Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN REPRODUKSI

(KEPUTIHAN)

Disusun oleh:
Tri Lestari, S.Kep
20901900087

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG

2020
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN REPRODUKSI
(KEPUTIHAN)
PADA Nn. L Di SUMBER AGUNG

Disusun oleh:
Tri Lestari, S.Kep
20901900087

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG

2020
FORMAT PENGKAJIAN GINEKOLOGI

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. DATA UMUM
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Nn. L
Umur : 22 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : DS. Sumber Agung rt13/05
Diagnosa medis :-
Tanggal dan jam masuk : -
b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny. S
Umur : 52 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : DS. Sumber Agung rt13/05
Hubungan dengan klien : Ibu Klien
2. Status Kesehatan saat ini
a. Keluhan utama
Klien mengatakan kadang mengalami keputihan yang berlebih.
b. Alasan masuk rumah sakit
-
c. Factor pencetus
-
d. Lamanya keluhan
Keluhan sudah dirasakan klien sejak 3 bulan yang lalu mengalami keputihan
yang tidak biasa
e. Timbulnya keluhan (bertahap, mendadak)
Timbulnua keluhan mulai 3 bulan yang lalu.
f. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
Klien biasanya saat mengalami keputihan hanya membersihkannya dengan
air bersih saja.
g. Factor yang memperberat
Tidak ada factor yang memperberat

3. Riwayat kesehatan lalu


a. Penyakit yang pernah dialami (kaitkan dengan penyakit sekarang)
Klien mengatakan tidak memiliki penyakit yang berhubungan keadaannya saat
ini.
b. Kecelakaan (yang berkaitan dengan penyakit saat ini)
Klien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan yang berkaitan pada
sakitnya saat ini.
c. Pernah dirawat : (penyakit, operasi, waktu)
Klien mengatakan tidak pernah dirawat dirumah sakit.
d. Alergi (obat atau lainnya)
Klien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan
e. Imunisasi
Klien mengatakan menjalani imunisasi lengkap

4. Riwayat obstetric masa lalu


Riwayat Obstetrik Masa Lalu: G………………P……………………….A……….
N Gangg, Proses Lama Tempat Masala Mslh Msl Keada
o Kehami persal persalin persalin h nifas/ h an
K lan ian an an persalin laktasi bayi anak
el * an *** **** *****
**

Keterangan:
* : Tekanan darah tinggi, bengkak pada kedua tangan, muka, kaki, infeksi saluran
perkemihan, perdarahan, prematur, dll
** : SC, sebab……… : perdarahan, kejang-kejang, dll
*** : Perdarahan, infeksi, anemi, dll
**** : Pernafasan, makanan, icterus, cacat, meninggal dalam kandungan, meninggal
setelah lahir, dll
***** : Jenis hidup / mati (sebab kematian)………………………………......

5. Keluarga Berencana
a. Jenis kontrasepsi apa yang pernah digunakan
Klien tidak menggunakan alat kontasepsi
b. Apakah ada masalah dengan cara tersebut
Klien tidak menggunakan alat kontrasepsi.
c. Jenis kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan sekarang?
Klien tidak menggunakan alat kontrasepsi.
d. Berapa jumlah anak yang direncanakan oleh keluarga
Klien mengatakan belum menikah.

6. Riwayat Kesehatan keluarga


a. Susunan kesehatan keluarga (genogram: 3 generasi)

Keterangan :

: Perempuan : meninggal

: Laki-laki

: Menikah

: Keturunan

: Saturumah

: Klien
b. Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga (Dx. Medis yang
berhubungan dengan penyakit klien)
Klien mengatakan anggota keluarganya tidak memiliki penyakit yang serius,
kadang hanya pusing biasa dan flu batuk.
c. Penyakit yang sedang diderita keluarga (Dx. Medis yang berhubungan dengan
penyakit keluarga klien)
Klien mengatakan anggota keluarganya saat ini sehat semua.

7. Riwayat kesehatan lingkungan


a. Kebersihan rumah dan lingkungan
Rumah klien nampak bersih dan rapi, tidak ada sampah yang berserakan
dosekitar rumah dan lingkungannya, halaman dan samping rumah klien bersih,
pembuangan sampah berada di belakang rumah klien.
b. Kemungkinan terjadinya bahaya
Prnrrangan di sekitar rumah klien kurang maksimal.

II POLA KESEHATAN FUNGSIONAL (DATA FOKUS)


► TULIS DATA SEBELUM SAKIT DAN SETELAH DIRAWAT

1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan


Menjelaskan tentang pola yang dipahami pasien tentang kesehatan & bagaimana
kesehatannya dikelola
a. Persepsi klien tentang kesehatan diri
Klien mengatakan ingin tetap sehat dan beraktivitas seperti biasa, oleh karena itu
klien menjaga kesehatannya dengan baik dan selalu melakukan olahraga agar tetap
sehat.
b. Pengetahuan dan persepsi klien tentang penyakit dan perawatannya
Klien saat merasa sakit sebisa mungkin cepat meminum obat atau berobat ke dokter
terdekat.
c. Upaya yang biasa dilakukan dalam mempertahankan kesehatan (gizi /makanan yang
kuat pemeriksaan kesehatan berkala, perawatan kebersihan diri, imunisasi, dll )
Klien makan 3 kali sehari dengan porsi yang cukup dan nafsu makan klien baik, klien
jarang periksa ke dokter apabila tidak sakit yang cukup serius, klien selalu menjaga
kebersihan dirinya biasa mandi minimal 2 kali sehari.
d. Kemampuan pasien untuk mengontrol kesehatan (apa yang dilakukan pasien bila
sakit, kemana pasien biasa berobat bila sakit)
Klien apabila sakit langsung meminum obat yang beli di apotik dan apabila tidak
sembuh sembuh langsung berobat ke dokter terdekat.
e. Kebiasaan hidup (konsumsi obat-obatan/ jamu, konsumsi alkohol, konsumsi rokok,
konsumsi kopi, kebiasaan berolahraga)
Klien tidak mengkonsumsi obat-obatan maupun jamu, tidak pernah mengkonsumsi
alkoho maupun rokok, klien sering melakukan olahraga biasanya main badminton.
f. Faktor sosioekonomi yang berhubungan dengan kesehatan (penghasilan, asuransi/
jaminan kesehatan, keadaan lingkungan tempat tinggal)
Klien memiliki BPJS kesehatan keadaan lingkungan klien memiliki toleransi yang
baik.

