Anda di halaman 1dari 8

ISSN Online 2407-6279 Jurnal Galung Tropika, 7 (2) Agustus 2018, hlmn.

115 - 122
ISSN Cetak 2302-4178

KADAR PROTEIN TEPUNG CEKER AYAM DAN TINGKAT


KESUKAAN BISKUIT DENGAN SUBTITUSI TEPUNG CEKER

Level of Protein Flour Chicken’s Feet and The Level Fondness Biscuits
With The Subtitution Flour Chicken’s Feet
Rasbawati
Email: rasbawatipotter@yahoo.co.id
Program Studi Peternakan Universitas Muhammadiyah Parepare
Jln. Jenderal Ahmad Yani Km 6 Parepare, 91113

Juliawati Rauf
Email: juli_mamuju@yahoo.co.id
Program Studi Peternakan Universitas Muhammadiyah Parepare
Jln. Jenderal Ahmad Yani Km 6 Parepare, 91113

ABSTRAK

Pemanfaatan kaki ayam di Indonesia atau lebih dikenal dengan sebutan ceker ayam
pada umumnya hanya digoreng, dimasak untuk campuran sup, campuran sayur, bubur,
dibuat krecek rambak, direbus untuk diambil kaldunya, atau digunakan sebagai campuran
makanan hewan. Hal ini terjadi karena kurangnya informasi dan ketersediaan teknologi
pengelolaan yang tepat serta manfaat produk kaki ayam yang dihasilkan. Tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui kandungan protein tepung ceker ayam dan mengetahui tingkat
kesukaan panelis terhadap biskuit yang disubtitusi tepung ceker ayam. Penelitian ini
dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Universitas
Muhammadiyah Parepare pada bulan Juli-Agustus 2017. Penelitian dilakukan dalam tiga
tahap. Tahap pertama proses pembuatan tepung ceker ayam dan analisis kimianya. Tahap
kedua adalah menentukan persentase yang tepat pada proses pembuatan biskuit dengan
subtitusi tepung ceker ayam. Tahap ketiga adalah menentukan tingkat kesukaan biskuit
yang paling disukai oleh panelis berdasarkan peubah warna dan tekstur. Tahap ketiga diuji
mengggunakan metode hedonic berskala 1-5 menggunakan 20 panelis semi terlatih. Alat
dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah oven, wadah plastik, ayakan, pisau,
dan rolling pin, tepung terigu protein rendah, air, gula pasir, telur, margarin, susu bubuk,
baking powder, kertas label, kemasan plastik, vanili dan air. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode eksperimental dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan analisis ragam (ANOVA) program SPSS Versi 16 for Windows. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tepung ceker ayam memiliki kadar protein yang sangat
tinggi yaitu 49,36%. Tingkat kesukaan panelis atas variabel warna dan tekstur, yaitu
biskuit dengan subtitusi tepung ceker ayam dengan level 5%.
Kata kunci: tepung; ceker ayam; biskuit; kadar protein; tingkat kesukaan.

ABSTRACT

The use of chicken’s feet in Indonesia or better known as chicken claws are
generally just fried, cooked to soup mixture, mixture of vegetables, porridge, made skin
Kadar Protein Tepung Ceker Ayam dan Tingkat Kesukaan Biskuit dengan Subtitusi Tepung Ceker 116

chips, boiled to be taken the broth, or used as a mixture of animal feed. This happens due
to lack of information and availability of appropriate management technology and benefits
of chicken’s feet products are produced. The purpose of this research was to determine the
protein content of chicken’s feet flour and to know the level fondness of biscuits substituted
chicken’s feet flour. This research was conducted at the Laboratory of Faculty of
Agriculture, Animal Husbandry and Fisheries, Universitas Muhammadiyah Parepare in
July-August 2017. The research was conducted in three stages. The first stage of the
process of making chicken’s feet flour and chemical analysis. The second stage was to
determine the appropriate percentage of the process of making biscuits with substituted
chicken’s feet flour. The third stage was to determine the preferred level of biscuit
preferences by panelists based on color and texture variables. This stage was tested using
hedonic method with scale 1-5 using 20 semi-trained panels. The tools and materials used
in this research are oven, plastic clip, sieve, knife, and rolling pin, wheat flour low protein,
water, sugar, egg, margarine, milk powder, baking powder, label paper, vanilla and water.
The research method used was experimental method with 4 treatments and 3 replications
using Completely Randomized Design (RAL). The data obtained were analyzed using
various analysis (ANOVA), with SPSS Version 16 for Windows program. The results
showed that chicken’s feet flour has a very high protein content of 49.36%. Panelist likes
biscuits with color and texture variables with substituted chicken’s feet flour with 5% level.
Keywords: chickens’s; feet flour; biscuits; level of protein; level of fondness.

