia, diolah). DPK ini yang
menerima simpanan uang dari selanjutnya digunakan untuk mendorong
masyarakat (Dana Pihak Ketiga) dan pertumbuhan ekonomi melalui
kemudian menyalurkannya kembali penyaluran kredit.
dalam bentuk kredit. Menurut Lukman Dendawijaya
Pembangunan ekonomi di suatu (2005) dana - dana yang dihimpun dari
negara sangat bergantung pada masyarakat dapat mencapai 80% - 90%
perkembangan dinamis dan kontribusi dari seluruh dana yang dikelola oleh
nyata dari sektor perbankan. Ketika bank dan kegiatan perkreditan mencapai
sektor perbankan terpuruk perekonomian 70% - 80% dari total aktiva bank. Bila
nasional juga ikut terpuruk. Demikian memperhatikan neraca bank akan terlihat
pula sebaliknya, ketika perekonomian bahwa sisi aktiva didominasi oleh
mengalami stagnasi sektor perbankan besarnya kredit yang diberikan, dan bila
juga terkena imbasnya dimana fungsi memperhatikan laporan laba rugi bank
intermediasi tidak berjalan normal akan terlihat bahwa sisi pendapatan
(Kiryanto, 2007). didominasi oleh besarnya pendapatan
Menurut Halim Alamsyah, dkk dari bunga dan provisi kredit. Hal ini
(2005) di negara - negara seperti dikarenakan aktivitas bank yang
Indonesia peranan bank cenderung lebih terbanyak akan berkaitan erat secara
penting dalam pembangunan, karena langsung ataupun tidak langsung dengan
bukan hanya sebagai sumber kegiatan perkreditan (Nurmawan, 2005).
pembiayaan tetapi juga mampu Menurut Dahlan Siamat (2005) salah
mempengaruhi siklus usaha dalam satu alasan terkonsentrasinya usaha bank
perekonomian secara keseluruhan. Hal dalam penyaluran kredit adalah sifat
ini dikarenakan bank lebih superior usaha bank sebagai lembaga
dibandingkan dengan lembaga keuangan intermediasi antara unit surplus dengan
lainnya dalam menghadapi informasi unit defisit, dan sumber utama dana bank
yang asimetris dan mahalnya biaya berasal dari masyarakat sehingga secara
dalam melakukan fungsi intermediasi. moral mereka harus menyalurkan
Secara alami bank mampu melakukan kembali kepada masyarakat dalam
kesepakatan dengan berbagai tipe bentuk kredit. Sebagaimana umumnya
peminjam. negara berkembang, sumber pembiayaan

 
dunia usaha di Indonesia masih Meskipun penyaluran kredit
didominasi oleh penyaluran kredit memegang peranan penting bagi
perbankan yang diharapkan dapat pertumbuhan ekonomi negara, namun
mendorong pertumbuhan ekonomi. kredit yang disalurkan oleh perbankan
Pemberian kredit merupakan aktivitas belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari
bank yang paling utama dalam Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank
menghasilkan keuntungan, tetapi risiko Umum periode 2005 - 2009 yang masih
yang terbesar dalam bank juga berkisar pada angka 59,66% - 74,58%
bersumber dari pemberian kredit. Oleh (Statistik Perbankan Indonesia), masih
karena itu pemberian kredit harus berada dibawah harapan Bank Indonesia.
dikawal dengan manajemen risiko yang Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia,
ketat (InfoBankNews.com, 2007). angka LDR seharusnya berada disekitar
Penyaluran kredit 85% - 110% (Manurung, Rahardja,
memungkinkan masyarakat untuk 2004).
melakukan investasi, distribusi, dan juga LDR sendiri merupakan
konsumsi barang dan jasa, mengingat indikator dalam pengukuran fungsi
semua kegiatan investasi, distribusi, dan intermediasi perbankan di Indonesia.
konsumsi selalu berkaitan dengan Sesuai dengan Surat Edaran Bank
penggunaan uang. Kelancaran kegiatan Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31
investasi, distribusi, dan konsumsi ini Mei 2004, rasio LDR dihitung dari
tidak lain adalah kegiatan pembangunan pembagian kredit yang diberikan kepada
perekonomian masyarakat. Melalui pihak ketiga (tidak termasuk antarbank)
fungsi ini bank berperan sebagai Agent dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang
of Development (Susilo, Triandaru, dan mencakup giro, tabungan, dan deposito
Santoso, 2006). (tidak termasuk antarbank). Semakin
Sejumlah penelitian tinggi LDR menunjukkan semakin besar
menunjukkan bahwa penyaluran kredit pula DPK yang dipergunakan untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi suatu penyaluran kredit, yang berarti bank
negara. Goldsmith (1969), Mc Kinon telah mampu menjalankan fungsi
(1973), dan Shaw (1973) menyatakan intermediasinya dengan baik. Disisi lain
bahwa dana berlebih (surplus fund) yang LDR yang terlampau tinggi dapat
disalurkan secara efisien bagi unit yang menimbulkan risiko likuiditas bagi bank.
mengalami defisit akan meningkatkan Pentingnya kredit bagi
kegiatan produksi. Selanjutnya kegiatan perekonomian nasional juga disadari
tersebut akan meningkatkan betul oleh pemerintah dan Bank
pertumbuhan ekonomi. Pada level mikro Indonesia. Program Kredit Usaha Rakyat
Gertler dan Gilchrist (1994) (KUR) lahir sebagai respon atas
membuktikan bahwa adanya kendala keluarnya Instruksi Presiden No. 6
dalam penyaluran kredit dapat Tahun 2007 tentang Kebijakan
berdampak pada kehancuran usaha - Percepatan Pengembangan Sektor Riil
usaha kecil. dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah khususnya Bidang