2. Pola Nutrisi dan metabolic


a. Pola makan (frekwensi, porsi makan, jenis makanan yang biasa dimakan)
Klien makan sehari 3 kali dengan porsi makan yang cukup, klien suka makan dengan
sayuran.
b. Apakah keadaan sakit saat ini mempengaruhi pola makan/ minum
Klien mengatakan apabila mengalami keputihan hanya membersihkannya dengan air
bersih saja.
c. Makanan yang disukai pasien, adakah mkanan pantangan/ makanan tertentu yang
menyebabkan alergi, adakah makanan yang dibatasi.
Klien tidak memiliki alergi dengan makanan.
d. Adakah keyakinan atau kebudayaan yang dianut yang mempengaruhi diet
Klien mengatakan tidak ada keyakinan atau kebudayaan yang dianut yang dapat
mempengaruhi diet.
e. Kebiasaan mengkonsumsi vitamin/obat penambah nafsu makan (jumlah yang
dikonsumsi setiap hari, sudah berapa lama)
Klien tidak pernah mengkonsumsi obat penambah nafsu makan, dikarenakan nafsu
makan klien cukup baik.
f. Keluhan dalam makan
1) Adakah keluhan anoreksia nervosa, bulimia nervosa
Klien tidak mengalami keluhan.
2) Adakah keluhan mual/ muntah (jika muntah berapa jumlahnya)
Klien tidak mengalami mual muntah.
3) Bagaimana kemampuan mengunyah dan menelan
Kemampuan mengunyah dan menelan klien masih baik.
g. Adakah penurunan berat berat badan dalam 6 bulan terakhir (bagaimana BB dan TB
pasien sebelum dan selama dirawat)
Klien tidak mengalami penurunan berat badan dalam 6 bulan terakir, BB klien masih
sama.
h. Pola minum (frekwensi dan jumlah cairan yang dikonsumsi, jenis minuman yang
biasa diminum)
Klien minum biasanya sehari sampai satu setengah liter air mineral.
i. Bila pasien terpasang infuse berapa cairan yang masuk dalam sehari
Klien tidak terpasang infus.
j. Adanya keluhan demam
Klien tidak mengeluh demam, suhu tubuh klien normal.
3. Pola eliminasi
a. Eliminasi feses
1) Pola BAB (frekwensi, waktu, warna, konsistensi, penggunaan pencahar/enema,
adanya keluhan diare/konstipasi)
Klien BAB setian pagi hari dengan warna coklat konsistensinya lembek, klien
tidak menggunakan pencahar.
2) Adakah perubahan dalam kebiasaan BAB (terpasang kolostomi/ileostomy)

b. Pola BAK (frekwensi, waktu, warna, jumlah)


Klien BAK biasanya 3-4 kali perhari dengan warna kunging jernih.

4. Pola aktifitas dan latihan


a. Kegiatan dalam pekerjaan
Klien setiap pagi apabila masuk sekolah pergi kesekolah setelah pulang dari sekolah
membantu ibunya mnegerjakan pekerjaan rumah.
b. Olahraga yang dilakukan (jenis dan frekwensi)
Klien kadang bermain badminton dengan temannya.
c. Kesulitan /keluhan dalam aktifitas
1) Pergerakan tubuh
Klien tidak mengalami kesulitan untuk menggerakkan tubuh.
2) Perawatan diri (mandi, mengenakan pakaian, bersolek, makan, dll)
Klien mandiri dalam mandi mengenakan pakaian bersolek dan makan.
3) Berhajat (BAK/BAB)
Klien tidak mengalami kesulitan saat BAB/BAK
4) Keluhan sesak nafas setelah melakukan aktifitas
Klien tidak merasakan kesulitan dan tidak mengalami sesak nafas setelah
melakukan kegiatan.
5) Mudah merasa kelelahan
Klien mudah merasakan lelah saat melakukan aktivitas.
5. Pola Istirahat dan Tidur
a. Kebiasaan tidur (Waktu tidur, lama tidur dalam sehari)
Klien kadang tidur siang bisa 1-2 jam, klien tidur malam biasa pukul 21.00 sampai
terdengar adzan subuh bangun.
b. Kesulitan tidur (mudah terbangun, sulit memulai tidur, insomnia, dll)
Klien kadang mengalami mengalami kesulitan saat tidur.
6. Pola Kognitif-Perseptual sensori
a. Keluhan yang berkenaan dengan kemampuan sensasi (penglihatan, pendengaran)
Klien masih bias melihat dengan jelas dan mampu mendengar dengan baik.
b. Kemampuan kognitif (kemampuan mengingat, bicara dan memahami pesan yang
diterima, pengambilan keputusan yang bersifat sementara)
Klien mampu mengingat kejadian yang dialami sebelummya, saat diajak
berkomunikasi cepat menerima dengan baik, dan kurang bias membuat keputusan
sendiri.
c. Kesulitan yang dialami (sering pusing, menurunnya sensitifitas terhadap nyeri dan
panas/dingin)
Klien sering merasa pusing, klien masih bias merasakan nyeri dan panas ataupun
dingin.
d. Persepsi terhadap nyeri dengan menggunakan pendekatan P,Q,R,S,T
P = nyeri disminore
Q = seperti di iris-iris
R = abdomen
S=4
T = hilang timbul
7. Pola persepsi diri dan konsep diri
a. Persepsi diri (hal yang dipikirkan saat ini, harapan setelah menjalani perawatan,
perubahan yang dirasa setelah sakit)
Klien mengatakan ingin tidak mengalami keputihan yang terlalu sering karena
mengganggu aktivitas.
b. Status emosi: bagaimana perasaan klien saat ini, apakah perilaku non verbal
sesuai dengan perilaku verbalnya.
Klien mengatakan moodnya kadang kurang baik dan ingin marah-marah, perilaku
non verbal sesuai dengan verbalnya.
c. Konsep diri:
1) Citra diri/body image : Klien mengatakan tubuhnya baik-baik dan tidak
ada gangguan body image.
2) Identitas : Klien sebagai anak ke 2 dri 2 bersaudara.
3) Peran : Klien mengatakan tidak ada perubahan peran, klien tetap menjadi
remaja yang semestinya.
4) Idela diri : Klien mengatakan jika mengalami keputihan tidak
mengganggu aktivitasnya.
5) Harga diri : klien mengatakan dirinya baik-baik saja.
8. Pola Mekanisme Koping
Menjelaskan tentang pola koping, toleransi terhadap stress dan support sistem
a. Bagaimana pasien dalam mengambil keputusan (sendiri atau dibantu)
Klien saat mengambil keputusan biasanya bertanya kepada orangtuanya untuk
meminta pendapatnya.
b. Yang dilakukan jika menghadapi masalah (misal: memecahkan masalah , mencari
pertolongan/beerbicara dengan orang lain, makan, tidur, minum obat-obatan, marah,
diam dll)
Klien saat menghadapi masalah biasanya bercerita kepada orangtuanya untuk
meminta pendapat dan masukan sehingga bias memecahkan masalahnya dengan baik.
c. Bagaimana upaya klien dalam menghadapi masalahnya sekarang
Klien saat menghadapi masalahnya saat ini bias mengatasi dengan baik.
d. Menurut klien apa yang dapat dilakukan perawat agar pasien merasa nyaman
-
9. Pola Seksual-Reproduksi
a. Bagaimana pemahaman klien tentang fungsi seksual.
- Tidak dikaji karena klien belum menikah.

