- Latar belakang
Diare sampai saat ini masih menjadi salah satu penyebab utama kesakitan dan
kematian hampir di seluruh daerah geografis di dunia yang dapat menyerang semua
kelompok usia, tetapi kesakitan dan kematian yang paling tinggi terjadi adalah pada usia
bayi dan anak balita. Angka kematian yang dirilis UNICEF bulan agustus 2012 lalu
menunjukkan bahwa secara global sekitar 2.000 anak di bawah usia lima tahun
meninggal setiap hari akibat penyakit diare. Dari jumlah tersebut sebagian besar atau
sekitar 1.800 anak perhari meninggal karena penyakit diare karena kurangnya air bersih,
sanitasi dan kebersihan dasar. Salah satu faktor berpengaruh dalam kejadian diare
adalah Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Beberapa hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada hubungan antara praktik mencuci tangan sebelum makan, praktik mencuci
tangan setelah BAB, praktik mengelola makanan, kepemilikan jamban, kondisi SPAL dan
kualitas air bersih dengan kejadian diare pada balita.
- Masalah
Diare selalu masuk dalam peringkat 10 besar penyakit yang selalu ada tiap tahunnya.
Kurangnya penanganan yang tepat serta buruknya perilaku kesehatan masyarakat
diduga menjadi penyebabkan angka kejadian diare yang terus meningkat. Penerapan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus dimulai dari unit terkecil masyarakat yaitu
PHBS di rumah tangga sebagai upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan
aktif dalam gerakan atau kegiatan kesehatan di masyarakat. Oleh karena itu diperlukan
edukasi yang tepat agar dapat mencegah penyakit diare di masyarakat dengan
melakukan PHBS di rumah tangga.
- Pelaksanaan
Kegiatan penyuluhan Edukasi dan Penerapan PHBS Dalam Upaya Mencegah Penyakit
Diare di Masyarakat Petang II ini dilakukan di Posyandu Balita Balai Banjar Bon pada
pukul 08.00 - 09.00 WITA dengan mengundang beberapa masyarakat di banjar tersebut.
Penyuluhan dilakukan dengan menggunakan pamflet dan mempraktek kan langsung
cara mencuci tangan yang benar.
- Intervensi
PHBS dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengetahuan.
Pengetahuan sangat berkaitan dalam upaya memperbaiki perilaku. Meningkatnya
pengetahuan akan memberikan hasil yang cukup berarti untuk memperbaiki perilaku.
Pengetahuan merupakan inti yang sangat penting bagi terbentuknya perilaku, karena
perilaku yang didasari pengetahuan akan bertahan lebih lama daripada perilaku yang
tidak didasari pengetahuan. Oleh karena itu dilakukan penyuluhan dengan
menggunakan media pamflet dan melakukan praktek langsung cara mencuci tangan
yang benar.
- Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan setelah penyampaian materi selesai yang dinilai dari
beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi antusiasme peserta dalam sesi tanya
jawab serta kemampuan peserta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
pemberi materi. Kedua hal tersebut diharapkan mencerminkan adanya peningkatan
pengetahuan masyarakat mengenai PHBS dalam upaya mencegah penyakit diare.
- Masalah
Tujuan dari etika batuk dan bersin adalah untuk mencegah penyebaran suatu penyakit
secara luas melalui udara bebas (Droplets) dan membuat kenyamanan pada orang di
sekitarnya. Droplets tersebut dapat mengandung kuman infeksius yang berpotensi
menular ke orang lain disekitarnya melalui udara pernafasan. Penularan penyakit
melalui media udara pernafasan disebut air borne disease. Maka dari itu penting untuk
menerapkan etika batuk dan bersin agar dapat mencegah penularan penyakit melalui
droplet yg keluar saat batuk atau bersin.
- Pelaksanaan
Kegiatan penyuluhan Etika Batuk dan Bersin ini dilakukan di Posyandu Lansia Banjar Bon
pada pukul 08.00 - 09.00 WITA dengan mengundang beberapa masyarakat di banjar
tersebut. Penyuluhan dilakukan dengan menggunakan pamflet.
- Intervensi
Kegiatan penyuluhan Etika Batuk dan Bersin dilakukan dengan menggunakan media
pamflet dan mempraktekan langsung etika batuk dan bersin.
- Masalah
Tujuan dari etika batuk dan bersin adalah untuk mencegah penyebaran suatu penyakit
secara luas melalui udara bebas (Droplets) dan membuat kenyamanan pada orang di
sekitarnya. Droplets tersebut dapat mengandung kuman infeksius yang berpotensi
menular ke orang lain disekitarnya melalui udara pernafasan. Penularan penyakit
melalui media udara pernafasan disebut air borne disease. Maka dari itu penting untuk
menerapkan etika batuk dan bersin agar dapat mencegah penularan penyakit melalui
droplet yg keluar saat batuk atau bersin.
- Pelaksanaan
Kegiatan penyuluhan Etika Batuk dan Bersin ini dilakukan di Posyandu Lansia Banjar Bon
pada pukul 08.00 - 09.00 WITA dengan mengundang beberapa masyarakat di banjar
tersebut. Penyuluhan dilakukan dengan menggunakan pamflet.
- Intervensi
Kegiatan penyuluhan Etika Batuk dan Bersin dilakukan dengan menggunakan media
pamflet dan mempraktekan langsung etika batuk dan bersin.
F2 Kesling
1. Pemberantasan jentik nyamuk
2. .
3. .
4. .
5. .
F3 KIA KB:
1. Pemberian ASI Eksklusif
2. Pemerian IMD
3. Edukasi pilihan kontrasepsi
4. Pemberian Obat cacing
5. Pemberian vit A
1. .
2. .
3. .
4. .
5. .