Anda di halaman 1dari 4

Primadona di Bidang Kesehatan :

Sistem Rekam Medis Elektronik


1. Pendahuluan
Teknologi elektronik yang cenderung meningkat perkembangannya dari tahun ke tahun,
memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan kebutuhan akan sumber akses atau populer
dikenal dengan kata internet. BPS telah mempunyai data statistika mengenai kebutuhan
internet terhadap barang-barang elektronik, adapun pernyataannya yaitu terlihat penyedia
pelayanan elektronik bagi pelanggan yaitu 61,23% yang berarti cukup banyak pengguna
internet membutuhkan penyedia layanan elektronik pada tahun 2014 saat itu (Sundari, 2016).
Virtual Service sangat gencar diakhir-akhir ini. Gaya hidup masyarakat juga perlahan
mulai meningkat dari yang awalnya sangat awam dengan barang-barang elektronik hingga
sekarang seolah-olah mereka diharuskan mengerti akan barang-barang elektronik yang
sangat erat hubungannya dengan penggunaan internet itu untuk dapat bisa menggunakan
pelayanannya. Sebagai contoh yaitu ojek online yang menggunakan teknologi basis
pencitraan satelit, Uang elektroik juga virtual service yang mengalihkan penggunaan uang
tunai menjadi uang eketronik, kemudian ada pelayanan KAI dengan pemesanan secara online
sehingga orang-orang tidak harus datang, mengantre di loket untuk mendapatkan tiket kereta,
dan satu lagi yaitu market place yang sangat sengit persaingannya. Salah satu dampak dari
perkembangan teknologi itu mempengaruhi perkembangan teknologi dan sistem informasi
kesehatan yang menghubungan beberapa elemen bidang kesehatan atau non kesehatan. Hal
ini mendapat sambutan baik oleh para teknokrat bidang IT untuk membuat sistem dan
teknologi canggih untuk dapat memudahkan pelayanan kepada masyarakat yang
menggunakannya, untuk keperluan efesiensi kerja, dan untuk pendidikan tentunya.

Atas dasar itu maka terbentuklah kebijakan peraturan pemerintah yaitu Peraturan
Perundang-undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik cuplikannya
seperti ini “memberikan kewajiban kepada setiap badan publik untuk membuka akses bagi
setiap pemohon informasi publik untuk mendapatkan informasi publik, kecuali beberapa
informasi tertentu”(Sundari, 2016). Telah ada peraturan yang mengatur dan mengikat atas
informasi public, namun pada bidang kesehatan ini tentu bukan termasuk informasi public
yang harus mempublikasikan datanya, justru data-data kesehatan pasien harus benar-benar
dijaga agar tidak terpublikasikan.
2. Sistem Rekam Medis Elektronik
Rekam Medis mempunyai pengertian yang luas yang bukan sekedar catatan riwayat
kesehatan seseorang. Akan tetapi mempunyai penegertian sebagai sistem penyelenggaraan
rekam medis mulai dari pencatatan awal pasien, kemudian saat mendapatkan pelayanan
medis, kemudian saat penyimpanan dan penyediaan berkas kembali atau keperluan lainnya.
Oleh karena itu, diharuskan adanya sistem rekam medis elektronik yang terkomputerisasi
sehingga dapat meningkatan profesionalisme dan kinerja manajemen rumah sakit melalui
tiga manfaat yaitu manfaat umum, operasional, dan organisasi (Handiwidjojo, 2009).
Permasalahan yang sangat klise yaitu rekam medis pasien hanya tersimpan secara local
ditempat dimana pasien tesebut menjalani pemeriksaan dan perawatan medis sehingga antar
tempat tidka memungkinkan pertukaran data secara langsung (Susanto, 2011) sehingga
terkadang di rumah sakit baru atau faskes baru akan dibuatkan kembali berkas rekam medis,
hal ini sangat bertentangan dengan pengertian rekam medis sendiri yang mengatakan bahwa
riwayat kesehatan seseorang harus berkesinambungan dari mulai lahir hingga meninggal.
Sehingga penggunaan rekam medis elektronik harus bersistem agar memudahkan dokter dan
pihak lain dalan menjalankan kinerjanya melayani masyarakat, karena pada dasarnya RME
(Rekam Medis Elektronik) adalah penggunaan perangkat teknologi informasi untuk
pengumpulan, penyimpanan, pengolahan serta peng-akses-an data yang tersimpan pada
rekam medis pasien di rumah sakit dalam sistem manajemen basis data yang menghimpun
berbagai sumber data medis (Handiwidjojo, 2009).
Rekam Medis Ekektronik sering disalah artikan dengan lawannya yaitu Rekam
Kesehatan Elektronik, dimana RME itu hanya data rekam medis seorang pasien yang dapat
diakses oleh pasien itu sendiri dan bias digunakan untuk keperluan perawatan berikutnya.
Sedangkan untuk RKE merupakan kumpulan dari RME dimana diperlukan ada standardisasi
format data RME pada tiap rumah sakit data-datanya dapat terintegrasi dan dengan cakupan
luas yaitu nasional (Handiwidjojo, 2009).
3. Keuntungan Sistem
Dengan membuat sistem dengan basis data yang dapat diintegrasikan maka akan
memberi manfaat atau keuntungan yang dapat mengefesienkan kinerja di rumah sakit atau
peentuan keputusan atau kebijakan oleh pemerintah. Ada salah satu contoh keuntungan yang
didapat dengan menerapkan sistem rekam medis elektronik yang telah tersistem
komputerisasi yaitu Klinik Utama Meditama antara lain (Putranto et al., 2017) :
1. Waktu relative singkat, hanya tinggal mengakses sistem melalui browser dibandingkan
dengan sebelumnya yang harus membuka 2 file (Putranto et al., 2017).
2. Tidak akan terjadi lagi penggandaan data sehingga keakuratan data terjamin (Putranto et
al., 2017).
3. Tidak akan ada ketidak cocokan diagnose dengan dokter periksa yang sebelumnya dapat
di ubah oleh user yang tidak memiliki ha katasnya (Putranto et al., 2017).
4. Petugas operasional sangat dimudahkan dalam mencari nama pasien dengan fitur
pencarian, data yang dicari akan terjamin keakuratannya (Putranto et al., 2017).
5. Untuk memperbarui data pasien yang masuk dapat sangat mudah dilakukan dengan
sistem hanya denganme-reload halaman dan langsung tersaji dengan data terbaru, yang
sebelumnya harus membuka file resepsionis untuk melakukan update (Putranto et al.,
2017).
Daftar Pustaka

Handiwidjojo, W., 2009, Rekam medis elektronik, Universitas Kristen Duta Wacana
Yogyakarta, 2, 1, 36–41. https://ti.ukdw.ac.id/ojs/index.php/eksis/article/view/383,.

Putranto, Y.Y., Adi Putra, T.W. & Hakim, F.N., 2017, Rancang Bangun Sistem Informasi
Rekam Medis Klinik Berbasis Web (Studi Kasus: Klinik Utama Meditama Semarang),
Jurnal Informatika Upgris, 3, 2, 105–115.

Sundari, J., 2016, Sistem Informasi Pelayanan Puskesmas Berbasis Web, IJSE - Indonesian
Journal on Software Engineering, 2, 1, 44–49.
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ijse/article/view/665,.

Susanto, G., 2011, Sistem Informasi Rekam Medis Pada Rumah Sakit Umum Daerah
( RSUD ) Pacitan Berbasis Web Base, Speed, 3, 4, 18–24.

Anda mungkin juga menyukai