b. Adakah gangguan hubungan seksual disebabkan oleh berbagai kondisi (fertilitas,


libido, ereksi, menstruasi, kehamilan, pemakian alat kontrasepsi)
- Tidak dikaji karena klien belum menikah.

c. Adakah permasalahan selama melakukan aktifitas seksual (ejakulasi dini,


impotent, nyeri selama berhubungan, perdarahan dll) terutama terkait dengan
penyakit yang diderita.
- Tidak dikaji karena klien belum menikah

d. Pengkajian pada perempuan terutama pada klien dengan masalah tumor atau
keganasan system reproduksi
1) Riwayat menstruasi (keteraturan, keluhan selama menstruasi)
Klien saat menstruasi tidak teratur setiap bulannya, sering mengeluh nyeri
menstruasi dan sampai merasa mudah lelah saat berktivitas.
2) Riwayat kehamilan (jumlah kehamilan, jumlah kelahiran, jumlah anak)
Klien belum menikah.
3) Riwayat pemeriksaan ginekologi misal pap smear
Klien tidak pernah melakukan pemeriksaan ginekologi.
10. Pola Peran-Berhubungan dengan orang lain Mengkaji bagaimana hubungan pasien
dengan orang lain (keluarga, tenaga kesehatan, pasien lain), apakah keadaan penyakitnya
mempengaruhi hubungan tersebut.
a. Kemampuan pasien dalam berkomunikasi (relevan, jelas, mampu
mengekspresikan, mampu mengerti orang lain)
Klien saat berkomunikasi mampu menerima pesan dengan mudah jells saat berbicara
mampu mengekspresikan perasaannya.
b. Siapa orang yang terdekat dan lebih berpengaruh pada klien
Klien mengatakan orang terdekatnya adalah orangtuanya.
c. Kepada siapa klien meminta bantuan bila mempunyai masalah.
Klien mengatakan apabila memmiliki masalah meminta bantuan kepada orangtuanya
atau keluarga.
d. Adakah kesulitan dalam keluarga (hubungan dengan orang tua, hubungan dengan
saudara, hubungan perkawinan)
Klien mengatakan hubungan dengan seluruh anggota keluarga sangan baik dan selalu
harmonis terkadang ada salah faham sedikit tapi dapat menyelesaikannya secepat
mungkin.
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
a. Bagaimana klien menjalankan kegiatan agama atau kepercayaan.
Klien selalu sholat 5 waktu dan biasanya mengikut pengajian bersama ibunya di
desanya.
b. Masalah yang berkaitan dengan aktifitasnya tersebut selama dirawat.
-
c. Adakah keyakinan atau kebudayaan yang dianut pasien yang bertentangan dengan
kesehatan.
Klien tidak memiliki keyakinan atau kebudayaan yang bertentangan dengan
kesehatan.
d. Adakah pertentangan nilai/keyakinan/kebudayaan terhadap pengobatan yang
dijalani.
Klien mengatakan tidak ada pertentangan nilai/keyakinan/kebudayaan terhadap
pengobatan yang dijalani.

III Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)


1. Kesadaran
Composmentis
2. Penampilan
Lemah, pucat, gelisah
3. Vital sign
S : 37c
TD : 110/60 mmHg
R : 24 x/ menit
N : 89 x/menit
4. Kepala
Mesocepal, rambut warna hitam lebat, tidak ada ketombe
5. Mata
Klien masih bisa melihat dengan jelas tanda alat bantu, , konjungtiva anemis, sklera
ikterik, mata bersih tidak ada secret.
6. Hidung
Hidung klien tampak bersih, tidak ada secret, tidak terdapat polip, tiad ada nafas
cuping hidung, tidak memakai oksigen.
7. Telinga
Simetris, masih mampu mendengar dengan jelas tanpa alat bantu dengar, nampak
bersih tidak ada serumen, tidak terdapat infeksi maupun tinnitus
8. Mulut dan Tenggorokan
Klien mampu berbicara dengan baik, gigi klien mapak bersih, warna putih, tidak
berbau, klien mampu mengunyah dan menelan dengan baik, tidak terdapat benjolan
di leher, tidak terdapat pembesaran tonsil.
9. Dada
Jantung
Inspeksi : bentuk dad simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : terdengar suara redup
Auskultasi : terdengar lup dup

Paru- paru
Inspeksi : pergerakan dada simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : terdengar sonor
Auskultasi : terdengar di semua lapang paru normal

10. Abdomen 
Inspeksi : tidak terdapat luka jahitan, bentuk simetris,
Auskultasi : terdengar suara peristaltik usus
Perkusi : terdengar suara timpani
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

11. Genetalia : kilen mengatakan keputihan berwarna putih, & gatal serta bertekstur
seperti keju
12. Ekstremitas atas dan bawah
a. Inspeksi kuku, kulit (warna, kebersihan, turgor, adanya edema, keutuhan dll)
Klien memiliki kulit berwarna kuning langsat, tidak ada edema, kuku bersih
berwarna putih tidak ada kotoran.
b. Capilarry refill
c. Kemampuan berfungsi (mobilitas dan keamanan) untuk semua ekstrimitas yaitu
kekuatan otot, koordinasi gerak dan keseimbangan, penggunaan alat bantu.
Ektremitas atas dan bawah bisa berfungsi secara normal dan tidak menggunakan
alat bantu.
d. Bila terpasang infus : kaji daerah tusukan infus, kaji tanda-tanda infeksi pada
daerah tusukan infus, adanya nyeri tekan yang berlebihan pada daerah tusukan
infus.
Klien tidak terpasang infus.
13. Kulit
Klien memiliki warna kulit kining langsat, kulit sedikit kering, tidak terdapat edema,
14. DATA PENUNJANG
a. Hasil Pemeriksaan Penunjang
Tuliskan data fokus terkait penyakit pada :
1) Pemeriksaan laborat
-
2) Pemeriksaan Radiologi
-
3) dll
b. Diit yang diperoleh
-
c. Therapy
-