PENDAHULUAN memiliki berbagai kegunaan diantaranya


sebagai bahan additif pada industri
Ceker ayam (kaki ayam) makanan, farmasi, kosmetik dan industri
merupakan hasil samping dari Rumah fotografi (Hartati, 2010).
Pemotongan Unggas (RPU) yang kurang Selain rasanya gurih ternyata
diminati oleh sebagian masyarakat. ceker ayam sangat kaya dengan
Pemanfaatan ceker masih tergolong kandungan omega 3 dan omega 6,
rendah. Hal ini disebabkan karena masing-masing 187 mg dan 2.571 mg per
pemahaman masyarakat bahwa ceker 100 gram. Omega 3 dan omega 6
ayam merupakan bagian dari tubuh merupakan asam lemak tak jenuh yang
unggas yang kotor dan tidak higienis. sangat penting bagi kesehatan tubuh (Self
Ceker ayam memiliki kandungan protein Nutrition Data, 2014). Omega-3
dalam jumlah yang lebih besar merupakan termasuk dalam kelompok
dibandingkan dengan kandungan lemak asam lemak esensial karena idak dapat
dan karbohidrat. Kadar protein pada dihasilkan oleh tubuh dan hanya bisa
ceker ayam sebesar 19, 8 gram per 100 didapatkan dari makanan yang
gram ceker. Protein dapat memberikan dikonsumsi sehari-hari. Asam lemak
zat gizi yang sangat bagus untuk esensial lainnya yang termasuk dalam
dikonsumsi oleh anak- anak yang sedang kelompok “omega” adalah omega-6
mengalami proses tumbuh kembang. (Rasyid, 2003).
Sebanyak 30% protein total manusia Salah satu cara yang dapat
adalah kolagen. Kolagen merupakan dilakukan untuk mengolah ceker ayam
protein penghubung jaringan yang adalah mengubah ceker ayam menjadi
banyak dijumpai pada hewan. Kolagen tepung yang dapat dimanfaatkan dalam
117 Rasbawati dan Rauf

berbagai produk pangan yang disukai pisau, cetakan, dan rolling pin. Adapun
oleh masyarakat. Salah satu bentuk bahan yang digunakan adalah tepung
produk yang dapat diterima oleh semua terigu protein rendah, air, gula pasir,
kalangan .masyarakat adalah biscuit telur, margarin, susu bubuk, baking
(Lopulalan, 2008). powder, kertas label, kemasan plastik,
Biskuit merupakan salah satu vanili dan air.
makanan ringan atau snack yang banyak Penelitian ini dilakukan dalam
dikonsumsi oleh masyarakat. Produk ini tiga tahap. Tahap pertama proses
merupakan produk kering yang memiliki pembuatan tepung ceker ayam dan
kadar air rendah. Syarat mutu biskuit analisis kimianya. Tahap kedua adalah
adalah air maksimum 5%; protein menentukan persentase yang tepat pada
minimum 9%; lemak minimum 9,5%; proses pembuatan biskuit dengan
karbohidrat minimum 70%; abu subtitusi tepung ceker ayam. Tahap
maksimum 1,5%; logam berbahaya ketiga adalah menentukan tingkat
negatif; serat kasar maksimum 0,5%; kesukaan biskuit yang paling disukai oleh
kalori minimum 400 kal/ 100 gram; jenis panelis berdasarkan peubah warna dan
tepung adalah terigu; bau dan rasa tekstur, tahap ini diuji mengggunakan
normal, tidak tengik; dan warnanya metode hedonik berskala 1-5
normal (Standar Nasional Indonesia No. menggunakan 20 panelis semi terlatih.
01-2973-1992). Penelitian menggunakan metode
Biskuit pada dasarnya berbahan eksperimental menggunakan tepung
dasar tepung terigu, meningkatnya ceker dengan 4 perlakuan (0%; 5%; 10%;
teknologi dan ilmu pengetahuan dan 15%) perlakuan diulang sebanyak 3
membuat produksi biskuit semakin kali. Rancangan yang digunakan adalah
bervariasi yaitu dengan mensubtitusi Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data
tepung terigu dengan tepung lainnya yang diperoleh dianalisis dengan
yang memiliki nilai gizi tinggi dan menggunakan analisis ragam (ANOVA),
mudah diperoleh. Berdasarkan hal dengan bantuan program SPSS Versi 16
tersebut di atas, maka dilakukan for Windows.
penelitian mengenai kandungan kadar
protein tepung ceker ayam dan HASIL DAN PEMBAHASAN
pembuatan biskuit dengan mensubtitusi
Kandungan Kadar Protein Tepung
tepung terigu dengan tepung ceker ayam.
Ceker Ayam
METODE PENELITIAN Hasil analisis gizi tepung ceker
ayam pada Tabel 1 menunjukkan tepung
Penelitian ini dilaksanakan di
ceker ayam memiliki kandungan protein
Laboratorium Fakultas Pertanian,
yang sangat tinggi yaitu sebesar 49,36%.
Peternakan dan Perikanan Universitas
Hasil penelitian ini menunjukkan
Muhammadiyah Parepare. Waktu
kandungan protein masih tergolong tinggi
penelitian dimulai dari bulan Juli-
yang berarti protein tidak banyak
Agustus 2017. Alat yang digunakan
mengalami kerusakan pada proses
adalah oven, wadah plastik, ayakan,
Kadar Protein Tepung Ceker Ayam dan Tingkat Kesukaan Biskuit dengan Subtitusi Tepung Ceker 118