 
Reformasi Sektor Keuangan, yang peraturan pemerintah, dan lain - lain.
bertujuan untuk menggerakkan sektor Sementara menurut Sinungan (2000)
riil melalui kredit modal kerja dan/atau kebijakan perkreditan harus
kredit investasi bagi usaha produktif memperhatikan beberapa faktor seperti :
yang feasible namun belum bankable. keadaan keuangan bank saat ini,
Disisi lain Bank Indonesia berniat pengalaman bank, dan keadaan
mengubah lagi aturan Giro Wajib perekonomian.
Minimum (GWM). Perubahan ini Dana - dana yang dihimpun dari
bertujuan untuk mendorong penyaluran masyarakat (Dana Pihak Ketiga)
kredit perbankan. Dalam aturan yang merupakan sumber dana terbesar yang
berlaku itu, besarnya GWM untuk tiap paling diandalkan oleh bank
bank sesuai dengan rasio penyaluran (Dendawijaya, 2005). Kegiatan bank
kredit terhadap Dana Pihak Ketiga (Loan setelah menghimpun dana dari
to Deposit Ratio) bank tersebut (Kontan, masyarakat luas adalah menyalurkan
2010). kembali dana tersebut kepada
Menurut Perry Warjiyo (2004) masyarakat yang membutuhkannya,
mekanisme transmisi kebijakan moneter dalam bentuk pinjaman atau lebih
melalui saluran uang secara implisit dikenal dengan kredit (Kasmir, 2008).
beranggapan bahwa semua dana yang Pemberian kredit merupakan aktivitas
dimobilisasi perbankan dari masyarakat bank yang paling utama dalam
dalam bentuk uang beredar menghasilkan keuntungan
dipergunakan untuk pendanaan aktivitas (Dendawijaya, 2005).
sektor riil melalui penyaluran kredit Capital Adequacy Ratio (CAR)
perbankan. Dalam kenyataannya merupakan rasio permodalan yang
menurut Perry Warjiyo (2004) anggapan menunjukkan kemampuan bank dalam
seperti itu tidak selamanya benar. Selain menyediakan dana untuk keperluan
dana yang tersedia perilaku penawaran pengembangan usaha dan menampung
kredit perbankan juga dipengaruhi oleh risiko kerugian dana yang diakibatkan
persepsi bank terhadap prospek usaha oleh kegiatan operasi bank (Ali, 2004).
debitur dan kondisi perbankan itu sendiri Semakin tinggi CAR maka semakin
seperti permodalan (CAR), jumlah kredit besar pula sumber daya finansial yang
macet (NPL), dan Loan to Deposit Ratio dapat digunakan untuk keperluan
(LDR). Menurut Djoko Retnadi (2006) pengembangan usaha dan
kemampuan menyalurkan kredit oleh mengantisipasi potensi kerugian yang
perbankan dipengaruhi oleh berbagai hal diakibatkan oleh penyaluran kredit.
yang dapat ditinjau dari sisi internal dan Non Performing Loan (NPL)
eksternal bank. Dari sisi internal bank merupakan rasio yang dipergunakan
terutama dipengaruhi oleh kemampuan untuk mengukur kemampuan bank
bank dalam menghimpun dana dalam meng-cover risiko kegagalan
masyarakat dan penetapan tingkat suku pengembalian kredit oleh debitur
bunga. Dan dari sisi eksternal bank (Darmawan, 2004). NPL mencerminkan
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, risiko kredit, semakin tinggi tingkat NPL

 
maka semakin besar pula risiko kredit oleh BI dengan bank dan pihak lain
yang ditanggung oleh pihak bank (Ali, dalam rangka pengendalian moneter.
2004). Akibat tingginya NPL perbankan Tingkat suku bunga ini ditentukan oleh
harus menyediakan pencadangan yang mekanisme pasar berdasarkan sistem
lebih besar, sehingga pada akhirnya lelang (PBI No. 4/10/PBI/2002). SBI
modal bank ikut terkikis. Padahal merupakan instrumen yang menawarkan
besaran modal sangat mempengaruhi return yang cukup kompetitif serta bebas
besarnya ekspansi kredit. Besarnya NPL risiko (risk free) gagal bayar (Ferdian,
menjadi salah satu penyebab sulitnya 2008). Suku bunga SBI yang terlalu
perbankan dalam menyalurkan kredit tinggi membuat perbankan betah
(Sentausa, 2009). menempatkan dananya di SBI ketimbang
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) menyalurkan kredit (Sugema, 2010).
adalah surat berharga dalam mata uang Besarnya rata - rata Dana Pihak
Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio
Indonesia sebagai pengakuan utang (CAR), Non Performing Loan (NPL),
berjangka waktu pendek. SBI diterbitkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
oleh BI sebagai salah satu piranti (SBI), dan kredit dari tahun 2005 hingga
Operasi Pasar Terbuka, kegiatan 2009 dipaparkan pada tabel 1.1.
transaksi di pasar uang yang dilakukan

Tabel 1.1 Rata - rata DPK, CAR, NPL, Suku bunga SBI, dan Kredit Bank Umum
Periode 2005 - 2009
2005 2006 2007 2008 2009
DPK 1.022.102 M 1.178.516 M 1.363.063 M 1.563.181 M 1.828.286 M
CAR 20,18% 21,02% 21,30% 18,37% 17,64%
NPL 6,50% 8,01% 5,60% 3,63% 3,85%
Suku Bunga SBI 9,18% 11,83% 8,63% 9,18% 7,29%
Kredit 633.359 M 721.982 M 869.841 M 1.156.830 M 1.343.194 M
Sumber : Data Bank Indonesia (Statistik Perbankan Indonesia dan Statistik Ekonomi
Moneter Indonesia) (diolah)