B. Analisa data

Tgl/jam Data Fokus Problem Etiologi TTD

1 Sept 2020 DS : klien mengatakan takut Ansietas Kurang


/ 08.00 apabila terjadi sesuatu yang (D.0080) terpapar
tidak diinginkan akibat dari informasi
keputihan yang menurutnya
berlebih.
DO : klien tampak merasa
takut dengan kondisinya, klien
bila ditanya tentang keputihan
kurang memahaminya.
2 Sept 2020 DS : Klien mengatakan merasa Gangguan Gejala
/ 09.00 gatal saat keputihan dan rasa nyaman penyakit
merasa keputihannya kadang ( D.0074)
banyak.
DO : Klien kadang menggaruk
bagian kemaluannya, tampak
tidak nyaman dengan
kondisinya.
3 Sept 2020 DS : Klien mengatakan apabila Gangguan Kurang
/ 10.00 mengalami keputihan merasa pola tidur (D. control tidur
gatal sehingga menyebabkan 0055)
sulit untuk tidur dan
mengganggu istirahatnya.
DO : Klien nampak kelelahan,
terdapat garis hitam di sekitar
mata, klien sering menguap.
C. Diagnosa Keperawatan & Prioritas Diagnosa
1. Ansietas b.d kurang terpapar informasi (D.0080)
2. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit
3. Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur

D. Planning / intervensi

Tgl / Diagnosa Tujuan & TT


Planning
jam keperawatan Kriteria Hasil D
1 Ansietas b.d Tujuan : - Terapi rileksasi
Sept kurang terpapar Setelah dilakuakan
2020/ informasi asuhan keperawatan - Reduksi ansietas
selam 3 hari kecemasan
10.00 (D.0080)
klien teratasi
Kriteria hasil : - konseling
Cemas klien berkurang
Ttv dalam batas normal
Klien mampu
mengontrol emosinya

- anjurkankan
Gangguan rasa Tujuan : klien menjaga
Setelah dilakuakan
nyaman b.d kebersihan di
asuhan keperawatan
gejala penyakit area kemaluan
selam 3 hari klien
- anjurkan klien
merasa nyaman dengan
mengganti
kondisinya.
pakaian dalam
Kriteria hasil :
4 jam sekali
Rasa gatal menghilang
atau setelah
Klien mampu mengatasi
BAK
rasa gatalnya
- edukasi
kesehatan

Tujuan : - dukungan tidur


Gangguan pola
Setelah dilakuakan
tidur b.d kurang
asuhan keperawatan - dukungan
control tidur
selam 3 hari diharapkan perawatan diri
gangguan pola tidur
klien teratasi. - edukasi
Kriteria hasil : aktivitas /
Pola tidur menjadi baik istirahat
Merasa nyaman dengan
kondisinya
E. Implementasi

Tgl / Diagnosa
Implementasi Respon Pasien TTD
jam keperawatan
1 Sep Ansietas b.d - Terapi rileksasi S : Klien
2020 / kurang terpapar nafas dalam mengatakan
11.00 Informasi cemasnya sudah
(D.0080) agak berkurang.
O : Klien mampu
melakukan teknik
rileksasi yang
diajarkan
- Mengajarkan
Gangguan rasa S : klien
klien menjaga
nyaman b.d gejala mengatakan masih
kebersihan di
penyakit belum mengerti
area kemaluan :
mengenai cara
Membasuh area
menjaga
kemaluan
kebersihan area
secara rutin.
kemaluan dengan
Mencukur bulu
benar
kemaluan
O : Klien nampak
seperlunya.
masih belum
Menggunakan
paham dan
pakaian dalam
bingung
yg tepat.
Gangguan pola
tidur b.d kurang S : klien
control tidur mengatakan sulit
tidur karena
merasa kurang
nyaman dengan
dirinya
O : Klien nampak
menahan ngantuk
- Dukungan tidur dan lelah
2 Sept Ansietas b.d - Terapi rileksasi S : klien
2020/ kurang terpapar tarik nafas dalam mengatakan cemas
10.00 Informasi yang dirasakan
(D.0080) sudah hilang
O : klien setelah di
ajari cara teknik
rileksasi nafas
dalam cemas
sudah hilang
S : Klien
- Konseling mengatakan sudah
Memberikan paham mengenai
penjelasan edukasi tentang
mengenai keputihan yang
penyebab sudah diberikan
ansietas, cara O : klien sudah
menanganinya. : tidak cemas
- Mengajarkan setelah di berikan
hipnotis 5 jari konseling.

S : Klien
mengatakan baru
mengetahui untuk
mengganti
Gangguan rasa pakaiana dalan
nyaman b.d gejala - Memberikan seharusnya setelah
penyakit edukasi klien BAK/BAB.
untuk O : Klien nampak
mengganti sudah mengerti
pakaian dalam sebaiknya
4 jam sekali mengganti pakaian
atau setelah dalam setelah
BAK BAK/BAB.

: S : Klien
mengatakan sudah
melakuakn
perawatan diri
Gangguan pola dengan baik
tidur b.d kurang O : Klien orang
control tidur yang menjaga
- Dukungan
kebersihan dengan
perawatan diri
baik.
3 Sept Gangguan rasa - Memberikan S : Klien
2020 / nyaman b.d gejala edukasi mengenai mengatakan
09.00 penyakit keputihan : setelah di beri
-Pentingnya edukasi sudah
menjaga mengetahui
kebersihan area mengenai
kemaluan. keputihan
-tidak O : Klien sudah
menggunakan mengerti mengenai
sabun kewanitaan kepuihan yang
karena dapat telah dialaminya.
mengganggu f;ora
normal v. S : Klien
-tidak melakukan mengatakan sudah
hub seksual lebih mengerti mengenai
Gangguan pola dr satu orang manfaat istirahat
tidur b.d kurang yang telah di
control tidur sampaikan
- Edukasi O : Klien sudah
istirahat: tidur mengerti setelah
normal usia 22 diberikan edukasi
adalah antara 9- istirahat.
11 jam.

:
F. Evaluasi

Tgl / jam Diagnosa Kep Catatan Perkembangan TTD


2 Sept Ansietas b.d S : Klien mengatakan cemasnya sudah agak
2020 / kurang terpapar berkurang.
11.00 Informasi O : Klien mampu melakukan teknik
(D.0080) rileksasi yang diajarkan
A : ansietas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi :
- Terapi rileksasi tarik nafas dalam
- Konseling
Memberikan penjelasan mengenai
penyebab ansietas, cara
menanganinya.