pembuatan ceker ayam menjadi tepung. subtitusi tepung ceker ayam dapat dilihat
Tahap pembuatannya mengalami proses pada Tabel 2 dan Gambar 1.
perebusan selama 2 jam, pengovenan Hasil analisis tingkat kesukaan
selama 2 x 24 jam dengan suhu 70oC dan tekstur biskuit dengan subtitusi tepung
penghalusan dengan menggunakan ceker ayam (Tabel 2) menyajikan rerata
blender. Hal ini sesuai dengan penelitian skor kesukaan panelis terhadap B0
Widyaningsih dkk (2015) bahwa kadar dengan subtitusi tepung ceker ayam 0%
protein pada tepung ceker ayam sebesar sebesar 3,53 dengan deskripsi agak suka
47,87%. Namun, kadar protein pada sampai suka. B1 dengan subtitusi tepung
penelitian ini masih lebih tinggi ceker ayam 5% sebesar 3,51 dengan
dibanding kadar protein pada penelitian deskripsi agak suka sampai suka. B2
yang dilakukan oleh Widyaningsih dkk dengan subtitusi tepung ceker ayam 10%
(2015). sebesar 3,43 dengan deskripsi agak suka
sampai suka. B3 dengan subtitusi tepung
Tingkat Kesukaan Biskuit dengan ceker ayam 15% sebesar 3,25 dengan
Subtitusi Tepung Ceker deskripsi Agak suka sampai suka. Hasil
analisis ragam menunjukkan bahwa
1. Tekstur
perlakuan subtitusi tepung ceker ayam
Tekstur merupakan keseluruhan pada pembuatan biskuit dengan level
penilaian terhadap bahan makanan yang yang berbeda berpengaruh nyata
dirasakan oleh mulut. Tekstur memiliki (P<0,05) terhadap tekstur biskuit.
pengaruh penting terhadap makanan Tingkat kesukaan panelis
misalnya tingkat kerenyahan, tipe terhadap tekstur biskuit dengan subtitusi
permukaan, kekerasan dan lain-lain yang tepung ceker ayam pada perlakuan B0
menentukan apakah makanan tersebut (0%) dan B1 (5%) memiliki rata-rata skor
layak disukai. Data hasil analisis tingkat yang tidak jauh berbeda yaitu sebesar
kesukaan tekstur pada biskuit dengan 3,53 dan 3,51 (Gambar 1). Perbedaan
119 Rasbawati dan Rauf