Berdasarkan tabel 1.1 terlihat bahwa 2008 - 2009 searah dengan pergerakan
DPK mempunyai pergerakan yang kredit (indikasi positif), dan mempunyai
meningkat dari tahun 2005 - 2009 searah pergerakan yang menurun dari tahun
dengan pergerakan kredit (indikasi 2006 - 2008 tidak searah dengan
positif) namun dengan laju yang lebih pergerakan kredit (indikasi negatif).
kecil. CAR mempunyai pergerakan yang Suku bunga SBI mempunyai pergerakan
meningkat dari tahun 2005 - 2007 searah yang meningkat dari tahun 2005 - 2006
dengan pergerakan kredit (indikasi dan 2007 - 2008 searah dengan
positif), dan kemudian menurun dari pergerakan kredit (indikasi positif), dan
tahun 2007 - 2009 tidak searah dengan mempunyai pergerakan yang menurun
pergerakan kredit (indikasi negatif). dari tahun 2006 - 2007 dan 2008 - 2009
NPL mempunyai pergerakan yang tidak searah dengan pergerakan kredit
meningkat dari tahun 2005 - 2006 dan (indikasi negatif).
5

 
Melalui penelitiannya Penelitian ini akan menguji
Anggrahini menemukan bahwa Dana pengaruh variabel - variabel independen
Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif yang meliputi Dana Pihak Ketiga (DPK),
dan signifikan terhadap kredit Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non
perbankan. Hasil serupa juga ditemukan Performing Loan (NPL) sebagai faktor
oleh Soedarto (2004) dan Budiawan internal dan suku bunga Sertifikat Bank
(2008). Sementara hasil yang berbeda Indonesia (SBI) sebagai faktor eksternal,
ditemukan oleh Setiyati dimana DPK terhadap variabel dependen kredit
berpengaruh negatif dan signifikan perbankan. Penelitian dilakukan pada
terhadap kredit perbankan. Bank Umum di Indonesia periode tahun
Menurut Soedarto (2004) Capital 2005 - 2009. Bank Umum dijadikan
Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh sebagai obyek penelitian dikarenakan
positif dan signifikan terhadap kredit Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank
perbankan, demikian juga dengan Umum masih berada dibawah harapan
penelitian yang dilakukan oleh Bank Indonesia (85% - 110%), disisi
Budiawan (2008). Sedangkan menurut lain lebih dari 95% Dana Pihak Ketiga
Lestari CAR berpengaruh negatif dan (DPK) perbankan nasional berada di
signifikan terhadap kredit perbankan. Bank Umum. Bank Umum diharapkan
Masih menurut Soedarto (2004) mampu memberikan kontribusi besar
Non Performing Loan (NPL) bagi perekonomian nasional.
berpengaruh positif dan signifikan Atas dasar fenomena gap dimana
terhadap kredit perbankan. Namun Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank
menurut Harmanta dan Ekananda (2005) Umum masih berkisar pada angka
berpengaruh negatif dan signifikan. 59,66% - 74,58%, masih berada dibawah
Sementara menurut Budiawan (2008) harapan Bank Indonesia (85% - 110%),
berpengaruh negatif dan tidak signifikan yang menunjukkan belum optimalnya
terhadap kredit perbankan. penyaluran kredit, dan fenomena gap
Dan suku bunga Sertifikat Bank seperti dipaparkan pada tabel 1.1,
Indonesia (SBI) menurut Anggrahini dimana Capital Adequacy Ratio (CAR),
berpengaruh positif dan signifikan Non Performing Loan (NPL), dan suku
terhadap kredit perbankan. Namun bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
menurut Harmanta dan Ekananda tidak konsisten terhadap pergerakan
(2005), dan Siregar (2006) berpengaruh kredit, serta adanya ketidakkonsistenan
negatif dan signifikan terhadap kredit hasil penelitian terdahulu (research
perbankan. Sementara menurut Masyitha gap), maka dapat diturunkan pertanyaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap penelitian (research question) sebagai
kredit perbankan. berikut:

 
1. Bagaimana pengaruh Dana Pihak (Dendawijaya, 2005). Menurut
Ketiga (DPK) terhadap kredit Anggrahini, Soedarto (2004), dan
perbankan? Budiawan (2008) DPK berpengaruh
2. Bagaimana pengaruh Capital positif terhadap kredit perbankan.
Adequacy Ratio (CAR) terhadap Dengan demikian DPK diprediksi
kredit perbankan? berpengaruh positif terhadap kredit
3. Bagaimana pengaruh Non perbankan.
Performing Loan (NPL) terhadap
kredit perbankan? 2.2 Pengaruh Capital Adequacy Ratio
4. Bagaimana pengaruh suku bunga (CAR) terhadap Kredit
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Perbankan
terhadap kredit perbankan? Capital Adequacy Ratio (CAR)
merupakan rasio permodalan yang
II. TELAAH PUSTAKA menunjukkan kemampuan bank dalam
2.1 Pengaruh Dana Pihak Ketiga menyediakan dana untuk keperluan
(DPK) terhadap Kredit pengembangan usaha dan menampung
Perbankan risiko kerugian dana yang diakibatkan
Menurut Dahlan Siamat (2005) oleh kegiatan operasi bank (Ali, 2004).
salah satu alasan terkonsentrasinya usaha Semakin tinggi CAR maka semakin
bank dalam penyaluran kredit adalah besar pula sumber daya finansial yang
sifat usaha bank sebagai lembaga dapat digunakan untuk keperluan
intermediasi antara unit surplus dengan pengembangan usaha dan
unit defisit dan sumber utama dana bank mengantisipasi potensi kerugian yang
berasal dari masyarakat sehingga secara diakibatkan oleh penyaluran kredit.
moral mereka harus menyalurkan Secara singkat bisa dikatakan besarnya
kembali kepada masyarakat dalam nilai CAR akan meningkatkan
bentuk kredit. kepercayaan diri perbankan dalam
Dana - dana yang dihimpun dari menyalurkan kredit. Dengan CAR diatas
masyarakat (Dana Pihak Ketiga) 20%, perbankan bisa memacu
merupakan sumber dana terbesar yang pertumbuhan kredit hingga 20 - 25
paling diandalkan oleh bank persen setahun (Wibowo, 2009). Kiat
(Dendawijaya, 2005). Kegiatan bank yang banyak ditempuh oleh bank untuk
setelah menghimpun dana dari memperkuat CAR dalam rangka
masyarakat luas adalah menyalurkan menggenjot ekspansi kredit pada tahun
kembali dana tersebut kepada berikutnya adalah dengan penerbitan
masyarakat yang membutuhkannya, obligasi subordinasi (subdebt) dan right
dalam bentuk pinjaman atau lebih issue (Investor Daily, 2009). Menurut
dikenal dengan kredit (Kasmir, 2008). Soedarto (2004) dan Budiawan (2008)
Pemberian kredit merupakan aktivitas CAR berpengaruh positif terhadap kredit
bank yang paling utama dalam perbankan. Dengan demikian CAR
menghasilkan keuntungan diprediksi berpengaruh positif terhadap
kredit perbankan.