S : klien mengatakan masih belum


Gangguan rasa mengerti mengenai cara menjaga
nyaman b.d gejala kebersihan area kemaluan dengan benar
penyakit O : Klien nampak masih belum paham dan
bingung
A : Gangguan rasa nyama belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi : edukasi klien
untuk mengganti pakaian dalam 4 jam
sekali atau setelah BAK

S : klien mengatakan sulit tidur karena


Ganggauan pola merasa kurang nyaman dengan dirinya
tidur b.d kurang O : Klien nampak menahan ngantuk dan
control tidur lelah
A : Gangguan pola tidur belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi :Awasi dan
mendiskusikan kemungkinan penyebab
gangguan tidur.
2 Sept Ansietas b.d S : klien mengatakan cemas yang dirasakan
2020/ kurang terpapar sudah hilang
10.00 Informasi O : klien setelah di ajari cara teknik
(D.0080) rileksasi nafas dalam cemas sudah hilang
A : Ansietas sudah teratasi
P : Hentikan intervensi

Gangguan rasa S : Klien mengatakan baru mengetahui


nyaman b.d gejala untuk mengganti pakaiana dalan
penyakit seharusnya setelah BAK/BAB.
O : Klien nampak sudah mengerti
sebaiknya mengganti pakaian dalam setelah
BAK/BAB
A : Gangguan rasa nyaman teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi : edukasi mengenai
keputihan
Gangguan pola
tidur b.d kurang S : Klien mengatakan sudah melakuakn
control tidur perawatan diri dengan baik
O : Klien orang yang menjaga kebersihan
dengan baik.
A : Gangguan pola tidur belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3 Sep Gangguan rasa S : Klien mengatakan setelah di beri
2020 / nyaman b.d gejala edukasi sudah mengetahui mengenai
09.30 penyakit keputihan
O : Klien sudah mengerti mengenai
kepuihan yang telah dialaminya
A : Gangguan rasa nyaman teratasi
P : Hentikan intervensi
Gangguan pola
tidur b.d kurang S : Klien mengatakan sudah mengerti
control tidur mengenai manfaat istirahat yang telah di
sampaikan
O : Klien sudah mengerti setelah diberikan
edukasi istirahat.
A : Gangguan pola tidur teratasi
P : Hentikan intervensi

RESUM KEPERAWATAN MATERNITAS


MINGGU KE-IV
Disusun oleh:
Tri Lestari, S.Kep
20901900087

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG

2020

RESUM ASUHAN KEPERAWATAN


PADA Nn. D DENGAN DISMINORE
DI SUMBER AGUNG

A. Fokus Pengkajian
Klien seorang remaja perempuan berusia 15 tahun mengeluh saat menstruasi merasakan
nyeri di perutnya pada hari pertama menstruasi apabila di buat untuk beraktivitas nyeri
yang dirasakan bertambah. TD : 110/70mmHg, S : 36,5 C, RR : 24 x/menit, N : 89
x/menit.
B. Diagnosa Prioritas
Nyeri akut b.d agen pencidera fisiologis (disminore)
C. Intervensi
 Manajemen nyeri
 Aromaterapi
 Edukasi teknik napas dalam
 Kompres panas
 Latihan pernapasan
D. Implementasi
1. Memberikan manajemen nyeri
2. Memberikan aromaterapi
3. Memantau edukasi teknik napas dalam
4. Melakukan kompres panas dengan suhu hangat
5. Memberikan latihan pernapasan
E. Evaluasi
S : Klien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah berkurang
O : Klien nampak sudah lebih rileks. TD : 110/70mmHg, S : 36,5 C, RR : 24 x/menit,
N : 89 x/menit. P : nyeri disminore
Q : seperti diiris-iris
R : abdomen
T : hilang timbul
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi : manajemen nyeri

RESUM ASUHAN KEPERAWATAN


PADA Nn. Z DENGAN MENSTRUASI
DI SUMBER AGUNG

A. Fokus Pengkajian
Klien seorang remaja putri berusia 12 tahun mengatakan kurang memahami mengenai
menstruasi yang dialaminya dikarena baru pertama kali mengalaminya. Saat ditanya
klien nampak bingung, gelisah, klien masih bingung cara menjaga kebersihannya.
B. Diagnosa Prioritas
Ansietas b.d kurang terpapar informasi
C. Intervensi
 Reduksi ansietas
- Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
- Pahami situasi yang membuat ansietas
- Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan dan prognosis
 Terapi rileksasi
 Konseling
- Identifikasi kemampuan dan beri penguatan
D. Implementasi
1. Membantu pasien untuk mengurangi kecemasan
2. Memahami situasi pasien yang membuat setres
3. Memberikan informasi mengenai diagnosis, pengobatan dan prognosis
4. Melatih teknik rileksasi
5. Mengidentifikasi kemampuan klien
E. Evaluasi
S : Klien mengatakan sudah merasa lebih rileks dan sudah mengetahu mengenai
menstruasi
O : Klien saat di Tanya sudah tidak nampak bingung seperti waktu pertama kali.
A : Masalah teratasi
P : hentikan intervensi

RESUM ASUHAN KEPERAWATAN


PADA Nn.E DENGAN MENSTRUASI HARI 3
DI SUMBER AGUNG

A. Fokus Pengkajian
Klien seorang remaja berusia 16 tahun mengeluh saat menstruasi merasakan nyeri perit
pada hari ke dua menstruasi, nyeri seperti di iris-isris dengan skala nyeri 4. Nadi klien
lemah, TD 90/60 mmHg, klien terlihat pucat, konjungtiva anemi.
B. Diagnosa Prioritas
Nyeri akut b.d nyeri disminore
C. Intervensi
 Manajemen nyeri
 Aromaterapi
 Edukasi teknik napas dalam
 Kompres panas
 Latihan pernapasan
D. Implementasi
6. Memberikan manajemen nyeri
7. Memberikan aromaterapi
8. Memantau edukasi teknik napas dalam
9. Melakukan kompres panas dengan suhu hangat
10. Memberikan latihan pernapasan
E. Evaluasi
S : Klien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah berkurang
O : TD : 90/60 mmHg, N : 80 x/menit, RR : 20 x/menit, S : 36,5
P : nyeri disminore
Q : seperti diiris-iris
R : abdomen
T : hilang timbul
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi : manajemen nyeri

RESUM ASUHAN KEPERAWATAN


PADA Nn. I DENGAN MENSTRUASI
DI SUMBER AGUNG

A. Fokus Pengkajian
klien seorang ibu usia 49 tahun. Klien mengatakan dirinya sudah tidak mengalami
menstruasi sejak 2 bulan yang lalu. Saat dilakukan pengkajian kepada klien menganai
keadaannya terkait menopaus klien tidak tahu. Klien tidak pernah membaca mengenai
menopause.
B. Diagnosa Prioritas
Deficit pengetahuan b.d ketidaktahuan menemukan sumber informasi
C. Intervensi
 Edukasi kesehtan tentang menopause
 Edukasi pola perilaku kebersihan
D. Implementasi
1. Memberikan edukasi kesehatan mengenai definisi menopause, tanda dan gejala,
penanganan.
2. Memberikan edukasi tentang pola perilaku kebersihan
E. Evaluasi
S : Klien mengatakan sudah paham mengenai edukasi yang telah di berikan mengenai
menopause yang dialaminya.
O : klien nampak lebih paham dari sebelum diberikan edukasi. TD : 130/90 mmHg, N :
89 x/menit, RR : 26 x/menit, S : 37, A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi : edukasi kesehatan reproduksi