nilai yang tidak signifikan tersebut Tepung terigu akan memberikan tekstur
disebabkan konsentrasi tepung ceker yang elastis karena kandungan gluten dan
ayam sebagai pengganti tepung terigu menyediakan tekstur padat setelah
masih rendah sehingga panelis dipanggang. Pati merupakan komponen
memberikan skor yang hampir sama lain yang penting pada tepung terigu dan
dengan kontrol. Tingginya nilai pada tepung lainnya. Air terikat oleh pati
perlakuan B0 (0%) dan B1 (5%) ketika terjadi gelatinisasi dan akan hilang
menggambarkan tekstur biskuit yang pada saat pemanggangan. Hal ini yang
disukai oleh panelis yaitu tekstur yang menyebabkan adonan berubah menjadi
agak renyah. Kerenyahan biskuit renyah pada produk panggang (Williams
dipengaruhi oleh bahan dasar dari biskuit dan Margareth, 2001). Pada biskuit
yaitu tepung terigu. Tepung terigu adalah subtitusi tepung ceker ayam 10% dan
tepung atau bubuk halus yang berasal 15% memiliki kandungan gluten pada
dari bulir/biji gandum yang di haluskan, tepung terigu lebih sedikit dibandingkan
kemudian biasanya digunakan untuk dengan biskuit subtitusi tepung ceker
pembuatan mie, kue dan roti. Tepung ayam 0% dan 5%, penurunan sifat elastis
terigu mengandung banyak zat pati, yaitu pada gluten akan menghasilkan tekstur
karbohidrat kompleks yang tidak larut biskuit yang agak keras sehingga
dalam air, dalam tepung terigu terdapat berdampak pada tingkat kesukaan oleh
kandungan gluten, yang merupakan panelis. Penelitian yang dilakukan oleh
protein gandum yang tidak larut dalam Asni (2004) pada pembuatan biskuit
air dan memiliki sifat yang elastis dan tulang ikan patin, peningkatan nilai uji
kenyal. Gluten mengandung komponen kekerasan dapat disebabkan karena
protein yang disebut peptida (Aptindo, pengaruh kadar air dan komponen kimia
2012). lainnya. Menurut Rahmanto (1994)
Tepung terigu merupakan dalam Asmaraningtyas (2014) bahwa
komponen utama pada sebagian besar perbedaan tingkat kekerasan dan
adonan biskuit, sereal, dan kue kering. kerenyahan berkaitan erat dengan
Kadar Protein Tepung Ceker Ayam dan Tingkat Kesukaan Biskuit dengan Subtitusi Tepung Ceker 120

perbedaan komposisi bahan dasarnya, warna biskuit dengan subtitusi tepung


terutama pada komposisi amilosa dan ceker ayam (Tabel 3) menyajikan rerata
amilopektin. Kadar amilosa yang tinggi skor kesukaan panelis terhadap B0
pada bahan akan mampu meningkatkan dengan subtitusi tepung ceker ayam 0%
kerenyahan dari biskuit yang dihasilkan sebesar 3,42 dengan deskripsi agak suka
karena amilosa dalam bahan akan sampai suka. B1 dengan subtitusi tepung
membentuk ikatan hidrogen dengan air ceker ayam 5% sebesar 3,62 dengan
dalam jumlah yang lebih banyak. Dengan deskripsi agak suka sampai suka. B2
demikian, saat proses pengovenan, air dengan subtitusi tepung ceker ayam 10%
akan menguap dan meninggalkan ruang sebesar 3,53 dengan deskripsi agak suka
kosong dalam bahan dan membuat sampai suka. B3 dengan subtitusi tepung
biskuit akan menjadi lebih renyah. ceker ayam 15% sebesar 3,45 dengan
Menurut Subandoro dkk (2013) deskripsi agak suka sampai suka. Hasil
jumlah gluten pada adonan sedikit analisis ragam menunjukkan bahwa
menyebabkan adonan mampu menahan perlakuan subtitusi tepung ceker ayam
gas sehingga pori-pori yang terbentuk pada pembuatan biskuit dengan level
dalam adonan juga kecil-kecil. Akibatnya yang berbeda tidak berpengaruh nyata
adonan tidak mengembang dengan baik, (P0,05) terhadap uji organoleptik warna.
maka setelah pembakaran selesai akan Rerata kesukaan panelis terhadap warna
menghasilkan produk yang keras. biskuit dengan subtitusi tepung ceker
ayam juga dapat dilihat pada Gambar 2.
2. Warna Perlakuan B1 memiliki nilai
Warna membuat produk pangan tertinggi yaitu sebesar 3,62 hal ini berarti
menjadi menarik. Pengukuran warna bahwa tim panelis menyukai warna
secara objektif penting dilakukan karena biskuit dengan subtitusi tepung ceker
bagi produk pangan, warna merupakan ayam sebesar 5% (Gambar 2). Warna
daya tarik utama sebelum konsumen biskuit yang dihasilkan pada keempat
mengenal dan menyukai sifat-sifat perlakuan (B0, B1, B2 dan B3) memiliki
lainnya.Warna tepung secara signifikan warna kuning kecoklatan. Pemanggangan
akan mempengaruhi warna biskuit yang biskuit dilakukan pada suhu 160oC
dihasilkan. Data hasil analisis tingkat dengan waktu 15 menit menghasilkan
kesukaan warna pada biskuit dengan warna yang seragam pada biskuit yaitu
subtitusi tepung ceker ayam dapat dilihat kuning kecoklatan sehingga diantara
pada Tabel 3 dan Gambar 2. perlakuan tidak ada yang memberikan
Hasil analisis tingkat kesukaan pengaruh yang nyata pada taraf 5%.
121 Rasbawati dan Rauf