 
2.3 Pengaruh Non Performing Loan lelang (PBI No. 4/10/PBI/2002). SBI
(NPL) terhadap Kredit merupakan instrumen yang menawarkan
Perbankan return yang cukup kompetitif serta bebas
Non Performing Loan (NPL) risiko (risk free) gagal bayar (Ferdian,
merupakan rasio yang dipergunakan 2008). Suku bunga SBI yang terlalu
untuk mengukur kemampuan bank tinggi membuat perbankan betah
dalam meng-cover risiko kegagalan menempatkan dananya di SBI ketimbang
pengembalian kredit oleh debitur menyalurkan kredit (Sugema, 2010).
(Darmawan, 2004). NPL mencerminkan Menurut Harmanta dan Ekananda
risiko kredit, semakin tinggi tingkat NPL (2005), dan Siregar (2006) suku bunga
maka semakin besar pula risiko kredit SBI berpengaruh negatif terhadap kredit
yang ditanggung oleh pihak bank (Ali, perbankan. Dengan demikian suku
2004). Akibat tingginya NPL perbankan bunga SBI diprediksi berpengaruh
harus menyediakan pencadangan yang negatif terhadap kredit perbankan.
lebih besar sehingga pada akhirnya
modal bank ikut terkikis. Padahal 2.5 Kerangka Pemikiran Teoritis
besaran modal sangat mempengaruhi Berdasarkan telaah pustaka dan
besarnya ekspansi kredit. Besarnya NPL diperkuat dengan penelitian terdahulu
menjadi salah satu penyebab sulitnya diduga bahwa Dana Pihak Ketiga
perbankan dalam menyalurkan kredit (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR),
(Sentausa, 2009). Menurut Harmanta Non Performing Loan (NPL), dan suku
dan Ekananda (2005) dan Budiawan bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
(2008) NPL berpengaruh negatif berpengaruh terhadap kredit perbankan.
terhadap kredit perbankan. Dengan Dengan demikian dapat dirumuskan
demikian NPL diprediksi berpengaruh kerangka pikir penelitian seperti pada
negatif terhadap kredit perbankan. gambar 2.1.

2.4 Pengaruh suku bunga Sertifikat 2.6 Hipotesis


Bank Indonesia (SBI) terhadap Berdasarkan hubungan antara
Kredit Perbankan tujuan penelitian serta kerangka
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pemikiran teoritis terhadap rumusan
adalah surat berharga dalam mata uang masalah penelitian ini, maka hipotesis
Rupiah yang diterbitkan oleh Bank yang diajukan adalah sebagai berikut :
Indonesia sebagai pengakuan utang H1 : DPK berpengaruh positif terhadap
berjangka waktu pendek. SBI diterbitkan kredit perbankan
oleh BI sebagai salah satu piranti H2 : CAR berpengaruh positif terhadap
Operasi Pasar Terbuka, kegiatan kredit perbankan
transaksi di pasar uang yang dilakukan H3 : NPL berpengaruh negatif terhadap
oleh BI dengan bank dan pihak lain kredit perbankan
dalam rangka pengendalian moneter. H4 : suku bunga SBI berpengaruh
Tingkat suku bunga ini ditentukan oleh negatif terhadap kredit perbankan
mekanisme pasar berdasarkan sistem

 
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
 

DPK (X1)

CAR (X2) - Kredit (Y)

NPL (X3)

SUKU BUNGA SBI (X4)

Sumber : Anggrahini, Soedarto (2004), Budiawan (2008), Lestari, Harmanta dan


Ekananda (2005), dan Siregar (2006)

III. METODE PENELITIAN


3.1 Jenis dan Sumber Data dokumentasi. Studi dokumentasi adalah
Jenis data yang digunakan dalam pengumpulan data yang dilakukan
penelitian ini adalah data sekunder Bank dengan kategori dan klasifikasi bahan -
Umum di Indonesia yang meliputi Dana bahan tertulis yang berhubungan dengan
Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy masalah penelitian. Data - data yang
Ratio (CAR), Non Performing Loan dikumpulkan adalah Dana Pihak Ketiga
(NPL), kredit dan data sekunder suku (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR),
bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Non Performing Loan (NPL), kredit, dan
yang diperoleh dari Statistik Perbankan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
Indonesia dan Statistik Ekonomi (SBI) yang diperoleh dari Statistik
Moneter Indonesia periode tahun 2005 - Perbankan Indonesia dan Statistik
2009 (bulanan). Ekonomi Moneter Indonesia.