RESUM ASUHAN KEPERAWATAN


PADA Nn.E DENGAN MENSTRUASI HARI 5
DI SUMBER AGUNG

A. Fokus Pengkajian
Seorang klien berusia 18 tahun. Klien mengatakan dirinya mengalami nyeri perut sudah 2
hari semenjak menstruasi. Klien mengatakan nyeri yang di rasakan bertambah saat
melakukan aktivitas. Klien bingung bagaimana cara mengatasinya.
B. Diagnosa Prioritas
Nyeri akut b.d agen pencidera fisiologis
C. Intervensi
1. Terapi relaksasi
2. Terapi murattal
3. Manajemen nyeri
D. Implementasi
1. Melatih tehnik relaksasi
2. Memebantu memeposisikan klien senyaman mungkin
3. Memebantu klien memanajemen nyeri yaitu mengulang tehnik relaksasi jika nyeri
mulai terasa
4. Memebantu klien mengurangi nyeri dengan medengarkan lantunan al-qur’an dari
mp3 hp
E. Evaluasi
S : klien mengatakan masih nyeri tetapi sudah berkurang
O : skla nyeri klien yang semula 4 turun menjadi 2, S : 37,00 C, N: 88x/mnt, TD: 110/70
mmHg, RR: 24x/mnt,
P : nyeri menstruasi
Q : seperti diiris iris
R : abdomen
S:2
A : masalah teratasu sebagaian
P : lanjutkan intervensi : latihan teknik rileksasi napas dalam

TARGET KOMPETENSI
KEPERAWATAN MATERNITAS
Disusun oleh:
Tri Lestari, S.Kep
20901900087

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG

2020
ANAMNESA
1. ANTENATAL CARE TTV
DJJ

PENGKAJIAN
2. GENOGOLOGI RELAKSASI

Pengkajian WUS HIPNOTIS 5 JARI


3. atau Menopause

STASE KEPERAWATAN MATERNITAS


Disusun Oleh:
Tri Lestari, S.kep
20901900087

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) / PRE PLANNING
STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

Disusun Oleh :
Tri Lestari
20901900087

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2020

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TENTANG KEPUTIHAN DAN CARA


MENJAGA KESEHATAN & KEBERSIHAN ORGAN REPRODUKSI
Pokok Bahasan : Kesehatan Reproduksi Remaja
Sub pokok bahasan : Keputihan dan cara menjaga kesehatan & kebersihan organ reproduksi
Tempat : Di Desa Sumber Agung
Waktu : Sabtu, 5 September 2020
11.00 – 12.40 WIB (40 menit)
Sasaran : Remaja putri di Desa Sumber Agung
a. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan, diharapkan peserta mampu
memahami bahaya dari keputihan sehingga dapat mencegah sejak dini penyakit
keputihan serta dapat memahami berbagai hal mengenai kesehatan reproduksi.
2. Tujuan Instruksional Umum Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan diharapkan peserta mampu memahami
mengenai Pengertian, jenis-jenis, penyebab, tanda dan gejala, cara mengatasi keputihan
serta cara menjaga kesehatan & kebersihan organ reproduksi.
b. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
c. Media
Leaflet.

d. Strategi pelaksanaan
N Wakt Kegiatan Penyuluh Metode/ Kegiatan Sasaran Ket.
O u Media

1 3 Pembukaan : Ceramah Menjawab salam Semangat


menit  Memberi salam Mendengarkan
 Memperkenalkan diri Menyimak
 Menjelaskan tujuan

2 25 Inti : Diskusi Menyimak Responsif


menit Menjelaskan materi Tanya Jawab Memperhatikan Antusias
penyuluhan secara Media : Menjawab pertanyaan Aktif
berurutan dan teratur. Laptop,
Materi : power point,
 Pengertian keputihan Leaflet
 Jenis-jenis keputihan
 Penyebab keputihan
 Tanda dan gejala
keputihan
 Cara mengatasi
keputihan
 Cara menjaga
kesehatan &
kebersihan organ
reproduksi
3 5 Evaluasi Tanya Jawab Mengerti Berhasil/ tidak
Menit  Formatif Menjawab berhasil

4 5 Kesimpulan Ceramah Mendengarkan Responsif


menit  Menyimpulkan Memperhatikan
materi yang telah
disampaikan
5 2 Penutup Ceramah Mendengarkan Responsif
menit  Mengucapkan terima Menjawab salam
kasih
 Menyampaikan maaf
 Memberi salam
e. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Rencana kegiatan dan penyaji materi penyuluhan dipersiapkan dari sebelum kegiatan
2. Evaluasi proses
 Peralatan dan tempat tersedia
 Peserta bersedia
 Waktu sesuai dengan rencana
3. Evaluasi hasil
 Mampu menjelaskan materi tentang keputihan dan cara menjaga kesehatan &
kebersihan organ reproduksi
 Peserta mampu menjawab pertanyaan

f. Daftar pustaka
1. Sallika, NS. 2010. Serba-serbi Kesehatan Perempuan cetakan ke-2. Jakarta : EGC
2. https://www.k24klik.com/blog/8-tips-menjaga-kesehatan-organ-seksual-dan-reproduksi-
pria-wanita/
3. http://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-menjaga-kebersihan-alat-reproduksi
4. http://digilib.unisayogya.ac.id/1168/1/NASKAH%20PUBLIKASI%20Punduh
%20Misgiyanti.pdf
g. Lampiran (materi, leaflet/media yang digunakan)
Terlampir
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN TENTANG KEPUTIHAN DAN CARA
MENJAGA KESEHATAN & KEBERSIHAN ORGAN REPRODUKSI
A. Pengertian Keputihan
Keputihan adalah semua pengeluaran cairan dari alat genitalia yang tidak berupa
darah. Keputihan bukanlah penyakit tersendiri, tetapi merupakan manifestasi gejala dari
hampir semua penyakit kandungan. Penyebab utama keputihan harus dicari dengan
anamnesa, pemeriksaan kandungan, dan pemeriksaan laboratorium
Keputihan merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita. Keputihan yang
disebabkan infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir
vagina bagian luar. Jika di biarkan dan tidak ditangani sedini mungkin infeksi ini dapat
menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa
pedih saat si penderita buang air kecil (Nenk, 2009).
B. Jenis –jenis Keputihan
Jenis keputihan dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Keputihan normal
Keputihan normal dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah menstruasi,
pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16 menstruasi. Bisa terjadi saat terangsang
seksual atau mengalami stres emosional. Keputihan seperti ini wajar terjadi pada
wanita.
2. Keputihan abnormal
Gejalanya keluar lendir secara berlebihan, berwarna putih dan berbau, gatal,
biasanya tidak disertai nyeri. Dapat terjadi pada semua infeksi alat kelamin (infeksi
bibir kemaluan, liang senggama, mulut rahim, dan jaringan penyangga juga penyakit
karena hubungan kelamin)
C. Penyebab Keputihan
1. Faktor kebersihan yang kurang baik
Kebersihan yang jelek dapat menyebabkan timbulnya keputihan. Hal ini terjadi
karena kelembaban vagina yang meningkat sehingga bakteri patogen penyebab infeksi
mudah menyebar.
2. Stres
Otak mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi jika reseptor otak mengalami
stress maka hormonal di dalam tubuh mengalami perubahan keseimbangan dan dapat
menyebabkan timbulnya keputihan. wanita bisa mengalami gangguan siklus menstruasi
/ keputihan yang disebabkan oleh stres.
3. Penyakit organ kandungan
Keputihan juga dapat timbul jika ada penyakit di organ kandungan, misalnya
peradangan, tumor (misalnya papiloma, sering menyebabkan keluarnya cairan encer,
jernih, dan tidak berbau), kanker rahim atau kanker serviks (leher rahim) cairan yang
keluar bisa banyak disertai bau busuk dan kadang disertai darah.
4. Cairan berwarna coklat atau disertai bercak darah. Keputihan ini disebabkan oleh siklus
menstruasi yang tidak teratur. Meskipun jarang terjadi, kondisi ini bisa juga merupakan
tanda dari kanker rahim atau leher rahim.
5. Cairan berwarna hijau atau kuning dan berbuih. Keputihan ini disebabkan oleh
penyakit trikomoniasis.
6. Cairan berwarna kelabu atau kuning. Keputihan ini dapat disebabkan oleh
penyakit gonore.
7. Cairan berwarna putih, abu-abu, atau kuning, disertai bau amis. Keputihan ini
disebabkan oleh penyakit vaginosis bakterialis.