Namun, rata-rata panelis lebih menyukai dari tingkat kesukaan panelis terhadap
warna biskuit pada perlakuan B1 yaitu tekstur dan warna biskuit.
subtitusi tepung ceker ayam sebesar 5%.
Warna biskuit terbentuk dari DAFTAR PUSTAKA
pemanggangan, menurut Manley (2000)
Aini, N. 2009. Lebih Jauh Tentang Sifat
pemanggangan dalam oven akan
Fungsional Telur.
menghasilkan warna coklat pada http://kulinologi.biz/index.php.
permukaan biskuit akibat reaksi maillard. (Diakses pada tanggal 20 Mei
Pemanggangan dalam suhu tinggi dan 2016).
waktu terlalu lama akan menyebabkan Aptindo. 2012. Asosiasi Produsen
kelembaban biskuit rendah dan warnanya Tepung Terigu Indonesia
lebih gelap. Reaksi maillard yaitu reaksi- (APTINDO) Online. (Diakses
pada tanggal 21 Mei 2017).
reaksi karbohidrat, khususnya gula
Asmaraningtyas, D. 2014. Kekerasan,
pereduksi dengan gugus amina primer. Warna dan Daya Terima Biskuit
Hasil reaksi tersebut menghasilkan bahan yang Disubtitusi Labu Kuning.
berwarna coklat (Winarno, 2004). Skripsi. Program Ilmu Gizi,
Fakultas Kesehatan, Universitas
KESIMPULAN DAN SARAN Muhammadiyah Surakarta.
Surakarta.
Hasil analisis tepung ceker ayam Hartati, I. 2010. Kajian Produksi Kolagen
memiliki kandungan nilai gizi kadar dari Limbah Sisik Ikan Secara
protein yang tinggi yaitu sebesar 49,36%. Ekstraksi Enzimatis. Jurnal
Penelitian Vol. 6, No.1.
Pengujian tingkat kesukaan yang
Universtitas Wahid Hasyim:
dilakukan oleh 20 panelis semi terlatih Semarang.
diperoleh hasil bahwa perlakuan yang Lopulalan. 2008. Kajian Formulasi dan
terbaik adalah perlakuan dengan subtitusi Isothermis Sorpsi Air Biskuit
tepung ceker ayam sebesar 5% ditinjau Jagung. Sekolah Pasca.
Manley,D. 2000. Technology of Biscuits,
Kadar Protein Tepung Ceker Ayam dan Tingkat Kesukaan Biskuit dengan Subtitusi Tepung Ceker 122

Crackers and Cookies. Widyaningsih,T.D., Handayani,D.,


Woodhead Publishing Ltd. Wijayanti,N., Dita,S.,
Cambridge CRC Press LCC. Dhyantari., Milala,C.T. 2015.
England. Ekstraksi Glukosamin dari
Rasyid, A. 2003. Asam Lemak Omega-3 Ceker Ayam. Prosiding Seminar
dari Minyak Ikan. Jurnal Agroindustri dan Lokakarya
Penelitian Volume XXVIII, Nasional FKPT-TPI.
Nomor 3. Pusat Penelitian Williams dan Margareth, 2001. Food
Oseanografi-Lipi: Jakarta. Experimental Perspective,
Sarjana, Institut Pertanian, Fourth Edition. Prentice Hall.
Bogor. Winarno. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
Self Nutrition Data. 2014. Nutrition Facts PT. Gramedia Pustaka Utama.
and Analysis For Veal, Shank Jakarta.
(Fore and hind) Separable Lean
Only, Cooked, Braised..
Nutritiondata.self.com (Diakses
pada tanggal 21 Agustus 2017).
Subandoro,R H., Basito dan Atmaka,W.
2013. Pemanfaatan Tepung
Millet Kuning dan Tepung Ubi
Jalar Kuning Sebagai Subtitusi
Tepung Terigu dalam
Pembuatan Cookies Terhadap
Karakteristik Organoleptik dan
Fisikokimia. Jurnal Teknosains
Pangan Vol. 2 No.4.

Anda mungkin juga menyukai