3.2 Populasi dan Sampel 3.4 Definisi Operasional dan


Penelitian ini menggunakan Pengukuran Variabel
metode sensus dimana keseluruhan Bank Penelitian ini menggunakan
Umum yang terdapat dalam periode variabel - variabel independen Dana
penelitian dijadikan sebagai obyek Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy
penelitian. Penelitian menggunakan 60 Ratio (CAR), Non Performing Loan
waktu amatan (N = 60) (bulan Januari - (NPL), dan suku bunga Sertifikat Bank
Desember periode tahun 2005 - 2009). Indonesia (SBI), serta variabel dependen
kredit perbankan. Definisi operasional
3.3 Metode Pengumpulan Data variabel - variabel yang digunakan
Metode pengumpulan data yang dipaparkan pada tabel 3.1.
digunakan adalah dengan studi
9

 
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Pengukuran Skala Pengukur
1 DPK (X1) Simpanan pihak ketiga Posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) Rasio
bukan bank yang terdiri pada Bank Umum pada akhir
dari giro, tabungan, dan periode bulanan yang dinyatakan
simpanan berjangka dalam Miliar Rupiah
(deposito)
Sumber :
SEBI No. 6/23/DPNP
tanggal 31 Mei 2004
2 CAR (X2) Perbandingan antara Modal x 100%, Rasio
modal dan Aktiva ATMR
Tertimbang Menurut
Risiko (ATMR) pada akhir periode bulanan yang
Sumber : dinyatakan dalam persentase
SEBI No. 6/23/DPNP
tanggal 31 Mei 2004
3 NPL (X3) Perbandingan antara Kredit dalam kualitas Rasio
kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan,
kurang lancar, dan macet x 100%,
diragukan, dan macet
dengan total kredit Total Kredit
Sumber :
SEBI No. 6/23/DPNP pada akhir periode bulanan yang
tanggal 31 Mei 2004 dinyatakan dalam persentase
4 Suku Tingkat suku bunga SBI Tingkat suku bunga SBI 1 bulan Rasio
bunga SBI 1 bulan pada akhir periode bulanan yang
(X4) Sumber : dinyatakan dalam persentase
Statistik Ekonomi
Moneter Indonesia
5 Kredit (Y) Penyediaan uang atau Posisi kredit pada Bank Umum Rasio
tagihan yang dapat pada akhir periode bulanan yang
dipersamakan dengan dinyatakan dalam Miliar Rupiah
itu, berdasarkan
persetujuan atau
kesepakatan pinjam-
meminjam antara bank
dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak
peminjam untuk
melunasi utangnya
setelah jangka waktu
tertentu dengan
pemberian bunga
Sumber :
SEBI No. 6/23/DPNP
tanggal 31 Mei 2004
Sumber : SEBI No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 dan Statistik Ekonomi Moneter
Indonesia

10

 
3.5 Metode Analisis Data mendukung keberanian Bank Umum
Untuk mencapai tujuan dalam dalam menyalurkan kredit.
penelitian ini, maka terlebih dahulu DPK merupakan variabel yang
dilakukan pengujian asumsi klasik, memiliki pengaruh paling besar terhadap
untuk memastikan apakah model regresi penyaluran kredit perbankan. Hal ini
linier berganda yang digunakan tidak dikarenakan dalam menjalankan fungsi
terdapat masalah normalitas, perantara keuangan (financial
multikolonieritas, heterokedastisitas, dan intermediary), DPK merupakan sumber
autokorelasi. Jika semua itu terpenuhi pendanaan yang utama. Dana - dana
berarti bahwa model analisis telah layak yang dihimpun dari masyarakat dapat
digunakan (Gujarati, 1995). mencapai 80% - 90% dari seluruh dana
yang dikelola oleh bank (Dendawijaya,
IV. PEMBAHASAN 2005).
4.1 Variabel Dana Pihak Ketiga Hasil penelitian ini memperkuat
(DPK) hasil penelitian sebelumnya yang
Hasil penelitian ini dilakukan oleh Anggrahini, Soedarto
mengindikasikan bahwa peningkatan (2004), dan Budiawan (2008) yang
atau penurunan DPK selama periode menyatakan bahwa DPK berpengaruh
penelitian mempengaruhi penyaluran positif dan signifikan terhadap kredit
kredit secara signifikan. Semakin tinggi perbankan.
DPK yang berhasil dihimpun oleh
perbankan, akan mendorong peningkatan 4.2 Variabel Capital Adequacy Ratio
jumlah kredit yang disalurkan, demikian (CAR)
pula sebaliknya (H1: DPK berpengaruh Hasil penelitian ini
positif terhadap kredit perbankan, mengindikasikan bahwa peningkatan
diterima). atau penurunan CAR selama periode
Penyaluran kredit menjadi penelitian mempengaruhi penyaluran
prioritas utama bank dalam kredit secara signifikan. Semakin rendah
pengalokasian dananya. Hal ini CAR maka semakin besar jumlah kredit
dikarenakan sumber dana bank berasal yang disalurkan (H2 : CAR berpengaruh
dari masyarakat sehingga bank harus positif terhadap kredit perbankan,
menyalurkan kembali DPK yang ditolak).
berhasil dihimpun kepada masyarakat Rata - rata CAR Bank Umum
dalam bentuk kredit. Hal ini sejalan pada periode 2005 - 2009 berada pada
dengan fungsi bank sebagai perantara kisaran yang cukup tinggi yakni 17,64%
keuangan (financial intermediary). - 21,30%, jauh diatas ketentuan minimal
Disamping itu pemberian kredit yang disyaratkan oleh Bank Indonesia
merupakan aktivitas yang paling utama sebesar 8%. Tingginya CAR
bagi Bank Umum selaku business entity mengindikasikan adanya sumber daya
untuk menghasilkan keuntungan. finansial (modal) yang idle. Pulihnya
Pengalaman dan kemampuan perekonomian dan perbankan secara
perkreditan yang dimiliki juga turut berangsur - angsur telah mendorong

