Anda di halaman 1dari 5

Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau

selaput lender, Bahan obatnya larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang

cocok (FI ed III).

Komposisi dasar salep

a.       Dasar salep hidrokarbon yaitu :

a.       Vaselin putih atau vaselin kuning

b.      Campuran vaselin yaitu malam putih dan malam kuning

c.       Parafin cair dan Parafin padat

d.      Minyak tumbuh-tumbuhan

e.       Jelene

b.      Dasar serap salep yaitu dapat menyerap air yang terdiri :

a.       Adeps lanae

b.      Unguentum simpleks

c.       Hidrofilic fetrolerlum

c.       Dasar salep dapat diolesi dengan air, yaitu terdiri atas :

a.       Dasar salep emulsi MIA seperti vanishing cream

b.      Emulsifying quitment B.P

c.      Hydrophilic quitment dibuat dari minyak mineral, stearyalcohol mayri (emulgator

tipe M/A)

d.      Dasar salep yang dapat larut dalam air antara lain PGA atau campuran PEG

a.       Polyethaleneggropl quitment USP

b.      Ciagacant

c.       PGA (Anief, 2008)


Cara pembuatan salep (Anief, 2008)

Aturan umum ialah :

1.     Zat yang dapat larut dalam dasar salep, dilarutkan bila perlu dengan pemanasan

rendah

2.      Zat yang tidak cukup larut dalam dasar salep, lebih dulu diserbuk dan diayak dengan

derajat ayakan no. 100

3.     Zat yang mudah larut dalam air dan stabil, serta dasar salep mampu

mendukung/menyerap air tersebut, dilarutkan dulu dalam air yang tersedia, setelah itu

ditambahkan bagian dasar salep yang lain

4.     Bila dasar salep dibuat dengan peleburan, maka campuran tersebut harus diaduk

sampai dingin

Salep harus homogeny dan ditentukan dengan cara salep dioleskan pada

sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan

yang homogen.

§  Pembuatan Salep

Baik adalam ukuran besar maupun kecil, salep dibuat dengan dua metode umum,

yaitu :

o   Pencampuran

Dalam metode pencampuran, komponen dari salep dicampur bersama-sama

dengan segala cara sampai sediaan yang rata tercapai. Pada sekala kecil seperti resep

yang dibuat tanpa persiapan, ahli farmasi dapat mencampur komponen-komponen dari

salep dalam lumpang dengan sebuah alu atau dapat juga menggunakan sudip dan
lempeng salep (gelas yang besar atau porselen) untuk menggerus bahan bersama-

sama. Beberapa lempeng salep dari gelas adalah gelas penggiling, supaya dapat lebih

hancur pada proses penggerusan.

o   Peleburan

Dengan metode peleburan, semua atau beberapa komponen dari salep

dicampurkan dengan melebur bersama dan didinginkan dengn pengadukan yang

konsten sampai mengental. Komponen-komponen yang tidak dicairkan biasanya

ditambahkan pada campuran yang telah mengental setelah didinginkan dan diaduk.

Tentu saja bahan-bahan yang mudah menguap ditambahkan terakhir bila temperature

dari campuran telah cukup rendah tidak meyebabkan penguraian atau penguapan dari

komponen. Banyak bahan-bahan ditambahkan pada campuran yang membeku dalam

bentuk larutan, yang lain penambahan sebagai serbuk yang tidak larut, biasanya

digerus dengan sebagian dasar salep. Dalam skala kecil proses peleburan dapat

dilakukan pada cawan porselen atau gelas beker; pada skla besar umumnya

dilaksanakan hetel uap berjaket; sesaat setelah membeku; salep dimasukkan melalui

gilingan salep (dalam pabrik skala besar) atau digosok-gosokan dengan lumpang (pada

pembuatan skala kecil) untuk memastikan homogenitasnya.

o   Pengawetan Salep

Sering memerlukan penambahan pengawet kimia sebagai antimikroba pada

formulasi untuk mencegah prtumbuhan mikroorganisme yang terkontaminasi.

Pengawet-pengawet ini termasuk hidroksibenzoat, fenol-fenol , asam benzoat, asam

sorbet, garam ammonium kuartener, dan campuran lainnya.

                                                                                                           (Ansel, 1989)
Pengemasan Salep

Salep biasanya dikemas baik dalam botol atau dalam tube, botol dapat dibuat

darigelas tidak bewarna, warna hijau, amber atau biru atau buram dan porselen putih.

Botolplastik juga dapat digunakan. Wadah dari gelas buram dan berwarna berguna

untuk salepyang mengandung obat yang peka terhadap cahaya. Tube dibuat dari

kaleng atau plastik,beberapa diantaranya diberi tambahan kemasan dengan alat bantu

khusus bila salep akandigunakan untuk dipakai melalui rektum, mata, vagina, telinga,

atau hidung.

Tube umumnya diisi dengan bertekanan alat pengisi dari bagian ujung belakang

yang terbuka (ujung yang berlawanan dari ujung tutup) dari tube yang kemudian ditutup

dengan disegel. Tube salep untuk pemakaian topikal lebih sering dari ukuran 5 sampai

30 gr.Botol salep dapat diisi dalam skala kecil oleh seorang ahli farmasi dengan

mengemassejumlah salep yang sudah ditimbang kedalam botol dengan memakai

spatula yangfleksibel dan menekannya kebawah, sejajar melalui tepi botol guna

menghindarikemungkinan terperangkapnya udara didalam botol. Salep dalam tube

lebih luas pemakaiannya daripada botol, disebabkan lebih mudah dan menyenangkan digunakan

olehpasien dan tidak mudah menimbulkan keracunan. Pengisian dalam tube juga

mengurangiterkena udara dan menghindari kontaminasi dari mikroba yang potensial,

oleh karena ituakan lebih stabil dan dapat tahan lama pada pemakaian dibandingkan

dengan salep dalambotol. Kebanyakan salep harus disimpan pada temperatur dibawah

30ºC untuk mencegahmelembek apalagi dasar salepnya bersifat dapat mencair.


Stabilitas sediaan salep

a.Uji organoleptik

Uji organoleptik dilakukan untuk melihat tampilan fisik sediaan dengan cara melakukan

pengamatan terhadap bentuk, warna dan bau dari sediaan yang telah dibuat.

b.Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah sediaan yang telah dibuat homogen

atau tidak.Caranya, salep dioleskan pada kaca transparan dimana sediaan diambil 3

bagian yaitu atas, tengah dan bawah.Homogenitas ditunjukkan dengan tidakadanya

butiran kasar pada sediaan salep.

c.Uji pengukuran pH

Uji pH dilakukan untuk melihat tingkat keasaman sediaan salep untuk menjamin

sediaan salep tidak menyebabkan iritasi pada kulit. pH sediaan salep diukur dengan

menggunakan stik pH universal atau indikator pH. Stik pH universal dicelupkan ke

dalam sampel salep yang telah diencerkan, diamkan beberapa saat dan hasilnya

disesuaikan dengan standar pH universal. pH sediaan yang memenuhi kriteria pH kulit

yaitu dalam interval 4,5–6,5.

Anief, Muhamad. 2008. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press : Yogyakarta.
Syamsuni, 2005, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, EGC Penerbit Buku
Kedokteran, Jakarta.
Ansel, H C. 1989.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi 4. Jakarta: UI Press.

Anda mungkin juga menyukai