8. Cairan berwarna merah muda. Keputihan yang terjadi setelah melahirkan

D. Tanda dan Gejala Keputihan


a. Keputihan normal (fisiologis)
1. Keluarnya cairan berwarna bening, tidak lengket dan encer
2. Tidak mengeluarkan bau yang menyengat
3. Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh hari, dari
vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh hormon yang dihasilkan oleh
plasenta
4. Remaja awal kadang-kadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa
pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya
5. Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga
dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah.
Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal
dari vagina yang terinfeksi, atau alat kelamin luar.
b. Keputihan abnormal (patologis)
1. Keluarnya cairan berwarna putih pekat, putih kekuningan, putih kehijauan atau
putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, lengket dan
kadang-kadang berbusa
2. Cairan ini mengeluarkan bau yang menyengat (bau tidak sedap)
3. Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya serta dapat
mengakibatkan iritasi pada vagina
4. Nyeri atau rasa terbakar disekitar vagina.
5. Merupakan salah satu ciri-ciri penyakit infeksi vagina yang berbahaya seperti HIV,
Herpes, Candyloma.
6. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan pada saluran kencing
(Sallika, 2010).
E. Cara Mengatasi Keputihan
Mengatasi keputihan biasanya dilakukan dengan cara menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, diantaranya:

1. Jaga area genital tetap kering dan bersih.


2. Jangan gunakan produk pembersih alat kelamin wanita yang bisa
menyebabkan perusahan keasaman dan keseimbangan bakteri vagina.
Tanyakan pada dokter produk yang tepat.
3. Hindari menggunakan semprotan higienis, wewangian, atau bedak di area
genital.
4. Konsumsi yoghurt atau suplemen yang mengandung Lactobacillus.
5. Kenakan celana berbahan katun, hindari celana dalam yang terlalu ketat.
6. Setelah berkemih, bersihkan vagina dari depan ke belakang, agar bakteri
tidak masuk ke dalam vagina.
7. Kompres dingin untuk meredakan gatal dan pembengkakan.
8. Berendamlah dengan air hangat untuk membantu meringankan gejala.
Lalu keringkan sampai bersih sesudahnya. 
9. Disarankan jangan menggunakan panty liner, tetapi bila tetap ingin
menggunakan panty liner sebaiknya pilih yang tidak mengandung
pengharum dan tidak digunakan selama lebih dari 4–6 jam.
10. Sebaiknya hindari hubungan seksual terlebih dahulu. 
11. Bila keputihan abnormal berlangsung lebih dari seminggu, apalagi disertai
dengan luka, gatal, pembengkakan, segeralah temui dokter.