11

 
optimalisasi kegunaan sumber daya modal sangat mempengaruhi besarnya
finansial (modal) melalui penyaluran ekspansi kredit. Dengan demikian
kredit. Penyaluran kredit Bank Umum besarnya NPL menjadi salah satu
mengalami peningkatan seiring dengan penghambat tersalurnya kredit
penurunan CAR. perbankan.
Hasil penelitian ini memperkuat Hasil penelitian ini memperkuat
hasil penelitian sebelumnya yang hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Lestari yang menyatakan dilakukan oleh Harmanta dan Ekananda
bahwa CAR berpengaruh negatif dan (2005) yang menyatakan bahwa NPL
signifikan terhadap kredit perbankan. berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kredit perbankan.
4.3 Variabel Non Performing Loan
(NPL) 4.4 Variabel Suku Bunga Sertifikat
Hasil penelitian ini Bank Indonesia (SBI)
mengindikasikan bahwa peningkatan Hasil penelitian ini
atau penurunan NPL selama periode mengindikasikan bahwa peningkatan
penelitian mempengaruhi penyaluran atau penurunan suku bunga SBI selama
kredit secara signifikan. Semakin tinggi periode penelitian tidak mempengaruhi
NPL akan mendorong penurunan jumlah penyaluran kredit secara signifikan.
kredit yang disalurkan, demikian pula Semakin tinggi suku bunga SBI akan
sebaliknya (H3: NPL berpengaruh mendorong peningkatan jumlah kredit
negatif terhadap kredit perbankan, yang disalurkan namun dalam tingkat
diterima). yang tidak signifikan (H4 : Suku bunga
NPL mencerminkan risiko kredit. SBI berpengaruh negatif terhadap kredit
Semakin tinggi tingkat NPL maka perbankan, ditolak).
semakin besar pula risiko kredit yang Suku bunga SBI tentunya
ditanggung oleh pihak bank. Akibat berpengaruh terhadap suku bunga kredit.
tingginya NPL perbankan akan lebih Pada tahun 2008 dan 2009 suku bunga
berhati - hati (selektif) dalam SBI rata - rata berkisar pada 9,18% dan
menyalurkan kredit. Hal ini dikarenakan 7,29%, sementara suku bunga kredit
adanya potensi kredit yang tidak berkisar pada 13,99% - 15,82% dan
tertagih. 12,55% - 16,07% (Statistik Perbankan,
Tingginya NPL akan 2009). Meskipun suku bunga kredit
meningkatkan premi risiko yang masih berada pada kisaran yang cukup
berdampak pada tingginya suku bunga tinggi, namun permintaan masyarakat
kredit. Suku bunga kredit yang akan kredit juga tetap ada. Pulihnya
terlampau tinggi akan mengurangi perekonomian nasional yang ditandai
permintaan masyarakat akan kredit. dengan pertumbuhan ekonomi sebesar
Tingginya NPL juga mengakibatkan 5,7%, 5,5%, 6,3%, 6,1%, dan 4,5% dari
munculnya pencadangan yang lebih tahun 2005 - 2009 (Biro Pusat Statistik,
besar, sehingga pada akhirnya modal 2009) mengindikasikan adanya aktivitas
bank ikut terkikis. Padahal besaran perekonomian.

12

 
Hasil penelitian ini memperkuat hasil terhadap variabel kredit. Hal ini
penelitian sebelumnya yang dilakukan ditunjukkan dengan tingkat
oleh Masyitha yang menyatakan bahwa signifikansi yang lebih kecil
suku bunga SBI tidak berpengaruh dari 0,05, sehingga hipotesis 3
signifikan terhadap kredit perbankan. diterima.
4. Berdasarkan hasil pembahasan
V. PENUTUP atas pengujian hipotesis
Berdasarkan hasil analisis data mengenai pengaruh suku
dan pembahasan yang telah bunga SBI terhadap kredit
dikemukakan pada bab IV, dapat diambil dapat disimpulkan bahwa
simpulan sebagai berikut : secara parsial variabel suku
1. Berdasarkan hasil pembahasan bunga SBI tidak berpengaruh
atas pengujian hipotesis signifikan terhadap variabel
mengenai pengaruh DPK kredit. Hal ini ditunjukkan
terhadap kredit dapat dengan tingkat signifikansi
disimpulkan bahwa secara yang lebih besar dari 0,05,
parsial variabel DPK sehingga hipotesis 4 ditolak.
berpengaruh signifikan positif
terhadap variabel kredit. Hal ini 5.1 Implikasi Teoritis
ditunjukkan dengan tingkat Implikasi teoritis yang dapat
signifikansi yang lebih kecil diperoleh dari penelitian ini adalah hasil
dari 0,05, sehingga hipotesis 1 penelitian ini menunjukkan bahwa Dana
diterima. Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy
2. Berdasarkan hasil pembahasan Ratio (CAR), dan Non Performing Loan
atas pengujian hipotesis (NPL) merupakan faktor - faktor yang
mengenai pengaruh CAR mempengaruhi manajemen Bank Umum
terhadap kredit dapat dalam penyaluran kredit. Semakin besar
disimpulkan bahwa secara jumlah DPK yang berhasil dihimpun
parsial variabel CAR maka semakin besar pula jumlah kredit
berpengaruh signifikan negatif yang disalurkan. Semakin rendah CAR
terhadap variabel kredit. Hal ini (dengan tetap memenuhi ketentuan Bank
ditunjukkan dengan tingkat Indonesia, ≥ 8%) maka semakin besar
signifikansi yang lebih kecil jumlah kredit yang disalurkan. Dan
dari 0,05, sehingga hipotesis 2 semakin rendah NPL maka semakin
ditolak. besar jumlah kredit yang disalurkan.
3. Berdasarkan hasil pembahasan Hasil penelitian ini memperkuat
atas pengujian hipotesis penelitian sebelumnya yang dilakukan
mengenai pengaruh NPL oleh Anggrahini, Soedarto (2004), dan
terhadap kredit dapat Budiawan (2008) yang menyatakan
disimpulkan bahwa secara bahwa DPK berpengaruh positif dan
parsial variabel NPL signifikan terhadap kredit perbankan;
berpengaruh signifikan negatif Lestari yang menyatakan bahwa CAR

