Armadibioz armadibioz
Iklan
PRAKTIKUM I
HEMOLISIS
OLEH :
JURUSAN : BIOLOGI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
System sirkulasi pada manusia terdiri atas alat-alat peredaran darah, pembuluh darah, serta darah yang
bertugas sebagai pelaksana transportasi.Darah merupakan suatu suspensi berwarna merah yang
terdapat didalam pembuluh darah. Warna merah ini dapat berubah-ubah tergantung kadar oksigen dan
kadar karbon dioksida yang terkandung didalamnya.
Sel-sel darah pada manusia, terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan
keping darah (trombosit). Dalam sel-sel darah, kandungan sel darah putih dan keping darah sebanyak
1%, sedangkan sel darah merah sebanyak 99%.
Untuk senantiasa berada dalam keadaan yang seimbang sel senantiasa melakukan transport antar
membrane. Transport antar membrane di bagi menjadi 2 yaitu pasif dan aktif. Diantara yang termasuk
kedalam transport pasif adalah proses difusi dan osmosis.
Sistem organ meliputi system peredaran darah dalam tubuh yang di kontrol oleh organ jantung.
Darah merupakan cairan tubuh yang sangat penting dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup.
Berkurangnya caiaran tubuh atau terjadinya peristiwa tertentu pada darah akan mengakibatkan
terjadinya hemolisis pada darah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah mendemostrasikan peristiwa hemolisis dan krenasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Golongan darah seseorang mempunyai arti penting dalam kehidupan karena golongan darah itu
merupukan keturunan (herediter). Sampai saat ini telah ditemukan cukup banyak sistem golongan
darah, tetapi dalam tinjauan pustaka ini hanya akan diterangkan sistem yang paling penting, yaitu sistem
ABO dan sistem Rh. Namun hanya sistem golongan darah Rhesus yang akan dijelaskan secara labih
terperinci karena kaitannya dengan penyakit eritroblastosis fetalis.
Darah terdiri dari dua komponen, yaitu sel sel dan cairannya (plasma). Plasma tanpa fibrinogen
biasa kita sebut dengan serum. Pada abad ke 18, terjadi banyak kematian pada resipien tanpa diketahui
sebab sebab nya. Namun Landsteiner menemukan bahwa sel sel darah manusia dari beberapa indivisu
akan menggumpal ( beraglutinasi ) dalam kelompok kelompok yang dapat dilihat dengan mata
telanjang, apabila dicampur dengan serum dari beberapa orang, tetapi tidak dengan semua orang.
Kemudian diketahui bahwa dasar dari menggumpalnya eritrosit tadi ialah adanya reaksi antigen
antibodi. Apabila suatu substansi asing disuntikkan ke dalam aliran darah dari seekor hewan akan
mengakibatkan terbentuknya antibodi tertentu yang akan beraksi dengan antigen.(Suryo, 2005)
Sel darah merah (eritrosit) membawa hemoglobin dalam sirkulasi. Sel darah merah berbentuk cakram
bikonkaf dan dibentuk dalam sumsum tulang. Pada mamalia sel darah merah kehilangan intinya
sebelum masuk sirkulasi. Pada manusia, sel darah merah hidup dalam sirkulasi 120 hari (Ganong, 297).
Darah merupakan cairan viskus yang mengalami perubahan pada fisiknya yang dapat ditemukan pada
beberapa penyakit. Komposisi darah yang unik suatu suspensi sel yang dapat berubah didalam larutan
yang kaya protein menghasilkan sifat fisik yang kompleks. Sebagian besar pembuluh darah, shear rates
(misalnya perbedaan velositas antara lapisan cairan) sangat tinggi yang bersebelahan dengan dinding
arteri besar sebaliknya shear rates yang rendah terdapat pada vena kecil (Underwood,1999).
Unsur seluler suluruh darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit, RBC atau red blood corpuscules),
beberapa jenis sel darah putih (leukosit, WBC atau white blood corpuscules), dan pecahan sel yang
disebut trombosit. Fungsi sel darah merah adalah untuk transfor dan pertukaran oksigen serta
karbondioksida. Sedangkan sel darah putih bertanggung jawab untuk mengatasi infeksi dan trombosit
untuk hemostatis (Price, 1984).
Komponen darah yang lain yaitu platelet (trombosit), yaitu partikel yang menyerupai sel, dengan ukuran
lebih kecil daripada sel darah merah atau sel darah putih. Sebagai bagian dari mekanisme perlindungan
darah untuk menghentikan perdarahan, trombosit berkumpul pada daerah yang mengalami perdarahan
dan mengalami pengaktifan. Setelah mengalami pengaktivan, trombosit akan melekat satu sama lain
dan menggumpal untuk membentuk sumbatan yang membantu menutup pembuluh darah dan
menghentikan perdarahan. Pada saat yang sama, trombosit melepaskan bahan yang membantu
mempermudah pembekuan (Junquiera dkk, 1999).
Suatu antigen itu sangat spesifik untuk antigen tertentu. Terbentuknya antibodi demikian itu tergantung
dari masuknya antigen asing. Selain dengan cara demikian, antibodi itu tidak akan dibentuk. Sistem
demikian itu merupakan dasar dari imunisasi maupun untuk reaksi alergi. Sebaliknya ada pula antibodi
yang dibentuk secara alamiah didalam darah, meskipun antigen yang bersangkutan tidak ada. Antibodi
alamiah inilah yang mengambil peranan dalam golongan darah manusia, terutama dalam golongan
darah A, B, AB, dan O yang amat penting.(Ganong, 2005).
III. METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 19 Maret 2011 pukul 13.30 WITA sampai selesai dan
bertempat di Laboratorium Fisiologi Fakultas MIPA Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi tenggara.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Table 1.
3 Kaca penutup Untuk menutup media yang akan diamati agar tidak bergeser dari tempatnya
NO Bahan Fungsi
C. Prosedur Kerja
Menambahkan 3-5 tetes darah dalam tabung uji yang berisi 2 ml NaCl 0,9%
Melakukan langkah 1 pada tabung uji ketiga yang berisi 2ml NaCl 0,3%
Membandingkan kecerahan dari ketiga larutan dalam tabung tersebut dengan mengamatinya dengan
belakang kertas putih
Mengambil sampel larutan sampel larutan dari masing-masing tabung uji dengan pipet, meneteskan
masing-masing pada tabung kaca objek yang bersih, tutup dengan kaca penutup dan mengamatinya
dengan perbesaran tinggi
Menggambar penampakan sel darah pada ketiga preparat yang telah diamati
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
NO Bahan
Warna
Gambar
B. Pembahasan
Hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena meningkatnya kecepatan destruksi eritrosit. Umur
eritrosit rata-rata 120 hari. Pada anemia hemolitik eritrosit hanya bertahan untuk beberapa
hari.Penyebab anemia hemolitik dapat disebabkan oleh 2 faktor yang berbeda yaitu faktor intrinsik &
faktor ekstrinsik. Faktor intrinsic yaitu kelainan yang terjadi pada sel eritrosit. Kelainan karena faktor ini
dibagi menjadi tiga macam yaitu karena kekurangan bahan baku pembuat eritrosit, karena kelainan
eritrosit yang bersifat kongenital contohnya thalasemia & sferosis congenital, dan abnormalitas dari
enzim dalam eritrosit. Faktor ekstrinsik yaitu kelainan yang terjadi karena hal-hal diluar eritrosit. Dapat
terjadi akibat reaksi non imunitas : karena bahan kimia / obat, akibat reaksi imunitas : karena eritrosit
yang dibunuh oleh antibodi yang dibentuk oleh tubuh sendiri. Tanda terjadinya hemolisis yaitu terjadi
penghancuran eritrosit yang berlebihan akan menunjukan tanda-tanda yang khas yaitu:
Pada praktikum kali ini yang diamati adalah proses hemolisis dan krenasi yang terdapat di dalam sel
darah merah atau eritrosit. Pada tabung pertama yang telah di isi dengan larutan NaCl 0,9% sebanyak 2
ml dan beberapa tetes darah memperlihatkan warna merah/coklat keruh dengan penampakan
eritrositnya yang memperlihatkan bentuk bikonkaf, bentuk umum dari sebuah eritrosit. Hal ini
menunjukkan eritrosit pada perlakuan ini tidak berubah sama sekali setelah diberi perlakuan disebabkan
larutan didalam dan diluar sel sama yaitu 0,9% .
Pada tabung ke dua yang telah di isi dengan larutan NaCl 3% dan beberapa tetes darah memperlihatkan
warna merah kecoklatan dengan penampakan eritrositnya yang mengkerut. Hal ini menunjukkan bahwa
eritrosit dalam perlakuan kali ini mengalami proses krenasi yang disebabkan oleh larutan di luar eritrosit
bersifat hypertonik, yang memaksa sitoplasma di dalam sel tertarik keluar karena perbedaan tekanan
osmosis di dalam dan di luar eritrosit. Hal yang sama juga akan terjadi kika darah didedahakan pada
larutan gula 10%, eritrosit akan mengkerut karena kekurangan air sehinnga menyebabkan warna darah
menjadi merah pekat/kecoklatan.
Pada tabung ke tiga yang telah di isi aquades dan beberapa tetes darah memperlihatkan warna merah
transparan dengan penampakn eritrositnya yang bengkak. Hal ini menunjukkan bahwa eritrosit dalam
perlakuan kali ini mengalami proses hemolisis yang disebabkan oleh larutan di luar eritrosit bersifat
hipotonis sehingga larutan di luar sel menembus membran plasma eritosit yang berada dalam kondisi
yang hipertonis menyebabkan eritrosit membengkak kemuadian pecah(lisis). Kejadian ini berlangsung di
sebabkan eritrosit dalam suatu mahluk hidup selalu berusaha berada dalam kondisi yang
homeostasis(seimbang), sehingga mendorong sel untuk melakukan transport antar membran.
Hemolisis juga dapat berlangsung oleh hal-hal lain, misalnya oleh deterjen, bisa ular atau plasma yang
berbeda spesies. Selain itu setiap eritrosit memiliki kepekaan yang berbeda-bed untuk menjadi
hemolisis. Dengan kata lain eritrosit memiliki sifat fragilitas tertentu. Fragilitas ini dapat berubah karena
penyakit tertentu.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Krenasi terjadi pada larutan NaCl 0,9 % dan hemolisis terjadi pada
Larutan 3%.
Saran yang dapat saya ajukan adalah agar lebih mengefisiensikan waktu lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Junqueira, L. C., J. Carneiro, R. O. Keley, 1999, Basic Histology, Appleton and Lange, London.
Share this:
Terkait
Mei 9, 2012
Mei 9, 2012
Mei 9, 2012
Berikan Komentar
Armadibioz
Kembali ke atas
Iklan