Anda di halaman 1dari 2

1.

Proses pembelahan dan pembentukan morula pada telur ayam adalah sebagai berikut:

Telur ayam termasuk tipe telolecithal berat vitelus (lecith atau yolk) begitu banyak sehingga
bioplasma tinggal hanya sebagai bangunan berbentuk cawan (diskus) pada kutub animalis atau di
atas permukaan yolk. Dapat dikatakan hampir seluruh besarnya telur terisi oleh deutoplasma (lecith
yolk kuning telur). Sebagai akibatnya, pembelahan hanya terjadi pada daerah bioplasma saja dan
daerah deutoplasma sama sekali tidak tersegmentasi. Dengan demikian tampak bahwa, alur
segmentasi pada telur tipe ini seperti tidak membelah, tetapi hanya sebagai guratan-guratan pada
permukaan telur.

Urut-urutan pembentukan alur pembelahan segmentasi sama dengan yang terjadi pada telur
amphioxus ataupun telur katak. Alur pembelahan pertama meridional, alur pembelahan kedua
meridional juga yang tegak lurus alur pembelahan segmentasi pertama. Alur pembelahan ketiga
latitudinal tegak lurus alur pembelahan kesatu dan kedua. Alur pembelahan keempat meridional dan
alur pembelahan kelima latitudinal. Tetapi karena alur pembelahan hanya terjadi pada diskus
blastoderma yang berada di permukaan telur, maka penampakan sebagai meridional dan latitudinal
tidak tampak jelas. Setelah pembelahan kelima selesai, embrio tersusun dari 32 sel dan disebut juga
morula, meskipun bentuknya tidak lagi seperti untaian buah morus. Seperti halnya pada embrio
amphioxus dan embrio katak, setelah pembelahan segmentasi kelima, alur pembelahan segmentasi
selanjutnya tidak teratur lagi dan sulit diikuti. Telur ayam ini tipe pembelahannya meroblastik
diskoidal, akibatnya keseluruhan bulatan telur tidak ikut membelah atau tersentuh oleh alur
pembelahan segmentasi. Penampakan alur-alur pembelahan yang terjadi tidak seperti yang nampak
atau dapat digambarkan amphioxus dan telur amphibia. Bidang telur yang membelah pada telur
ayam ini hanya blastoderma saja, yang berupa suatu lempeng sel. Blastoderma ini tersegmentasi
dalam bentuk gambaran lempeng mendatar. Tidak seperti embrio-embrio yang lain, gambaran
embrio ayam diperoleh hanya dengan menggambar bagian diskus embrional (blastoderma) dari
tampak atas. Bagian yang lainnya tidak begitu perlu digambar karena tidak terkena oleh alur
pembelahan sama sekali. Kalau pada telur isolecithal dan telur telolecithal ringan, morula berbentuk
seperti untaian buah arbei (morus), maka pada telur tipe telolecithal berat, morula hanya berbentuk
suatu lempeng sel yang terapung di atas yolk (lecith).

2. Tahapan perubahan pada morulasi, blastulasi, dan gastrulasi adalah sebagai berikut:

Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus.
Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Morulasi yaitu proses terbentuknya
morula. PadaPada fase ini zigot mengalami pembelahan. Pembelahan sel dimulai dari satu menjadi
dua, dua menjadi empat, dan seterusnya. Pada saat pembelahan sel terjadi pembelahan yang tidak
bersamaan. Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang memiliki kutub fungsional atau
kutub hewan (animal pole) dan kutub vegetatif (vegetal pole). Antara dua kutub ini dibatasi oleh
daerah sabit kelabu (grey crescent).setelah pembelahan terjadi pada bagian vertikal, kemudian
dilanjutkan dengan bagian horizontal yang membelah secara aktif sampai terbentuk 8 sel.
Pembelahan sel berlanjut sampai terbentuk 16-64 sel. Embrio yang terdiri dari 16-64 sel.

Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula
ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan.
Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu proses
terbentuknya blastula. PadaPada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub
yang dibentuk pada fase moruta. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub tersebut berbeda. Pada
kutub fungsional terdapat sitoplasma yang lebih sedikit dibandingkan dengan kutub vegetatif.
Konsentrasi sitoplasma yang berbeda menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan hewan
selanjutnya. Pada fase ini kutub fungsional dan kutub vegetatif telah selesai dibentuk. Hal ini
ditandai dengan dibentuknya rongga di antara kedua kutub yang berisi cairan blastosol. Setelah fase
blastula selesai ditanjutkan dengan fase gastrula.

Pertumbuahan yang mengiringi tingkat blastula adalah gastrulasi atau penggastrulan, dan embrio
yang terjadi disebut dalam tingkat gastrula. Pada tingkat ini terjadi proses dinmisasi daerah- daerah
bakal membentuk alat pada blastula, diatur dideretan sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh
spesies bersangkutan. Gastrulasi bervariasi di berbagai filum. Pada blastula terbentuk dua lapis
benih: epiblast (sebagian besar bakal jadi ectoderm), dan hypoblast (bakal jadi endoderm). Pada
gastrula dua lapis benih itu menjadi tiga lapis : ectoderm, endoderm dan mesoderm. Dalam proses
gastrulasi terjdi pembelahan dan perbanyakan sel terjadi pula gerakan sel dalam usaha mengatur
dan menderetkan mereka sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh individu, dari spesies
bersangkutan

Anda mungkin juga menyukai