13

 
berpengaruh negatif dan signifikan paling utama dalam
terhadap kredit perbankan; Harmanta menghasilkan keuntungan,
dan Ekananda (2005) yang menyatakan disamping sebagai bentuk
bahwa NPL berpengaruh negatif dan tanggung jawab moral
signifikan terhadap kredit perbankan; perbankan atas DPK yang
dan Masyitha yang menyatakan bahwa berhasil dihimpun dari
suku bunga SBI tidak berpengaruh masyarakat.
signifikan terhadap kredit perbankan. 2. Capital Adequacy Ratio (CAR)
merupakan rasio permodalan
5.2 Implikasi Manajerial yang menunjukkan
1. Dana Pihak Ketiga (DPK) kemampuan bank dalam
merupakan faktor yang menyediakan dana untuk
mendukung penyaluran kredit keperluan pengembangan
perbankan. Semakin besar usaha dan menampung risiko
DPK yang berhasil dihimpun kerugian dana yang diakibatkan
maka semakin besar pula oleh kegiatan operasi bank.
jumlah kredit yang disalurkan. Tingginya CAR
Oleh karena itu Bank Umum mengindikasikan adanya
harus melakukan sumber daya finansial (modal)
penghimpunan DPK secara yang idle. Kondisi CAR yang
optimal. Hal ini dapat cukup tinggi jauh diatas
dilakukan antara lain melalui ketentuan minimal yang
program reward yang menarik, disyaratkan oleh Bank
sales people dan service people Indonesia sebesar 8%,
yang qualified, suku bunga mengharuskan Bank Umum
simpanan yang menarik, dan untuk lebih optimal dalam
jaringan layanan yang luas dan memanfaatkan kegunaan
mudah diakses, guna menarik sumber daya finansial (modal)
minat masyarakat untuk yang dimiliki melalui
menyimpan dananya. penyaluran kredit (sektor
Disisi lain ketatnya persaingan produktif).
dalam rangka penghimpunan 3. Non Performing Loan (NPL)
dana (baik dengan sesama bank merupakan faktor yang
maupun dengan lembaga mendukung penyaluran kredit
keuangan bukan bank) dan perbankan. Semakin rendah
tuntutan sebagai business entity NPL maka semakin besar
untuk meningkatkan perolehan jumlah kredit yang disalurkan.
laba, mendorong Bank Umum Bank Umum diharuskan
untuk mempergunakan DPK memiliki manajemen
yang berhasil dihimpun dengan perkreditan yang baik, agar
optimal. Penyaluran kredit tingkat NPL-nya tetap berada
merupakan alokasi DPK yang dalam batas maksimal yang

14

 
4. disyaratkan oleh Bank Anggrahini, Dewi. Analisis Faktor -
Indonesia sebesar 5%. Dengan Faktor yang Mempengaruhi
demikian Bank Umum dapat Penyaluran Kredit Perbankan
menyalurkan kredit secara pada Bank Umum di Indonesia
optimal. Periode 1994.1 – 2003.4

5.3 Keterbatasan Penelitian Badan Sertifikasi Manajemen Risiko.


Penelitian ini menggunakan 2008. Indonesia Certificate In
periode penelitian dari tahun 2005 - Banking Risk and Regulation.
2009. Oleh karena itu penelitian ini Jakarta
hanya mampu menggambarkan kondisi
penyaluran kredit Bank Umum selama Bank Indonesia. 2002. Peraturan Bank
periode tersebut. Faktor - faktor yang Indonesia No. 4/10/PBI/2002.
mempengaruhi penyaluran kredit juga Jakarta
dipengaruhi oleh kondisi periode
penelitian yang digunakan. Bank Indonesia. 2004. Surat Edaran
Bank Indonesia No. 6/23/DPNP
5.4 Agenda Penelitian Mendatang tanggal 31 Mei 2004. Jakarta
Untuk agenda penelitian
mendatang dapat dikembangkan Bank Indonesia. 2005. Peraturan Bank
penelitian dengan periode penelitian Indonesia No. 7/2/PBI/2005.
yang lebih panjang. Dengan demikian Jakarta
mampu memberikan gambaran kondisi
penyaluran kredit Bank Umum secara Biro Pusat Statistik. 2009. Data
lebih luas. Strategis BPS. Jakarta