F. Cara Menjaga Kesehatan & Kebersihan Organ Reproduksi


1. Memakai Celana Dalam Dari Katun
Meski lebih mahal dari bahan dasar nilon, celana dalam dari katun memiliki
banyak sekali manfaat diantaranya adalah membuat sirkulasi udara di dalam organ
reproduksi menjadi lancar. Celana katun pun lebih menyerap keringat dibandingkan
dengan celana nilon. Bagi wanita yang menggunakan celana katun, dia akan terhindar
dari penyakit keputihan, sedangkan bagi pria yang menggunakan celana dalam katun
dia akan terhindar dari penyakit kulit di organ reproduksi seperti panu.
2. Rajin Mengganti Celana Dalam
Wanita yang sedang mengalami keputihan sebaiknya rajin mengganti celana
dalamnya, begitupula dengan wanita yang merasa bahwa organ reproduksinya
mengeluarkan keringat yang berlebihan. Keringat yang berlebihan bisa menyebabkan
perkembangan dan pertumbuhan bakteri di dalam organ reproduksi. Bagi pria pun juga
begitu, terlalu banyak berkeringat tidak bagus untuk kesehatan kulit organ reproduksi.
3. Mengeringkan Organ Reproduksi
Untuk menjaga kesehatan organ reproduksi yang dimiliki oleh pria maupun
wanita sebaiknya sehabis melakukan BAK dan juga BAB mengeringkan organ
reproduksinya menggunakan handuk. Jangan menggunakan tisyu untuk mengeringkan
organ reproduksinya sebab ada zat pemutih yang bisa menempel di organ reproduksi
wanita maupun pria.
4. Jangan Menggunakan Obat Pembersih Wanita
Cara menjaga kesehatan organ reproduksi wanita sebaiknya tidak menggunakan
obat pembersih kewanitaan. Organ reproduksi jika dibersihkan menggunakan obat
pembersih kewanitaan justru bisa merangsang pertumbuhan bakteri dan jamur
penyebab keputihan,. Alasannya adalah ph yang tidak seimbang justru mematikan
bakteri baik yang ada di vagina. Kadar keasaman yang tidak sesuai justru menjadi
penyebab timbulnya bakteri jahat di dalam organ reproduksi. Bagi wanita yang ingin
membersihkan organ kewanitaannya cukuplah dia menggunakan air yang mengalir
saja, jangan menggunakan sabun pembersih yang phnya tidak seimbang.
5. Rajin Cuci Tangan
Cuci tangan ini menjadi sumber kesehatan dalam hal apa saja. Cuci tangan tidak
hanya cepat saja namun juga harus bersih dan steril. Salah satu cara mencuci tangan
yang benar dan steril adalah dengan menggunakan sabun antiseptik. Saat ini anda akan
mudah menemukan sabun antiseptik dalam bentuk cair maupun dalak bentuk batangan.
Sabun ini memiliki fungsi sebagai pembunuh kuman dan bakteri yang menempel di
tangan anda. Jika tangan anda belum dibersihkan dari kuman kemudian anda
menyentuh organ reproduksi anda, bisa jadi kuman yang menempel di tangan anda
berpindah tempat di organ reproduksi anda. Jika hal itu terjadi orgtan reproduksi anda
dipenuhi dengan kuman dan bakteri sehingga masalah kesehatan akan muncul.
6. Mencuci Tangan Sehabis BAB
Untuk menjaga kebersihan organ reproduksi bagi wanita maupun bagi pria
sebaiknya mencuci tangan menggunakan sabun setelah BAB. Saat BAB tangan anda
akan bersentuhan langsung dengan sumber kotoran yang dipenuhi dengan bakteri, jika
tangan anda tidak bersih bisa-bisa anda akan menyentuh makanan atau makan
menggunakan tangan anda yang kotor. Jika tangan anda dipenuhi kuman dan bakteri
lalu anda mengkonsumi makanan maka anda akan rentan terkena diare. Saat anda
terkena diare berklanjutan disertai dengn sakit perut anda bisa mengkonsumsi obat
sakit perut yang disebabkan oleh diare. Bahaya tidak mencuci tangan sehabis BAB
tidak hanya itu saja, ketika anda habis BAB kemudian anda menyentuh Mr.P atau
Mrs.V maka kuman dan bakteri akan berpindah ke Mr.P atau Mrs.V.
7. Membasuh Organ Reproduksi dengan Benar
Banyak orang yang salah dalam membasuh kemaluannya, cara yang salah itu
justru bisa menyebabkan berbagai macam gangguan masalah kesehatan kelamin
muncul. Cara membasuh kemalua yang benar adalah dari depan ke belakang bukanlah
sebaliknya. Kuman dan bakteri yang ada di kemaluan dibuang ke belakang bukan
malah dari belakang ke depan. Jika anda membasuh kemaluan dari belakang ke depan
akibatnya adalah anda akan memasukkan bakteri yang ada di dubur menuju ke
kemaluan. Hal itu justru berbahaya sebab kuman itu juga sudah ada dikemaluan akan
menyebabkan infeksi entah itu infeksi saluran kencing atau nfeksi yang menyebabkan
penyakit kelamin dan masih banyak lagi lainnya.

LAPORAN PENKESH
STASE KEPERAWATAN MATERNITAS
Disusun Oleh :
Tri Lestari
20901900087

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2020

Moderator oleh Tri Lestari

Peserta 1 orang Atas Nama Lukluk marfuah


Peserta hanya 1 orang di karenakan 2 orang lainnya ada keperluan mendadak dan tidak jadi datang
ke lokasi, akhirnya pendidikan kesehatan hanya berjalan dengan 1 orang saja.
1. Yang Pertama yaitu Menjelaskan tentang gangguan reproduksi
wanita yaitu keputihan kepada peserta
2. Memberi waktu kepada pemirsa untuk memahami materi
3. Melakukan sesi tanya jawab / berdiskusi

Adapun pertanyaan dr peserta yaitu :


1. Apakah keputihan itu normal terjadi ?
2. Seperti apa keputihan yang tidak normal ?
3. Apa yg menyebabkan keputihan tidak normal

Jawaban :
1. Keputihan adalah hal yg lumrah terjadi pada setiap wanita dan
keputihan juga cara alami tubuh membersihkan vagina dan
menjaganya tetap sehat, meski begitu ada keputhan yang tidak
normal penyebab nya pun bermacam macam salah satunya infeksi
jamur.
2. Berbau menyengat, seperti bau amis atau bau busuk, tekstur lebih
kental, berbusa atau menggumpal seperti keju, cairan berwarna abu-
abu, kehijauan atau kekuningan, cairam disertai dengan darah dan
jumlahnya sangat banyak lengket sehingga mudah lengket di
pakaian dalam.
3. Bacteri vaginosis, candidasis, tricomoniasis.

Lampiran Dokumentasi :
Apa itu
keputihan ?
Keputihan
adalah
keluarnya cairan
selain darah dari
vagina yang
berwarna putih
kekuningan atau
putih keabu-
abuan baik
encer maupun
DISUSUN OLEH :
kental, yang
beraroma tidak
TRI LESTARI
sedap dan bisa
(20901900087)
menyebabkan
PROGRAM STUDI PROFESI NERS rasa gatal yang
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN cukup hebat.
UNUVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2020
1. Keputihan normal : Keputihan normal dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara
hari ke 10-16 menstruasi.
2. Keputihan abnormal : Gejalanya keluar lendir secara berlebihan, berwarna putih dan berbau, gatal, biasanya tidak disertai nyeri.

1. Jamur Candidas atau Monilia


2. Parasit Trichomonas Vaginalis
3. Bakteri Gardnella
4. Faktor kebersihan yang kurang baik
5. Pemakaian obat-obatan (antibiotik) dalam waktu lama.
6. Stres
7. Penyakit organ kandungan

1. Keputihan normal (fisiologis) : Keluarnya cairan berwarna bening, tidak lengket dan encer, Tidak mengeluarkan bau yang
menyengat, Remaja awal kadang-kadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa pubertas, biasanya gejala ini akan
hilang dengan sendirinya
2. Keputihan abnormal (patologis) : Keluarnya cairan berwarna putih pekat, putih kekuningan, putih kehijauan atau putih kelabu
dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, lengket dan kadang-kadang berbusa, cairan ini mengeluarkan bau yang
menyengat (bau tidak sedap), nyeri atau rasa terbakar disekitar vagina.
1. Menjaga vagina agar tetap kering untuk mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur.
2. Ganti pembalut apabila sudah terasa basah dan lembab.
3. Setelah buang air besar, bersihkan dengan air dan keringkan dari arah depan ke belakang untuk mencegah penyebaran bakteri
dari anus ke vagina.
4. Gunakan celana dalam minimal 2 kali sehari dan sebaiknya yang berbahan dasar katun karena katun menyerap kelembaban dan
menjaga agar sirkulasi udara tetap terjaga

1. Memakai Celana Dalam Dari Katun


2. Rajin Mengganti Celana Dalam
3. Mengeringkan Organ Reproduksi
4. Jangan Menggunakan Obat Pembersih Wanita
5. Rajin Cuci Tangan
6. Mencuci Tangan Sehabis BAB
7. Membasuh Organ Reproduksi dengan Benar

Anda mungkin juga menyukai