FrantaAvenandaSitepu - 1806541061 - AgroB - TugasKTKL 1
FrantaAvenandaSitepu - 1806541061 - AgroB - TugasKTKL 1
OLEH
Franta Avenanda Sitepu 1806541061
Agroekoteknologi B
Tekstur tanah adalah kasar halusnya bahan padat organik tanah berdasarkan perbandingan
fraksi pasir, lempung debu dan air. Tekstur ini akan berpengaruh terhadap pengolahan tanah dan
pertumbuhan tanaman terutama dalam mengatur kandungan udara dalam rongga tanah dan
persediaan serta kecepatan peresapan air di tanah tersebut. Berdasarkan teksturnya, tanah di
Kabupaten Banyuwangi dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :
• Halus (liat) tersebar di Kecamatan Tegaldlimo, Purwoharjo, Bangorejo, sebagian Genteng,
Siliragung, Cluring dan Muncar.
• Sedang (lempung) tersebar hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Banyuwangi
kecuali Kecamatan Tegaldlimo dan Purwoharjo
• Kasar (pasir) hanya terdapat di sebagian kecil wilayah kabupaten Banyuwangi, tepatnya di
wilayah pantai selatan di Kecamatan Purwoharjo dan tegaldlimo.
PENGGUNAAN LAHAN
Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten di Jawa Timur dengan luas wilayah terbesar
yaitu 578.250 Ha dengan berbagai jenis penggunaan lahannya. Jenis penggunaan lahan di
Kabupaten Banyuwangi meliputi : 1) lahan tidak terbangun : hutan, hutan bakau, tambak, padang
rumput, pasir, perkebunan, sawah irgasi dan sawah tadah hujan, semak belukar, tanah berbatu.
ladang, rawa dan tanggul pasir, 2) lahan terbangun umumnya berupa permukiman, fasilitas dan
industri. Penggunaan lahan di Kabupaten Banyuwangi terbesar adalah untuk kawasan hutan yaitu
sebesar 183.396,34 Ha dan Permukiman terbangun dengan luas 125.240,95 Ha.
TOPOGRAFI KABUPATEN BANYUWANGI
Bagian barat dan utara pada umumnya merupakan pegunungan, dan bagian selatan
sebagian besar merupakan dataran rendah. Tingkat kemiringan rata-rata pada wilayah bagian barat
dan utara 40°, dengan rata-rata curah hujan lebih tinggi bila dibanding dengan bagian wilayah
lainnya. Daratan yang datar sebagian besar mempunyai tingkat kemiringan kurang dari 15°,
dengan rata-rata curah hujan cukup memadai sehingga bisa menambah tingkat kesuburan tanah.
Dataran rendah yang terbentang luas dari selatan hingga utara dimana di dalamnya terdapat banyak
sungai yang selalu mengalir di sepanjang tahun. Di Kabupaten Banyuwangi tercatat 35 DAS,
sehingga disamping dapat mengairi hamparan sawah yang sangat luas juga berpengaruh positif
terhadap tingkat kesuburan tanah. Disamping potensi di bidang pertanian, Kabupaten Banyuwangi
merupakan daerah produksi tanaman perkebunan dan kehutanan, serta memiliki potensi untuk
dikembangkan sebagai daerah penghasil ternak yang merupakan sumber pertumbuhan baru
perekonomian rakyat. Dengan bentangan pantai yang cukup panjang, dalam perspektif ke depan,
pengembangan sumberdaya kelautan dapat dilakukan dengan berbagai upaya intensifikasi dan
diversifikasi pengelolaan kawasan pantai dan wilayah perairan laut.
KEMIRINGAN LAHAN
Kemiringan lahan di Kabupaten Banyuwangi dibagi dalam 6 (enam) kelompok, yaitu:
• 0 - 2 %, merupakan daerah dataran aluvial sungai dan pantai. Penyebarannya meliputi
Kecamatan Banyuwangi, Giri, Rogojampi, Muncar, Kabat, Singojuruh, Genteng,
Gambiran, Srono, Cluring, Tegalsari, Wongsorejo, Kalipuro, Sempu, Kalibaru, Licin,
Glagah, Songgon, Glenmore, Siliragung, Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo dan
Tegaldlimo.
• 2 - 8 %, merupakan daerah dataran aluvial sungai dan pantai. Penyebarannya meliputi
Kecamatan Banyuwangi, Giri, Rogojampi, Kabat, Singojuruh, Genteng, Gambiran, Srono,
Tegalsari, Wongsorejo, Kalipuro, Sempu, Kalibaru, Licin, Glagah, Songgon, Glenmore,
Siliragung, Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo dan Tegaldlimo.
• 8 – 15 %, mempunyai bentuk medan landai (perbukitan berelief halus) dengan tingkat erosi
rendah. Penyebarannya meliputi Kecamatan Kabat, Wongsorejo, Kalipuro, Kalibaru,
Licin, Glagah, Songgon, Glenmore, Siliragung, Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo dan
Tegaldlimo.
• 15 – 25 %, mempunyai bentuk medan agak terjal dengan tingkat erosi rendah.
Penyebarannya meliputi Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Kalibaru, Licin, Glagah,
Songgon, Glenmore, Siliragung, Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo dan Tegaldlimo.
• 25 – 40 %, mempunyai bentuk medan agak terjal dengan tingkat erosi menengah.
Penyebarannya meliputi Kecamatan Kabat, Wongsorejo, Kalipuro, Kalibaru, Licin,
Glagah, Songgon, Glenmore, Siliragung, Pesanggaran, Bangorejo, Kabat, Sempu dan
Tegaldlimo.
• >40 %, mempunyai bentuk medan sangat terjal (perbukitan berelief kasar) dengan tingkat
erosi sedang hingga tinggi. Penyebarannya meliputi Kecamatan Kabat, Wongsorejo,
Kalipuro, Kalibaru, Licin, Glagah, Songgon, Glenmore, Siliragung, Pesanggaran,
Bangorejo, dan Tegaldlimo.
CARA MEMPERBAIKI UNTUK MEMPEROLEH SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH
YANG BAIK
Dari hasil warna tanah dan struktur tanah dapat dilihat bahwa tanah pada pada derah Kabupaten
Banyuwangi sebagian besar memiliki warna yang tidak gelap melainkan berwana kekuningan. Hal
ini berarti tanah yang berada di Kabupaten Banyuwangi kurang subur sehingga perlu diberikan
pupuk organik. Pemberian pupuk organik ini juga dapat memperbaiki tekstur tanah di Kabupaten
Banyuwangi yang dominan memiliki tekstur liat.
Sebagian besar juga tanah di Banyuwangi memiliki tingkat keasaman yang tinggi hinga ada yang
keracunan alkalin pada derah yang memiliki tanah jenis umusol. Pengapuran adalah salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah keasaman dan keracunan AI yang tinggi. Dengan
pemberian kapur pada tanah maka dapat mengubah tanah yang sifatnya sangat masam atau masam
hingga mendekati pH netral. Selain itu kapur juga bisa menurunkan kadar AI.