Budiawan. 2008. Analisis Faktor -


DAFTAR PUSTAKA Faktor yang Mempengaruhi
Penyaluran Kredit pada Bank
Alamsyah, Halim, dkk. 2005. Banking Perkreditan Rakyat (Studi
Disintermediation and Its Kasus pada BPR di Wilayah
Implication for Monetery Kerja BI Banjarmasin). Tesis
Policy : The Case of Indonesia. Program Studi Magister
Buletin Ekonomi Moneter dan Manajemen Universitas
Perbankan. Maret 2005 : 499 - Diponegoro Semarang
521
Darmawan, Komang. 2004. Analisis
Ali, Mashud. 2004. Asset Liability Rasio - Rasio Bank. Info Bank.
Management : Menyiasati Juli. 18-21
Risiko Pasar dan Risiko
Operasional. Jakarta : PT.
Gramedia

15

 
Dendawijaya, Lukman. 2005. Buletin Ekonomi Moneter dan
Manajemen Perbankan. Jakarta Perbankan. Juni 2005
: Penerbit Ghalia Indonesia
InfoBankNews.com. Bank Asing Bakal
Smackdown Bank BUMN pada
Direktorat Penelitian dan Pengaturan 2007?. 21 Maret 2007
Perbankan Bank Indonesia dan
Puslitbank Fakultas Ekonomi Investor Daily. Bank Berlomba Genjot
USU. 2007. Laporan Akhir CAR. 7 Desember 2009
Penelitian Intermediasi
Perbankan di Propinsi Kasmir. 2008. Bank & Lembaga
Sumatera Utara : Kendala dan Keuangan Lainnya. Jakarta :
Solusi Penyelesaiannya. PT. Raja Grafindo Persada
Sumatera Utara
Kiryanto, Ryan. 2007. Langkah
Terobosan Mendorong
Ferdian, Ilham Reza. 2008. SBI, Ekspansi Kredit. Economic
Instrumen Moneter atau Review No. 208. Juni 2007
Instrumen Investasi. Republika.
Senin 21 Juli 2008 Kontan. BI Ubah Aturan GWM untuk
Picu Kredit. 7 Januari 2010

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Lestari, Indah. Analisis Pengaruh


Multivariate Dengan Program Capital Adequacy Ratio (CAR)
SPSS. Semarang : Badan dan Non Performing Loan
Penerbit Universitas Diponegoro (NPL) terhadap Tingkat
Penyaluran Kredit pada Bank
- Bank Umum di Indonesia
Gujarati, Damodar N. 1995. Basic
Manurung, Mandala, Prathama
Econometrics. Singapore : Mc
Rahardja. 2004. Uang,
Graw Hill, Inc Perbankan, dan Ekonomi
Moneter (Kajian Kontekstual
Indonesia). Jakarta : Penerbit FE
UI
Harmanta dan Mahyus Ekananda. 2005.
Disintermediasi Fungsi
Masyitha, Mira. Analisis Pengaruh
Perbankan di Indonesia Pasca
Suku Bunga SBI dan Faktor -
Krisis 1997 : Faktor
Faktor Penawaran Kredit
Permintaan atau Penawaran
Perbankan terhadap Realisasi
Kredit, Sebuah Pendekatan
Penyaluran Kredit di Jawa
dengan Model Disequilibrium.
Timur

16

 
Nurmawan. 2005. Uang dan Lembaga Soedarto, Mochamad. 2004. Analisis
Keuangan. Jurnal keuangan Faktor - Faktor yang
Mempengaruhi Penyaluran
Purna, Ibnu, Hamidi, Prima. 2009. Kredit pada Bank Perkreditan
Pengaruh Krisis Keuangan Rakyat (Studi Kasus pada BPR
Global terhadap Sektor di Wilayah Kerja BI
Finansial di Indonesia. Semarang). Tesis Program Studi
Sekretariat Negara Republik Magister Manajemen Universitas
Indonesia. 5 Mei 2009 Diponegoro Semarang

Retnadi, Djoko. 2006. Perilaku Sugema, Imam. 2010. BI Masih


Penyaluran Kredit Bank. Pertahankan Bunga SBI.
Jurnal Kajian Ekonomi 2006 Kontan. 8 Januari 2010

Setiyati, Tatik. Analisis Pengaruh Suku Susilo, Y. Sri, Sigit Triandaru, dan A.
Bunga Kredit, Dana Pihak Totok Budi Santoso. 2006. Bank
Ketiga, dan Produk Domestik & Lembaga Keuangan Lain.
Bruto terhadap Penyaluran Jakarta : Salemba Empat
Kredit pada Perbankan di
Indonesia Taswan. 2006. Manajemen Perbankan.
Yogyakarta : UPP STIM YKPN
Sentausa, Sentot A. 2009. Perbankan
Minta BI Mempermudah Republik Indonesia. Undang - Undang
Aturan. Kompas.com. Rabu 25 Perbankan No. 10 tahun 1998.
Maret 2009 Jakarta
Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen
Lembaga Keuangan : Warjiyo, Perry. 2004. Mekanisme
Kebijakan Moneter dan Transmisi Kebijakan Moneter
Perbankan. Jakarta : FE UI di Indonesia. Jakarta : Pusat
Pendidikan dan Studi
Sinungan, Muchdarsyah. 2000. Kebanksentralan BI
Manajemen Dana Bank. Edisi
Kedua. Jakarta : PT. Bumi Wibowo, Dradjad H. 2009. Bank Sulit
Aksara Pacu Kredit Pada 2010.
Kompas.Com. Selasa 10
Siregar, Togi T.M. 2006. Analisis November 2009
Faktor - Faktor yang
Mempengaruhi Permintaan www.bi.go.id. Indikator Perbankan
Kredit pada Bank Pemerintah Nasional
di Sumatera Utara. Tesis
Sekolah Pascasarjana Universitas www.bi.go.id. Statistik Perbankan
Sumatera Utara Medan Indonesia

17

 
www.bi.go.id. Statistik Ekonomi
Moneter Indonesia

18

Anda mungkin juga menyukai